Anda di halaman 1dari 18

ASKEP LANSIA DENGAN

GANGGUAN KOGNITIF

Kelompok 1:
1. Anastasia Feronika 7. Desi Natalia
2. Anshari 8. Desi Rinjani
3. Apriliani 9. Desty Damayanti
4. Bertha Silvia Juniasi 10. Devi Diantie
5. Christie 11. Dewi Puspitasari
6. Christina 12. Diah Ayu
ASKEP LANSIA DENGAN GANGGUAN
KOGNITIF

• Kognitif adalah Kemampuan berpikir dan memberikan rasional,


termasuk prosesmengingat, menilai, orientasi, persepsi dan
memperhatikan. (Stuart and Sundeen,1987. Hal.612).
• Gangguan kognitif erat kaitannya dengan fungsi otak,
karenakemampuan pasien untuk berpikir akan dipengaruhi
oleh keadaan otak .Respon kognitif maladaptif meliputi
ketidakmampuan untuk membuat keputusan,kerusakan memori dan
penilaian, disorientasi, salah persepsi, penurunan rentangperhatian,
dan kesulitan berfikir logis.
Secara umum apabila terjadi gangguan pada otak, maka seseorang akan
mengalami gejala yang berbeda sesuai dengan daerah yang terganggu, yaitu :

 Gangguan pada lobus frontalis , akan ditemukan gejala-gejala sbb :


1) Kemampuan memecahkan masalah berkurang
2) Hilang rasa sosial dan moral
3) Impilsif
4) Regresi

 Gangguan pada lobus temporalis akan ditemukan gejala sbb :


1) Amnesia
2) Dimensia
Lanjutan....
.

 Gangguan pada lobus parietalis dan oksipitalis akan ditemukan gejala


gejala yanghampir sama, tapi secara umum akan terjadi disorientasi.

 Gangguan pada sistim limbik akan menimbulkan gejala yang bervariasi


antara lain :
1) Gangguan daya ingat
2) Memori
3) Disorientasi
RENTANG RESPON GANGGUAN KOGNITIF

ADAPTIF MAL ADAPTIF

Tegas Bimbang secara periodic Tidakmampu membuat putusan


Memori utuh Lupa sama sekali Kerusakan memori & berpendapat
Orientasi lengkap Kebingungan ringan sementarr Disorientasi
Perhatian focus Kadang-kadang misperseps Serius mispersepsi
Koheren, Berpikir logis Mudah beralih perhatinnya Ketidakmampuan perhatian fokus
Kadang-kadang berpikir tidak jelas Gangguan berpikir logis&rasional

• Sumber : Stuart, 2013


Pengertian Delirium

• Istilah delirium sinonim dengan keadaan bingung akut, meskipun


berbicara dengan tegas, hal ini menjelaskan berbagai keadaan bingung
akut yang terpisah secara klinis ditandai oleh periode gelisah, aktivitas
mental yang meninggi, mudah terbangun, kesiapan yang jelas dalam
memberikan respons terhadap stimuli tertentu (seperti suara bising yang
tiba-tiba), halusinasi visual yang mengganggu, hiperaktivitas motorik, dan
stimulasi autonom (Isselbacher dkk, 2009).
Pengertian Dimensia

• Demensia merupakan suatu penyakit yang mencakup kehilangan memori


dan deficit kognitif multiple, seperti deteriorasi bahasa (afasia), kerusakan
motorik (apraksia), atau ketidakmampuan untuk menyebutkan nama atau
mengenai benda-benda (agnosia) (Videbeck, 2008).
• Demensia adalah hilangnya kemampuan-kemampuan intelektual dengan
penyebabnya faktor-faktor organik (Yustinus, 2006).
• Jadi dapat disimpulkan, dari beberapa definisi tentang demensia yaitu
suatu penyakit yang mengalami kehilangan fungsi kognitif secara progresif
sehingga menyebabkan kemampuan untuk mengingat menurun.
Faktor yang Mempengaruhi Gangguan Kognitif

Respon kognitif pada umumnya merupakan akibat dari gangguan biologis


padafungsi sistem saraf pusat. Faktor yang mempengaruhi individu
mengalami gangguankognitif termasuk:

1. Gangguan suplai oksigen, glukosa,


dan zat gizi dasar yang penting
lainnya keotak 6. Penyakit hati kronik
2. Degenerasi yang berhubungan 7. Penyakit ginjal kronik
dengan penuaan 8. Defisiensi vitamin (terutama
3. Pengumpulan zat beracun dalam thiamin)
jaringan otak 9. Malnutrisi
4. Penyakit Alzheimer 10. Abnormalitas genetik
5. Human Immunodeficiency Virus
(HIV)
Stressor yang Berpengaruh Terhadap Gangguan Kognitif

1. Hipoksia
2. Gangguan metabolik, termasuk hipertiroidisme,
hipotiroidisme, hipoglikemi, hipopituitarisme, dan penyakit
adrenal
3. Toksisitas dan infeksi
4. Respon yang berlawanan terhadap pengobatan
5. Perubahan struktur otak, seperti tumor atau trauma
6. Kekurangan atau kelebihan sensori.
Mekanisme Koping pada Pasien dengan Gangguan
Kognitif

 Respon individu termasuk kekuatan dan ketrampilan. Self-help group


dapat menjadi sumberkoping yang efektif bagi pemberi perawatan.
 Cara individu menghadapi secara emosional respon kognitif maladaptif
sangatdipengaruhi oleh pengalaman hidup yang lalu. Individu yang
mengembangkanmekanisme koping yang efektif pada masa lalu akan
lebih mampu mengatasi awitan masalah kognitif daripada individu yang
telah mempunyai masalah koping.
 Mekanisme pertahanan ego yang mungkin teramati pada pasien yang
mengalami gangguan kognitif meliputi :
Regresi
Penyangkalan
Kompensasi
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas Pribadi
2. Keluhan utama
3. Respon terhadap stress
4. Pengkajian psikopatologi/psikodinamik
a. Faktor predisposisi
b. Faktor prespitasi
c. Respon terhadap stress
d. Kemampuan mengatasi masalah/sumber koping
5. Mekanisme koping
Diagnosa Keperawatan

1. Harga diri rendah berhubungan dengan proses penyakit


2. Defisit perawatan diri berhubungan dengan gangguan
psikologis
Intervensi Keperawatan
Lanjutan...
.
Implementasi Keperawatan
Lanjutan....
Evaluasi Keperawatan

 Evaluasi ditujukan pada kemampuan klien dalam berorientasi terhadap


waktu, tempat, dan orang; berinteraksi sosial;melakukan perawatan diri
secara mandiri;meningkatkan status nutrisi;meningkatkan fungsi kognitif
(perhatian, konsentrasi, berpikir rasional).

1. Evaluasi pada klien dengan dengan delirium


Pada klien delirium fungsi kognitif dapat kembali sepenuhnya kepada
fungsi semula. Klien dapat berorientasi kepada realitas secara optimal,
berperan dalam aktivitas sehari-hari dan memelihara keseimbangan
fisiologis.
Lanjutan.....

2. Evaluasi pada klien dengan dimensia


pada klien dimensia terjadi proses kemunduran intelektual, perilaku
dan fisiologis. Pada kebanyakan kasus sedikit sekali kemungkinan klien
untuk kembali ke fungsi semula. Evaluasi untuk klien dimensia lebih
diarahkan kepada kemampuan klien untuk melakukan perawatan diri
seoptimal mungkin serta terpeliharanya hubungan dengan orang-orang
terdekat.

Anda mungkin juga menyukai