Anda di halaman 1dari 6

DIAGNOSIS BANDING

Gangguan Somatoform

2.1. Pedoman Diagnostik Gangguan Somatoform3


Ciri utama gangguan ini adalah adanya keluhan-keluhan gejala fisik yang
berulang disertai dengan permintaan pemeriksaan medik, meskipun sudah berkali-
kali terbukti hasilnya negative dan kelainan yang menjadi dasar keluhan.

F45.0 Gangguan Somatisasi


PedomanDiagnostik
Diagnosis pasti memerlukan semua hal berikut:
a) Ada banyak keluhan-keluhan fisik yang bermacam-macam yang tidak
dapat dijelaskan atas dasar adanya kelainan fisik, yang sudah berlangsung
sedikitnya 2 tahun.
b) Tidak mau menerima nasehat atau penjelasan dari bebarapa dokter bahwa
tidak ada kelainan fisik yang dapat menjelaskan keluhannya.
c) Terdapat disabilitas dalam fungsinya dimasyarakat dan keluarga, yang
berkaitan dengan sifat keluha-keluhannya dan dampak dari prilakunya

F45.1 Gangguan Somatoform Tak Terinci


Pedoman Diagnostik:
a) Ada banyak keluhan-keluhan fisik yang bermacam-macam yang tidak
dapat dijelaskan atas dasar adanya kelainan fisik, yang sudah berlangsung
sedikitnya 2 tahun.
b) Tidak mau menerima nasehat atau penjelasan dari bebarapa dokter bahwa
tidak ada kelainan fisik yang dapat menjelaskan keluhannya.
c) Terdapat disabilitas dalam fungsinya dimasyarakat dan keluarga, yang
berkaitan dengan sifat keluha-keluhannya dan dampak dari prilakunya
F45.2 Gangguan Hipokondrik
Untuk diagnosis pasti, kedua hal ini harus ada:
a) Keyakinan yg menetap adanya sekurang-kurangnya satu penyakit fisik yg
serius yg melandasi keluhan-keluhannya, meskipun pemerikasaan yg
berulang-ulang tidak menunjang adanya alasan fisik yg memadai, ataupun
adanya peokupasi yg menetap kemungkinan deformitas atau perubahan
bentuk penampakan fisiknya ( tidak sampai waham);
b) Tidak mau menerima nasehat atau dukungan penjelasan dari bebearap
dokter bahwa tidak ditemukan penyakit atau abnormalitas fisik yg
melandasi keluhan.

F45.3 Disfungsi Otonomik Somatoform


Pedoman diagnostik
Diagnosis pasti, memerlukan semua hal berikut:
a) Adanya gejala-gejala bangkitan otonomik, seperti palpitasi, berkeringat,
tremor, muka panas/flushing, yg menetap dan mengganggu;
b) Gejala subjektif tambahan mengacu pada sistem atau orgab tertentu (gejala
tidak khas);
c) Preokupasi dengan dan penderitaan (disterss) mengenai kemungkinan
adanya gangguan yang serius (sering tidak begitu khas) dari sistem atau
organ tertentu, yg tidak terpengaruh oleh hasil pemeriksaan berulang,
maupun penjelasan dari para dokter;
d) Tidak terbukti adanya gangguan yg cukup berarti para struktur/fungsi dari
sistem atau organ yg dimaksud.

F45.4 Gangguan Nyeri Somatoform Menetap


Pedoman diagnostik
a) Keluhan utama adalah nyeri berat, menyiksa dan menetap, yang tidak
dapat dijelaskan sepenuhnya atas dasar proses fisiologik maupun adanya
gangguan fisik.

1
b) Nyeri timbul dalam hbungan dengan adanya konflik emosional atau
problem psikososial yg cukup jelas untuk dapat dijadikan alasan dalam
mempengaruhi terjadinya gangguan tersebut.
c) Dampaknya adalah meningkatnya perhatian dan dukungan, baik personal
maupun medis, untuk yang bersangkutan.

F45.8 Gangguan Somatoform lainnya


Pedoman diagnostik
Pada gangguan ini keluhan-keluhannya tidak melalui sistem saraf otonom,
dan terbatas secara spesifik pada bagian tubuh atau sistem tertentu. Ini
sangat berbeda dengan gangguan Somatisasi (F45.0) dan Gangguan
Somatoform Tak Terinci (F45.1) yg menunjukkan keluhan yg banyak dan
berganti-ganti
Tidak ada kaitan dengan adanya kerusakan jaringan.
Gangguan berikut juga dimasukkan dalam kelompok ini:
a) globus hystericus (perasaan ada benjolan di kerongkongan yg
menyebabkan disfagia) dan bentuk disfagia lainnya.
b) Tortikolis psikogenik, dan gangguan gerakan spasmodik lainnya
(kecuali sindrom Tourette);
c) Pruritus psikogenik;
d) Dismenore psikogenik;
e) teet grinding

F45.8 Gangguan Somatoform YTT

Gangguan Tidur
Gangguan tidur primer
Disomnia
a. Insomnia

2
Insomnia primer, didiagnosis jika tidur yang tidak bersifat menyegarkan,
atau kesulitan untuk memulai atau mempertahankan tidur, dan keluhan ini
berlangsung sedikitnya selama 1 bulan. Primer menggambarkan bahwa insomnia
ini bebas dari keluhan fisik dan psikologis. Pasien dengan insomnia primer
memiliki preokupasi mengenai tidur yang cukup.1
b. Hipersomnia primer
Hipersomnia primer, didiagnosis jika tidak ada penyebab lain yang
ditemukan untuk somnolen berlebihan yang terjadi sedikitnya 1 bulan. Pasien
tidak mengeluhkan kualitas tidur, rasa mengantuk di siang hari, kesulitan dengan
mood saat bangun, motivasi dan kinerja.2 gangguan ini dikatakan berulang jika
pasien memiliki rasa kantuk berlebihan yang berlangsung selama 3 hari dan
terjadi beberapa kali dalam saru tahun, paling sedikit selama 2 tahun.1
Terapi adalah dengan pemberian obat stimulant berupa amfetamin yang
diberikan pada pagi dan sore hari. Obat antidepresan non-sedasi berupa bupopiron
dan stimulant baru seperti modafinil.1
c. Narkolepsi
Narkolepsi terdiri dari rasa ngantuk di siang hari yang berlebihan serta
manifestasi tidur yang abnormal rem (rapid eye movement) yang terjadi setiap
hari selama 3 bulan. Serangan tidur ini khasnya terjadi 2 sampai 6 kali dalam
sehari yang berlangsung 10 hingga 20 menit. Sering terjadi pada saat yang tidak
tepat, pada saat makan, berbicara, menyetir atau berhubungan seksual. Tidur rem
mencakup halusinasi hipnagogik dan hipnopompik, katalepsi dan paralisis tidur.1,2
Gangguan ini merupakan kelainan mekanisme tidur, secara spesifik
terjadinya mekanisme penghambatan rem.2 narkolepsi bisa terjadi pada usia
berapapun tapi sering terjadi pada usia remaja dan dewasa muda, umumnya
kurang dari 30 tahun.1
Terapi adalah dengan tidak ada penyembuhan pada narkolepsi, tetapi
pengelolaan gejala mungkin dilakukan, sseperti dibiasakan untuk tidur siang pada
waktu yang teratur. Jika dibutuhkan, stimulant adalah obat yang lazim digunakan.
Penggunaan obat modafinil atau pengobatan menggunakan ssri (serotonin
selective reuptake inhibitors) juga sering diresepkan oleh pakar gangguan tidur.1

3
d. Gangguan tidur yang terkait dengan pernapasan
Gangguan pernapasan yang dapat terjadi pada saat tidur mencakup, apnea,
hipopnea dan desaturasi oksigen. Gangguan sistem pernapasan yang dapat
menyebabkan hipersomnia adalah apnea tidur dan hipoventilasi alveolar sentral.1

Gangguan Bipolar 2

4
5

Anda mungkin juga menyukai