Anda di halaman 1dari 35

gANGGUAN NEUROTIK, SOMATOFORM,

dan Yang terkait dengan stres

OLEH :
S U WA ND I K H O WA NTO ( 112015356)

P E MBI MBIN G :
D R. I S MO Y OWAT I P U T RI , S P. K J
gANGGUAN
NEUROTIK
I. Gangguan Ansietas Fobik
II. Gangguan Ansietas Lainnya
III. Gangguan Obsesif-Kompulsif
IV. Reaksi Terhadap Stres Berat dan Gangguan Penyesuaian
V. Gangguan Disosiatif (Konversi)
VI. Gangguan Somatoform
VII. Gangguan Neurotik Lainnya
I. Gangguan Ansietas Fobik
a. Agoraphobia
Ketakutan yang sangat dan tidak masuk akal pada tempat terbuka, ditandai
dengan ketakutan yang nyata saat berada sendiri atau di tempat ramai yang
sulit dihindari atau tidak bisa meminta tolong
Keadaan ini dibagi menjadi 2 :
- Disertai dengan serangan panik
- Tanpa gangguan panik
Etiologi :
Faktor genetika
Teori psikoanalitik
separation anxiety : riwayat kecemasan perpisahan, ditelantarkan
Epidemiologi :
Dapat berkembang pada setiap usia
Sebagian pasien disertai gangguan panik
Pedoman Diagnosis :
Semua Kriteria di bawah ini harus dipenuhi untuk diagnosis pasti:
a) gejala psikosis, perilaku atau otonomik yang timbul harus
merupakan manifestasi primer dari anxietasnya dan bukan
sekunder dari gejala-gejala lain seperti misalnya waham atau
pikiran obsesif.

b) anxietas yang timbul harus terbatas pada (terutamaterjadi


dalam hubungan dengan (setidaknya dua dari situasi berikut:
banyak orang / keramaian, tempat umum, bepergian keluar
rumah, dan bepergian sendiri dan
c) menghindari situasi fobik harus atau sudah merupakan gejala
yang menonjol (penderita menjadi house bound)
Penatalaksanaan :
Terapi kognitif
Antiansietas
Antidepressan
B. Fobia spesifik
Gangguan cemas yg ditandai dengan rasa takut yg menetap dan
berlebihan atau tidak beralasan pd objek dan situasi yg terbatas
dan jelas,berlawanan dengan rasa takut sendirian atau ditempat2
umum (agoraphobia) atau takut mendapat malu pada situasi sosial (fobia sosial)
Etiologi:
1. Pengalaman emosional
Contoh: pengalaman mengemudi kecelakaan
2. ModelLing : seseorang mengamati reaksi pada orang lain
3. Pengalihan informasi : seseorang bisa diajarkan/diperingatkan tentang bahaya objek
tertentu
4. Faktor genetik
Epidemiologi :
Lebih sering dibandingkan dengan fobia sosial
Pria : Wanita = 1 : 2
Onset fobia spesifik untuk :
Tipe Lingkungan alami, Tipe Darah, dan Tipe Injeksi : >> pada rentang usia 5-9 tahun
Tipe Situasional ( kecuali takut ketinggian) : pertengahan usia 20-an
Kriteria Diagnosis :
Rasa takut yg jelas, menetap, dan berlebihan terhadap objek atau situasi tertentu
Pemaparan dengan stimulus fobik hampir selalu mencetuskan respon kecemasan yg
segera
Orang tersebut menyadari bahwa rasa takutnya berlebihan
Situasi fobik dihindari atau dihadapi dengan kecemasan
Penghindaran, antisipasi kecemasan yg ditakuti, secara bermakna mengganggu
rutinitas, fungsi pekerjaan/aktivitas sosial, atau terdapat penderitaan yg jelas karena
menderita fobia durasi min 6 bulan
Kecemasan, serangan panik, atau penghindaran fobik berhubungan dengan objek
atau situasi spesifik adalah tidak lebih baik diterangkan oleh gangguan mental lain
Penatalaksanaan :
Terapi Pemaparan menggunakan pemaparan stimulus fobik yg serial dan bertahap
Pendekatan kognitif
Farmakoterapi : antagonis -adrenergik
c. Fobia Sosial
Gangguan cemas yg ditandai dengan perasaan takut dan menghindar dari situasi
sosial atau pertunjukan; setiap ketakutan tersebut berupa keadaan yg memalukan
dan penghinaan
Penatalaksanaan :
Psikoterapi
Kombinasi metode perilaku dan kognitif
Farmakoterapi
Fenelzin, Alprazolam, Klonazepam
Prognosis :
Kombinasi farmakoterapi dan psikoterapi menghasilkan hasil yg lebih baik
daripada terapi tersebut sendiri-sendiri.
II. Gangguan Ansietas Lainnya

Gangguan panik merupakan suatu gangguan yg ditandai


oleh kecemasan yg spontan, episodik dan hebat.
Biasanya berlangsung hanya 30 menit.

Epidemiologi :
1. Wanita 2-3x lebih sering daripada laki-laki
2. Faktor sosial, yaitu riwayat perceraian/perpisahan
yg belum lama
3. Paling sering pada dewasa muda
Etiologi :
Faktor Biologis
disebabkan oleh berbagai kelainan biologis didalam struktur dan fungsi otak.
Faktor Psikososial

akibat dari pertahanan yg tidak berhasil dalam melawan impuls yg menyebabkan kecemasan.
Faktor Genetika
peningkatan resiko gangguan panik 4-8x lipat

Gambaran klinis :
Serangan dimulai dengan periode gejala yg meningkat cepat selama 10menit
Gejala mental utama, yaitu ketakutan yg kuat dan peasaan ancaman kematian
Pasien tidak mampu menyebutkan sumber ketakutannya
Pasien merasa kebingungan dan mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatian
Tanda fisik, yaitu takikardi, palpitasi, sesak nafas, dan berkeringat
Pasien sering mencoba meninggalkan situasi dimana dia berada untuk mencari bantuan
Bentuk-bentuk Gangguan Ansietas :
1. F41.0 Gangguan panik (Ansietas Paroksismal Episodik)
Serangan ansietas berat dan berulang, tidak terbatas pada situasi
tertentu dan tidak terduga. Serangan berlangsung beberapa menit.
2. F41.1 Gangguan Ansietas Menyeluruh
menunjukkan ansietas sebagai gejala primer yg berlangsung hampir
setiap hari untuk beberapa minggu sampai beberapa bulan.
3. F41.2 Gangguan Campuran Ansietas dan Depresif
Terdapat gejala ansietas dan depresif tetapi masing2 tidak menunjukkan
gejala yg cukup berat. Beberapa gejala otonomik seperti tremor,
palpitasi, dan mules harus ditemukan.
III. Gangguan Obsesif-Kompulsif
Obsesi : pikiran, perasaan, ide, atau sensasi yg mengganggu
Kompulsi : pikiran atau perilaku yg disadari, dibakukan, dan
rekuren seperti berhitung, memeriksa atau menghindari.

Etiologi :
Disregulasi serotonin
Peningkatan aktivitas di lobus frontalis, gangglia basalis,
dan singulum pada PET (Positron Emission Tomoghrapy)
35% dari faktor genetik
Manifestasi klinis :
Gagasan/impuls yg memaksakan dirinya terus menerus untuk
melakukan pekerjaan yg berulang-ulang
Perasaan ketakutan yg mencemaskan dan melakukan tindakan
kebalikan melawan gagasan impuls
Pasien menyadari melakuan perbuatan yg mustahil dan tidak masuk
akal tetapi merasakan dorongan yg kuat untuk memahaminya
Diagnosis :
Untuk menegakkan d/pasti, gejala2 obsesif atau tindakan kompulsi
atau keduanya harus ada setiap hari sedikitnya 2minggu berturut-
turut. Hal itu merupakan sumber penderitaan dan mengganggu
aktivitas pasien.
Diagnosis banding :

Depresi

Gangguan Tourette

Epilepsi lobus temporalis

Kadang2 komplikasi trauma dan pasca ensphalitik

Perjalanan penyakit dan prognosis :

Rata2 pasien memiliki onset gejala yg tiba2

50-70% pasien memiliki onset gejala setelah suatu peristiwa yg menyebabkan stres seperti kehamilan,
masalah seksual, atau kematian.

Perjalanan penyakit pasien ada yg berfluktuasi dan ada yg konstan

Prognosis yg buruk dinyatakan oleh mengalah bukannya menahan pada kompulsi, onset pada masa
anak2, kompulsi yg aneh, perlu perawatan diRS, gangguan disertai depresi yg berat, kepercayaan
waham, adanya gagasan yg terlalu dipegang, dan adanya gangguan kepribadian.

Pronosis yg baik ditandai oleh penyesuaian sosial dan pekerjaan yg baik, adanya peristiwa pencetus dan
suatu sifat gejala yg episodik
Penatalaksanaan :
Farmakoterapi
Klomipramin, SSRI (Fluoksetin), Lithium, atau MAOI (Fenelzin)
Psikoterapi
Terapi perilaku dengan desensitasi
Terapi keluarga
IV. Reaksi Terhadap Stres Berat dan Gangguan Penyesuaian

a. Reaksi terhadap stres akut


Suatu gangguan sementara yg cukup parah yg terjadi pd seseorang tanpa
adanya gangguan jiwa lain yg nyata, sebagai respon thd stres fisik
maupun mental yg luar biasa yg biasanya menghilang dalam beberapa
jam atau hari.
Pedoman diagnostik :
Harus ada kaitan waktu kejadian yang jelas antara terjadinya pengalaman
stressor luar biasa (fisik atau mental) dengan onset dan gejala, biasanya setelah
beberapa menit atau segera setelah kejadian.
Selain itu ditemukan gejala-gelaja:
Terdapat gambaran gejala campuran yang biasanya berubah-ubah; selain
gelaja permulaan berupa keadaan terpaku (daze), semua hal berikut
dapat terlihat depresi, anxietas, kemarahan, kecewa, overaktif dan
penarikan diri. Akan tetapi tidak satupun dari gelaja tersebut yang
mendominasi gambaran klinisnya untuk waktu yang lama.

Pada kasus-kasus yang dapat dialihkan dari lingkup stressor-nya gangguan


dalam kategori ini selalu merupakan konsekuensi langsung (direct
consequence) dari stres akut yang berat atau trauma yang berkelanjutan.
Gangguan-gangguan ini dapat dianggap sebagai respons maladaptif
terhadap stres berat atau stres berkelanjutan. Dimana mekanisme
penyesuaian (coping mechanism) tidak berhasil mengatasi sehingga
menimbulkan masalah dalam fungsi sosial-nya.

Gelaja-gelaja dapat menghilang dengan cepat (dalam beberapa jam); dalam


hal di mana stres menjadi berkelanjutan atau tidak dapat dialihkan, gejala-
gelaja biasanya baru mereda setelah 24-48 jam dan biasanya hampir
menghilang setelah 3 hari.
B. Gangguan Stres Pasca Trauma
Timbul sbg respon yg berkepanjangan dan atau tertunda terhadap
kejadian/situasi yang menimbulkan stres, cenderung menyebabkan distres pd
hampir setiap orang.

Faktor Predisposisi

Ciri kepribadian misal kompulsif

Adanya riw. Ggn neurotik sebelumnya


Gejala Khas :
Bayangan2 kejadian traumatik terulan kembali (flashback) atau dalam
mimpi
Kondisi perasaan beku & penumpulan emosi
Menjauhi org lain
Tidak responsif terhadap lingkungannya
Anhedonia
Menghindari aktivitas dan situasi yg berkaitan dengan traumanya
Kadang terjadi reaksi dramatik, mendadak ketakutan, panik atau agresif
bila teringat traumanya.
Pedoman diagnosis ;

Diagnosis baru ditegakkan bilamana gangguan ini timbul dalam kurun waktu 6
bulan setelah kejadian traumatik berat (massa laten yang berkisar antara
beberapa minggu beberapa bulan, jarangg sampai melampaui 6 bulan).

Sebagai bukti tambahan selain trauma barus didapatkan bayang-bayang atau


mimpi-mimpi dari kejadian traumatik tersebut secara berulang-ulang kembali
(flashbacks).

Gangguan otonomik, gangguan afek dan kelainan tingkah laku semuanya dapat
mewarnai diagnosis tetapi tidak khas.
Penatalaksanaan :
BZD, Litium, -blocker, Klonidin, Karbamazepin

DD :
Intoksikasi alkohol
Ansietas
Ggn kepribadian ambang
Ggn waham
Depresi
Korban selamat dari bencana alam
Ggn panik
Tindak kekerasan, perkosaan dan penganiayaan seks
Halusinasi, ilusi dan insomnia
Berpura-pura
c. Gangguan Penyesuaian
Keadaan stres yg subjektif dan gangguan emosional yg mengganggu kinerja
dan fungsi. Timbul pada periode adaptasi terhadap perubahan yg bermakna
atau akibat dari peristiwa kehidupan yg penuh stres.
Manifestasi klinik :
Afek depresif
Ansietas
campuran ansietas-depresif
Perasaan tidak mampu menghadapi dan menyesuaikan, serta merencanakan
masa depan
Dissability dalam kinerja kegiatan rutin sehari-hari
Pada remaja : agresif dan dissosial
Pada anak-anak2 : fenomena regresi
Lamanya gejala tidak melebihi 6 bulan kecuali dalam kasus reaksi depresif
berkepanjangan
V. Gangguan Disosiatif (Konversi)
Adanya kehilangan (sebagian/seluruh) dari integrasi normal antara
ingatan masa lalu, kesadaran akan identitas&penghayatan serta
kendali terhadap gerakan tubuh.
Gangguan ini merupakan hal yg bersifat psikogenik yg berkaitan
dengan kejadian traumatik, problem yg tidak dapat diselesaikan
dan tidak dapat ditolerir atau gangguan dalam pergaulan.
Pedoman diagnostik :
Tidak ada bukti gangguan fisik
Adanya gangguan psikologis dalam keadaan yg stressfull atau
hub.interpersonal yg terganggu (meskipun disangkal)
Bentuk Gangguan Disosiatif :
1. Amnesia Disosiatif
Adalah ketidakmampuan untuk mengingat informasi yg baru saja disimpan
dalam ingatan pasien, biasanya tentang peristiwa yg menegangkan/traumatik
dalam kehidupannya bukan disebabkan oleh gangguan mental organik.
Amnesia dari amnesia disosiatif dapat mengambil 1 dari beberapa bentuk :
- Amnesia terlokalisasi, kehilangan daya ingat terhadap peristiwa dalam
periode singkat/hanya dlm beberapa jam-hari
- Amnesia umum, kehilangan daya ingat akan pengalaman selama hidupnya
- Amnesia selektif, kegagalan mengingat beberapa peristiwa selama
waktu yg singkat
2. Fugue Disosiatif
Memiliki semua ciri amnesia disosiatif ditambah gejala melakukan perjalanan
meninggalkan rumah/tempat kerja yg disengaja, seringkali mengambil
identitas dan pekerjaan yg sepenuhnya baru walaupun identitas baru biasanya
kurang lengkap.
3. Gangguan Trans dan Kesurupan
Adanya kehilangan penghayatan sementara akan identitas diri dan kesadaran
terhadap lingkungannya.
Gambaran Klinis :
Berprilaku seakan-akan dikuasai oleh kepribadian lain, kekuatan gaib, malaikat,
kekuatan lain.
Perhatian dan kewaspadaan terbatas atau terpusat pada satu atau dua aspek
yg ada dilingkungan dan seringkali gerakan, posisi tubuh dan kata2nya juga
terbatas dan diulang2.
4. Gangguan Motorik Disosiatif
Paralisis bersifat parsial dengan gerakan yg lemah atau lambat
Tremor yg berlebihan pada satu atau lebih ekstremitas atau pada seluruh
badan
Terjadi berbagai bentuk dan taraf inkoordinasi khususnya pada kaki sehingga
cara jalan aneh dan ketidakmampuan berdiri tanpa dibantu.
5. Konvulsi Disosiatif
Menyerupai kejang epileptik daam hal gerakannya, tapi jarang disertai lidah
tergigit dan luka karena jatuh saat serangan dan inkontinensia urine, tidak
dijumpai kehilangan kesadaran tapi diganti dengan keadaan stupor atau trans.
VI. Gangguan Somatoform

Suatu kelompok gangguan yang memiliki gejala fisik ( nyeri, mual, pusing )
dimana tidak dapat ditemukan penjelasan medis yang adekuat.

Menyebabkan penderitaan emosional yg bermakna sehingga peranan social


dan pekerjaannya menjadi terganggu.
DSM-IV, 5 ggg spesifik :
1. Ggg Somatisasi :
Banyak gejala somatik yg tdk dapat dijelaskan berdasarkan
pem. Fisik & lab yang berlangsung sedikitnya 2 tahun
Tidak mau menerima nasehat/penjelasan dari dokter bahwa
tidak ada kelainan fisik yang dapat menjelaskan keluhan tsb
Terdapat Disability dimasyarakat, keluarga yang berkaitan
dengan keluhan-keluhannya.
2. Ggg somatoform tak terinci :
Keluhan-keluhan fisik yang bersifat multipel, bervariasi dan
menetap namun gambaran klinis yang khas dari gangguan
somatisasi tidak terpenuhi.
3. Hipokondriasis
Keyakinan yang menetap adanya sekurang-
kurangnya satu penyakit fisik yang serius yang
melandasi keluhan-keluhannya, meskipun dari
pemeriksaan tidak menunjang adanya alasan fisik,
ataupun adanya preokupasi yang menetap
Tidak mau menerima nasehat atau dukungan
penjelasan dari beberapa dokter bahwa tidak
ditemukan penyakit atau abnormalitas fisik yang
melandasi keluhanya.
4. Ggg Disfungsi otonomik Somatoform
Adanya gejala gejala otonomik, seperti : palpitasi,
berkeringan, tremor, flushing yang menetap dan mengganggu
Tidak terbukti adanya gangguan yang cukup berarti pada
struktur/fungsi dari system atau organ yang dimaksud
5. Ggg Nyeri
Adanya nyeri pd 1 atau lebih tempat yg tidak sepenuhnya
disebabkan oleh kondisi medis atau neurologis nonpsikiatrik.
Ada hubungan dgn adanya konflik emosional atau problem
psikososial
Epidemiologi :
Wanita > Pria
Biasanya onset sebelum usia 30 tahun
Etiologi :
1. Faktor Psikososial. Menghindari tanggung jawab, tdk bisa menyelesaikan
masalah, ekspresi emosi yang tdk bisa diungkapkan dgn kata2.
2. Faktor Biologis. Genetik, gangguan metabolisme zat di otak.
3. Faktor prilaku
4. Faktor interpersonal
Prognosis :
Baik
Semakin lama gejala semakin buruk prognosisnya.
DD/ :
- Sklerosis multiple - Hiperparatiroid
- Miastenia gravis - Infeksi sistemik kronis
- SLE - Sindroma Guillen-Barre
- Simptom awal AIDS - Neuritis optik
- Hipertiroid
Terapi :
Farmakoterapi :
Psikotropik bila ada ggg mood atau ggg kecemasan.
Analgesik ( ggg nyeri )
Antidepressan
Anxiolitik
Psikoterapi :
Psikoterapi kelompok
Hipnosis
Terapi perilaku
VII. Gangguan Neurotik Lainnya
A. Neurastenia
Keluhan utama yaitu kelemahan fisik hanya karena kegiatan
ringan disertai nyeri dan sakit otot dan tidak mampu untuk
rileks.
Ciri Khas : Kekhawatiran pasien pada kelelahan dan
kelemahan serta penurunan efisiensi mental dan fisik.
B. Sindrom Depersonalisasi-Derealisasi
Keadaan dimana pasien mengeluh bahwa aktivitas
mentalnya, tubuhnya, lingkungannya, menjadi berubah
kualitasnya sehingga menjadi tidak nyata dan asing.
Kriteria Diagnosis :
1. Gejala depersonalisasi yaitu pasien merasa
pengalamannya seperti terlepas, jauh,bukan
dirinya, hilang, dsb
2. Gejala derealisasi yaitu orang atau lingkungan
sekitarnya tidak nyata, jauh, semu, tanpa warna,
tidak hidup, dsb
3. Memahami bahwa hal tersebut merupakan
spontan dan subjektif dan bukan disebabkan oleh
kekuatan dari luar atau orang lain
4. Pengindraan tidak terganggu dan tidak ada keadaan
kebingungan atau epilepsi

Anda mungkin juga menyukai