I. PENDAHULUAN
1
didiagnosis, dan memberikan prevalensi yang besar, yang membuat klinisi untuk
2
mengantisipasi kondisi tersebut serta mencari etiologi dengan penuh inisiatif.
Pada referat ini dibahas tentang simtom-simtom gangguan kognitif yang
meliputi definisi, etiologi, teori kognitif, simtom-simtom dan gangguan
neurokognitif ringan.
II.1. DEFINISI
Gangguan kognitif adalah perburukan fungsi kognitif dari kasus yang
bervariasi. Contoh penyalahgunaan obat dan alkohol, kasus perusakan kognitif
karena pengaruh kombinasi dari tindakan langsung pada otak, efek tidak
langsung dari penggunaan obat (gaya hidup), gangguan dari organ sistem
integriti (hati, pankreas, jantung) dan infeksi. 3
Gangguan kognitif menurut DSM-IV-TR, mengklasifikasikan tiga kelompok
gangguan yaitu delirium, demensia dan gangguan amnestik, gejala utama
adalah umum untuk semua gangguan jiwa yaitu gangguan dalam kognisi (daya
ingat, bahasa, dan perhatian). Walaupun DSM IV-TR menyatakan bahwa
gangguan kognitif adalah gejala utama dari delirium, demensia dan gangguan
amnestik, didalam masing-masing kategori diagnostik tersebut, DSM-IV-TR tidak
membatasi tipe spesifik . 1
II.2. ETIOLOGI
Sebagai reaksi dari setiap keadaan yang dapat mengganggu metabolisme
otak adalah : 2.3
1. Kausa Intra Kranial
- Epilepsi
- Trauma Kapitis
- Infeksi
- Pendarahan Sub arachnoid
2. Kausa Ekstra Kranial
- Akibat pemakaian dan penghentian tiba-tiba obat tertentu
2
- Disfungsi endokrin
- Penyakit non endokrin; hati, ginjal, jantung, pulmo, penyakit-
penyakit sistemik
3
Dua tipe dari memori adalah memori segera dan memori sekunder.
Memori sekunder mengenai kecakapan memperoleh dan menyimpan informasi
berlebih pada suatu periode waktu panjang (biasanya abadi untuk beberapa
lama). Daya ingat jangka panjang lebih lama dipertahankan dibandingkan
dengan daya ingat jangka pendek karena semakin lama dari daya ingat tersebut
dihubungkan dengan sejumlah lokasi dikorteks. Daya ingat jangka panjang (long
term memory ) yang dikenal sebagai daya ingat masa kini (recent memory), daya
ingat yang baru lewat (recent post memory), daya ingat jauh (remote memory.
2. Immediate memory 2,7
Immediate memory menunjuk kepada kemampuan untuk memperoleh
suatu batas kuantitas dari informasi ”On-Line” untuk satu periode laporan singkat
dari waktu (biasanya satu golongan kecil). Immediate memory sering juga
disebut sebagai short term memory atau memori jangka pendek, daya ingat kerja
(working memory), daya ingat primer (primery memory), dan daya ingat
penyangga (buffer memory).
3. Viglilance 7
Juga setiap saat disebut ”Sustained Attention” kewaspadaan menunjuk
kepada kemampuan untuk memelihara suatu kesiapan untuk merespon terhadap
sinyal (targets stimuli) dan tidak respon terhadap keributan (nontargets) melebihi
suatu periode waktu.
4. Executive functioning / cardsorting 7
Menunjukkan kepada kemampuan, program, tujuan aksi dan monitor diri
sendiri terhadap perilaku.
5. Verbal fluency 7
Test ini ukuran suatu kemampuan untuk membangkitkan kata-kata
dengan suatu huruf yang pasti, atau menciptakan kata-kata khusus dari kategori
arti kata.
7
6. Early visual processing
Ukuran dari early visual processing adalah dasar tingkatan dari proses
penglihatan, seperti visual scanning dari suatu pertunjukan dari stimuli dan
deteksi dini serta identifikasi dari stimulus penglihatan.
4
7
7. Psychomotor skills
Penilaian dari psikomotor biasanya menunjukkan kecepatan test dan
dapat memisahkan kedalam dua tipe dari keahlian ; kecepatan dan ketangkasan.
5
tidak terbatas pada kemampuan berhubungan dengan mempelajari informasi
baru, mempertahankan informasi yang baru dipelajari dari waktu ke waktu, dan
mengenali materi yang telah disampaikan sebelumnya.
6
merupakan nama sejumlah proses, seperti persepsi emosi, pengambilan
keputusan dalam situasi sosial, perubahan keadaan mental tertentu.
Gambar 1. Pandangan global tentang kognisi dan gangguan fungsi kognitif pada
gangguan kejiwaan. Gangguan kejiwaan berhubungan dengan pola gangguan kognitif
yang kompleks dan spesifik penyakit (Lihat Tabel 1). Gangguan kognitif dipicu oleh
berbagai faktor genetik, epigenetik, perkembangan dan lingkungan yang berinteraksi.
Perubahan diekspresikan baik pada tingkat neuron dan glia (dari transkripsi gen yang
diubah menjadi pergeseran dalam penembakan neuron) dan pada tingkat jaringan saraf
(secara lokal dan di antara daerah serebral yang saling terkait). Disfungsi yang mendasari
gangguan kognitif beragam secara hierarki dan spasial, dan diberlakukan pada skala
temporal yang berjalan dari milidetik (misalnya, penembakan seluler) hingga jam
(misalnya, sintesis protein) hingga tahun (misalnya, arsitektur sinaptik). Beberapa faktor
resiko, seperti germline dan faktor epigenetik, dapat diturunkan ke keturunannya.
Penyebab tertentu dari gangguan kognitif dapat diperbaiki atau dikompensasikan, tetapi
7
pergeseran jaringan pada tingkat molekuler ke sistem tidak selalu dapat dipulihkan
sehingga pencegahan dan pengobatan dini sangat penting. ADHD, gangguan hiperaktif
dan defisit perhatian; ASD, gangguan spektrum autisme: GAD gangguan kecemasan
menyeluruh; LTD, depresi jangka panjang; LTP, potensiasi jangka panjang; OCD,
gangguan obsesif kompulsif; PTSD, gangguan stres pasca trauma. 7
Dikutip dan diadaptasi dari: Millan MJ, Agid Y, Brune M, et al. Cognitive dysfunction in
psychiatric disorders : characteristics, causes, and the quest for improved therapy. Nature
Reviews Drugs Discovery, Vol. 11; 2012.
II.4. SIMTOM-SIMTOM
8
Dikutip dan diadaptasi dari: Millan MJ, Agid Y, Brune M, et al. Cognitive dysfunction in
psychiatric disorders : characteristics, causes, and the quest for improved therapy. Nature
Reviews Drugs Discovery, Vol. 11; 2012.
10
Orientasi waktu, tempat dan orang harus diuji karena seringkali hilang
1
bahkan pada kasus delirium yang ringan.
c) Bahasa dan kognisi
Kelainan dapat berupa bicara yang melantur, tidak relevan,
membingungkan dan gangguan kemampuan untuk mengerti
pembicaraan. 1,2
d) Persepsi
Pasien delirium seringkali mempunyai ketidak mampuan untuk
membedakan stimuli sensorik dan untuk mengintegrasikan persepsi
sekarang dengan pengalaman masa lalu. 1,2
e) Gejala Neurologis
Seringkali dijumpai gejala neurologis yang menyertai, termasuk
disfasia, tremor, inkontinensia urin, inkoordinasi, asteriksis. 1,2
11
Pasien demensia mungkin lupa bagaimana kembali ke ruangannya
setelah pergi ke kamar mandi, tetapi tidak menunjukkan gangguan
tingkat kesadaran. 1,2
d) Gangguan bahasa
Kesulitan berbahasa mungkin ditandai oleh cara berkata yang samar-
samar, stereotipik, tidak tepat atau berputar-putar. 1
12
corteks keluar memperkuat stimulus yang mempunyai kekuatan primer pada
masa lampau. 6
Bukti-bukti menunjukkan serotonin postsynaptically dalam amygdala
menimbulkan sintetis pada encephalis, dimana modulasi mengurangi
mempengaruhi teman dengan pengalaman takut dan mungkin mencampuri
dengan konsolidasi dari traumatik memori. Jika amygdaloid sistem alarm datang
berlebihan dan patah terjatuh, maka orang tersebut akan ada dalam kekuasaan
ketakutan yang buruk. 6
6
Traumatik memori adalah sejarah / cerita dalam dua sistem yaitu:
1. Hippocompal explicit episodic memory system.
2. Amygdaloid implicit alarm system
Amygdaloid system dapat mengacaukan penyimpanan dan pencarian
keterangan melalui hippocompal system.
13
pasien menyebutkan kata-kata yang dimulai dengan huruf F, A, dan S.
Nilai kurang dari 30 mengindikasikan penurunan kemampuan verbal. 14
III. KESIMPULAN
14
Jika penyebab kondisi medis adalah progresif, untuk demensia atau
gangguan amnestik, pasien akhirnya akan jatuh kedalam penyakit demensia dan
gangguan amnestik.
Berdasarkan PANSS sendiri simtom-simtom gangguan kognitif terdiri dari
30 item, yang mana terdiri dari 7 item skala positif, 7 item skala negatif, dan 16
item skala psikopatologi. Pada psikosis simtom-simtom ini cukup jelas terlihat
dan dapat dikoreksi pengobatannya melalui PANSS itu sendiri.
1. Sadock BJ, Sadock VA, ods, Kaplan & Sadock Synopsis Of Psychiatry
Behavioral Sciences/Clinical Psychiatry. 10 th ed. Philadelphia : Lippincott
Williams & Wilkins 2007 : 319-50.
2. Kenneth L, Davis, M.D. Delirium, Dementia, and Amnestic and other Cognitive
Disorders and Mental Disorders Due to a General Medical Condition, In:
Kaplan & Sadock Comprehensive Text Book of Psychiatry.8 th ed Vol. I.
Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins 2005 : 1053-121.
7. Green FM, Kern.SR, Braff L.D and Mintz.I, In: Neurocognitive Deficits and
Functional Outcome in Schizophrenia : Are We Measuring the Right Stuff ?,
Schizophrenia Bulletin,2000: 26(1): 119-36.
15
Daftar Pustaka Terbaru mama Luis
REFERENSI
1. Sweeet RA. Neurocognitive Disoders. In: Sadock BJ, Sadock VA, Ruiz P.
Kaplan & Sadock`s Comprehensive Textbook of Psychiatry 10th Edition
Vol. 2. Wolters Kluwer. 2017. P.3040-3043
2. Graziane JA, Sweeet RA. Dementia. In: Sadock BJ, Sadock VA, Ruiz P.
Kaplan & Sadock`s Comprehensive Textbook of Psychiatry 10th Edition
Vol. 2. Wolters Kluwer. 2017. P.3076-3101
3. Moore D. Neurocognitive Disorder. In: Psychiatry, Fourth Edition Volume
1. Wiley Blackwell, 2015. P. 1742-1777
4. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal
Pelayanan Medik. Dalam: Pedoman Penggolongan dan Diagnosis
Gangguan Jiwa di Indonesia- III. WHO Publishing. 1993.
5. American Psychiatric Association, Diagnostic and Statistical Manual of
Mental Disorder, 5 th.Edition. American Psychistric Association. 2013
.p.591-643.
6. McCleery A, Nuechterlein KH. Cognitive impairment in Psychotic illness:
prevalence, Profile of impairment, developmental course and treatment
considerations. Dialogues in clinical Neuroscience. 2019.
7. Millan MJ, Agid Y, Brune M, et al. Cognitive dysfunction in psychiatric
disorders : characteristics, causes, and the quest for improved therapy.
Nature Reviews Drugs Discovery, Vol. 11; 2012.
8. Medalia A, Revheim N. Dealing with cognitive dysfunction associated with
psychiatric disabilities, A handbook for families and friends of individuals
with psychiatric disorders. New York state offive of mental health. 2002.
9. Bharambe V, Larner AJ. Functional cognitive disorder : memory clinic
study. Progress in Neurology and Psychiatry, Vol.22(3); 2018.
10. Hartog HMD, Derix MMA, Bemmel ALV, et al. Cognitive functioning in
young and middle-aged unmedicated out-patient with major depression :
16
testing the effort and cognitive speed hypotheses. Psychological Medicine,
Vol. 33; 2003. p.1443-1451.
11. Wang CSM, Pai MC, Chen PL, et al. Montreal Cognitive Assessment and
Mini-Mental State Examination performance in patients with mild-to-
moderate dementia with Lewy bodies, Alzheimer’s disease, and normal
participants in Taiwan. International Psychogeriatrics, Vol.25(11) ; 2013.
12. Johanson MM, Marcusson J, Wressle E. Cognitive impairment and its
consequences in everyday life : experiences of people with mild cognitive
impairment or mild dementia and their relatives. International
Psychogeriatrics, 2015.
13. Berk M, Berk L. Cognition in psychiatric disorders: from models to
management. Lancet Psychiatric. 2017.
14. Baity RM. Brief rating scales for assessment of cognitive and
neuropychological status. In : Handbook of clinical rating scales and
assessment in psychiatry and mental health. USU : Humana Press; 2010.
P.239-256
15. Husein N, Lumempau N, Ramli Y, Herqutanto. Uji Validitas dan realibilitas
montreal cognitive assessment versi Indonesia (MoCA-Ina) untuk skrining
gangguan kognitif. Available from http://mru.fk.ui.ac.id. Accessed on
February 2021.
17