Pembimbing :
dr. Rosmalia Suparso, Sp. Kj
Oleh :
Nina Apriyana ( 406117031)
Elsa Widjaja ( 406117050)
Trisnawaty Wijaya ( 406117053)
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedoktera Jiwa
Rumah Sakit Khusus Jiwa Dharma Graha
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 16 April 2012 18 Mei 2012
EKSTERNAL
INTERNAL
Sensasi
Fisiologis
Kesadaran
terhadap rasa
gugup atau
takut
Teori Psikoanalitik
Teori Perilaku
Teori Eksistensi
Menurut Biologis:
SSO
Neurotransmiter
Pertimbangan neuroanatomis:
Korteks serebri
Sistem Limbik
KLASIFIKASI
Menurut DSM-IV :
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
SOMATOFORM
DAN
GANGGUAN PANIK
EPIDEMIOLOGI
Prevalensi
gangguan panik = 1,5-5%
serangan panik = 3-5,6%
ETIOPATOGENESIS
Faktor Biologis
Disregulasi sistem saraf perifer dan pusat
SSO menunjukkan peningkatan tonus simpatik, beradaptasi secara
lambat terhadap stimuli yang berulang, dan berespon secara berlebihan
terhadap stimuli yang sedang
Sistem neurotransmitter utama yang terlibat : norepinefrin, serotonin,
dan gamaaminobutyric acid (GABA)
Faktor Genetika
Angka prevalensi tinggi pada anak dengan orang tua yang menderita
gangguan panik
Faktor Psikososial
Teori kognitif perilaku kecemasan adalah suatu respon yang dipelajari
baik dari perilaku modeling orang tua atau melalui proses pembiasan
klasik
Teori psikoanalitik serangan panik sebagai akibat dari pertahanan yang
tidak berhasil dalam melawan impuls yang menyebabkan kecemasan
MANIFESTASI KLINIS
Suatu serangan panik secara tiba-tiba akan menyebabkan minimal 4 dari
gejala-gejala somatik berikut:
Palpitasi
Berkeringat
Gemetar
Sesak napas
Perasaan tercekik
Nyeri dada atau perasaan tidak nyaman
Mual dan gangguan perut
Pusing, bergoyang, melayang atau pingsan
Derealisasi atau depesonalisasi
PEDOMAN DIAGNOSTIK
Menurut
Pedoman
Penggolongan
dan
Diagnosis
Gangguan Jiwa III (PPDGJ III)
Gangguan Panik baru ditegakkan sebagai diagnosis utama bila tidak
ditemukan adanya gangguan anxietas fobik
Untuk diagnosis pasti, harus ditemukan adanya beberapa kali
serangan anxietas berat (severe attacks of autonomic anxiety) dalam
masa kira-kira satu bulan:
Pada keadaan-keadaan diamna sebenarnya secara objektif tidak ada
bahaya;
Tidak terbatas pada situasi yang telah diketahui atau yang dapat diduga
sebelumnya (unpredictable situations);
Dengan keadaan yang relatif bebas dari gejala-gejala anxietas pada
periode di antara serangan-serangan panik (meskipun demikian
umumnya dapat terjadi juga anxietas antisipatorik, yaitu anxietas yang
terjadi setelah membayangkan sesuatu yang mengkhawatirkan akan
terjadi).
DIAGNOSIS BANDING
Gangguan medis :
Infark miokard
Hipertiroid
Hipoglikemia
Gangguan psikiatri :
pura-pura
gangguan buatan
fobia sosial dan spesifik
gangguan stress pasca traumatik
gangguan depresi.
PENATALAKSANAAN
Farmakoterapi
SSRI ( Serotonin Selective Reuptake Inhibitors)
terdiri atas sertralin, fluoksetin, fluvoksamin,
escitalopram, dll
diberikan dalam 3-6 bulan atau lebih
Alprazolam
dikonsumsi biasanya antara 4-6 minggu, setelah
itu secara perlahan-lahan diturunkan dosisnya
sampai akhirnya dihentikan
Psikoterapi
Terapi Relaksasi
Meredakan secara relatif cepat serangan panik
Menenangkan individu
Prinsipnya adalah melatih pernafasan, mengendurkan
seluruh otot tubuh dan mensugesti pikiran ke arah
konstruktif atau yang diinginkan akan dicapai
Terapi Kognitif Perilaku
Melakukan restrukturisasi kognitif, yaitu membentuk
kembali pola perilaku dan pikiran yang irasional dan
menggantinya dengan yang lebih rasional
Psikoterapi Dinamik
Pasien diajak untuk lebih memahami diri dan
kepribadiannya
Memerlukan kerjasama yang baik antara
individu dengan dokter
FOBIA
FOBIA
SOSIAL
FOBIA
SPESIFIK
EPIDEMIOLOGI
Fobia merupakan salah satu gangguan jiwa yang umum, dimana
terdapat kurang lebih 5 10 % dari seluruh populasi yang
mengalaminya
Fobia spesifik > fobia sosial
Fobia spesifik:
Prevalensi 6 bulan fobia spesifik berkisar antara 5 10 / 100
orang
Tingkat prevalensi fobia spesifik pada perempuan berkisar antara
13.6 16.1 % lebih tinggi dibandingkan pria
Fobia sosial:
Prevalensi 6 bulan berkisar antara 2 3 / 100 orang
Perempuan > laki-laki
Puncak onset fobia sosial adalah pada masa remaja, namun
berkisar antara usia 5 hingga 35 tahun
ETIOPATOGENESIS
Faktor perilaku
Fobia kecemasan akibat stimuli
menakutkan
yang
muncul
bersamaan dengan stimuli netral
lainnya
Teori klasik stimulus-respon
Faktor
psikoanalitik
(Sigmund Freud)
Konflik yg tidak terselesaikan
repression displacement
symbolization
MANIFESTASI KLINIS
Pemikiran dan ketakutan yang tidak logis
terhadap suatu stimulus
(Saat terpapar)
Rasa cemas yang hebat
Serangan panik
Ketakutan yang jelas dan menetap yang berlebihan atau tidak beralasan,
ditandai oleh adanya atau antisipasi dari suatu obyek atau situasi spesifik
(misalnya, naik pesawat terbang, ketinggian, binatang, mendapat
suntikkan, melihat darah).
B.
C.
D.
Situasi fobik dihindari atau kalau dihadapi adalah dengan kecemasan atau dengan
penderitaan yang jelas.
E.
F.
Pada individu yang berusia dibawah 18 tahun, durasi paling sedikit 6 bulan.
G.
Sebutkan tipe :
Tipe Binatang
Acrophobia
Agoraphobia
Ailurophobia
Hydrophobia
Claustrophobia
Cynophobia
Mysophobia
Pyrophobia
Xenophobia
Zoophobia
Ketakutan yang jelas dan menetap terhadap satu atau lebih situasi sosial atau memperlihatkan
perilaku dimana orang bertemu dengan orang asing atau kemungkinan diperiksa oleh orang
lain. Ketakutan bahwa ia akan bertindak dengan cara (atau menunjukkan gejala kecemasan)
B.
Pemaparan dengan situasi sosial yang ditakuti hampir selalu mencetuskan kecemasan, dapat
berupa seragan panik yang berhubungan dengan situasi atai dipredisposisi oleh situasi.
Catatan : pada anak-anak, kecemasan dapat diekspresikan dengan menangis tantrum diam
membeku, atau bersembunyi dari situasi sosial dengan orang asing.
C.
D.
E.
menderita fobia.
F.
F. Kecemasan atau penghindaran fobik bukan karena efek fisiologis langsung dari
zat (misalnya, penyalahgunaan zat, pengobatan) atau suatu kondisi medis
umum dan tidak lebih baik dijelaskan oleh gangguan mental lain ( misalnya,
Gangguan Panik Dengan atau Tanpa Agorafobia, Gangguan Cemas Perpisahan,
G. Jika terdapat suatu kondisi medis umum atau gangguan mental dengannya
misalnya takut adalah bukan gagap, gemetar pada penyakit Parkinson, atau
memperlihatkan perilaku makan abnormal pada Anoreksia Nervosa atau
Bulimia Nervosa.
Sebutkan Jika :
Menyeluruh : jika ketakutan termasuk situasi yang paling sosial (juga
pertimbangkan diagnosis tambahan Gangguan Kepribadian Menghindar)
untuk:
harus
merupakan
Banyak orang
Tempat-tempat umum
Bepergian sendiri
Fobia Sosial
Semua kriteria di bawah ini harus dipenuhi untuk suatu
diagnosis pasti:
Gejala-gejala psikologis, perilaku /otonomik harus
merupakan manifestasi primer dari anxietas dan bukan
sekundari gejala lain seperti waham / pikiran obsesif
Anxietas harus hanya terbatas / menonjol pada situasi
sosial tertentu saja
Penghindaran dari situasi fobik harus merupakan
gambaran yang menonjol
DIAGNOSA BANDING
Diagnosis fobia harus dapat dibandingkan dengan rasa takut
yang wajar dan malu yang umum.
Menurut DSM-IV-TR :
rasa takut atau malu yang dialami pasien telah mengganggu
kemampuan berfungsi orang tersebut.
DD/ fobia :
Keadaan medis lain non-psikiatrik :
Penggunaan zat-zat terlarang
Tumor sistem saraf pusat
Penyakit serebrovaskuler
Skizofrenia
Fobia spesifik :
Hipocondriasis
Gangguan obsesif-kompulsif
Gangguan pribadi paranoid.
Fobia sosial :
Gangguan depresi berat
Gangguan kepribadian
schizoid
Fobia spesifik :
75% teratasi dengan terapi kognitif perilaku
Fobia sosial :
80% teratasi dengan farmakoterapi, terapi kognitif perilaku
atau kombinasi
PENATALAKSANAAN
Terapi
perilaku
TATA
LAKSANA
Desensitisasi
sistematis
Image
flooding
Psikoterapi
Hipnosis,
Modalitas
terapi lainnya
Terapi
suportif
Terapi
keluarga
Terapi Perilaku
Kesuksesan bergantung pada :
komitmen pasien dengan terapi
permasalahan dan tujuan terapi yang jelas
berbagai strategi yang dapat digunakan untuk
menangani masalah.
Fobia Sosial :
Psikoterapi
Farmakoterapi
Obat-obatan yang dapat digunakan :
GANGGUAN CEMAS
MENYELURUH
EPIDEMIOLOGI
Prevalensi= 3-8%
Perempuan : laki-laki = 2:1
ETIOPATOGENESIS
Teori Biologi
Area otak yang terlibat lobus oksipitalis ( karena memiliki
reseptor benzodiazepin)
Neurotransmitter yang berperan: GABA, serotonin, norepinefrin,
glutamat, dan kolesitokinin
Faktor genetik
Faktor psikoanalitik
Anxietas adalah gejala dari konflik bawah sadar yang tidak
terselesaikan
Teori Kognitif Perilaku
Penderita berespon secara salah dan tidak tepat terhadap ancaman,
disebabkan oleh perhatian yang selektif terhadap hal-hal negatif
pada lingkungannya, adanya distorsi pada pemrosesan informasi
dan pandangan yang sangat negatif terhadap kemampuan diri untuk
menghadapi ancaman
MANIFESTASI KLINIS
Anxietas
Ketegangan motorik
Hiperaktivitas otonom
Kewaspadaan secara kognitif
PEDOMAN DIAGNOSTIK
Menurut Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa III (PPDGJ III)
Penderita harus menunjukkan gejala primer anxietas yang berlangsung hampir setiap hari
selama beberapa minggu, bahkan biasanya sampai beberapa bulan. Gejala-gejala ini biasanya
mencakup hal-hal berikut :
Kecemasan tentang masa depan (khawatir akan nasib buruk, perasaan gelisah seperti di
ujung tanduk, sulit berkonsentrasi, dan sebagainya) ;
Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat santai) ;
Overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat, takikardi, takipneu, keluhan
epigastrik, pusing kepala, mulut kering, dan sebagainya).
Pada anak-anak sering terlihat adanya kebutuhan berlebihan untuk ditenangkan serta
keluhan somatik berulang-ulang. Adanya gejala-gejala lain yang bersifat sementara, terutama
depresi, tidak menyingkirkan gangguan anxietas menyeluruh sebagai diagnosis utama, selama
pasien tidak memenuhi kriteria lengkap dari episode depresif (F32), gangguan anxietas fobik
(F40), gangguan panik (F41.0) atau gangguan obsesif kompulsif (F42).
Termasuk :
Neurosis anxietas
Reaksi anxietas
Keadaan anxietas
D.
E.
F.
DIAGNOSIS BANDING
Kecemasan akibat kondisi medis umum maupun
gangguan
yang
berhubungan
dengan
penggunaan zat
Gangguan psikiatrik lain: gangguan panik, fobia,
gangguan obsesif kompulsif, hipokondriasis,
gangguan somatisasi, gangguan penyesuaian
dengan kecemasan, dan gangguan kepribadian
PENATALAKSANAAN
Farmakoterapi
Psikoterapi
Farmakoterapi
Benzodiazepin DOC
Dimulai dari dosis terendah ditingkatkan sampai
mencapai respon terapi
Lamanya 2-6 minggu
Buspiron
Efektif mengatasi gejala kognitif
Tidak menyebabkan withdrawal
Efek 2-3 minggu
SSRI (Sertraline dan paroxetine )
Efektif untuk gangguan cemas menyeluruh dan riwayat
depresi
Sertralin dan paroxetine DOC
Psikoterapi
Teori kognitif perilaku
Terapi Suportif
PROGNOSIS
Gangguan anxietas menyeluruh merupakan
suatu
keadaan
kronis
yang
mungkin
berlangsung seumur hidup
Sebanyak 25% mengalami gangguan panik,
juga dapat mengalami gangguan depresi mayor
GANGGUAN OBSESIFKOMPULSIF
EPIDEMIOLOGI
Prevalensi = 2 - 2,4%
Sebagian besar dialami saat remaja atau dewasa
muda (umur 18-24 tahun)
Laki-laki = perempuan
ETIOPATOGENESIS
Neurotransmiter
Biologik
Neuroimunologi
Genetik
ETIOLOGI
Data Anatomis
NeuroImaging
Kebiasaan
Psikodinamik
Psikososial
Personalitas
MANIFESTASI KLINIS
Obsesi dan kompulsi memiliki ciri tertentu secara umum:
Suatu gagasan atau impuls yang memaksa dirinya secara bertubitubi dan terus menerus ke dalam kesadaran seseorang
Perasaan ketakutan yang mencemaskan yang menyertai manifestasi
sentral dan sering kali menyebabkan orang melakukan tindakan
kegagalan melawan gagasan atau impuls awal
Obsesi dan kompulsi merupakan ego-alien
Pasien mengenali obsesi dan kompulsif merupakan sesuatu yang
mustahil dan tidak masuk akal
Individu yang tenderita obsesi kompulsif merasa adanya dorongan
kuat untuk menahannya
PEDOMAN DIAGNOSTIK
Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental
Disorders IV ( DSM-IV-TR)
A.Salah satu obsesi atau kompulsi :
Obsesi seperti yang didefinisikan oleh (1),(2),(3), dan (4) :
1. Pikiran, impuls, atau layangan yang berulang dan menetap yang dialami,
pada suatu saat selama gangguan, dirasakan mengganggu dan tidak
sesuai, dan menyebabkan kecemasan dan penderitaan yang jelas.
2. Pikiran, impuls, atau bayangan tidak hanya kekhawatiran berlebihan
tentang masalah kehidupan yang nyata.
3. Orang berusaha untuk mengabaikan atau menekan pikiran, Impuls, atau
bayangan tersebut untuk menetralkannya dengan pikiran atau tindakan
lain
4. Orang menyadari bahwa pikiran, impuls, atau bayangan obsesional
adalah hasil dari pikirannya sendiri (tidak disebabkan dari luar seperti
penyisipan pikiran)
B. Pada suatu waktu selama perjalanan gangguan, orang menyadari bahwa obsesi atau
kompulsi adalah berlebihan atau tidak beralasan. Catatan : hal ini tidak berlaku
untuk anak-anak.
C. Obsesi atau kompulsi menyebabkan penderitaaan yang jelas, menghabiskan waktu
(lebih dari 1 jam sehari), atau secara bermakna mengganggu rutinitas normal, fungsi
pekerjaan (atau akademik), atau kegiatan atau hubungan sosial biasanya.
D. Jika terdapat gangguan Aksis I lainnya, Isi obsesi atau kompulsi tidak terbatas
padanya (misalnya, preokupasi dengan makanan yang terdapat pada Gangguan
Makan; mencabut rambut yang terdapat pada Trikotilomania; perhatian pada
penampilan yang terdapat pada Gangguan Dismorfik Tubuh; preokupasi dengan zat
yang terdapat pada suatu Gangguan Penggunaan Zat; preokupasi dengan menderita
suatu penyakit serius yang terdapat pada Hipokondriasis; preokupasi dengan
dorongan atau fantasi seksual yang terdapat pada Parafilia; atau perenungan
bersalah yang terdapat pada Gangguan Depresi Mayor.
E. Gangguan tidak disebabkan oleh efek fisiologis langsung dari zat (misal,
penyalahgunaan zat, pengobatan) atau suatu kondisi medis umum
Sebutkan Jika :
Dengan tilikan buruk : jika, selama sebagian besar waktu episode terakhir, orang
tidak menyadari bahwa obsesi dan kompulsi adalah berlebihan atau tidak beralasan.
DIAGNOSIS BANDING
Kondisi Medis
Gangguan
neurologis
utama
yang
dipertimbangkan di dalam diagnosis banding
adalah gangguan Tourette, gangguan tik lainnya,
epilepsi lobus temporalis
Kondisi Psikiatrik
Pertimbangan utama di dalam diagnosis
banding gangguan obsesif-kompulsif adalah
skizofrenia, gangguan kepribadian obsesifkompulsif, fobia, dan gangguan depresif
PENATALAKSAAAN
Farmakoterapi:
SSRI DOC
Antidepresan trisiklik
Valproat, litihium, atau carbamazepine
Terapi perilaku:
PROGNOSIS
20-30 % pasien -- perbaikan gejala yang
bermakna
40-50% -- perbaikan sedang
20-40% -- gejalanya menetap atau memburuk
TERIMA KASIH