KESEHATAN JIWA FORENSIK FORENSIC PSYCHIATRY

Oleh:

Dr. H. SUWONDO. SpKJ(K)

DEP. KESWA RSPAD GATOT SOEBROTO

PSIKIATRI KEHAKIMAN PSIKIATRI FORENSIK

PSYCHIATRY = PSIKIATRI = ILMU KEDOKTERAN JIWA MERUPAKAN SALAH SATU CABANG ILMU KEDOKTERAN YANG MEMPELAJARI SEGALA HAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN JIWA, DALAM HAL : PENGENALAN/DIAGNOSTIK PENGOBATAN/TERAPI KESWA REHABILITASI PREVENSI (PENCEGAHAN, PEMBINAAN, PENINGKATAN) PSIKIATRI FORENSIK BAGIAN PSIKIATRI YANG MEMPELAJARI ASPEK HUKUM GANGGUAN JIWA YANG MENUNJUKKAN PENYIMPANGAN SOSIAL, YAITU ORANG YANG TELAH MELANGGAR PERATURAN MASYARAKAT SEHINGGA PERILAKUNYA MENJADI MASALAH. OBJEK PSIKIATRI FORENSIK ORANG SEHAT ORANG SAKIT JIWA MASALAH PELANGGARAN HUKUM

Sbg TERTUDUH Sbg SAKSI Sbg KORBAN

CATATAN : PSIKIATER FIATER NEUROLOG PSIKOLOG

DOKTER SPESIALIS JIWA DOKTER SPESIALIS FISIK DOKTER SPESIALIS SYARAF SARJANA ILMU JIWA

ASPEK HUKUM DAN PSIKIATRI FORENSIK TINJAUAN SECARA UMUM DALAM KUHP (DULU-SEKARANG) TERDAPAT PERATURAN-2 YANG BERMAKSUD UNTUK MELINDUNGI PELANGGAR DARI TINDAKAN BALAS DENDAM YANG TIDAK WAJAR DARI PIHAK MASYARAKAT TERHADAP DIRI PELANGGAR BAGAIMANA JUGA AKHIRNYA HUKUMAN DIBENARKAN TERHADAP SESEORANG YANG DENGAN SATU ATAU LAIN HAL DINYATAKAN BERTANGGUNG JAWAB ATAS SESUATU KEJADIAN YANG MERUGIKAN KEAMANAN ATAU MORAL, ATAU KESELAMATAN ORANG LAIN DAN JUGA DIRINYA. MAKNA HUKUMAN 1. MELINDUNGI MASYARAKAT TERHADAP TINDAKAN-2 SELANJUTNYA DARI PELANGGAR 2. MENJADI TELADAN BAGI ORANG LAIN YANG CENDERUNG MELAKUKAN KEJAHATAN DAN MENCEGAH KEJAHATAN DENGAN ANCAMAN YANG EFEKTIF 3. MEMBAWA PELANGGAR PADA PENGERTIAN DAN RASA TANGGUNG JAWAB YANG LEBIH BAIK 4. MEMBERI RASA AMAN KEPADA MASYARAKAT DENGAN ADANYA ADMINISTRASI HUKUM YANG ADIL, KONSISTEN, WASPADA, BERTANGGUNG JAWAB (SANKSI HUKUM)

STATUS PENDERITA GANGGUAN JIWA DALAM LALIN HUKUM PASIEN

1. SBG TERTUDUH 2. SBG SAKSI

DOKTER
LEGAL AGENT (BUKAN MEDICAL AGENT)

YANG PERLU DIPERHATIKAN

1. KEADAAN TERPERIKSA SEBELUM KEJADIAN SELAMA KEJADIAN SESUDAH KEJADIAN

2.

SEJAK KAPAN GANGGUAN TERSEBUT DIDERITA 3. BAGAIMANA PERJALANAN GANGGUAN TSB TURUNAN AKUT KRONIS REAKTIF

4. APAKAH PERNAH/SEDANG DALAM PERAWATAN DOKTER SUDAH BERAPA LAMA DIRAWAT BERAPA KALI DIRAWAT 5. BAGAIMANA SIKAP KELUARGA TERHADAP GANGGUAN TERSEBUT
6. SUDAH BERAPA KALI MENCOBA / MELAKUKAN PERBUATAN SEPERTI

INI / YANG SEJENIS. 7. 8. APA YANG DILAKUKAN SETELAH KEJADIAN APAKAH TINDAKANNYA MERUPAKAN BAG / GEJALA PENYAKITNYA
9. APAKAH

PERBUATAN DALAM KEADAAN KESEMPATAN UNTUK BERBUAT LAIN 10.TAHUKAH DIA AKIBAT PERBUATANNYA

TERPAKSA,

ADAKAH

SEHAT (WHO) MELIPUTI JASMANI, ROHANI, SOSIAL, BUKAN HANYA KEADAAN YANG BEBAS DARI PENYAKIT, CACAT, KELEMAHAN SEHAT (UU RI NO 23 / 1992) KEADAAN SEJAHTERA BADAN, JIWA, SOSIAL, YANG MEMUNGKINKAN HIDUP PRODUKTIF SOS-EK. ( TNI: + MAMPU MELAKSANAKAN TUPOK INDIVIDU & KELOMPOK ) SEHAT JIWA (WHO) 1. DAPAT MENYESUAIKAN DIRI SECARA KONSTRUKTIF PADA KENYATAAN MESKIPUN HAL ITU TIDAK MENYENANGKAN BAGINYA 2. MEMPEROLEH KEPUASAN DARI HASIL KARYANYA 3. LEBIH PUAS MEMBERI DARIPADA MENERIMA 4. RELATIF BEBAS DARI KETEGANGAN & KECEWA 5. BERGHUBUNGAN DENGAN ORANG LAIN SALING TOLONG MENOLONG & SALING MEMUASKAN 6. MENERIMA KEKECEWAAN SEBAGAI PELAJARAN UNTUK MASA DEPAN 7. MENGARAHKAN RASA PERMUSUHAN KEPADA PENYELESAIAN YANG KREATIF DAN KONSTRUKTIF 8. MEMPUNYAI RASA KASIH SAYANG YANG BESAR

LINGKUP KEGIATAN PSIKIATRI FORENSIK V. ET. R PSIKIATRIKUM MERUPAKAN DOKUMEN YANG DIPERLUKAN UNTUK KEPENTINGAN HUKUM, YANG BERGUNA BAGI PETUGAS HUKUM UNTUK MENGAMBIL KEPUTUSAN. CARA PEMBUATAN V. ET. R 1. SETELAH PERSYARATAN ADMINISTRASI TERPENUHI DIOBSERVASI SELAMA WAKTU TERTENTU 2. ALLO ANAMNESA: DARI KELUARGA, PETUGAS, ATAU BAP 3. AUTO ANAMNESA 4. PEMERIKSAAN FISIK, FOTO KEPALA, EEG, CT.SCAN, dll 5. LABORATORIUM 6. EVALUASI PSIKOLOGIK 7. EVALUASI SOSIAL

V. ET. R PSIKIATRIKUM SELAMA OBSERVASI PERLU PENGAMAN & DIAWASI KEMUNGKINAN DENDAM UPAYA MENGHILANGKAN JEJAK, PUBLIKASI TENTAMEN SUICIDE / HOMICIDE BALAS

YANG BERHAK MENJADI PEMOHON VISUM ET REPERTUM PSYCHIATRICUM 1. PENYIDIK ( KUHAP PS. 120 ) 2. PENUNTUT UMUM DALAM HAL TINDAK PIDANA KHUSUS (KUHAP PS. 120, 284) 3. HAKIM PENGADILAN ( KUHAP PS. 120 AY.(1) ) 4. TERSANGKA / TERDAKWA VIA PEJABAT SESUAI DENGAN TINGKATAN PROSES PEMERIKSAAN ( KUHAP PS. 180 AY.1-4 ) 5. KORBAN / TERSANGKA VIA PEJABAT SESUAI DENGAN TINGKATAN PROSES PEMERIKSAAN ( KUHAP PS.65 ) 6. PENASIHAT HUKUM / PENGACARA VIA PEJABAT SESUAI DG TINGKATAN PROSES PEMERIKSAAN (KUHAP PS. 80 AY 1-2) 7. ATASAN LANGSUNG / KOMANDAN (BAGI ANGGOTA MILITER / PURN) YANG DAPAT/BOLEH/WAJIB MENERBITKAN VISUM ET REPERTUM PSYCHIATRICUM 1. DOKTER SPESIALIS JIWA (PSIKIATER) YANG BEKERJA PADA FASILITAS PERAWATAN JIWA YANG MEMENUHI SYARAT-2 MENURUT UU YANG BERLAKU LEMBAGA KHUSUS UNTUK PEMERIKSAAN DAN OBSERVASI TERSANGKA/TERDAKWA 2. DIDAERAH TERPENCIL YANG TIDAK ADA DOKTER AHLI JIWA OLEH DOKTER UMUM UNTUK KEPENTINGAN PENGADILAN DENGAN PENETAPAN SK. MENKES RI cq. SK KAKANWIL DEPKES RI, DOKTER UMUM TERSEBUT BEKERJA PADA FASILITAS PERAWATAN PASIEN YANG MEMENUHI PERSYARATAN UU ATAU DOKTER UMUM TERSEBUT BEKERJA PADA LEMBAGA KHUSUS UNTUK PEMERIKSAAN DAN OBSERVASI TERSANGKA/TERDAKWA

PENILAIAN KEMAMPUAN BERTANGGUNG JAWAB DAN KECAKAPAN BERTINDAK DI LALIN HUKUM APAKAH PERILAKU TERPERIKSA YANG MELANGGAR HUKUM MERUPAKAN GEJALA ATAU BAGIAN DARI GANGGUAN JIWA 2. APAKAH TERPERIKSA MAMPU MEMAHAMI NILAI TINDAKANNYA SERTA MEMAHAMI NILAI RESIKO PERBUATANNYA. 3. APAKAH TERPERIKSA MEMPUNYAI KEBEBASAN UNTUK MEMAKSUDKAN SUATU TUJUAN SERTA MAMPU MENGARAHKAN KEMAUAN/TUJUAN TSB
1.

KONSEP MC. NAUGHTEN RULE 1. APA ORANG YANG DIPERIKSA MENDERITA PENYAKIT JIWA, KALAU YA APA NAMA PENYAKITNYA 2. TAHUKAH IA SIFAT-2 DARI PERBUATANNYA 3. TAHUKAH IA AKIBAT BERBAHAYA DAN AKIBAT KERUSAKAN DARI PERBUATANNYA TERHADAP KORBAN 4. TAHUKAH IA BAHWA PERBUATANNYA ITU SALAH DAN MENGERTI PERBUATANNYA DIANGGAP SALAH OLEH ORANG BANYAK KONSEP DURHAM RULE 1. APAKAH TERDAKWA MEMPUNYAI PENYAKIT JIWA 2. APAKAH PELANGGARAN TERDAKWA MERUPAKAN PRODUK DARIPADA PENYAKIT JIWANYA 3. DENGAN JALAN BAGAIMANA PENYAKIT JIWA ITU TELAH MENYEBABKAN TERDAKWA MELAKUKAN TINDAK PIDANA

KECAKAPAN BERTINDAK DALAM LALIN HUKUM MC GARRY (1973) 1. TINGKAT PENGHARGAAN TERHADAP PEMBELA HUKUM YANG TERSEDIA 2. TINGKAT PERILAKU YANG TAK DAPAT DIPAHAMI 3. KUALITAS BERHUBUNGAN DENGAN PENGACARA 4. KEMAMPUAN UNTUK MERENCANAKAN STRATEGI HUKUM 5. KEMAMPUAN UNTUK MENGHARGAI PERAN BERBAGAI PARTISIPAN DALAM PROSES DILUAR PENGADILAN 6. PENGERTIAN TENTANG PROSEDUR PENGADILAN 7. PENGERTIAN AKAN TUNTUTAN 8. PENGERTIAN AKAN LUAS & SIFAT KEMUNGKINAN HUKUMAN YANG DIJATUHKAN 9. KEMAMPUAN UNTUK MENGHARGAI KEMUNGKINAN HASILNYA 10. KAPASITAS MENYINGKAPKAN KEPADA PENGACARA TENTANG FAKTA YANG BERHUBUNGAN DISEKITAR TUNTUTAN 11. KAPASITAS UNTUK MENENTANG DAKWAAN 12. KAPASITAS UNTUK MEMBERI KESAKSIAN SECARA REALISTIS 13. MANIFESTASI MOTIVASI MEMBELA DIRI SENDIRI LAWAN MENYALAHKAN DIRI SENDIRI

TINGKATAN KOMPETENSI PERTANGGUNGAN JAWAB PENDERITA GANGGUAN JIWA NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. TINDAKAN/PERBUATAN DISADARI DIPAHAMI DIRENCANA + + + + + + + + + + IMPULSIF TERPAKSA KOMPETENSI PERTANG.JAWAB RESPONSIBLE RESPONSIBLE DEMINISHED RESP DEMINISHED RESP IRRESPONSIBLE IRRESPONSIBLE

KESIMPULAN VeT. R. PSIKIATRIKUM : DX : ADA/TAK ADA GANG. JIWA 2. KEMAMPUAN BERTANGGUNG JAWAB/KECAKAPAN BERTINDAK DALAM LALIN HUKUM A. APAKAH PERILAKU PELANGGARAN HUKUM MERUPAKAN GEJALA/BAG. GEJALA GANGGUAN JIWA B. APAKAH TERPERIKSA MEMAHAMI NILAI DAN RESIKO TINDAKANNYA C. APAKAH TERPERIKSA MAMPU MENGARAHKAN KEMAUAN/TUJUAN TINDAKANNYA

PENERAPAN HUKUMAN BAGI PENDERITA GANGGUAN JIWA KUHAP PS.44 BARANG SIAPA MELAKUKAN PERBUATAN YANG TIDAK DAPAT DIPERTANGGUNG JAWABKAN KEPADANYA KARENA JIWANYA CACAT DALAM PERTUMBUHAN ATAU TERGANGGU KARENA PENYAKIT TIDAK DIPIDANA R. KUHAP PS.38 BARANG SIAPA MELAKUKAN TINDAK PIDANA YANG TIDAK DAPAT DIPERTANGGUNG JAWABKAN KEPADANYA KARENA MENDERITA GANGGUAN PENYAKIT JIWA ATAU RETARDASI MENTAL, TIDAK TERPIDANA DAN DAPAT DIKENAKAN TINDAKAN R. KUHAP PS.39 APABILA SIPEMBUAT PADA WAKTU MELAKUKAN TINDAK PIDANA, TERNYATA KURANG DAPAT MEMPERTANGGUNG JAWABKAN KARENA MENDERITA GANGGUAN JIWA ATAU RETARDASI MENTAL, MAKA HAKIM DAPAT MENGURANGI PIDANA YANG TERLALU BANYAK ATAU MENGENAKAN TINDAKAN PADANYA

V.ET.R PSIKIATRIKUM

UNTUK ANGGOTA MILITER DIBERLAKUKAN KHUP, KUHAP, DITAMBAH KUHPM, PERATURAN DISIPLIN MILITER KUHAPM, KUHDM DAN