Anda di halaman 1dari 70

GANGGUAN CEMAS

Pembimbing :
dr. Rosmalia Suparso, Sp. Kj
Oleh :
Nina Apriyana ( 406117031)
Elsa Widjaja ( 406117050)
Trisnawaty Wijaya ( 406117053)
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedoktera Jiwa
Rumah Sakit Khusus Jiwa Dharma Graha
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 16 April 2012 18 Mei 2012

Sinyal yang menyadarkan; ia memperingatkan


adanya bahaya yang mengancam dan
memungkinkan seseorang mengambil
tindakan untuk mengatasi ancaman,
terkadang juga disertai dengan gejala otonom

EKSTERNAL

INTERNAL

Sensasi
Fisiologis

Kesadaran
terhadap rasa
gugup atau
takut

Teori Psikoanalitik
Teori Perilaku
Teori Eksistensi

Menurut Biologis:
SSO
Neurotransmiter

Pertimbangan neuroanatomis:
Korteks serebri
Sistem Limbik

KLASIFIKASI
Menurut DSM-IV :
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)

Serangan panik dengan atau tanpa agoraphobia


Agoraphobia dengan atau tanpa Serangan panik
Fobia spesifik
Fobia sosial
Gangguan Obsesif-Kompulsif
Post Traumatic Stress Disorder ( PTSD )
Gangguan Stress Akut
Gangguan Cemas Menyeluruh (Generalized
Anxiety Disorder)

Menurut PPDGJ III:


F40F48 GANGGUAN NEUROTIK, GANGGUAN
GANGGUAN YANG BERKAITAN DENGAN STRES
F40 Gangguan Anxieta Fobik
F40.0 Agorafobia
.00 Tanpa gangguan panik
.01 Dengan gangguan panik
F40.1 Fobia sosial
F40.2 Fobia khas (terisolasi)
F40.8 Gangguan anxietas fobik lainnya
F40.9 Gangguan anxietas fobik YTT
F41 Gangguan Anxietas Lainnya
F41.0 Gangguan panik (anxietas paroksismal episodik)
F41.1 Gangguan anxietas menyeluruh
F41.2 Gangguan campuran anxietas dan depresif
F41.3 Gangguan anxietas campuran lainnya
F41.8 Gangguan anxietas lainnya YDT
F41.9 Gangguan anxietas YTT

SOMATOFORM

DAN

F42 Gangguan Obsesif-Kompulsif


F42.0 Predominan pikiran obsesional atau pengulangan
F42.1 Predominan tindakan kompulsif (obsesional ritual)
F42.2 Campuran tindakan dan pikiran obsesional
F42.8 Gangguan obsesif kompulsif lainnya
F42.9 Gangguan obsesif kompulsif YTT
F43 Reaksi Terhadap Stres Berat dan Gangguan Penyesuaian (F43.0F43.9)
F44 Gangguan Disosiatif (Konversi) (F44.0-F44.9)
F45 Gangguan Somatoform (F45.0-F45.9)
F48 Gangguan Neurotik Lainnya (F48.0-F48.9)

GANGGUAN PANIK

terjadinya serangan panik


yang spontan dan tidak
diperkirakan
periode kecemasan dan
ketakutan yang kuat dan
relatif singkat (biasanya
kurang dari satu tahun),
yang disertai oleh gejala
somatik tertentu

EPIDEMIOLOGI
Prevalensi
gangguan panik = 1,5-5%
serangan panik = 3-5,6%

Wanita : pria = 2:1


Gangguan paling sering berkembang pada
dewasa muda, usia rata-rata timbulnya adalah
kira-kira 25 tahun

ETIOPATOGENESIS
Faktor Biologis
Disregulasi sistem saraf perifer dan pusat
SSO menunjukkan peningkatan tonus simpatik, beradaptasi secara
lambat terhadap stimuli yang berulang, dan berespon secara berlebihan
terhadap stimuli yang sedang
Sistem neurotransmitter utama yang terlibat : norepinefrin, serotonin,
dan gamaaminobutyric acid (GABA)

Faktor Genetika
Angka prevalensi tinggi pada anak dengan orang tua yang menderita
gangguan panik

Faktor Psikososial
Teori kognitif perilaku kecemasan adalah suatu respon yang dipelajari
baik dari perilaku modeling orang tua atau melalui proses pembiasan
klasik
Teori psikoanalitik serangan panik sebagai akibat dari pertahanan yang
tidak berhasil dalam melawan impuls yang menyebabkan kecemasan

MANIFESTASI KLINIS
Suatu serangan panik secara tiba-tiba akan menyebabkan minimal 4 dari
gejala-gejala somatik berikut:

Palpitasi
Berkeringat
Gemetar
Sesak napas
Perasaan tercekik
Nyeri dada atau perasaan tidak nyaman
Mual dan gangguan perut
Pusing, bergoyang, melayang atau pingsan
Derealisasi atau depesonalisasi

Ketakutan kehilangan kendali atau menjadi gila


Rasa takut mati
Parestesi atau mati rasa
Menggigil atau perasaan panas.

PEDOMAN DIAGNOSTIK
Menurut
Pedoman
Penggolongan
dan
Diagnosis
Gangguan Jiwa III (PPDGJ III)
Gangguan Panik baru ditegakkan sebagai diagnosis utama bila tidak
ditemukan adanya gangguan anxietas fobik
Untuk diagnosis pasti, harus ditemukan adanya beberapa kali
serangan anxietas berat (severe attacks of autonomic anxiety) dalam
masa kira-kira satu bulan:
Pada keadaan-keadaan diamna sebenarnya secara objektif tidak ada
bahaya;
Tidak terbatas pada situasi yang telah diketahui atau yang dapat diduga
sebelumnya (unpredictable situations);
Dengan keadaan yang relatif bebas dari gejala-gejala anxietas pada
periode di antara serangan-serangan panik (meskipun demikian
umumnya dapat terjadi juga anxietas antisipatorik, yaitu anxietas yang
terjadi setelah membayangkan sesuatu yang mengkhawatirkan akan
terjadi).

DIAGNOSIS BANDING
Gangguan medis :
Infark miokard
Hipertiroid
Hipoglikemia

Gangguan psikiatri :
pura-pura
gangguan buatan
fobia sosial dan spesifik
gangguan stress pasca traumatik
gangguan depresi.

PENATALAKSANAAN
Farmakoterapi
SSRI ( Serotonin Selective Reuptake Inhibitors)
terdiri atas sertralin, fluoksetin, fluvoksamin,
escitalopram, dll
diberikan dalam 3-6 bulan atau lebih
Alprazolam
dikonsumsi biasanya antara 4-6 minggu, setelah
itu secara perlahan-lahan diturunkan dosisnya
sampai akhirnya dihentikan

Psikoterapi
Terapi Relaksasi
Meredakan secara relatif cepat serangan panik
Menenangkan individu
Prinsipnya adalah melatih pernafasan, mengendurkan
seluruh otot tubuh dan mensugesti pikiran ke arah
konstruktif atau yang diinginkan akan dicapai
Terapi Kognitif Perilaku
Melakukan restrukturisasi kognitif, yaitu membentuk
kembali pola perilaku dan pikiran yang irasional dan
menggantinya dengan yang lebih rasional

Psikoterapi Dinamik
Pasien diajak untuk lebih memahami diri dan
kepribadiannya
Memerlukan kerjasama yang baik antara
individu dengan dokter

FOBIA

Suatu ketakutan irasional yang jelas,


menetap, dan berlebihan terhadap
suatu objek spesifik, keadaan atau
situasi

FOBIA
SOSIAL

FOBIA
SPESIFIK

EPIDEMIOLOGI
Fobia merupakan salah satu gangguan jiwa yang umum, dimana
terdapat kurang lebih 5 10 % dari seluruh populasi yang
mengalaminya
Fobia spesifik > fobia sosial
Fobia spesifik:
Prevalensi 6 bulan fobia spesifik berkisar antara 5 10 / 100
orang
Tingkat prevalensi fobia spesifik pada perempuan berkisar antara
13.6 16.1 % lebih tinggi dibandingkan pria
Fobia sosial:
Prevalensi 6 bulan berkisar antara 2 3 / 100 orang
Perempuan > laki-laki
Puncak onset fobia sosial adalah pada masa remaja, namun
berkisar antara usia 5 hingga 35 tahun

ETIOPATOGENESIS
Faktor perilaku
Fobia kecemasan akibat stimuli
menakutkan
yang
muncul
bersamaan dengan stimuli netral
lainnya
Teori klasik stimulus-respon

Faktor
psikoanalitik
(Sigmund Freud)
Konflik yg tidak terselesaikan
repression displacement
symbolization

MANIFESTASI KLINIS
Pemikiran dan ketakutan yang tidak logis
terhadap suatu stimulus

(Saat terpapar)
Rasa cemas yang hebat
Serangan panik

Dapat menghindari stimulus fobianya hingga


taraf yang berlebihan
Gejala depresi derat (1/3 pasien)
Gangguan penggunaan zat-zat terlarang

DSM-IV-TR 300.29 FOBIA SPESIFIK


A.

Ketakutan yang jelas dan menetap yang berlebihan atau tidak beralasan,
ditandai oleh adanya atau antisipasi dari suatu obyek atau situasi spesifik
(misalnya, naik pesawat terbang, ketinggian, binatang, mendapat
suntikkan, melihat darah).

B.

Pemaparan stimulus fobik hampir selalu mencetuskan respon kecemasan


segera, dapat berupa serangan panik yang berhubungan dengan situasi
atau predisposisi oleh situasi.
Catatan : pada anak-anak, kecemasan dapat diekspresikan dengan menangis,
tantrum, diam membeku, atau melekat erat menggendong.

C.

Orang menyadari bahwa ketakutan adalah berlebihan atau tidak


beralasan.
Catatan : pada anak-anak, gambaran ini mungkin tidak ditemukan

D.

Situasi fobik dihindari atau kalau dihadapi adalah dengan kecemasan atau dengan
penderitaan yang jelas.

E.

Penghindaran, kecemasan antisipasi, atau penderitaan dalam situasi yang ditakuti


secara bermakna mengganggu rutinitas normal, fungsi pekerjaan (atau akademik),
atau aktivitas sosial atau hubungan dengan orang lain, atau terdapat penderitaan
yang jelas karena menderita fobia.

F.

Pada individu yang berusia dibawah 18 tahun, durasi paling sedikit 6 bulan.

G.

Kecemasan, serangan panik, atau penghindaran fobik dihubungkan dengan objek


atau situasi spesifik tidak lebih baik dijelaskan oleh gangguan mental lain, seperti
Gangguan Obsesif-Kompulsif (misalnya,seseorang takut kotoran dengan obsesi
tentang kontaminasi), Gangguan Stres pascatrauma (misalnya,penghindaran
stimulus yang berhubungan dengan stresor yang berat0, Gangguan Cemas
Perpisahan (misalnya,menghindari sekolah), Fobia Sosial (misalnya,menghindari
situasi sosial karena takut merasa malu), Gangguan Panik dengan Agorafobia,
atau Agorafobia Tanpa Riwayat Gangguan Panik.

Sebutkan tipe :
Tipe Binatang

Tipe Lingkungan Alam (misalanya, ketinggan, badai, air)


Tipe Darah, Injeksi, Cedera
Tipe Situasional (misalnya, pesawat udara, elevator, tempat
tertutup)
Tipe Lainnya (misalnya, ketakutan tersedak, muntah, atau
mengidap penyakit ; pada anak-anak, ketakutan pada suara
keras atau karakter bertopeng).

Acrophobia

Takut akan ketinggian

Agoraphobia

Takut akan tempat terbuka

Ailurophobia

Takut akan kucing

Hydrophobia

Takut akan air

Claustrophobia

Takut akan tempat tertutup

Cynophobia

Takut akan anjing

Mysophobia

Takut akan kotoran dan kuman

Pyrophobia

Takut akan api

Xenophobia

Takut akan orang yang asing

Zoophobia

Takut akan hewan

DSM-IV-TR Diagnostic Criteria for


Social Phobia
A.

Ketakutan yang jelas dan menetap terhadap satu atau lebih situasi sosial atau memperlihatkan
perilaku dimana orang bertemu dengan orang asing atau kemungkinan diperiksa oleh orang
lain. Ketakutan bahwa ia akan bertindak dengan cara (atau menunjukkan gejala kecemasan)

yang akan menghinakan atau memalukan.


Catatan : pada anak-anak, harus terbukti adanya kemampuan sesuai usianya untuk
melakukan hubungan sosial dengan orang yang telah dikenalnya dan kecemasan hanya
terjadi dalam lingkungan teman sebaya, bukan dalam interaksi dengan orang dewasa.

B.

Pemaparan dengan situasi sosial yang ditakuti hampir selalu mencetuskan kecemasan, dapat
berupa seragan panik yang berhubungan dengan situasi atai dipredisposisi oleh situasi.
Catatan : pada anak-anak, kecemasan dapat diekspresikan dengan menangis tantrum diam
membeku, atau bersembunyi dari situasi sosial dengan orang asing.

C.

Orang menyadari bahwa ketakutan adalah berlebihan atau tidak


beralasan.
Catatan : pada anak-anak, gambaran ini mungkin tidak ditemukan

D.

Situasi sosial atau memperlihatkan perilaku dihindari atau kalau


dihadapi adalah dengan kecemasan atau dengan penderitaan yang
jelas

E.

Penghindaran, kecemasan antisipasi, atau penderitaan dalam situasi


yang ditakuti secara bermakna mengganggu rutinitas normal, fungsi
pekerjaan (atau akademik), atau aktivitas sosial atau hubungan
dengan orang lain, atau terdapat penderitaan yang jelas karena

menderita fobia.
F.

Pada individu yang berusia dibawah 18 tahun, durasi paling sedikit 6


bulan.

F. Kecemasan atau penghindaran fobik bukan karena efek fisiologis langsung dari
zat (misalnya, penyalahgunaan zat, pengobatan) atau suatu kondisi medis
umum dan tidak lebih baik dijelaskan oleh gangguan mental lain ( misalnya,
Gangguan Panik Dengan atau Tanpa Agorafobia, Gangguan Cemas Perpisahan,

Gangguan Dismorfik Tubuh, Gangguan Perkembangan Pervasif, atau Gangguan


Kepribadian Skizoid).

G. Jika terdapat suatu kondisi medis umum atau gangguan mental dengannya

misalnya takut adalah bukan gagap, gemetar pada penyakit Parkinson, atau
memperlihatkan perilaku makan abnormal pada Anoreksia Nervosa atau
Bulimia Nervosa.

Sebutkan Jika :
Menyeluruh : jika ketakutan termasuk situasi yang paling sosial (juga
pertimbangkan diagnosis tambahan Gangguan Kepribadian Menghindar)

Menurut Pedoman Penggolongan dan


Diagnosis Gangguan Jiwa III (PPDGJ)
Agorafobia
Semua kriteria ini harus dipenuhi

untuk:

terjadi dalam sekurang2nya dua dari


situasi berikut :

Gejala psikologis/otonomik yang


timbul

Anxietas yang timbul harus terutama

harus

merupakan

Banyak orang
Tempat-tempat umum

manifestasi primer dari anxietas

Bepergian keluar rumah

dan bukan merupakan gejala lain

Bepergian sendiri

yang sekunder seperti waham

atau pikiran obsesif.

Menghindari situasi fobik harus/sudah


merupakan gambaran yang menonjol

Fobia Sosial
Semua kriteria di bawah ini harus dipenuhi untuk suatu
diagnosis pasti:
Gejala-gejala psikologis, perilaku /otonomik harus
merupakan manifestasi primer dari anxietas dan bukan
sekundari gejala lain seperti waham / pikiran obsesif
Anxietas harus hanya terbatas / menonjol pada situasi
sosial tertentu saja
Penghindaran dari situasi fobik harus merupakan
gambaran yang menonjol

Fobia Khas (Terisolasi)

Semua kriteria yang dibawah ini untuk diagnosis :


Gejala psikologis atau otonomik harus merupakan
manifestasi primer dari anxietas, dan bukan sekunder
dari gejala-gejala lain seperti waham atau pikiran obsesif
Anxietas harus terbatas pada adanya objek situasi fobik
tertentu
Situasi fobik tersebut sedapat mungkin dihindarinya.

DIAGNOSA BANDING
Diagnosis fobia harus dapat dibandingkan dengan rasa takut
yang wajar dan malu yang umum.

Menurut DSM-IV-TR :
rasa takut atau malu yang dialami pasien telah mengganggu
kemampuan berfungsi orang tersebut.

DD/ fobia :
Keadaan medis lain non-psikiatrik :
Penggunaan zat-zat terlarang
Tumor sistem saraf pusat
Penyakit serebrovaskuler

Skizofrenia

Fobia spesifik :
Hipocondriasis
Gangguan obsesif-kompulsif
Gangguan pribadi paranoid.

Fobia sosial :
Gangguan depresi berat
Gangguan kepribadian
schizoid

PERJALANAN PENYAKIT & PROGNOSIS


Kecenderungan kronis dan terjadi komorbid (depresi,
penyalahgunaan alkohol, dan obat) bila tidak diterapi

Fobia spesifik :
75% teratasi dengan terapi kognitif perilaku

Fobia sosial :
80% teratasi dengan farmakoterapi, terapi kognitif perilaku
atau kombinasi

Agorafobia dengan gangguan panik yang diterapi :


30-40%
50%
10-20%

: bebas gejala untuk waktu yang lama


: gejala ringan
: tidak membaik

PENATALAKSANAAN
Terapi
perilaku

TATA
LAKSANA

Desensitisasi
sistematis
Image
flooding

Psikoterapi
Hipnosis,
Modalitas
terapi lainnya

Terapi
suportif
Terapi
keluarga

Terapi Perilaku
Kesuksesan bergantung pada :
komitmen pasien dengan terapi
permasalahan dan tujuan terapi yang jelas
berbagai strategi yang dapat digunakan untuk
menangani masalah.

Terapi Modalitas Lainnya


Fobia Spesifik :

Antagonis reseptor -2 adrenergik


Benzodiazepine
Psikoterapi
Terapi kombinasi

Fobia Sosial :
Psikoterapi
Farmakoterapi
Obat-obatan yang dapat digunakan :

Selective Serotonin Reuptake Inhibitor


Benzodiazepine
Venlafaxine
Buspirone

GANGGUAN CEMAS
MENYELURUH

GANGGUAN CEMAS MENYELURUH


Kekhawatiran yang berlebih dan meresap
disertai oleh berbagai gejala somatik yang
menyebabkan gangguan bermakna dalam fungsi
sosial atau pekerjaan atau penderitaan yang
jelas bagi pasien

EPIDEMIOLOGI
Prevalensi= 3-8%
Perempuan : laki-laki = 2:1

ETIOPATOGENESIS
Teori Biologi
Area otak yang terlibat lobus oksipitalis ( karena memiliki
reseptor benzodiazepin)
Neurotransmitter yang berperan: GABA, serotonin, norepinefrin,
glutamat, dan kolesitokinin
Faktor genetik
Faktor psikoanalitik
Anxietas adalah gejala dari konflik bawah sadar yang tidak
terselesaikan
Teori Kognitif Perilaku
Penderita berespon secara salah dan tidak tepat terhadap ancaman,
disebabkan oleh perhatian yang selektif terhadap hal-hal negatif
pada lingkungannya, adanya distorsi pada pemrosesan informasi
dan pandangan yang sangat negatif terhadap kemampuan diri untuk
menghadapi ancaman

MANIFESTASI KLINIS

Anxietas
Ketegangan motorik
Hiperaktivitas otonom
Kewaspadaan secara kognitif

PEDOMAN DIAGNOSTIK

Menurut Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa III (PPDGJ III)
Penderita harus menunjukkan gejala primer anxietas yang berlangsung hampir setiap hari
selama beberapa minggu, bahkan biasanya sampai beberapa bulan. Gejala-gejala ini biasanya
mencakup hal-hal berikut :
Kecemasan tentang masa depan (khawatir akan nasib buruk, perasaan gelisah seperti di
ujung tanduk, sulit berkonsentrasi, dan sebagainya) ;
Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat santai) ;
Overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat, takikardi, takipneu, keluhan
epigastrik, pusing kepala, mulut kering, dan sebagainya).
Pada anak-anak sering terlihat adanya kebutuhan berlebihan untuk ditenangkan serta
keluhan somatik berulang-ulang. Adanya gejala-gejala lain yang bersifat sementara, terutama
depresi, tidak menyingkirkan gangguan anxietas menyeluruh sebagai diagnosis utama, selama
pasien tidak memenuhi kriteria lengkap dari episode depresif (F32), gangguan anxietas fobik
(F40), gangguan panik (F41.0) atau gangguan obsesif kompulsif (F42).
Termasuk :
Neurosis anxietas
Reaksi anxietas
Keadaan anxietas

Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders IV (


DSM-IV-TR)
Kriteria Diagnosis berdasarkan DSM-IV TR :
A. Kecemasan dan kekhawatiran berlebihan (harapan yang mengkhawatirkan),
terjadi lebih banyak dibandingkan tidak selama paling kurang 6 bulan, tentang
sejumlah peristiwa atau aktivitas (seperti pekerjaab atau prestasi sekolah).
B. Orang kesulitan untuk mengendalikan kekhawatiran.
C. Kecemasan dan kekhawatiran adalah dihubungkan dengan tiga (atau lebih) dari
enam gejala berikut (dengan paling kurang beberapa gejala terjadi lebih banyak
dibandingkan tidak selama 6 bulan terakhir). Catatan : Hanya satu gejala yang
diperlukan pada anak-anak.
Catatan : Hanya satu gejala yang diperlukan pada anak-anak :
Gelisah atau perasaan tegang atau cemas
Merasa mudah lelah
Sulit berkonsentrasi atau pikiran menjadi kosong
Iritabilitas
Ketegangan otot
Gangguan tidur (kesulitan untuk memulai atau tetap tertidur, atau tidur yang
gelisah dan tidak memuaskan)

D.

E.
F.

Fokus kecemasan dan kekhawatiran adalah tidak dibatasi pada gambaran


utama gangguan Aksis I, misalnya, kecemasan atau ketakutan adalah
bukan suatu Serangan Panik (seperti pada Gangguan Panik), merasa malu
di depan umum(seperti pada Fobia Sosial), terkontaminasi (seperti pada
Gangguan Obsesif Kompulsif), merasa jauh dari rumah atau kerabat dekat
(seperti pada Gangguan Cemas Perpisan), pertambahan berat badan
(seperti pada Anoreksia Nervosa), menderita berbagai keluhan fisik
(seperti pada Gangguan Somatisasi), atau menderita penyakit serius
(seperti pada Hipokondriasis), serta kecemasan dan kekhawatiran tidak
terjadi secara eksklusif selama Gangguan Stres Pascatrauma.
Kecemasan, kekhawatiran, atau gejala fisik menyebabkan penderitaan
yang bermakna secara klinis atau gangguan pada fungsi sosial, pekerjaan,
atau fungsi penting lainnya.
Gangguan tidak disebabkan oleh efek fisiologis langsung dari zat
(misalnya, penyalahgunaan zat, pengobatan) atau suatu kondisi medis
umum (misalnya hipertiroidisme) dan tidak terjadi secara eksklusif
selama suatu Gangguan Mood, Ganguan Psikotik, atau Gangguan
Perkembangan Pervasif.

DIAGNOSIS BANDING
Kecemasan akibat kondisi medis umum maupun
gangguan
yang
berhubungan
dengan
penggunaan zat
Gangguan psikiatrik lain: gangguan panik, fobia,
gangguan obsesif kompulsif, hipokondriasis,
gangguan somatisasi, gangguan penyesuaian
dengan kecemasan, dan gangguan kepribadian

PENATALAKSANAAN
Farmakoterapi
Psikoterapi

Farmakoterapi
Benzodiazepin DOC
Dimulai dari dosis terendah ditingkatkan sampai
mencapai respon terapi
Lamanya 2-6 minggu
Buspiron
Efektif mengatasi gejala kognitif
Tidak menyebabkan withdrawal
Efek 2-3 minggu
SSRI (Sertraline dan paroxetine )
Efektif untuk gangguan cemas menyeluruh dan riwayat
depresi
Sertralin dan paroxetine DOC

Psikoterapi
Teori kognitif perilaku

mengajak pasien secara langsung mengenali distorsi


kognitif dan pendekatan perilaku, mengenali gejala
somatik, secara langsung

Terapi Suportif

Pasien diberikan reassurance dan kenyamanan, digali


potensi-potensi yang ada dan belum tampak, didukung
egonya, agar lebih bisa beradaptasi optimal dalam
fungsi sosial dan pekerjaannya.

Psikoterapi Berorientasi Tilikan

Mengajak pasien untuk mencapai penyingkapan


konflik bawah sadar, menilik egostrength, relasi obyek,
serta keutuhan diri pasien

PROGNOSIS
Gangguan anxietas menyeluruh merupakan
suatu
keadaan
kronis
yang
mungkin
berlangsung seumur hidup
Sebanyak 25% mengalami gangguan panik,
juga dapat mengalami gangguan depresi mayor

GANGGUAN OBSESIFKOMPULSIF

pikiran, perasaan, ide, atau sensasi


yang menganggu (intrusif)

pikiran atau perilaku yang


disadari, dibakukan, dan rekuren

EPIDEMIOLOGI
Prevalensi = 2 - 2,4%
Sebagian besar dialami saat remaja atau dewasa
muda (umur 18-24 tahun)
Laki-laki = perempuan

ETIOPATOGENESIS

Neurotransmiter

Biologik
Neuroimunologi
Genetik

ETIOLOGI

Data Anatomis
NeuroImaging
Kebiasaan
Psikodinamik
Psikososial
Personalitas

MANIFESTASI KLINIS
Obsesi dan kompulsi memiliki ciri tertentu secara umum:
Suatu gagasan atau impuls yang memaksa dirinya secara bertubitubi dan terus menerus ke dalam kesadaran seseorang
Perasaan ketakutan yang mencemaskan yang menyertai manifestasi
sentral dan sering kali menyebabkan orang melakukan tindakan
kegagalan melawan gagasan atau impuls awal
Obsesi dan kompulsi merupakan ego-alien
Pasien mengenali obsesi dan kompulsif merupakan sesuatu yang
mustahil dan tidak masuk akal
Individu yang tenderita obsesi kompulsif merasa adanya dorongan
kuat untuk menahannya

4 pola gejala utama:


Kontaminasi
Sikap ragu-ragu yang patologik
Pikiran yang intrunsif
Simetri

PEDOMAN DIAGNOSTIK
Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental
Disorders IV ( DSM-IV-TR)
A.Salah satu obsesi atau kompulsi :
Obsesi seperti yang didefinisikan oleh (1),(2),(3), dan (4) :
1. Pikiran, impuls, atau layangan yang berulang dan menetap yang dialami,
pada suatu saat selama gangguan, dirasakan mengganggu dan tidak
sesuai, dan menyebabkan kecemasan dan penderitaan yang jelas.
2. Pikiran, impuls, atau bayangan tidak hanya kekhawatiran berlebihan
tentang masalah kehidupan yang nyata.
3. Orang berusaha untuk mengabaikan atau menekan pikiran, Impuls, atau
bayangan tersebut untuk menetralkannya dengan pikiran atau tindakan
lain
4. Orang menyadari bahwa pikiran, impuls, atau bayangan obsesional
adalah hasil dari pikirannya sendiri (tidak disebabkan dari luar seperti
penyisipan pikiran)

Kompulsi seperti yang didefinisikan oleh (1) dan (2) :


1. Perilaku berulang (misalnya, mencuci tangan, mengurutkan,
memeriksa) atau tindakan mental (misalnya, berdoa, menghitung,
mengulangi kata-kata dalam hati) yang dirasakannya mendorong
untuk melakukan sebagai respon terhadap suatu obsesi, atau
menurut dengan aturan yang harus dipatuhi secara kaku.
2. Perilaku atau tindakan mental ditujukan untuk mencegah atau
mengurangi penderitaan atau mencegah suatu kejadian atau situasi
yang menakutkan; akan tetapi, perilaku atau tindakan mental
tersebut tidak dihubungkan dengan cara yang realistik dengan apa
yang mereka maksudkan untuk menetralkan atau mencegah, atau
secara jelas berlebihan.

B. Pada suatu waktu selama perjalanan gangguan, orang menyadari bahwa obsesi atau
kompulsi adalah berlebihan atau tidak beralasan. Catatan : hal ini tidak berlaku
untuk anak-anak.
C. Obsesi atau kompulsi menyebabkan penderitaaan yang jelas, menghabiskan waktu
(lebih dari 1 jam sehari), atau secara bermakna mengganggu rutinitas normal, fungsi
pekerjaan (atau akademik), atau kegiatan atau hubungan sosial biasanya.
D. Jika terdapat gangguan Aksis I lainnya, Isi obsesi atau kompulsi tidak terbatas
padanya (misalnya, preokupasi dengan makanan yang terdapat pada Gangguan
Makan; mencabut rambut yang terdapat pada Trikotilomania; perhatian pada
penampilan yang terdapat pada Gangguan Dismorfik Tubuh; preokupasi dengan zat
yang terdapat pada suatu Gangguan Penggunaan Zat; preokupasi dengan menderita
suatu penyakit serius yang terdapat pada Hipokondriasis; preokupasi dengan
dorongan atau fantasi seksual yang terdapat pada Parafilia; atau perenungan
bersalah yang terdapat pada Gangguan Depresi Mayor.
E. Gangguan tidak disebabkan oleh efek fisiologis langsung dari zat (misal,
penyalahgunaan zat, pengobatan) atau suatu kondisi medis umum
Sebutkan Jika :
Dengan tilikan buruk : jika, selama sebagian besar waktu episode terakhir, orang
tidak menyadari bahwa obsesi dan kompulsi adalah berlebihan atau tidak beralasan.

DIAGNOSIS BANDING
Kondisi Medis
Gangguan
neurologis
utama
yang
dipertimbangkan di dalam diagnosis banding
adalah gangguan Tourette, gangguan tik lainnya,
epilepsi lobus temporalis
Kondisi Psikiatrik
Pertimbangan utama di dalam diagnosis
banding gangguan obsesif-kompulsif adalah
skizofrenia, gangguan kepribadian obsesifkompulsif, fobia, dan gangguan depresif

PENATALAKSAAAN
Farmakoterapi:

SSRI DOC
Antidepresan trisiklik
Valproat, litihium, atau carbamazepine
Terapi perilaku:

exposure and response prevention


Desensitisasi
thought stopping
thought flooding

PROGNOSIS
20-30 % pasien -- perbaikan gejala yang
bermakna
40-50% -- perbaikan sedang
20-40% -- gejalanya menetap atau memburuk

Indikasi prognosis buruk adalah:

kompulsi yang diikuti


awitan masa kanak
kompulsi yang bizarre
memerlukan perawatan rumah sakit
ada komorbiditas dengan gangguan depresi
adanya kepercayaan yang mengarah ke waham
dan adanya gangguan kepribadian(terutama
kepribadian skizotipal).

Indikasi prognosis baik:


penyesuaian sosial dan pekerjaan yang baik
adanya peristiwa yang menjadi pencetus
gejala yang episodik

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai