1. PENDAHULUAN
Pada manusia, pola harian tidur-bangun selalu berkaitan dan sangat dipengaruhi
oleh waktu paparan terang dan gelap. Dengan tidak adanya isyarat waktu lingkungan,
siklus tidur-bangun,fisiologi dan ekspresi gen terus menunjukkan irama sirkadian
selama 24 jam.1
Istilah gangguan tidur terjaga irama sirkadian merupakan ketidaksesuaian
antara siklus sirkadian tidur-bangun sistem internal maupun endogen dan tuntutan
eksternal atau eksogen pada sistem tidur-bangun. Kecendrungan individu tidak sesuai
dengan yang diinginkan atau dengan keadaan sosial maupun siklus terang-gelap. 2
Meskipun beberapa individu tidak menemukan ketidakcocokan tersebut menjadi
masalah, bagi beberapa individu yang lain dapat berbeda, ada yang menemukan
ketidakcocokan siklus tersebut dan menganggapnya menjadi masalah yang
mengganggu fungsi kehidupan sehari-hari, yang disebabkan karena rasa kantuk dan
kelelahan dapat menyebabkan rasa ketidaknyamanan dan penurunan nilai fungsi
sehari-hari.2
Masalah mendasar dalam kebanyakan kasus gangguan tidur terjaga irama
sirkadian adalah bahwa pasien tidak bisa tidur ketika tidur diinginkan, dibutuhkan atau
diharapkan. Oleh karena itu, pasien mengeluh insomnia atau kantuk yang berlebihan.
Untuk beberapa gangguan tidur terjaga irama sirkadian, episode tidur utama adalah
durasi normal dengan REM yang normal dan siklus non REM. Namun, episode tidur
intermiten mungkin terjadi pada beberapa gangguan, termasuk pola tidur-bangun. 3
Pada referat ini akan dibahas mengenai definisi, cara kerja irama sirkadian,
kriteria diagnostkc, jenis-jenis gangguan tidur terjaga irama sirkadian, terapi
pada gangguan tidur terjaga irama sirkadian.
1
Gangguan tidur terjaga irama sirkadian merupakan gangguan tidur yang
mencakup berbagai kondisi yang melibatkan hubungan antara periode tidur yang
diinginkan dengan yang sebenarnya. 4 Gangguan tidur terjaga irama sirkadian terjadi
ketika individu mencoba untuk tidur pada waktu yang tidak konsisten dengan jam
biologis yang mendasari mereka.5
Gangguan tidur terjaga irama sirkadian intrinsik adalah gangguan irama
sirkadian yang dilihat secara kronis yang disebabkan oleh faktor intern, bukan dari
penyebab eksternal, sedangkan gangguan tidur terjaga irama sirkadian ekstrinsik,
dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, seperti shift kerja malam ataupun berpergian di
seluruh zona waktu, sehingga mengganggu fase tidur. 5
2
beberapa sistem serat masukan utama dalam SCN. Yang paling penting berasal dari
fotoreseptor dalam retina, yang menyampaikan sinyal ke SCN melalui sebuah jalur
monosynaptic, saluran retinohypotalamic. Baru-baru ini ditemukan bahwa batang retina
dan sel-sel kerucut tidak terlibat dalam proses sedimentasi (photoentraiment),
melainkan substrat dari sel retina (2500 dari 100.000 total sel) yang mengandung
cahaya pigmen, melanopsin, yang diasumsikan terlibat dalam proses sedimentasi
(photoentraiment).7
Pada sistem sirkadian terdapat hubungan yang penting antara SCN dan kelenjar
pineal. Melatonin merupakan satu-satunya output hormonal dari kelenjar pineal,
mempengaruhi SCN dengan menghambat pelepasan. Oleh karena itu SCN dan
kelenjar pineal tampaknya dapat mempengaruhi satu sama lain dalam cara yang
menguntungkan.7
Tidur diatur oleh interaksi faktor yang berbeda. Fokus utama merupakan
interaksi antara homeostatis dan proses endogen. Proses irama sirkadian adalah
homeostatik yang terakumulasi sebagai fungsi lamanya seseorang terjaga yang
sebelumnya diyakini sebagai faktor utama dari kualitas tidur. Faktor sirkadian di sisi lain
yang memainkan peran penting adalah jumlah tidur, yaitu durasi tidur, yang sebagian
besar ditentukan oleh ketika seseorang pergi ke tempat tidur. Faktor lain yang
berpengaruh adalah pola perilaku dari seorang individu yang dapat mempengaruhi dan
menimpa faktor homeostasis dan faktor sirkadian. 7
Sistem terbaru dari penentuan fase sirkadian adalah irama titik terendah dari inti
suhu tubuh atau faktor endogen irama melatonin. Inti suhu tubuh biasanya mencapai
puncak pada sore atau malam hari, dan mencapai nilai titik terendah di pagi hari.
Biasanya tidur terjadi pada garis kemiringan ke bawah dari irama inti suhu tubuh, dan
biasanya berakhir sekitar dua jam setelah titik terendah. Sebuah kopling yang sama
antara irama tidur-bangun yang disekresikan oleh melatonin. Sekresi melatonin
biasanya meningkat segera setelah onset kegelapan, yang berpuncak pada tengah
malam dan secara bertahap jatuh selama paruh kedua malam. Biasanya tidur
berlangsung ketika tingkat melatonin yang tinggi dan terjaga biasanya berdampingan
dengan tingkat melatonin plasma yang rendah. 7
3
Estimasi fase sikardian dapat diukur secara objektif, baik inti suhu tubuh ataupun
melatonin yang berasal dari air liur, air seni, ataupun darah. Irama inti suhu tubuh dapat
juga diukur dengan metode constant routine protocol.7
4
307.45 (G47.24) Non-24-hour-sleep-wake type : pola tidur yang memiliki siklus yang
tidak disinkronkan dengan lingkungan 24 jam, dengan pergeseran hari yang konsisten
(yang biasanya untuk dikemudian hari) onset tidur dan waktu bangun.
307.45 (G47.26) shift work type : insomnia selama periode utama dan / atau kantuk
yang berlebihan (termasuk tidur sengaja) selama periode utama terjaga yang terkait
dengan jadwal kerja shift (yaitu, yang membutuhkan jam kerja yang tidak konvensional).
307.45 (G47.20) unspecified type
Tentukan jika :
Episodik : gejala setidaknya satu bulan tetapi kurang dari tiga bulan
Persisten : gejala terakhir tiga bulan atau lebih
Berulang : dua atau lebih episode yang terjadi dalam kurun waktu satu tahun. 8
5
Pada Delayed sleep phase type, fase tidur dapat dianggap ekstrim dengan
menyerupai siklus tidur “ burung hantu “, dimana mereka akan merasa tidak kantuk
pada jam sore hari atau menjelang malam, bahkan sampai tengah malam, sedangkan
untuk bangun seperti biasanya di pagi hari (06.00 – 07.00) pada mereka tidak mampu
melakukannya. Dari beberapa mereka ada yang mungkin mengeluhkan gangguan ini,
tetapi ada juga dari beberapa yang tidak menjadikannya menjadi suatu masalah. 2
b. Prevalensi
Prevalensi Delayed sleep phase type pada populasi umu adalah sekitar 0,17 %
dan lebih besar dari 7 % pada usia remaja, meskipun riwayat keluarga dari fase ini
belum ditetapkan, namun untuk riawayat keluarga bisa dijumpai dalam beberapa kasus.
Keadaan persisten yang berlangsung lebih dari 3 bulan, dengan ekasaserbasi
intermiten pada seleruh usia dewasa.8
Meskipun usia saat onset adalah berubah-ubah, gejala biasanya dimulai pada
masa remaja, dan dewasa awal dan menetap selama beberapa bulan sampai beberapa
tahun sebelum diagnosis ditegakkan. Keparahan dapat menurun dengan usia. Ekspresi
klinis dapat bervariasi di sepanjang jangka hidup, tergantung pada sosial, sekolah, dan
kewajiban pekerjaan. Keparahan biasanya dipicu oleh perubahan dalam pekerjaan atau
jadwal sekolah yang membutuhkan penambahan waktu di awal. Individu dapat
mengubah jadwal kerja mereka untuk mengakomodasikan tidur- bangun dari fase irama
sirkadian yang tertunda pada saat mengalami gejala remisi. 8
Peningkatan prevalensi pada masa remaja mungkin akibat dari kedua faktor,
yaitu faktor fisiologis dan pola perilaku. Perubahan hormon mungkin terlibat secara
khusus sebagai fase tidur yang tertunda, yang terkait dengan masa pubertas. Dengan
demikian Delayed sleep phase type pada masa remaja harus dibedakan dari
penundaan umum dalam waktu irama sirkadian pada usia dini. Dalam riwayat keluarga,
hal ini terjadi secara terus menerus dan secara signifikan tidak meningkat dengan
bertambahnya usia.8
6
Genetik dan fisiologis. Faktor predisposisi yang mungkin dapat terjadi pada rata-
rata gangguan tidur terjaga irama sirkadian adalah perubahan sensitifitas cahaya dan
gangguan tidur dari perjalanan homeostatis. Beberapa individu dengan Delayed sleep
phase type mungkin hipersensitif terhadap cahaya malam, yang dapat berfungsi
sebagai sinyal penundaan jam sirkadian, atau mungkin mereka hiposensitif untuk
cahaya pagi, sehingga efek maju dari jam sirkadian. 8
Faktor genetik mungkin memainkan peran dalam patogenesis bentuk
kekeluargaan dan spradik dari Delayed sleep phase type, termasuk mutasi pada gen
sirkadian.8
e. Diagnosis Banding
Dapat didiagnosis banding dengan gangguan tidur lainnya ataupun gangguan
insomnia. Kantuk yang berlebihan juga bisa disebabkan oleh gangguan tidur lainnya.
Polisomnografi dapat membantu dalam mengevaluasi untuk gangguan tidur jenis lain
dan komorbiditas lainnya.8
f. Komorbiditas
Delayed sleep phase type sangat terkait dengan depresi, gangguan kepribadian,
gangguan gejala somatik atau gangguan gejala kecemasan. Selain itu, gangguan tidur
7
pada fase ini, juga komorbiditas dengan gangguan insomnia, gelisah sindrom kaki dan
apnea tidur. Gangguan depresi, bipolar dan gangguan kecemasan dapat memperburuk
gejala insomnia dan kantuk yang berlebihan. 8
b. Prevalensi
8
Prevalensi pada Advanced sleep phase type adalah skitar 1 % pada usia
dewasa pertengahan. Pada orang tua kasus ini juga akan meningkat. Onset biasanya
pada akhir masa dewasa, dan dengan adanya riwayat keluarga, onset bisa terjadi
sebelumnya.8
Kasus persisten berlangsung lebih dari 3 bulan, tetapi dapat memberat
tergantung pada pekerjaan dan keadaan sosial. Ekpresi klinis dapat bervariasi di
seluruh jangka hidup tergantung pada sosial, sekolah dan kewajiban pekerjaan. Individu
dapat mengubah jadwal kerja mereka untuk mengakomodasikan waktu tidur-bangun
pada keadaan gejala remisi, dan bertambahnya usia cendrung memajukan fase tidur. 8
e. Diagnosis Banding
Gangguan tidur lainnya juga dapat dimasukkan dalam diagnosis banding pada
Advanced sleep phase type. Faktor perilaku seperti jadwal tidur yang tidak teratur, dan
paparan cahaya di pagi hari harus dipertimbangkan pada orang dewasa yang lebih tua.
Perhatian juga harus difokuskan pada gangguan tidur-bangun lainnya, seperti
9
gangguan insomnia, gangguann mental lainnya dan kondisi medis umum yang dapat
menyebabkan bangun di awal. Depresi dan gangguan bipolar juga harus
dipertimbangkan karena sama-sama memiliki fitur yang menonjol, yaitu bangun lebih
awal, kelelahan dan kantuk yang berlebihan. 8
f. Komorbiditas
Kondisi medis dan gangguan mental dengan gejala bangun lebih awal di pagi
hari, seperti insomnia, dapat bersama-sama terjadi dengan Advanced sleep phase
type.8
10
faktor-faktor predisposisi yang hygiene dari tidur yanag tidak memadai dan khususnya
pada orang tua. Kurangnya paparan sinkronisasi agen eksternal, seperti sinar matahari,
fisik dan kegiatan sosial dan pekerjaaan biasanya juga mempengaruhi dari siklus irama
sikardian.5,7,9
b. Prevalensi
Pada Irregular sleep-wake type untuk populasi umum tidak diketahui. Umur saat
onset adalah berubah-ubah, tetapi gangguan lebih sering terjadi pada orang dewasa
yang lebih tua.8
e. Diagnosis Banding
Variasi normatif dalam tidur irreguler sleep-wake type, harus dibedakan dari tidak
teraturnya jadwal tidur-bangun yang biasa dan kualitas tidur biasanya, yang dapat
11
menyebakan insomnia dan kantuk yang berlebihan. Kondisi medis lainnya, gangguan
mental dan pengaruh obat-obatan harus menjadi bahan pertimbangan. 8
f. Komorbiditas
Irreguler sleep-wake type sering kormobiditas dengan penyakit neurodegeneratif
dan gangguan perkembangan saraf, seperti gangguan neurokognitif utama, cacat
intelektual pada gangguan perkembangan dan cedera otak oleh karena trauma. Hal ini
juga berkormobiditas dengan kondisi medis lainnya dan gangguan mental dimana ada
terjadinya isolasi sosial dan atau kurangnya cahaya serta pada kegiatan terstruktur. 8
b. Prevalensi
12
Prevalensi pada Non-24-hour sleep-wake type pada populasi umum masih
belum jelas, tetapi gangguan muncul pada individu jarang terlihat. Prevalensi pada
orang buta diperkirakan menjadi 50 %. Usia pada onset dapat berubah-ubah,
tergantung pada timbulnya gangguan penglihatan. Hal ini dapat juga terjadi pada masa
remaja atau awal masa dewasa. Remisi dan kekambuhan gejala pada orang buta dan
individu terlihat sangat tergantung pada kepatuhan terhadap pengobatan yang
dirancang untuk mengontrol tidur dan bangun serta paparan cahaya. 8
Ekpresi klinis dapat bervariasi di seluruh jangka hidup tergantung pada keadaan
sosial, sekolah, dan kewajiban pekerjaan. Pada remaja dan dewasa, jadwal tidur-
bangun yang tidak teratur dan paparan cahaya atau kurangnya cahaya dapat
memperburuk efek dari kurang tidur dan mengganggu irama sirkadian. Akibatnya gejala
insomnia, kantuk di siang hari, sekolah, dan profesional juga aakn memburuk. 8
e. Diagnosis Banding
13
Non-24-hour sleep-wake type harus dibedakan dari Delayed sleep phase type.
Pada individu dengan Delayed sleep phase type akan menampilkan penundaan
progresif serupa dalam periode tidur selama beberapa hari. Gejala depresi dan
gangguan depresi dapat menyebabkan disregulasi dan gejala sirkadian yang sama. 8
f. Komorbiditas
Kebutaan, gangguan depresi dan bipolar dengan isolasi sosial sering
komorbiditas dengan Non-24-hour sleep-wake type.8
b. Prevalensi
Prevalensi pada Shift work type tidak jelas, tetapi gangguan ini diperkirakan
mempengaruhi 5 % - 10 % dari populasi pekerja malam (16 % – 20 % dari pekerja).
Prevalensi meningkat pada pertengahan usia. Namun, jenis ini dapat juga muncul pada
orang dengan segala usia tetapi lebih umum pada orang yang lebih tua dari 50 tahun
dan biasanya memburuk dengan berlalunya waktu jika pekerjaan terus mengganggu
dan tetap menetap. Meskipun dewasa yang lebih tua mungkin menunjukkan tingkat
14
yang sama dari penyesuaian perubahan fase sikardian dalam rutinitas seperti halnya
pada dewasa muda, gangguan tidur akan tetap muncul sebagai konsekuensi dari fase
sirkadian.8
e. Diagnosis Banding
Shift work type harus disingkirkan dari gangguan tidur sleep apnea, insomnia
dan narkolepsi.8
f. Komorbiditas
Shift work type sering dikaitkan dengan peningkatan gangguan penggunaan
alkohol, zat lainnya dan depresi, serta berbagai gangguan kesehatan fisik lainnya. 8
15
II.4.6. Jet Lag
Jet Lag merupakan sindrom yang disebabkan oleh perubahan zona yang
disebabkan oleh perbedaan secara temporer antara lingkungan dengan siklus endogen
yang dihasilkan oleh mekanaisme waktu sirkadian, yang biasanya terjadi setelah
perjalanan selama setidaknya dengan penyeberangan dua zona waktu. 9
Sindrom disebabkan karena kondisi terbatas dan dapat diperburuk dengan tidak
bisanya tidur. Kelainan berlangsung selama beberapa hari, mulai dari 1-2 hari setelah
perjalanan, dan akan kembali stabil dalam waktu kurang lebih 1 minggu. Keluhan
biasanya insomnia, gangguan terjaga, masalah kognitif, malise dan penyakit
gastrointestinal. Gejala dapat bervariasi dari yang minimal, sampai yang parah.
Tergantung pada arah perjalanan dan berapa banyak zona waktu yang
dilintasi.perbedaan perjalanan dari waktu timur ke barat, atau barat ke timur, akan
mepengaruhi kondisi gejala.9
16
mengandung unsur peka terhadap cahaya melanopsin photopigment biru yang
merupakan unsur langsung ke jam sirkadian di SCN, yang secara konsisten berperan
utama dalam hal mediasi efek terapi cahaya.1
Studi klinis telah menetapkan bahwa paparan terapi cahaya biru terang
monokromatik (460 nm) lebih efektif daripada lampu hijau (555 nm, dengan puncak
sensitivitas tiga kerucut pada sistem penglihatan photopic) di fase ulang sistem
sirkadian dan menekan pada malam hari pelepasan melatonin di kelenjar pineal. Studi
lain mengatakan bahwa cahaya biru lebih efektif daripada cahaya putih dalam
pengobatan sirkadian.1
Kemanjuran pengobatan ringan untuk gangguan tidur terjaga irama sirkadian
tergantung pada dosis stimulus cahaya (yaitu radiasi dan durasi cahaya). Dalam studi
laboratorium, lampu kamar yang terang (> 500 lux) memunculkan kejenuhan terhadap
tanggapan pergeseran dan penekanan irama melatonin, jika didahului dengan cahaya
redup (< 15 lux). Secara konsisten pada temuan ini, dalam studi di lapangan hanya
paparan terang terhadap cahaya buatan (biasanya 2.500-10.000 lux) telah terbukti
untuk meningkatkan kualitas tidur-bangun dan mood. Kemanjuran terapi cahaya dalam
pengobatan gangguan tidur terjaga irama sirkadian adalah pada waktu hari cahaya itu
diberikan. Hal ini dikarenakan besarnya arah pada fase yang berulang yang tergantung
pada fase dimana stimulus cahaya terjadi yang merupakan dasar dari sistem osilasi
sirkadian.1
Sistem sirkadian yang paling sensitif terhadap cahaya adalah selama malam
biologis, selama waktu ketika sebagian besar individu tidur dalam kegelapan. Dengan
demikian, terapi cahaya yang paling efektif dalam mengobati misalignment sirkadian
adalah jika diberikan setelah bangun, atau sesaat sebelum tidur. 1
Pada manusia, paparan cahaya di malam biologis awal (mendekati kebiasaan
waktu tidur) memunculkan fase penundaan pergeseran dari sistem sirkadian (yaitu
pergeseran sistem sirkadian barat), sedangkan paparan cahaya di akhir malam biologis
(mendekati kebiasaan waktu bangun) yang menginduksi fase pergeseran permulaan
(yaitu menggeser sistem sirkadian timur). Dengan demikian, waktu yang tepat untuk
terapi cahaya adalah tergantung pada efek yang diinginkan, yaitu fase penundaan atau
pergeseran fase sebelum irama tidur-bangun.1
17
II.5.1.b. Terapi Cahaya pada Jenis-jenis Gangguan Tidur Terjaga Irama Sirkadian. 7
Gangguan Tidur Gejala Keluaran Hasil Terapi
Advanced Sleep Lebih awal untuk Pergeseran pada Cahaya terang di
Phase Type tidur, dan sulit fase penundaan malam hari sebelum
terjaga di malam tidur, dan cahaya
hari, serta bangun redup di pagi hari
pagi lebih awal
Delayed Sleep Lebih lama memulai Pergeseran pada Cahaya terang di
Phase Type tidur, mulai tidur fase permulaan pagi hari pada
insomnia, dan waktu bangun, dan
kesulitan bangun di cahaya redup
pagi hari sebelum tidur
Non – 24 Hours Pola siklus tidur- Pergeseran pada Terapi cahaya
Sleep Wake Type bangun yang fase permulaan terang di pagi hari
berjalan bebas, dan malam hari
periodik dengan ketika mau tidur
insomnia dan
kelelahan di siang
hari
Shift – Work Sleep Episode terjadi Adaptasi shift kerja, terapi cahaya
Type pada malam hari, pergeseran besar terang pada malam
insomnia selama pada fase hari, cahaya redup
siang hari dan rasa penundaan setelah bekerja,
kantuk yang kepatuhan teratur
berlebihan serta terhadap siklus
kelelahan selama tidur-bangun
bangun
Jet Lag (wisata ke Onset tidur Pergeseran pada Terapi cahaya
Timur) insomnia, kesulitan fase permulaan terang setelah
bangun di pagi hari bangun tidur (waktu
rumah), cahaya
redup sebelum tidur
18
Jet Lag (wisata ke Bangun tidur lebih Pergeseran pada Terapi cahaya
Barat) awal di pagi hari, fase penundaan terang pada malam
rasa kantuk dan hari sebelum tidur
kelelahan di siang (waktu rumah),
hari cahaya redup
setelah waktu
bangun tidur
19
cahaya harus disediakan oleh produsen. Intensitas cahaya yang digunakan haruslah
sesuai standar dari terapeutik yang dianjurkan. 1
20
III. KESIMPULAN
21