Pembimbing :
dr. Rini Rianti,. Sp.KJ
dr. Hermansyah Suwarno,. Sp.KJ
● Ciri khas gangguan adalah mengurangi berat badan dengan sengaja, dipacu dan atau dipertahankan oleh
penderita.
● Untuk suatu diagnosis yang pasti, dibutuhkan semua hal- hal seperti dibawah ini:
a) Berat badan tetap dipertahankan 15 % dibawah seharusnya (baik yang berkurang maupun yang tak pernah
dicapai), atau "Quetelet's body-mass index" adalah 17,5 atau kurang (Quetelet's body-mass index = berat [kg] /
tinggi [m]² ). Pada penderita pra-pubertas bisa saja gagal mencapai berat badan yang diharapkan selama periode
pertumbuhan.
b) Berkurangnya berat badan dilakukan sendiri dengan menghindarkan makanan yang mengandung lemak dan
salah satu atau lebih dari hal-hal yang berikut yang ini:
merangsang muntah oleh diri sendiri;
menggunakan pencahar (urus-urus);
olah raga berlebihan;
memakai obat penekan nafsu makan dan / atau diuretika.
F50.0 Anoreksia Nervosa
Pedoman Diagnostik
c) Terdapat distorsi "body-image" dalam bentuk psikopatologi yang spesifik dimana ketakutan gemuk
terus menerus menyerang penderita, penilaian yang berlebihan terhadap berat badan yang rendah.
d) Adanya gangguan endokrin yang meluas, melibatkan "hypothalamic-pituitary-gonadal axis",
dengan manifestasi pada wanita sebagai amenore dan pada pria sebagai kehilangan minat dan
potensi seksual. (Suatu kekecualian adalah pendarahan vagina yang menetap pada wanita yang
anoreksia yang menerima terapi hormon, umumnya dalam bentuk pil kontrasepsi). Juga dapat terjadi
kenaikan hormon pertumbuhan, naiknya kadar kortisol, perubahan metabolisme periferal dari
hormon tiroid, dan sekresi insulin abnormal.
e) Jika onset terjadinya pada masa pra-pubertas, perkembangan pubertas tertunda, atau dapat juga
tertahan (pertumbuhan berhenti, pada anak perempun buah dadanya tidak berkembang dan terdapat
amenore primer; pada anak laki- laki genitalnya tetap kecil). Pada penyembuhan, pubertas kembali
normal, tetapi "menarche" terlambat.
Diagnosis Banding :
Kehilangan nafsu makan organik (R63.0)
Kehilangan nafsu makan psikogenik (F50.8)
F50.1 Anoreksia Nervosa Tak Khas
• Diagnosis ini digunakan untuk penderita yang tidak menunjukan satu atau lebih gambaran utama (key features) dari
anoreksia nervosa (F50.0), seperti amenore atau kehilangan berat badan, tetapi masih ada gambaran klinis yang agak khas.
• Penderita yang menunjukkan semua gejala utama (key symptoms), tetapi pada derajat yang ringan, juga masuk dalam
kategori ini.
• Diagnosis ini digunakan untuk penderita yang tidak menunjukan satu atau lebih gambaran utama (key
features) dari bulimia nervosa (F50.2), tetapi masih ada gambaran klinis yang agak khas.
• Umumnya hal ini ditujukan pada orang yang mempunyai berat badan normal atau berlebihan, tetapi
mengalami periode khas kebanyakan makan yang diikuti dengan muntah atau memakai pencahar
• Makan berlebihan sebagai reaksi terhadap hal-hal yang membuat stres (emotionally distressing
events), sehingga menimbulkan "obesitas reaktif", terutama pada individu dengan predisposisi
untuk bertambah berat badan.
• Obesitas sebagai penyebab timbulnya berbagai gangguan psikologis tidak termasuk disini
(obesitas dapat menyebabkan seseorang menjadi sensitif terhadap penampilannya dan
meningkatkan kurang percaya diri dalam hubungan interpersonal).
• Obesitas sebagai efek samping penggunaan obat-obatan (neuro leptika, antidepresan, dll) juga
tidak termasuk disini.
F50.5 Muntah Yang Berhubungan dengan Gangguan Psikologis Lainnya
• Selain merangsang muntah oleh diri sendiri pada bulimia nervosa, muntah
berulang dapat juga terjadi pada Gangguan Disosiatif (F44.-), Gangguan
Hipokondrik (F45.2) dimana muntah merupakan salah satu dari beberapa
gejala-gejala fisik. Ini didiagnosis sesuai dengan gangguan utamanya.
• Diagnosis ini termasuk: hiperemesis gravidarum psikogenik, muntah psikogenik.
• Gambaran klinis dibawah ini adalah esensial untuk diag- nosis pasti:
a) gejala yang utama adalah satu atau lebih episode bangun dari tempat tidur, biasanya pada
sepertiga awal tidur malam, dan terus berjalan-jalan; (kesadaran berubah)
b) selama satu episode, individu menunjukkan wajah bengong (blank, staring face), relatif
tak memberi respons terhadap upaya orang lain untuk mempengaruhi keadaan atau untuk
berkomunikasi dengan penderita, dan hanya dapat disadarkan/dibangunkan dari tidurnya
dengan susah payah.
c) pada waktu sadar/bangun (setelah satu episode atau besok paginya), individu tidak ingat
apa yang terjadi;
d) dalam kurun waktu beberapa menit setelah bangun dari episode tersebut, tidak ada
gangguan aktivitas mental, walaupun dapat dimulai dengan sedikit bingung dan
disorientasi dalam waktu singkat.
e) tidak ada bukti adanya gangguan mental organik.
• Somnambulisme harus dibedakan dari serangan Epilepsi Psikomotor dan Fugue Disosiatif
(F44.1).
F51.4 Teror Tidur (Night Terrors)
Pedoman Diagnostik
• Gambaran klinis dibawah ini adalah esensial untuk diag- nosis pasti:
a) gejala utama adalah satu atau lebih episode bangun dari tidur, mulai dengan berteriak karena panik,
disertai anxietas yang hebat, seluruh tubuh bergetar, dan hiperaktivitas otonomik seperti jantung
berdebar-debar, napas cepat, pupil melebar, dan berkeringat;
b) episode ini dapat berulang, setiap episode lamanya berkisar 1 - 10 menit, dan biasanya terjadi pada
sepertiga awal tidur malam;
c) secara relatif tidak bereaksi terhadap berbagai upaya orang lain untuk mempengaruhi keadaan teror
tidurnya, dan kemudian dalam beberapa menit setelah bangun biasanya terjadi disorientasi dan gerakan-
gerakan berulang,
d) ingatan terhadap kejadian, kalaupun ada, sangat minimal (biasanya terbatas pada satu atau dua
bayangan-bayangan yang terpilah-pilah);
e) tidak ada bukti adanya gangguan mental organik.
• Teror tidur harus dibedakan dari Mimpi Buruk (F51.5), yang biasanya terjadi setiap saat dalam tidur,
mudah dibangunkan, dan teringat dengan jelas kejadiannya.
• Teror tidur dan somnambulisme sangat berhubungan erat, keduanya mempunyai karakteristik klinis dan
patofisiologis yang sama
F51.5 Mimpi Buruk (Nightmares)
Pedoman Diagnostik
• Gambaran klinis dibawah ini adalah esensial untuk diag- nosis pasti:
a) terbangun dari tidur malam atau tidur siang berkaitan dengan mimpi yang menakutkan.
yang dapat diingat kembali dengan rinci dan jelas (vivid), biasanya perihal ancaman
kelangsungan hidup, keamanan, atau harga diri; terbangunnya dapat terjadi kapan saja
selama periode tidur, tetapi yang khas adalah pada paruh kedua masa tidur;
b) setelah terbangun dari mimpi yang menakutkan, individu segera sadar penuh dan mampu
mengenali lingkungannya;
c) pengalaman mimpi itu, dan akibat dari tidur yang terganggu, menyebabkan penderitaan
cukup berat bagi individu.
• Sangat penting untuk membedakan Mimpi Buruk dāri Teror Tidur, dengan memperhatikan
gambaran klinis yang khas untuk masing-masing gangguan.
• Dispareunia adalah keadaan nyeri pada waktu hubungan seksual, dapat terjadi pada
wanita maupun pria.
• Diagnosis ini dibuat hanya bila tidak ada kelainan seksual primer lainnya (seperti
vaginismus atau keringnya vagina).
F53.0 Gangguan Mental dan Perilaku Ringan Yang Berhubungan dengan Masa Nifas YTK
termasuk: postpartum depression YTT
F53.1 Gangguan Mental dan Perilaku Berat Yang Berhubungan dengan Masa Nifas YTK
termasuk: psikosis masa nifas YTT
F53.8 Gangguan Mental dan Perilaku Lainnya' Yang Berhubungan dengan Masa Nifas YTK
F55.1 Pencahar
F55.2 Analgetika
F55.3 Antasida
F55.4 Vitamin
F55.6 Jamu
F55.9 YTT