Anda di halaman 1dari 30

ANSIETAS, SOMATOFORM,

dan disosiatif

Faishal Anwar

PEMBIMBING :
dr. Deasyanti, Sp.KJ
I. Gangguan Ansietas Fobik
II. Gangguan Ansietas Lainnya
III.Gangguan Obsesif-Kompulsif
IV. Reaksi Terhadap Stres Berat dan
Gangguan Penyesuaian
V. Gangguan Disosiatif (Konversi)
VI. Gangguan Somatoform
I. Gangguan Ansietas Fobik
a. Agoraphobia
Ketakutan yang sangat dan tidak masuk akal pada tempat terbuka, ditandai
dengan ketakutan yang nyata saat berada sendiri atau di tempat ramai yang
sulit dihindari atau tidak bisa meminta tolong

Keadaan ini dibagi menjadi 2 :


- Disertai dengan serangan panik
- Tanpa gangguan panik

Etiologi :
• Faktor genetika
• Teori psikoanalitik
separation anxiety : riwayat kecemasan perpisahan, ditelantarkan

Epidemiologi :
• Dapat berkembang pada setiap usia
• Sebagian pasien disertai gangguan panik
Kriteria Diagnosis :

Untuk agoraphobia tanpa riwayat gangguan panik


a. Adanya agoraphobia berhubungan dengan rasa
takut mengalami gejala mirip panik
b. Tidak memenuhi kriteria gangguan panik
c. Gangguan bukan karena efek fisiologis langsung
dari suatu zat atau kondisi medis umum
d. Jika ditemukan suatu kondisi medis umum yang
berhubungan, rasa takut yg dijelaskan dalam
kriteria a jelas melebihi dari apa yg biasanya
berhubungan dengan kondisi.
Penatalaksanaan :
• Terapi kognitif
• Antiansietas
• Antidepressan

Prognosis :
Pada kasus agoraphobia karena gangguan panik, jika
gangguan panik diobati agoraphobia seringkali
membaik.
Agoraphobia tanpa riwayat gangguan panik seringkali
menyebabkan ketidakberdayaan yg kronis.
b. Fobia spesifik
Gangguan cemas yg ditandai dengan rasa takut yg menetap dan
berlebihan atau tidak beralasan pd objek dan situasi yg terbatas
dan jelas,berlawanan dengan rasa takut sendirian atau ditempat2
umum (agoraphobia) atau takut mendapat malu pada situasi sosial (fobia
sosial)

Etiologi:
1. Pengalaman emosional
Contoh: pengalaman mengemudi kecelakaan
2. ModelLing : seseorang mengamati reaksi pada orang lain
3. Pengalihan informasi : seseorang bisa diajarkan/diperingatkan tentang
bahaya objek tertentu
4. Faktor genetik

Epidemiologi :
• Lebih sering dibandingkan dengan fobia sosial
• Pria : Wanita = 1 : 2
• Onset fobia spesifik untuk :
Tipe Lingkungan alami, Tipe Darah, dan Tipe Injeksi : >> pada rentang
usia 5-9 tahun
Tipe Situasional ( kecuali takut ketinggian) : pertengahan usia 20-an
Kriteria Diagnosis :

• Rasa takut yg jelas, menetap, dan berlebihan terhadap


objek atau situasi tertentu
• Pemaparan dengan stimulus fobik hampir selalu mencetuskan respon
kecemasan yg segera
• Orang tersebut menyadari bahwa rasa takutnya berlebihan
• Situasi fobik dihindari/dihadapi dengan kecemasan/penderitaan yg kuat
• Penghindaran, antisipasi kecemasan yg ditakuti, secara bermakna
mengganggu rutinitas, fungsi pekerjaan/aktivitas sosial, atau terdapat
penderitaan yg jelas karena menderita fobia
• Individu berusia dibawah 18 tahun, durasi min.6 bulan
• Kecemasan, serangan panik, atau penghindaran fobik berhubungan dengan
objek atau situasi spesifik adalah tidak lebih baik diterangkan oleh gangguan
mental lain

Penatalaksanaan :
• Terapi Pemaparan  menggunakan pemaparan stimulus fobik yg serial dan
bertahap
• Pendekatan kognitif
• Farmakoterapi : antagonis ß-adrenergik
c. Fobia Sosial

Gangguan cemas yg ditandai dengan perasaan takut dan


menghindar dari situasi sosial atau pertunjukan; setiap
ketakutan tersebut berupa keadaan yg memalukan dan
penghinaan

Penatalaksanaan :
• Psikoterapi
Kombinasi metode perilaku dan kognitif
• Farmakoterapi
Fenelzin, Alprazolam, Klonazepam

Prognosis :
Kombinasi farmakoterapi dan psikoterapi menghasilkan
hasil yg lebih baik daripada terapi tersebut sendiri-sendiri.
II. Gangguan Ansietas Lainnya

Gangguan panik merupakan suatu gangguan yg


ditandai oleh kecemasan yg spontan, episodik dan
hebat. Biasanya berlangsung hanya 30 menit.

Epidemiologi :
1. Wanita 2-3x lebih sering daripada laki-laki
2. Faktor sosial, yaitu riwayat perceraian/perpisahan
yg belum lama
3. Paling sering pada dewasa muda
Etiologi :
• Faktor Biologis
disebabkan oleh berbagai kelainan biologis didalam struktur
dan fungsi otak.
• Faktor Psikososial
akibat dari pertahanan yg tidak berhasil dalam melawan impuls yg
menyebabkan kecemasan.
• Faktor Genetika
peningkatan resiko gangguan panik 4-8x lipat

Gambaran klinis :
• Serangan dimulai dengan periode gejala yg meningkat cepat selama 10menit
• Gejala mental utama, yaitu ketakutan yg kuat dan peasaan ancaman kematian
• Pasien tidak mampu menyebutkan sumber ketakutannya
• Pasien merasa kebingungan dan mengalami kesulitan dalam memusatkan
perhatian
• Tanda fisik, yaitu takikardi, palpitasi, sesak nafas, dan berkeringat
• Pasien sering mencoba meninggalkan situasi dimana dia berada untuk
mencari bantuan
Bentuk-bentuk Gangguan Ansietas :

1. Ansietas Paroksismal Episodik


Serangan ansietas berat dan berulang, tidak terbatas pada
situasi tertentu dan tidak terduga. Serangan berlangsung
beberapa menit.

2. Ansietas Menyeluruh
Gangguan ini menyeluruh dan menetap (bertahan lama),
tidak terbatas pada keadaan lingkungan tertentu.

3. Campuran Ansietas dan Depresif


Terdapat gejala ansietas dan depresif tetapi masing2 tidak
menunjukkan gejala yg cukup berat. Beberapa gejala
otonomik seperti tremor, palpitasi, dan mules harus
ditemukan. Apabila gejala otonomik tidak ditemukan maka
kategori ini tdak dipergunakan.
III. Gangguan Obsesif-Kompulsif

Obsesi : pikiran, perasaan, ide, atau sensasi yg


mengganggu.
Kompulsi : pikiran atau perilaku yg disadari,
dibakukan, dan rekuren seperti berhitung, memeriksa
atau menghindari.

Etiologi :
• Disregulasi serotonin
• Peningkatan aktivitas di lobus frontalis, gangglia
basalis, dan singulum pada PET
• 35% dari faktor genetik
Manifestasi klinis :
• Gagasan/impuls yg memaksakan dirinya terus menerus untuk
melakukan pekerjaan yg berulang-ulang
• Perasaan ketakutan yg mencemaskan dan melakukan
tindakan kebalikan melawan gagasan impuls
• Pasien menyadari melakuan perbuatan yg mustahil dan tidak
masuk akal tetapi merasakan dorongan yg kuat untuk
memahaminya

Diagnosis :
Untuk menegakkan d/pasti, gejala2 obsesif atau tindakan
kompulsi atau keduanya harus ada setiap hari sedikitnya
2minggu berturut-turut. Hal itu merupakan sumber
penderitaan dan mengganggu aktivitas pasien.
Diagnosis banding :
• Depresi
• Gangguan Tourette
• Gangguan tik lainnya
• Epilepsi lobus temporalis
• Kadang2 komplikasi trauma dan pasca ensphalitik

Perjalanan penyakit dan prognosis :


• Rata2 pasien memiliki onset gejala yg tiba2
• 50-70% pasien memiliki onset gejala setelah suatu peristiwa yg
menyebabkan stres seperti kehamilan, masalah seksual, atau
kematian.
• Perjalanan penyakit pasien ada yg berfluktuasi dan ada yg konstan
• Prognosis yg buruk dinyatakan oleh mengalah bukannya menahan
pada kompulsi, onset pada masa anak2, kompulsi yg aneh, perlu
perawatan diRS, gangguan disertai depresi yg berat, kepercayaan
waham, adanya gagasan yg terlalu dipegang, dan adanya gangguan
kepribadian.
• Pronosis yg baik ditandai oleh penyesuaian sosial dan pekerjaan yg
baik, adanya peristiwa pencetus dan suatu sifat gejala yg episodik
Penatalaksanaan :
• Farmakoterapi
Klomipramin, SSRI (Fluoksetin), Lithium,
atau MAOI (Fenelzin)
• Psikoterapi
Terapi perilaku dengan desensitasi
Terapi keluarga
IV. Reaksi Terhadap Stres Berat
dan Gangguan Penyesuaian

Reaksi terhadap stres berat


A. Reaksi terhadap stres akut
Suatu gangguan sementara yg cukup parah yg terjadi pd seseorang
tanpa adanya gangguan jiwa lain yg nyata, sebagai respon thd stres fisik
maupun mental yg luar biasa yg biasanya menghilang dalam beberapa
jam atau hari.

Pedoman diagnostik :
• Harus ada kaitan waktu yg langsung dan jelas antara terjadinya stres yg
luar biasa dengan onset gejala
• Onset biasanya setelah beberapa menit atau bahkan segera setelah
kejadian
Gejala-gejala :
• Terdapat gejala campuran yg berubah-ubah; selain
gejala permulaan berupa keadaan terpaku (daze)
• Depresif
• Ansietas
• Kemarahan
• Kekecewaan
• Hiperaktif
• Penarikan diri
• Gejala mulai mereda setelah 24-48 jam dan biasanya
menghilang setelah 3 hari.
B. Gangguan Stres Pasca Trauma

Timbul sbg respon yg berkepanjangan dan atau tertunda


terhadap kejadian/situasi yang menimbulkan stres, cenderung menyebabkan
distres pd hampir setiap orang.

Faktor Predisposisi
• Ciri kepribadian misal kompulsif
• Adanya riw. Ggn neurotik sebelumnya

Gejala Khas :
• Bayangan2 kejadian traumatik terulan kembali (flashback) atau dalam
mimpi
• Kondisi perasaan beku & penumpulan emosi
• Menjauhi org lain
• Tidak responsif terhadap lingkungannya
• Anhedonia
• Menghindari aktivitas dan situasi yg berkaitan dengan traumanya
• Kadang terjadi reaksi draatik, mendadak ketakutan, panik atau agresif bila
teringat traumanya
Onset :
Terjadi setelah trauma, masa laten antara beberapa mgg-bulan
(jarang melampaui 6 bln)

Penatalaksanaan :
• BZD
• Litium
• ß-blocker
• Klonidin
• Karbamazepin

DD :
• Intoksikasi alkohol
• Ansietas
• Ggn kepribadian ambang
• Ggn waham
• Depresi
• Korban selamat dari bencana alam
• Ggn panik
• Tindak kekerasan, perkosaan dan penganiayaan seks
• Halusinasi, ilusi dan insomnia
• Berpura-pura
Gangguan Penyesuaian

Keadaan stres yg subjektif dan gangguan emosional yg


mengganggu kinerja dan fungsi. Timbul pada periode
adaptasi terhadap perubahan yg bermakna atau akibat dari
peristiwa kehidupan yg penuh stres.

Manifestasi klinik :
• Afek depresif
• Ansietas
• Kecemasan
• Perasaan tidak mampu menghadapi dan menyesuaikan, serta
merencanakan masa depan
• Dissability dalam kinerja kegiatan rutin sehari-hari
• Pada remaja : agresif dan dissosial
• Pada anak-anak2 : fenomena regresi

Lamanya gejala tidak melebihi 6bulan kecuali dalam kasus


reaksi depresif berkepanjangan
V. Gangguan Disosiatif (Konversi)

Adanya kehilangan (sebagian/seluruh) dari integrasi


normal antara ingatan masa lalu, kesadaran akan
identitas&penghayatan serta kendali terhadap gerakan
tubuh.
Gangguan ini merupakan hal yg bersifat psikogenik yg
berkaitan dengan kejadian traumatik, problem yg tidak
dapat diselesaikan dan tidak dapat ditolerir atau gangguan
dalam pergaulan.

Pedoman diagnostik :
• Tidak ada bukti gangguan fisik
• Adanya gangguan psikologis dalam keadaan yg stressfull
atau hub.interpersonal yg terganggu (meskipun disangkal)
Bentuk Gangguan Disosiatif :

1. Amnesia Disosiatif
Adalah ketidakmampuan untuk mengingat informasi yg baru
saja disimpan dalam ingatan pasien, biasanya tentang peristiwa yg
menegangkan/traumatik dalam kehidupannya bukan disebabkan oleh
gangguan mental organik.

Amnesia dari amnesia disosiatif dapat mengambil 1 dari beberapa bentuk


:
- Amnesia terlokalisasi, kehilangan daya ingat terhadap peristiwa
dalam periode singkat/hanya dlm beberapa jam-hari
- Amnesia umum, kehilangan daya ingat akan pengalaman selama
hidupnya
- Amnesia selektif, kegagalan mengingat beberapa peristiwa selama
waktu yg singkat

2. Fugue Disosiatif
Memiliki semua ciri amnesia disosiatif ditambah gejala melakukan
perjalanan meninggalkan rumah/tempat kerja yg disengaja, seringkali
mengambil identitas dan pekerjaan yg sepenuhnya baru walaupun
identitas baru biasanya kurang lengkap.
3. Gangguan Trans dan Kesurupan
Adanya kehilangan penghayatan sementara akan identitas diri
dan kesadaran terhadap lingkungannya.
Gambaran Klinis :
• Berprilaku seakan-akan dikuasai oleh kepribadian lain, kekuatan
gaib, malaikat, kekuatan lain.
• Perhatian dan kewaspadaan terbatas atau terpusat pada satu atau
dua aspek yg ada dilingkungan dan seringkali gerakan, posisi
tubuh dan kata2nya juga terbatas dan diulang2.

4. Gangguan Motorik Disosiatif


• Paralisis bersifat parsial dengan gerakan yg lemah atau lambat
• Tremor yg berlebihan pada satu atau lebih ekstremitas atau pada
seluruh badan
• Terjadi berbagai bentuk dan taraf inkoordinasi khususnya pada
kaki sehingga cara jalan aneh dan ketidakmampuan berdiri tanpa
dibantu.

5. Konvulsi Disosiatif
Menyerupai kejang epileptik daam hal gerakannya, tapi jarang disertai
lidah tergigit dan luka karena jatuh saat serangan dan inkontinensia urine,
tidak dijumpai kehilangan kesadaran tapi diganti dengan keadaan stupor
atau trans.
VI. Gangguan Somatoform

• Suatu kelompok gangguan yang memiliki


gejala fisik ( nyeri, mual, pusing )
dimana tidak dapat ditemukan penjelasan
medis yang adekuat.
• Menyebabkan penderitaan emosional yg
bermakna sehingga peranan sosial dan
pekerjaannya menjadi terganggu.
DSM-IV, 5 gangguan spesifik :

1. Gangguan Somatisasi :
• Banyak gejala somatik yg tdk dapat dijelaskan berdasarkan
pem. Fisik & lab.
• Melibatkan sistem organ yg multipel.
• Kronis.
• Penderitaan psikologis, ggg fungsional & pekerjaan,
perilaku mencari bantuan medis yg berlebihan.

2. Gangguan Konversi :
• Suatu ggg yg ditandai oleh adanya 1 atau lebih gejala
neurologis (paralisis, kebutaan , parestesia) yg tdk dapat
dijelaskan secara medis.
• Faktor psikologis berhubungan dgn awal gejala.
3. Hipokondriasis
• Hipokondrium : sering mengalami keluhan pada
abdomen.
• Interpretasi pasien yg tidak realistik&tdk akurat
terhadap gejala atau sensasi fisik, menyebabkan
preokupasi&ketakutan bahwa mereka menderita
penyakit yg serius,padahal tdk ditemukan penyebab
medis.
• Percaya bahwa mereka menderita penyakit yang
parah yg belum terdeteksi&tdk dpt diyakinkan akan
kebalikannya.
4. Gangguan Dismorfik Tubuh
• Preokupasi dgn suatu cacat tubuh yg dikhayalkan (tdk
memiliki hidung), atau suatu penonjolan distorsi dari cacat
yg minimal atau kecil.
• Ggg dlm kehidupan pribadi, sosial & pekerjaan.

5. Gangguan Nyeri
• Adanya nyeri pd 1 atau lebih tempat yg tidak sepenuhnya
disebabkan oleh kondisi medis atau neurologis
nonpsikiatrik.
• Ada hubungan dgn faktor psikologis.
Epidemiologi :
• Wanita > Pria
• Berhubungan terbalik dgn posisi sosial
• Biasanya onset sebelum usia 30 tahun

Etiologi :
1. Faktor Psikososial
Menghindari tanggung jawab, tdk bisa menyelesaikan masalah,
ekspresi emosi yang tdk bisa diungkapkan dgn kata2.
2. Faktor Biologis
Genetik, gangguan metabolisme zat di otak.
3. Faktor prilaku
4. Faktor interpersonal

Prognosis :
• Baik
• Semakin lama gejala  semakin buruk prognosisnya.
DD/ :

• Sklerosis multiple
• Miastenia gravis
• SLE
• Simptom awal AIDS
• Hipertiroid
• Hiperparatiroid
• Infeksi sistemik kronis
• Sindroma Guillen-Barre
• Neuritis optik

Terapi :
Farmakoterapi :
Psikotropik bila ada gg mood atau gg kecemasan.
Analgesik ( gg nyeri )
Antidepressan
Anxiolitik
Psikoterapi :
Psikoterapi kelompok
Hipnosis
Terapi perilaku

Anda mungkin juga menyukai