Anda di halaman 1dari 10

R

ESUME KELAS BESAR


KEPERAWATAN
GERONTIK

Dosen Pengampu : Dr. Shinta Silaswati, SKp., M.Sc


(untuk memenuhi tugas individu mata kuliah Keperawatan Gerontik kelas A)

Disusun oleh :
Widiya Astuti 2010711026

PROGRAM STUDI SARJANA


KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU
KESEHATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA
2023
ASUHAN KEPERAWATAN LANJUT USIA DENGAN DEMENSIA DAN DELIRIUM

Pengertian dan Penyebab Demensia & Delirium


Demensia adalah gangguan kognitif (daya ingat dan daya pikir lainnya) yang
berlangsung terus menerus dan progresif, ditandai penurunan daya ingat jangka pendek &
panjang serta penurunan kemampuan kognitif lainnya meliputi penurunan daya ingat,
kemunduran kemahiran berbahasa, kemunduran intelektual, dan fungsi otak lainnya sehingga
mengganggu ADL disertai perubahan perilaku dan psikologis. Penyebab demensia diantara
lain seperti : kondisi medis yg berlanjut menyerang sel-sel otak (penyakit Alzheimer), kondisi
medis yg mengganggu aliran O2 & nutrisi ke otak (stroke), penggunaan alkohol & narkoba,
trauma yg melukai otak, infeksi/penyakit yang mempengaruhi sistem saraf pusat (HIV, tumor
otak).
Sedangkan delirium adalah Gangguan kognitif akut dan sementara dari fungsi sistem
saraf pusat yang menyebabkan gangguan kesadaran dan perhatian (Allison dkk, 2004 dalam
Septian, 2015). Delirium sama dengan keadaan bingung akut, secara klinis ditandai oleh
periode gelisah, aktivitas mental yang meninggi, mudah terbangun, ketidaksiapan yang jelas
dalam memberikan respons terhadap stimuli tertentu (seperti suara bising yang tiba-tiba),
halusinasi visual yang mengganggu, hiperaktivitas motorik, dan stimulasi autonom. Penyebab
delirium ada 2, yaitu gangguan otak organik dan somatik delirium. Gangguan otak organik
yaitu seperti demensia, stroke, parkinson, gangguan penglihatan dan pendengaran,
ketidakmampuan fungsional, hidup dalam institusi, ketergantungan alkohol, isolasi sosial,
depresi, gangguan sensorik dan gangguan multiple lainnya, dan riwayat delirium post-
operative sebelumnya. Somatik delirium termasuk perubahan lingkungan (perpindahan
ruangan), pneumonia, infeksi, dehidrasi, hipoglikemia, imobilisasi, malagizi, dan pemakaian
kateter buli-buli. Penggunaan anestesia pembedahan yang lama, lanjut usia yang dirawat di
bagian ICU.

D
emensia
Pra Demensia
Kondisi seseorang menunjukkan gejala Hendaya Kognitif Ringan (HKR) atau Mild Cognitive
Impairment (MCI) namun belum mengalami Demensia. HKR ditandai dengan adanya: (1)
keluhan memori subyektif, yang dapat dikonfirmasi oleh informan; (2) adanya hendaya
(ketidakmampuan) untuk mengingat memori obyektif sesuai usia dan tingkat pendidikannya,
namun (3) fungsi kognitif secara umum masih baik; (4) aktivitas harian masih mandiri dan
belum memenuhi kriteria diagnostik Demensia.
ORANG DENGAN DEMENSIA (ODD)
Orang dengan demensia adalah orang yang mengalami demensia. Istilah ini dipergunakan
untuk semua penderita demensia jenis apapun.
Tipe Demensia
Berdasarkan penyebab timbulnya, yaitu:
1. Alzheimer demensia / Sinile demensia : disebut juga Sinile demensia yakni perubahan
struktur dan fungsi kimia otak. Tipe ini terjadi sekitar 50% dari seluruh kasus
demensia.
2. Vaskular demensia : atau Multi-infarc dimentia yakni demensia yang terjadi sebagai
akibat dari kematian sebagian jaringan otak akibat penyakit kardiovaskuler seperti
hipertensi dan stroke. Biasanya terjadi pada 20% kasus demensia.
3. Demensia gabungan (mixed dimentia) : yakni demensia yang terjadi akibat dari
Alzheimer dan Vaskular demensia, biasanya terjadi pada 20% kasus demensia.
4. Demensia akibat dari penyakit lainnya : demensia sebagai akibat dari berbagai
penyakit seperti AIDS, kecanduan alkohol (alcohol abuse) dan penyakit infeksi serius
lainnya yang berdampak terhadap susunan saraf pusat.
Berdasarkan gejala, yaitu:
1. Demensia ringan : penurunan daya ingat jangka pendek,konsentrasi, dan lansia masih
mampu melakukan akitifitas
2. Demensia sedang : penurunan daya ingat jangka pendek, konsentrasi yang lebih berat
dan lansia mengalami keterbatasan sebagian aktifitas sehari-hari.
3. Demensia berat : ditandai dengan penurunan daya ingat jangka pendek dan panjang,
hilangnya konsentrasi dan lansia tidak mampu melakukan ADL.
Tanda-tanda Demensia
- Sulit mengingat, mengulang-ulang pembicaraan
- Sulit menyelesaikan pekerjaan sehari-hari
- Bermasalah dengan bahasa
- Disorientasi waktu dan tempat
- Sulit berkonsentrasi, contoh: mengemudi
- Bermasalah dalam berpikir abstrak, contoh: berhitung
- Salah menempatkan barang
- Perubahan mood/perasaan
- Perubahan kepribadian
- Kehilangan inisiatif (pasif)
Tahapan Demensia
Tahap 1: Orang dewasa normal tanpa hendaya
kognitif. Tahap 2: Lansia normal.
Tahap 3: Demensia tahap awal/Hendaya Kognitif
Ringan. Tahap 4: Demensia ringan.
Tahap 5: Demensia sedang.
Tahap 6: Demensia sedang-
berat. Tahap 7: Demensia berat.
Yang harus Diamati
- Penurunan fungsi kognitif atau intelektual
- Perubahan perilaku atau kepribadian
- Kemunduran kemampuan memutuskan sesuatu permasalahan atau pilihan, dll
- Perubahan affect
- Perubahan penampilan
- Kemunduran kemampuan berkomunikasi
- Perubahan kemampuan ADL dan atau IADL
- Keluhan atau perubahan kebiasaan keluarga yg merawat
- Perubahan gaya berjalan
- Penurunan berat badan
Masalah Keperawatan ODD (Orang Dengan Demensia)
- Gangguan Perilaku dan Psikologis
- Gangguan memori/daya ingat
- Risiko jatuh
- Risiko atau Defisit volume cairan
- Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
- Risiko gangguan integritas kulit
- Gangguan mobilisasi fisik
- Defisit perawatan diri
Gangguan Perilaku dan Psikologis Demensia
Gangguan Perilaku dan Psikologis pada Demensia (GPPD) atau Behavioural and
Psychological Symptoms of Dementia (BPSD). GPPD meliputi gangguan persepsi, isi pikir,
suasana hati dan perubahan perilaku yang sering terjadi pada ODD.
Pencetus GPPD, faktor yang berperan dikenal dengan akronim PIECES:
P- Physical (Faktor Fisik)
I- Intellectual (Hendaya Kognitif)
E- Emotion (Emosi)
C- Capabilities (Kemampuan)
E- Environment (Lingkungan)
S- Social (Sosial)
Prinsip Perawatan Klien dengan Demensia
- Terima klien apa adanya
- Sentuhlah klien untuk memberi rasa aman dan nyaman
- Berinteraksi : sabar & lemah lembut
- Kontak dgn klien secara teratur : singkat tapi sering
- Orientasikan dengan realitas (orang, waktu, tempat dan kejadian)
- Observasi klien terhadap kemungkinan klien bosan, stres, cemas
Prinsip Tindakan pada Klien dengan Demensia
- Bertutur kata : intonasi suara jelas & beri penekanan pada hal yg penting, gunakan
non verbal
- Bicara dengan kontak mata, ekspresi menghargai
- Beri waktu klien menanggapi pembicaraan
- Batasi pembicaraan dan sampaikan satu persatu
- Latih dalam melakukan aktivitas mental
- Modifikasi lingkungan
- Mandirikan dalam ADL
- Libatkan keluarga dalam interaksi dan pemenuhan kebutuhan sehari-hari
klien Pencegahan Demensia
- Tidur yang cukup
- Berolahraga secara teratur
- Mengikuti diet sehat dan seimbang
- Keluarkan perasaan Anda bersama keluarga dan teman dapat membantu Anda
menempatkan segala sesuatu dalam perspektif yang positif.
- Dukungan kelompok untuk memberikan kesempatan bagi Anda untuk mendiskusikan
masalah Anda dengan orang lain dan mengembangkan strategi koping (mekanisme
pertahanan diri) bersama
- Buat daftar jika otak Anda penuh dengan pikiran cemas, buatlah daftar "To Do",
lakukan satu hal pada satu waktu, dan beri tanda centang saat Anda pergi. Ini akan
membantu mengurangi kecemasan dan tetap termotivasi
Langkah-langkah Pengurangan Risiko Demensia (dengan CERDIK)
C- Cek kesehatan rutin, termasuk fungsi otak
E- Enyahkan asap rokok
R- Rajin aktivitas fisik, spiritual, dan stimulasi otak
D- Diet seimbang
I- Istirahat yang cukup
K- Kelola stress dan bersosialisasi
Intervensi Keperawatan ODD
- Reminiscence, mengenang hal-hal di masa lampau merupakan aktivitas yang menarik
bagi ODD, karena memberikan rasa tenang dan memperbaiki mood ODD
- Modifikasi lingkungan dan aktivitas, jaga lingkungan rumah agar rapi dan tidak
banyak barang berceceran, cat pintu WC, lemari, dan pintu-pintu penting lainnya
dengan warna kontras dari tembok.
- Tidur, usahakan WC atau pispot dapat terlihat dari kamar tidur, atur waktu tidur yang
teratur setiap harinya
- Mandi dan buang air, buat jadwal rutin
- Berpakaian, beri label pada lemari dan laci pakaian
- Makan, gunakan alat makan yang berwarna kontras dengan makanan maupun taplak
meja agar ODD mudah melihat makanan. Pilihlah alat makan dari bahan yang tidak
mudah pecah. Usahakan garpu dan sendok memiliki pegangan yang besar dan mudah
digenggam.
- Terapi musik, memutarkan musik yang disukai ODD dapat memperbaiki mood,
mengurangi kecemasan pada ODD
- Terapi cahaya, paparan sinar matahari selama 2 x 30 menit di pagi dan sore hari
terbukti mengurangi gangguan tidur dan sundowning
- Perlu periksa ke dokter, lansia merasa sulit untuk mengingat peristiwa penting baru-
baru ini meskipun lansia dapat dengan mudah mengingat hal-hal yang terjadi di masa
lalu
Evaluasi ODD
- Klien mampu berorientasi terhadap realita
- Klien mampu melakukan komunikasi secara efektif
- Klien mampu berinteraksi dengan orang lain di lingkungannya
- Klien mampu melakukan ADL
- Klien mampu melakukan aktifitas mental

D
elirium
Pengkajian
- Identitas klien: nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan alamat.
- Keluhan utama: kesadaran menurun.
- Riwayat: penyakit keturunan, alkohol, atau obat lain,
- Fisik: kesadaran yang menurun, tensi menurun, takikardia, febris, BB menurun karena
nafsu makan yang menurun dan tidak mau makan.
- Genogram: minimal tiga generasi masalah yang terkait
- Interaksi di dalam keluarga
- Penentu kebijakan di dalam keluarga
- Konsep diri
➔ Gambaran diri, stressor yang menyebabkan berubahnya gambaran diri karena
proses patologi penyakit.
➔ Identitas, bervariasi sesuai dengan tingkat perkembangan individu.
➔ Peran, transisi peran dapat dari sehat ke sakit, ketidaksesuaian antara satu
peran dengan peran yang lain dan peran yang ragu dengan individu tidak tahu
dengan jelas perannya, serta peran berlebihan sementara tidak mempunyai
kemampuan dan sumber yang cukup.
➔ Ideal diri, keinginan yang tidak sesuai dengan kenyataan dan kemampuan
yang ada.
➔ Harga diri, ketidakmampuan dalam mencapai tujuan sehingga klien merasa
harga dirinya rendah karena kegagalannya.
- Hubungan sosial: perkembangan hubungan sosial: kegagalan mempertahankan
komunikasi dengan orang lain, kecenderungan memisahkan diri dari orang lain
perasaan kesepian, isolasi sosial, hubungan dangkal dan tergantung.
- Spiritual: keyakinan klien terhadap agama dan keyakinannya masih kuat. tetapi tidak
atau kurang mampu dalam melaksanakan ibadahnya sesuai dengan agama dan
kepercayaannya.
- Status mental
➔ Penampilan
➔ Pembicaraan: kurang koheren dan lebih sulit dimengerti ketika delirium
memburuk, mengulang-ulang satu topik atau bahasan, berbicara melantur dan
sulit untuk diikuti, atau mengalami logorea yang cepat, terpaksa, dan biasanya
lebih keras dari normal. Kadang-kadang klien dapat berteriak atau menjerit,
terutama pada malam hari.
- Aktivitas motorik
➔ Gangguan perilaku psikomotor. Klien mungkin gelisah dan hiperaktif, sering
menarik-narik seprai atau berupaya bangun dari tempat tidur secara mendadak
dan tidak terkoordinasi. Sebaliknya, perilaku motorik yang lambat, tampak
lesu dan letargi dengan sedikit gerakan.
➔ Alam perasaan dan afek: perubahan mood yang cepat, ansietas, takut,
iritabilitas, marah, euforia, sangat takut, merasa terancam dan apati. Perubahan
mood dan emosi ini biasanya tidak terkait dengan lingkungan klien.
➔ Persepsi: halusinasi penglihatan (klien melihat seperti malaikat atau gambaran
yang mengerikan melayang di atas tempat tidur.
- Proses pikir
➔ Pikiran waham yang meyakini bahwa perubahan persepsi sensorinya adalah
nyata.
➔ Tingkat kesadaran: tidak stabil, biasanya berfluktuasi sepanjang hari, biasanya
berorientasi pada orang, tetapi sering kali disorientasi terhadap waktu dan
tempat, penurunan kesadaran terhadap lingkungan atau situasi seperti warna
seprai atau ruangan, mudah terdistraksi oleh suara, orang, atau mispersepsi
sensorinya.
➔ Memori : mempertahankan atau mengubah perhatiannya secara efektif,
kerusakan memori yang baru, tidak mampu melakukan hal-hal yang diminta.
➔ Kemampuan penilaian: gangguan penilaian seperti tidak dapat menyadari
situasi yang potensial membahayakan dan tidak dapat bertindak demi
kepentingan terbaik mereka sendiri (mencoba mencabut selang intravena atau
kateter urine secara berulang-ulang)
- Daya tilik diri: Daya tilik bergantung pada keparahan delirium. Klien yang
mengalami delirium ringan dapat mengenali bahwa ia bingung, delirium sedang
mendapatkan terapi, dan mungkin akan sembuh. Akan tetapi, klien yang mengalami
delirium berat dapat tidak memiliki daya tilik dalam situasi ini.
- Kebutuhan klien sehari-hari
➔ Tidur : klien sukar tidur karena cemas, gelisah, berbaring atau duduk dan
gelisah, kadang terbangun tengah malam dan sukar tidur kembali sehingga
tidak merasa segar di pagi hari.
➔ Selera makan: tidak mempunyai selera makan atau makannya hanya sedikit,
karena putus asa, merasa tidak berharga, aktivitas terbatas sehingga bisa
terjadi penurunan berat badan.
➔ Eliminasi: gangguan buang air kecil karena sukar tidur dan stres, dapat terjadi
konstipasi akibat terganggu pola makan.
➔ Mekanisme koping: mengingkari, ketidakmampuan mengatasi secara
konstruktif merupakan faktor penyebab primer terbentuknya pola tingkah laku
patologis. Koping mekanisme yang digunakan seseorang dalam keadaan
delirium adalah mengurangi kontak mata, memakai kata-kata yang cepat dan
keras (ngomel-ngomel) dan menutup diri.
Diagnosa Keperawatan
- Resiko tinggi mencederai diri,orang lain dan lingkungan berhubungan dengan
halusinasi
- Perubahan persepsi sensori: halusinasi berhubungan dengan menarik diri
- Kurangnya interaksi sosial (isolasi sosial) berhubungan dengan sistem pendukung
yang tidak adekuat dan harga diri yang rendah
- Defisit perawatan diri yang berhubungan dengan intoleransi aktifitas
- Defisit nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan system
pendukung yang tidak adekuat
Intervensi Keperawatan
- Pantau kondisi kesehatan kronis secara cermat
- Kunjungi dokter secara teratur
- Beritahukan semua dokter dan pemberi perawatan kesehatan tentang obat-obat yang
digunakan termasuk obat bebas, suplemen diet, dan sediaan herbal.
- Periksa ke dokter sebelum menggunakan obat yang tidak diresepkan.
- Hindari penggunaan alkohol dan obat penenang.
- Pertahankan diet yang bergizi
- Tidur yang cukup
- Gunakan tindakan kewaspadaan keamanan ketika bekerja dengan pelarut cair,
insektisida dan produk serupa.
Evaluasi Keperawatan
Hasil terapi untuk klien yang mengalami delirium dapat mencakup:
- Klien akan bebas dari cedera.
- Klien akan menunjukkan peningkatan orientasi dan kontak realitas.
- Klien akan mempertahankan keseimbangan aktifitas dan istirahat yang adekuat.
- Klien akan mempertahankan keseimbangan cairan dan nutrisi yang adekuat.
- Klien akan kembali ke tingkat fungsi optimalnya

Anda mungkin juga menyukai