Anda di halaman 1dari 19

Psikosomatik Disorder

Oleh : Elsa Puteri, Alif Bagus, Nisa Apriani

Preseptor : Shelly Iskandar,dr., Sp.KJ., MSi., PhD


Klasifikasi Gangguan Psikosomatik (DSM V)
1. Gangguan gejala somatic (Somatic Symptom Disorder)
2. Gangguan kecemasan terhadap penyakit (Illness Anxiety
Disorder)
3. Gangguan Konversi (Conversion Disorder)
4. Faktor psikologis yang mempengaruhi kondisi medis lain
5. Gangguan buatan (Factitious Disorder)
6. Gejala somatis spesifik lainnya (Other Specified Somatic
Symptom)
7. Gejala somatis yang tidak spesifik/tidak ditentukan (Unspecified
Somatic Symptom)
1. SOMATIC SYMPTOM DISORDER
Ciri utama : adanya keluhan-keluhan, gejala fisik yang berulang
ulang disertai dengan permintaan pemeriksaan medic, meskipun
sudah berkali kali terbukti hasilnya negative dan juga sudah
dijelaskan oleh dokter bahwa tidak ada kelainan yang mendasari
keluhannya.

Terjadi lebih dari sama dengan 6 bulan, dan biasanya


berhubungan dengan misinterpretasi gejala pada tubuh
Epidemiologi
Prevalensi pada orang dewasa 5 – 7%
Wanita lebih sering mengalami gangguan somatic dibandingkan laki-
laki
Etiologi
• Faktor psikososial
Gejala-gejala gangguan ini merupakan bentuk komunikasi sosial
yang bertujuan untuk menghindari kewajiban, mengekspresikan
emosi, dan menyimbolkan perasaan
• Faktor Biologis
Data genetik mengindikasikan transmisi genetik pada ggn.
Somatisasi
Kriteria Diagnosis DSM V
A. Terdapat satu atau lebih gejala yang menyusahkan atau
mengganggu secara signifikan dalam kehidupan sehari-hari
B. Pikiran, perasaan, atau perilaku yang berlebihan mengenai gejala
somatic atau masalah kesehatan yang berkaitan, dengan minimal
salah satu manifestasi berikut :
• Pikiran yang persisten dan tidak sesuai mengenai keseriusan
salah satu gejala
• Tingkat kecemasan yang sangat tinggi mengenai kesehatan
atau gejalayang dialami secara persisten
• Waktu dan tenaga berlebihan yang terpakai untuk gejala dan
masalah kesehatan tersebut
C. Meskipun gejala somatic mungkin tidak dirasakan terus-menerus,
keadaan simptomatik tetap ada. (pada umumnya lebih dari 6
bulan)
Gambaran Klinis
• Pasien merasa yakin dirinya memiliki penyakit serius yang belum terdeteksi,
dan tidak dapat diyakinkan sebaliknya.
• Pasien mempertahankan keyakinannya bahwa mereka memiliki penyakit
tertentu, atau seiring berjalannya waktu, dapat memindahkan keyakinannya
pada penyakit lain. Keyakinan tersebut bertahan tanpa menghiraukan hasil
pemeriksaan laboratorium negatif, merupakan perjalanan ringan dari penyakit
yang dinyatakan sepanjang waktu, dan dengan pengyakinan yang tepat dari
dokter.
• Hipokondriasis sering disertai depresi atau cemas dan biasanya koeksis
dengan gangguan depresi atau cemas.
Perjalanan Penyakit
• Pada individu yang berusia lebih tua, gejala somatic sangat sering
muncul dan harus fokus ke kriteria B dalam mendiagnosis.
Seringkali underdiagnosed karena mengira gejala somatic yang
dikeluhkan adalah bagian dari proses penuaan.
• Pada anak-anak gejala yang paling sering muncul adalah nyeri
perut, nyeri kepala, pusing dan mual.
Faktor Risiko dan Faktor Prognosis
• Temperamental : Temperamen negative menjadi salah satu faktor
risiko yg umum memunculkan gejala somatic. Komorbid berupa
cemas dan depresi seringkali terjadi dan memperparah gejala
• Lingkungan : Pendidikan rendah, status sosioekonomi rendah,
dan kehidupan yang penuh tekanan
• Faktor lainnya : fitur demografik (wanita, usia tua), riwayat
kejahatan seksual, penyakit kronis atau penyakit psikiatri (depresi,
cemas, panic), social stress
Diagnosis Banding
• Gangguan Kondisi Medis Umum
Hypochondriasis harus didiagnosa banding dengan gangguan nonpsikiatrik
lain, terutama yang menunjukkan gejala yang sulit didiagnosa seperti AIDS,
Endokrinopaty, Myastenia Gravis, Multiple Sclerosis, Penyakit Degeneratif
system saraf, SLE, dan Neoplasia.

• Gangguan Kecemasan terhadap Penyakit (Illness Anxiety Disorder)


Pada pasien dengan Illness anxiety disorder lebih sering merasa takut
memiliki penyakit tertentu daripada fokus terhadap banyak gejala. Pasien
dengan Illness Anxiety Disorder memiliki gejala yang lebih sedikit dibanding
pasien hipokondriasis.
• Gangguan Psikosomatik Lain
Gangguan Konversi bersifat akut, umumnya sementara, dan hanya disertai
gejala yang ringan. Gangguan Nyeri, juga bersifat kronis tetapi keluhan
hanya terbatas pada rasa nyeri saja. Pada Gangguan Dysmorfik, pasien
berharap dirinya normal, namun pada hypochondriosis pasien justru
mengungkapkan ketidaknormalannya agar mendapatkan perhatian dari
orang lain.

• Gangguan Mental Lainnya


Hipokondriasis dapat juga terjadi pada pasien dengan gangguan depresi
atau kecemasan. Pada Skizofrenia, waham hypochondrial bisa ditemukan
dan disertai oleh gejala psikotik lainnya
Penatalaksanaan
• Pasien umumnya menolak pengobatan psikiatri, kecuali difokuskan
pada pengurangan stres dan edukasi dalam menghadapi penyakit
kronis. Psikoterapi yang dilakukan seperti individual insight-
oriented psychotherapy, terapi perilaku, terapi kognitif, dan hipnotis
umumnya cukup membantu.
• Sebaiknya terapi dilakukan terjadwal dengan baik dan konsisten,
agar pasien tidak merasa diacuhkan.
• Prosedur diagnostik invasif dan prosedur terapeutik hanya
dilakukan atas indikasi.
• Farmakoterapi dilakukan jika ditemukan gangguan lain yang
mendasari dan responsif terhadap obat (seperti gangguan anxietas
atau depresi).
Menurut PPDGJ III
1. Gangguan Somatisasi
• Pedoman Diagnostik
a. Ada banyak keluhan-keluhan fisik yg bermacam macam yang
tidak dapat dijelaskan atas dasar adanya kelainan fisik, yang
sudah berlangsung sedikitnya 2 tahun
b. tidak mau menerima nasihat dari dokter bahwa tidak ada
kelainan fisik yang dapat menjelaskan keluhan-keluhannya
c. Terdapat disabilitas dalam fungsinya di masyarakat dan
keluarga yang berkaitan dengan sifat keluhan-keluhannya dan
dampak dari perilakunya
2. Gangguan somatoform tak terinci
• Pedoman diagnostik
a. keluhan fisik bersifat multipel, variatif, menetap, tapi gambaran
klinis yang khas dan lengkap dari gangguan somatisasi tidak
terpenuhi
b. kemungkinan ada ataupun tidak faktor penyebab psikologis
belum jelas, akan tetapi tidak boleh ada penyebab fisik dari
keluhan-keluhannya.
3. Gangguan Hipokondrik
• Untuk diagnosis pasti, 2 hal ini harus ada:
• Keyakinan yang menetap, sekurang-kurangnya 1 penyakit
fisik yg serius yg melandasi keluhan-keluhannya, meski
pemeriksaan fisik berulang-ulang tidak menunjang adanya
alasan fisik yang memadai, ataupun adanya preokupasi yang
menetap kemungkinan deformitas atau perubahan bentuk
penampakan fisiknya
• Tidak mau menerima nasihat dari beberapa dokter bahwa
tidak ada penyakit atau abnormalitas fisik yang mendasari
keluhan-keluhannya.
4. Disfungsi Otonomik Somatoform
• Diagnosis pasti memerlukan semua hal berikut:
a. Adanya gejala-gejaa berkaitan bangkitan otonomik, seperti
palpitasi, berkeringat, tremor, flushing face, menetap dan
mengganggu
b. Gejala subjektif tambahan mengacu pada sistem atau organ
tertentu
c. Preokupasi dan penderitaan mengenai kemungkinan adanya
gangguan yg serius dari sistem atau organ tertentu, yang
tidak terpengaruh oleh hasil pemeriksaan-pemeriksaan
berulang, maupun penjelasan-penjelasan dari para dokter
d. Tidak terbukti adanya ggn yang cukup berarti pada struktur
dari sistem atau organ yang dimaksud
5. Gangguan Nyeri Somatoform Menetap
a. Keluhan utama : nyeri berat, menyiksa, dan menetap, tidak
dapat dijelaskan sepenuhnya atas dasar proses fisiologis
amupun adanya ggn fisik
b. Nyeri timbul dalam hubungan adanya konflik emosional atau
problem psikososial yg cukup jelas untuk dapat dijadikan
alasana dalam mempengaruhi terjadinya ggn tersebut
c. Dampaknya: meningkatnya perhatian dan dukungan baik
personal maupun medis untuk yang bersangkutan
6. Gangguan somatoform lainnya
a. Pada gangguan ini keluhan-keluhannya tidak melalui sistem
saraf otonom dan terbatas secara spesifik pada bagian tubuh
atau sistem tertentu
b. Tidak ada kaitannya dengan kerusakan jaringan
c. Gangguan-gangguan berikut juga dimasukkan dalam kelompok
ini:
- Globus hystericus (perasaan ada benjolan di kerongkongan yang
menyebabkan disfagia)
- Bentuk disfagia lainnya
- Tortikolis psikogenik
- Pruritus psikogenik
- Dismenor psikogenik
- Teeth grinding

Anda mungkin juga menyukai