PENDAHULUAN
Kecemasan adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh
situasi. Ketika merasa cemas, individu merasa tidak nyaman atau takut atau
mungkin memiliki firasat akan ditimpa malapetaka padahal ia tidak mengerti
mengapa emosi yang mengancam tersebut terjadi. Kecemasan sering dialami oleh
semua manusia. Perasaan tersebut ditandai oleh rasa ketakutan yang difus,tidak
menyenangkan,dan samar-samar, sering kali disertai gejala otonomik, seperti nyeri
kepala, berkeringat, palpitasi, kekakuan pada dada dan gangguan lambung
ringan.4,5
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
2.2 Epidemiologi
2.3 Etiologi
Teori Biologi
otak yang diduga terlibat pada timbulny GAD adalah lobus oksipitalis yang
mempunyai reseptor benzodiazepin tertinggi di otak. Basal ganglia, sistem dan
korteks frontal juga di hipotesiskan terlibat pada etiologi timbulnya GAD. Pada
pasien GAD juga ditemukan sistem serotonergik yang abnormal. Neurotransmiter
yang berkaitan dengan GAD adalah GABA, serotonin, norepinefrin, glutamat, dan
kolesistokinin.Pemeriksaan PET (Positron Emission Tomography) pada pasien
GAD ditemukan penurunan metabolisme di gangglia basal putih otak.1
2
Teori Genetik
Pada sebuah studi didapatkan bahwa ada hubungan genetik pasien GAD dan
gangguan Depresi Mayor pada pasien wanita. Sekitar 25% dari keluarga tingkat
pertama penderita GAD juga menderita gangguan yang sama. Sedangkan
penelitian pada pasangan kembar didapatkan angka 50% pada kembar
monozigotik dan 15% pada kembar dizigotik.1
Teori Psikoanalitik
Teori ini menghipotesiskan anxietas adalah gejala dari konflik bahwa sadar
yang tidak terselesaikan. Pada tingkat primitif anxietas dihubungkan dengan
perpisahan dengan objek cinta. Pada tingkat lebih matang anxietas dihubungkan
dengan kehilangan cinta dari objek yang penting. Anxietas kastrasi berhubungan
dengan fase oedipal sedangkan anxietas superego merupakan ketakutan seseorang
untuk mengecewakan nilai dan pandangan nya sendiri (merupakan anxietas yang
paling matang).1
Teori Kognitif-prilaku
Pada penderita GAD berespons secara salah dan tidak tepat terhadap
ancaman, disebabkan oleh perhatian yang selektif terhadap hal-hal negatif pada
lingkungan, adanya distorsi pada pemprosesan informasi dan pandangan yang
sangat negatif terhadap kemampuan diri untuk menghadapi ancaman.1
3
2.4 Gambaran Klinis
4
Gambaran psikologi gangguan ansietas menyeluruh.3
Gejala-gejala Karakteristik
Psikis Perasaan terancam dan firasat
Kesulitan berkonsentrasi atau pikiran kosong
Mudah teralihkan
Merasa sangat gembira/bersemangat, gelisah, tegang,
atau tidak mampu berelaksasi
Insomnia dini dan mimpi buruk
Iritabilitas
Intoleransi terhadap kebisingan (misalnya ank-
anak/musik)
Serangan panik Gejala-gejala anxietas somatik dan psikis atau
eksaserbasi akut berat yang tidak diperkirakan disertai
rasa tidak nyaman atau takut yang hebat
Tidak dicetuskan oleh situasi
Penderita tidak dapat mendiamkan serangan
Gambaran-gambaran Labilitas mood
lain Depersonalisasi(sensasi tidak nyaman seperti mimpi
tentang diri sendiri atau bagian diri sendiri)
Halusinasi hipnogogik dan hipnopompik(bila berturut-
turut bangun dan berjalan dari tidur)
Distorsi perseptual(misalnya, distorsi dinding atau suara
bicara orang lain)
2.5 Diagnosis
5
c. Overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat, jantung
berdebar-debar, sesak napas, keluhan lambung, pusing kepala, mulut
kering).8
Pada anak-anak sering terlihat kebutuhan berlebihan untuk ditenangkan
(reassurance) serta keluhan-keluhan somatik berulang yang menonjol.8
Adanya gejala-gejala lain yang sifatnya sementara (untuk beberapa hari)
khususnya depresi, tidak membatalkan diagnosis utama gangguan anxietas
menyeluruh, selama hal tersebut tidak memenuhi kriteria lengkap dari
episode depresi (F32.-), gangguan anxietas fobik (F40.-), gangguan panik
(F41.0), atau gangguan obsesif-kompulsif.8
6
umum seperti pada fobia sosial, terkontaminasi seperti gangguan obsesif
kompulsif, merasa jauh dari rumah atau samak saudara dekat seperti
gangguan cemas perpisahan, penambahan berat badan seperti pada
anoreksia nervosa, menderita keluhan fisik berganda seperti pada gangguan
somatisasi, atau menderita penyakit serius seperti pada hipokondriasis serta
kecemasan dan kekhawatiran tidak terjadi semata-mata selama gangguan
stres passca trauma.
e. Gangguan yang terjadi adalah bukan karena efek fisiologis langsung dari
suatu zat (miisalnya penyalah gunaan zat, medikasi) atau kondisi medis
umum (misalnya hipertiroidisme) dan tidak terjadi semata-mata selama
suatu gangguan mood, gangguan psikotik, atau gangguan perkembangan
pervasif.
2.7 Terapi
7
a. Psikoterapi
Terapi kognitif-prilaku
Pendekatan kognitif mengajak pasien secara langsung mengenali
distorsi kognitif dan pendekatan prilaku, mengenali gejala somatik secara
langsung. Teknik utama yang digunakan pada pendekatan behavior adalah
relaksasi dan biofeedback.1
Terapi supuratif
Pasien diberikan reassurance dan kenyamanan, digali potensi-potensi
yang ada dan belum tampak, didukung egonya, agar lebih bisa beradaptasi
optimal dalam fungsi sosial pekerjaannya.1
b. Farmakoterapi
Benzodiazepin
Pemberian benzodiazepin dimulai dengan dosis rendah dan
ditingkatkan sampai mencapai respon terapi. Penggunaan sedian dengan
waktu paruh menengah dan dosis terbagi dapat mencegah terjadinya efek
yang tidak diinginkan. Lama pengobatam rata-rata adalah 2-6 minggu,
dilanjutkan dengan masa tapering off selama 1-2 minggu.1
Buspiron
Buspiron efektif pada 60-80% penderita GAD. Buspiron lebih efektif
dalam memperbaiki gejala kognitif dibandingkan gejala somatik pada
8
GAD. Tidak menyebabkan withdrawl. Kekurangannya adalah efek
klinisnya baru terasa setelah 2-3 minggu. Terdapat bukti bahwa penderita
GAD yang sudah menggunakan benzodiazepin tidak memberikan respon
yang baik dengan buspiron. Dapat dilakukan penggunaan bersamaan
benzodiazepin dengan buspiron kemudian dilakukan tapering
benzodiazepin setelah 2-3 minggu, disaat efek terapi buspiron sudah
mencapai maksimal.1
Venlafaksin
Venlafaksin (effexor) efektif untuk mengobati insomnia, konsentrasi
yang buruk, kegelisahan, iritabilitas dan keteganggan otot yang berlebihan
akibat gangguan anxietas menyeluruh.2
9
Sediaan obat anti-anxietas dan dosis anjuran (yang beredar di indonesia
menurut IIMS vol.32,2003).6
No Nama Nama Dagang Sediaan Dosis anjuran
Generik
1 Diazepam Lovium(Phapros) Tab 2-5 mg Oral= 10-30
mg/hari
2-3 x sehari
10
2.8 Perjalanan gangguan dan Prognosis
Awitan usia sulit dirincikan, sebagian besar pasien dengan gangguan ini
melaporkan bahwa mereka telah cemas sepanjang yang mereka ingat. Pasien
biasanya datang untuk mendapatkan perhatian klinis pada usia 20-an walaupun
kontak pertama dengan klinis dapat terjadi pada usia berapapun. Hanya sepertiga
pasien yang memiliki gangguan ansietas menyeluruh mencari terapi psikiatri.
Banyak pasien datang ke dokter umum, spesialis penyakit dalam, spesialis jantung,
spesialis paru, atau spesialis gastroenterologi mencari terapi untuk komponen
somatik gangguan mereka. Karena tinggi nya insiden adanya gangguan jiwa
komorbid pada pasien dengan gangguan ansietas menyeluruh. Perjalanan klinis
dan prognosis gangguan ini sulit diprediksi, meskipun demikian sejumlah data
menunjukkan bahwa peristiwa hidup terkait dengan awitan gangguan ansietas
menyeluruh. Terdapatnya beberapa peristiwa hidup yang negatif sangat
meningkatkan kemungkinan gangguan tersebut untuk timbul.2
11
BAB III
KESIMPULAN
12