Anda di halaman 1dari 32

Assalamuallaikum.wr.

wb

GANGGUAN
SOMATOFORM
Gangguan psikiatri yang mana
masuk dalam gangguan
somatoform
Gangguan somatisasi
Gangguan konversi
Hipokondriasis
Body dysmorphic disorder
Gangguan nyeri
F45 gangguan somatoform
PPDG III
DSM IV 30081 F45.0 gangguan somatisasi
30081 F45.1 gangguan somatoform tak terinci
30081
30017 F45.2 gangguan hipokondrik
45.3 disfungsi otonomik somatoform:
30 jantung dan sistem kardiovaskular
31 saluran pencernaan bagian atas
32 saluran pencernaan bagian bawah
34 Sistem genitourinaria
38 sistem atau organ lainnya
3007 xxF45 4 gangguan nyeri somatoform menetap
8 gangguan somatoform lainnya
30081 9 gangguan somatoform ytt
catatan
F45.3. disfungsi otonomik somatoform
(ICDX PPDGI III) dulu di PPDGI II kode
306, faktor psikologik yang
mempengaruhi malfungsi psikologik di
PPDGI I gangguan fisik yang diduga
asalnya psikologik (305)
F44. gangguan disosiatif konversi (ICD X-
PPDGI III) dulu ICD 9- PPDGI II histeria
(neurosis histerik) ICD 8 PPDGI I neurosis
histerik
Apa ciri gangguan
somatoform
Mengeluhkan gejala somatik/fisik
Preokupasi dengan kepercayaan dasar fisik
Pemeriksaan fisik dan laboratorium tidak
menunjukkan adanya kaitan dengan keluhan
fisik
Mencari bantuan medik
Merupakan ekspresi dari distress pribadi/sosial
Tidak menganggap sakit secara psikiatrik
Mengganggu kehidupan sehari-hari
Gejala esensial kelompok
gangguan somatoform
Gangguan
menurut DSM IV
Gejala esensial
Somatisasi Banyak keluhan yang secara
medis tidak bisa dijelaskan
Mulai sebelum usia 30 tahun
Gangguan konversi Gejala dipengaruhi fungsi motorik
atau sensorik voluntary
Secara nerologi tak dapat
dijelaskan
Hipo kondriasis Preokupasi dengan adanya
penyakit serius
Gangguan dismorfik tubuh Preokupasi dengan adanya
kecacatan atau defek pada
penampilan
Gangguan nyeri Nyeri dihubungkan dengan faktor
psikologis
Berapa angka kejadian
0,5 % untuk somatisasi kronik
perempuan lebih sering awitan
biasanya sebelum usia 30 tahun
Bagaimana penatalaksanaan
secara garis besar
Hindari kecerobohan yang dapat
memperkuat somatisasi
Ketahui realitas dari gejala fisik
pasien
Psikoterapi
Bagaimana prognosisnya
Jika tidak terjadi perbaikan di tahun I-
II cenderung kronis
Apa penyebabnya
Multifaktorial
Cenderung ambang kekhawatiran rendah
Perilaku/ peran sakit
Dipelajari melalui pengaruh keluarga/
budaya
Peristiwa hidup yang baru (disfungsi sosial)
Status psikologi
Apa yang harus dicegah
Komplikasi berkembang jadi kronis
Gangguan somatisasi
Etiologi
Psikososial: bentuk komunikasi sosial
menghindari pekerjaan
Learning behaviour
Biologis transmisi genetik 10-20%
perempuan pertama
Gambaran klinis
Keluhan somatik, riwayat medik panjang
Menganggap diri menderita sepanjang
hidup
Diagnosis gangguan
somatisasi
Keluhan fisik mulai sebelum usia 30 tahun selama
periode lebih dari beberapa tahun menyebabkan
mencari pengobatan, ada budaya gengsi sosial,
pekerjaan
Selama perjalanan penyakit
Empat gejala nyeri 4 tempat dari fungsi beda
Dua gejala gastrointestinal yang berbeda (bukan oleh
karena intoleransi)
Satu gejala seksual/ reproduksi selain nyeri
Satu gejala pseudo nerologik
Salah satu dari (1) & (2)
Tak dapat dijelaskan oleh kondisi medik umum
Bila ada kondisi medik umum-hendaya sosial berlebihan
Gejala tak dibuat secara sengaja
Perjalanan penyakit
prognosis
gangguan somatisasi
Kronis
Dx sebelum usia 25 tahun gejala awal remaja
Perempuan berawal masalah menstruasi
Keluhan seksual masalah perkawinan
Ringan 6-9 bulan
Berat 6-9 bulan
Sebelum 1 tahun, sudah cari pertolongan
medis
Tekanan hidup meningkat- eksaserbasi
Gangguan konversi
Gangguan fungsi tubuh tidak sesuai dengan
konsep anatomi fisiologi dari sistem saraf
pusat dan tepi
Epidemiologi: sepertiga populasi umum pada
satu hari dalam kehidupan
5-15% gangguan konversi pada konsultasi
psikiatri di RSU
11-500 kasus per 100.000 populasi,
perempuan:laki=2:1 sampai 10:1
ONSET anak sampai tua, tertinggi pada remaja
Komorbiditas depresi, cemas, skizofrenia
Etiologi gangguan konversi
Faktor psikoanalitik oleh karena ada
depresi konflik intrapsikis pasien
ingin mengatakan butuh perhatian
Teori pembelajaran
Faktor biologis, hipometabolisme di
hemisfer domain
Gambaran klinis gangguan
konversi
Paling sering paralisis buat mutisme
komorbiditas, gangguan kepribadian pasif
agresif, dependen, anti sosial dan histerionik
Cemas depresi dan resiko bunuh diri
Gejala sensorik, motorik, bangkitan
Keuntungan primer: Mempertahankan konflik
internal di bawah sadar
Keuntungan sekunder: bebas dari kewajiban
La belle indifference: tak peduli hendaya
berat
Identifikasi meniru gejala tokoh idola
Diagnosis gangguan
konversi
Satu/lebih defisit motorik, volunter-
sensorik, yang diperkirakan suatu kondisi
nerologis/medis umum
Faktor psikologis yang memicu
Tak dibuat/ tak perlu
Setelah ditelusuri bukan oleh karena
kondisi medis/akibat zat/ kultural
Menyebabkan hendaya fungsi sosial/
pekerjaan
Bukan gangguan nyeri/ somatisasi
prognose
Membaik kurang dari 1 bulan
25% tak alami gangguan lagi
25% bila ada tekanan
Baik bila mendadak stresor jelas
premobis baik
Hipokondriasis
Dilanda ketakutan akan memiliki
penyakit serius, memandang tanda-
tanda keluhan fisik sebagai tanda
penyakit fisik
Tidak ada dasar organik yang ditemukan
Bukan termasuk distorsi fungsi fisik,
hanya perasaan cemas bahwa
kesehatannya lebih buruk dibandingkan
dengan orang lain
Hipokondriasis
Biasanya banyak keluhan sakit perut, sakit
kepala, selalu mendapatkan gejala penyakit
baru
Umumnya suka membaca buku tentang
penyakit & selalu merasa bahwa gejala
penyakit yang baru dibacanya itu ada pada
dirinya
Atau setelah mendengar omongan orang lain
maka ia merasa memiliki penyakit spt itu
Merasa tidak dapat sembuh & selalu mencari
kesembuhan, tapi kalau diperiksa sehat & nafsu
makannya baik
Hipokondriasis
Dinamika psikologis : penderita
melebihkan perhatian pada tubuhnya.
Reaksi ini berfungsi untuk proteksi
terhadap perasaan gagal, konflik, dan
sebagainya. Hal ini disebabkan orang
sakit tidak mungkin dimintai
pertanggungjawaban & kalau tidak
mencapai sesuatu maka dimaafkan.
Jadi sebetulnya tidak sakit, hanya
banyak keluhan
Hipokondriasis
Prevalensi
4-6% populasi medik umum
15% tertinggi
Segala usia, tersering 20-30th
3% mahasiswa kedokteran pada
tahun ke -2
80% pasien mengalami gangguan
depresi atau cemas
Dx
A preokupasi penyakit yang serius
interpretasi salah terhadap gejala
B preokupasi menetap
C tidak mempunyai intensitas waham
D menimbulkan penderitaan hendaya
pekerjaan fungsi sosial
E sekurangnya berjalan 6 tahun
F bukan yang cemas menyeluruh, OCD,
panik, depresi, cemas
Gangguan Dismorfik Tubuh
Penderita terpaku pada kerusakan fisik yang dibayangkan
atau dibesar-besarkan dalam hal penampilan mereka.
Mereka dapat menghabiskan waktu berjam-jam untuk
memeriksakan diri di depan cermin dan mengambil
tindakan yang ekstrem untuk mencoba memperbaiki
kerusakan yang dipersepsikan.
Bisa sampai melakukan operasi plastik yang tidak
dibutuhkan.
Atau membuang semua cermin di rumahnya agar tidak
diingatkan akan cacat yang mencolok dari penampilan
mereka.
Mereka percaya orang lain memandang diri mereka jelek
dan memiliki penampilan fisik yang tidak menarik.
Bisa memunculkan perilaku kompulsif dalam rangka
mengoreksi kerusakan yang dipersepsikannya.
Gangguan Dismorfik
Epidemiologi
Umum menunjang dermatologi internis/
bedah plastik
Usia antara 15-30th
Wanita lebih banyak
90% dari pasien gangguan dismorfik
pernah mengalami satu episode depresi
20% mengalami gangguan cemas
30% mengalami gangguan psikotik
Etiologi tak diketahui
Kemungkinan melibatkan serotonin
Mekanisme pertahanan, represi,
dissosiasi, distorsi, simbolisasi,
proyeksi
Dx
A preokupasi cacat yang dikhayalkan
B preokupasi sebabkan hendaya
C bukan oleh karena gangguan
mental lain, misal anorexia nervosa
Gangguan nyeri (Pain disorder)
Gejala utama gangguan nyeri adalah adanya nyeri
pada satu atau lebih tempat yang tidak
sepenuhnya disebabkan oleh kondisi medis atau
neurologis non psikiatrik.
Gejala nyeri disertai oleh penderitaan emosional
dan gangguan fungsional, dan gangguan memiliki
hubungan sebab yang masuk akal dengan faktor
psikologis.
Jenis nyeri yang dialami sangat heterogen
misalnya nyeri punggung, kepala, pelvis (panggul).
Nyeri yang dialami mungkin pasca traumatik,
neuropatik (penyakit syaraf), neurologis,
iatrogenik (disebabkan tindakan dokter misal
karena pengobatan) atau muskuloskeletal (otot)
Gangguan harus memiliki suatu faktor psikologis
yang dianggap secara bermakna dalam gejala
nyeri dan permasalahannya.
Seringkali penderita memiliki riwayat perawatan
medis dan bedah yang panjang, mengunjungi
banyak dokter dan meminta banyak medikasi.
Memiliki keinginan kuat untuk melakukan
pembedahan
Sering mengatakan bahwa nyeri sebagai sumber
dari semua kesengsaraannya dan menyangkal
adanya permasalahan psikologis serta
menyatakan hidup mereka bahagia kecuali
nyerinya.
Epidemiologi gangguan
nyeri
Wanita lebih banyak
Awitan usia 40-50 tahun
Lebih banyak pada pekerja kasar
Keturunan I lebih tinggi
Etiologi
Psikodinamika Nyeri
Psikodenial nyeri
Konflik intra psikis
Mekanisme displacing (pemindahan)
Dapat berfungsi untuk memperoleh cipta
Faktor perilaku
Nyeri diperkuat , dihargai, dihambat
Faktor interpersonal
Faktor biologi
Nyeri kronik variasi dari depresi
Tx nyeri
Menyertakan rehabilitasi
Sejak awal didiskusikan peran fungsi
psikologis
Pahami bahwa nyeri itu nyata
Analgetik tak membantu
Serotonin mempunyai peran penting
dalam pato fisiologik
Terimakasih
wassalamuallaikum.wr.wb

Anda mungkin juga menyukai