Oleh :
Ryan Heri Gunawan 119810062
Pembimbing :
dr. Rini Rianti,. Sp.KJ
dr. Hermansyah Suwarno,. Sp.KJ
Ciri khas gangguan adalah mengurangi berat badan dengan sengaja, dipacu dan atau dipertahankan
oleh penderita.
Untuk suatu diagnosis yang pasti, dibutuhkan semua hal- hal seperti dibawah ini:
a) Berat badan tetap dipertahankan 15 % dibawah seharusnya (baik yang berkurang maupun yang
tak pernah dicapai), atau "Quetelet's body-mass index" adalah 17,5 atau kurang (Quetelet's body-
mass index = berat [kg] / tinggi [m]² ). Pada penderita pra-pubertas bisa saja gagal mencapai
berat badan yang diharapkan selama periode pertumbuhan.
b) Berkurangnya berat badan dilakukan sendiri dengan menghindarkan makanan yang mengandung
lemak dan salah satu atau lebih dari hal-hal yang berikut yang ini:
merangsang muntah oleh diri sendiri;
menggunakan pencahar (urus-urus);
olah raga berlebihan;
memakai obat penekan nafsu makan dan / atau diuretika.
F50.0 Anoreksia Nervosa
Pedoman Diagnostik
Diagnosis Banding :
Kehilangan nafsu makan organik (R63.0)
Kehilangan nafsu makan psikogenik (F50.8)
F50.1 Anoreksia Nervosa Tak
Khas
•Diagnosis ini digunakan untuk penderita yang tidak menunjukan satu atau lebih gambaran utama (key
features) dari anoreksia nervosa (F50.0), seperti amenore atau kehilangan berat badan, tetapi masih ada
gambaran klinis yang agak khas.
• Penderita yang menunjukkan semua gejala utama (key symptoms), tetapi pada derajat yang ringan, juga
masuk dalam kategori ini.
• Gambaran klinis dibawah ini adalah esensial untuk diag- nosis pasti:
a) gejala yang utama adalah satu atau lebih episode bangun dari tempat tidur,
biasanya pada sepertiga awal tidur malam, dan terus berjalan-jalan;
(kesadaran berubah)
b) selama satu episode, individu menunjukkan wajah bengong (blank, staring
face), relatif tak memberi respons terhadap upaya orang lain untuk
mempengaruhi keadaan atau untuk berkomunikasi dengan penderita, dan
hanya dapat disadarkan/dibangunkan dari tidurnya dengan susah payah.
c) pada waktu sadar/bangun (setelah satu episode atau besok paginya),
individu
tidak ingat apa yang terjadi;
d) dalam kurun waktu beberapa menit setelah bangun dari episode tersebut,
tidak ada gangguan aktivitas mental, walaupun dapat dimulai dengan sedikit
bingung dan disorientasi dalam waktu singkat.
e) tidak ada bukti adanya gangguan mental organik.
• Somnambulisme harus dibedakan dari serangan Epilepsi Psikomotor dan Fugue
Disosiatif (F44.1).
F51.4 Teror Tidur (Night Terrors)
Pedoman Diagnostik
• Gambaran klinis dibawah ini adalah esensial untuk diag- nosis pasti:
a) gejala utama adalah satu atau lebih episode bangun dari tidur, mulai dengan berteriak
karena panik, disertai anxietas yang hebat, seluruh tubuh bergetar, dan hiperaktivitas
otonomik seperti jantung berdebar-debar, napas cepat, pupil melebar, dan berkeringat;
b) episode ini dapat berulang, setiap episode lamanya berkisar 1 - 10 menit, dan biasanya
terjadi pada sepertiga awal tidur malam;
c) secara relatif tidak bereaksi terhadap berbagai upaya orang lain untuk mempengaruhi
keadaan teror tidurnya, dan kemudian dalam beberapa menit setelah bangun biasanya
terjadi disorientasi dan gerakan-gerakan berulang,
d) ingatan terhadap kejadian, kalaupun ada, sangat minimal (biasanya terbatas pada satu
atau dua bayangan-bayangan yang terpilah-pilah);
e) tidak ada bukti adanya gangguan mental organik.
• Teror tidur harus dibedakan dari Mimpi Buruk (F51.5), yang biasanya terjadi setiap saat dalam
tidur, mudah dibangunkan, dan teringat dengan jelas kejadiannya.
• Teror tidur dan somnambulisme sangat berhubungan erat, keduanya mempunyai karakteristik
klinis dan patofisiologis yang sama
F51.5 Mimpi Buruk
(Nightmares) Pedoman
Diagnostik
• Gambaran klinis dibawah ini adalah esensial untuk diag- nosis pasti:
a) terbangun dari tidur malam atau tidur siang berkaitan dengan mimpi yang
menakutkan. yang dapat diingat kembali dengan rinci dan jelas (vivid),
biasanya perihal ancaman kelangsungan hidup, keamanan, atau harga diri;
terbangunnya dapat terjadi kapan saja selama periode tidur, tetapi yang khas
adalah pada paruh kedua masa tidur;
b) setelah terbangun dari mimpi yang menakutkan, individu segera sadar penuh
dan mampu mengenali lingkungannya;
c) pengalaman mimpi itu, dan akibat dari tidur yang terganggu, menyebabkan
penderitaan cukup berat bagi individu.
• Sangat penting untuk membedakan Mimpi Buruk dāri Teror Tidur, dengan
memperhatikan gambaran klinis yang khas untuk masing-masing gangguan.
• Dispareunia adalah keadaan nyeri pada waktu hubungan seksual, dapat terjadi
pada wanita maupun pria.
• Diagnosis ini dibuat hanya bila tidak ada kelainan seksual primer lainnya
(seperti vaginismus atau keringnya vagina).
F53.0 Gangguan Mental dan Perilaku Ringan Yang Berhubungan dengan Masa Nifas YTK
termasuk: postpartum depression YTT
F53.1 Gangguan Mental dan Perilaku Berat Yang Berhubungan dengan Masa Nifas YTK
termasuk: psikosis masa nifas YTT
F53.8 Gangguan Mental dan Perilaku Lainnya' Yang Berhubungan dengan Masa Nifas
YTK
F55.2 Analgetika
F55.3 Antasida
F55.4 Vitamin
F55.5 Steroida
atau Hormon
F55.6 Jamu
F55.8 Zat
Lainnya Yang
Tidak
Menyebabkan
Ketergantungan
(misalnya
,
diuretika)
- Terimakasih -