PRODI JIWA FK UNS/SMF JIWA RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA Pendahuluan Adalah kondisi ketika kerusakan pada otak menyebabkan gangguan mental. Istilah ini sebelumnya digunakan untuk gangguan neurokognitif. Umumnya dialami para lansia, tetapi kondisi ini juga bisa terjadi pada orang yang lebih muda. Kondisi ini secara tidak langsung terjadi akibat kerusakan otak pada area-area yang terkait dengan kemampuan belajar, mengingat, merencanakan, dan mengambil keputusan. Pendahuluan.. Dapat memengaruhi kemampuan penderitanya untuk memahami dan menggunakan bahasa dengan benar, mengkoordinasikan gerakan tubuh, juga bertindak sesuai dengan norma-norma sosial yang ada. Gejala gangguan mental organik sebenarnya bisa berbeda-beda, tergantung dengan kondisi yang melatar belakanginya. Pendahuluan… Namun, ada beberapa gejala utama gangguan mental organik, di antaranya: sering lupa, bingung, gelisah. Selain itu, juga akan merasakan gejala, seperti: sakit kepala, sulit konsentrasi/fokus, kehilangan keseimbangan tubuh, kesulitan melakukan kegiatan sehari-hari, misalnya menyetir. Penyebab Gangguan Mental Organik:
Umumnya, gangguan mental organik disebabkan oleh berbagai
penyakit yang dapat menyebabkan penurunan fungsi saraf otak (penyakit neurodegeneratif), di antaranya: • Penyakit Alzheimer • Penyakit Parkinson • Penyakit Huntington • Penyakit Prion • Multiple sclerosis • Demensia Selain penyakit-penyakit seperti di atas, yaitu : Cedera otak berat Gangguan pernapasan yang menyebabkan rendahnya kadar oksigen (hipoksia) dan tingginya kadar karbon dioksida dalam tubuh Gangguan jantung dan pembuluh darah, stroke, transient ischaemic attack (TIA), endokarditis, dan miokarditis. Penyalahgunaan obat-obatan dan alkohol. Infeksi, seperti HIV, infeksi otak, meningitis, dan sifilis Ensefalopati, misalnya yang disebabkan oleh kelainan hati Klasifikasi dalam PPDGJ 3 F00-F09 Gangguan Mental Organik F00 Demensia Pada Penyakit Alzheimer F01 Demensia Vaskular F02 Demensia Pada Penyakit Lain YDK F03 Demensia YTT F04 Syndrom Amnestik Organik Bukan Akibat Alkohol dan Zat Psikoaktif Lainnya. F05 Delirium Bukan Akibat Alkohol dan Zat Psikoaktif Lainnya F06 Gangguan Mental Lainnya akibat Kerusakan dan Disfungsi Otak dan Penyakit Fisik. F07 Gangguan Kepribadian dan Perilaku Akibat Penyakit, Kerusakan dan Disfungsi Otak. F08 Gangguan Mental Organik atau Simtomatik YTT Gangguan Mental Organik (GMO) adalah gangguan mental yang berkaitan dengan penyakit/gangguan sistemik atau otak. - Disfungsi Primer : penyakit, cedera, atau rudapaksa pada otak ( menyebabkan gangguan fisiologis pada otak ) - Disfungsi Sekunder : penyakit pada tubuh / diluar otak ( secara sistemik menimbulkan gangguan fisiologis pada otak ) Penegakkan diagnosis GMO, memerlukan bukti riwayat penyakit, pemeriksaan fisik dan laboratorium yang menyokong. Bahan pertimbangan utama dan pertama apabila pasien datang dengan gejala mental. Apabila diagnosis itu luput dari perhatian (terapi simptomatis), namun etiologi organiknya tidak ditatalaksana, kondisi dapat bertambah parah bahkan fatal. Gejala Ganggan Mental Organik :
Gangguan sensorium, gangguan kesadaran
dan perhatian, misal pada Delirium Gangguan fungsi kognitif seperti daya ingat, daya pikir, daya belajar. Misal Demensia Gangguan persepsi (mis, Halusinasi organik), ganguan isi pikiran (mis, waham organik), atau gangguan suasana perasaan dan emosi. Perubahan kepribadian atau perilaku (mis. Gangguan Kepribadian Organik) Adanya gangguan fisik/medis bersamaan dengan gejala mental, belum tentu menunjukan suatu gangguan mental organik, perlu dibuktikan bahwa gangguan / penyakit fisik itu secara fisiologis menjadi penyebab gangguan mentalnya. Adanya riwayat gangguan/penyakit fisik belum tentu memastikan bahwa gejala mental yang ditemukan sekarang merupakan suatu gangguan mental organik, perlu dibuktikan bahawa: penyakit masih berlangsung hingga sekarang dan menjadi penyebab gejala mental, penyakit itu sudah sembuh tapi meninggalkan sequele / cacat dalam otak pasien sehingga dapat dibuktikan bahwa gejala mentalnya merupakan akibat dari sequele penyakit dahulu ( mis. Pada gangguan kepribadian organik ). DELIRIUM Penting dan sering dijumpai. Bukan penyakit tetapi gejala sehingga harus berdasarkan penyebabnya. Dipikirkan sebagai tanda adanya disfungsi otak akut, kedaruratan medik. Sering reversibel. Onsetnya berlangsung singkat dan fluktuatif. Gambaran Klinis Perubahan kesadaran, seperti penurunan kesadaran (kesadaran berkabut) Perubahan atensi yang meliputi penurunan kemampuan untuk memusatkan, mempertahankan dan mengalihkan perhatian. Hendaya pada area kognitif lainnya yang dapat bermanifestasi sebagai disorientasi (terutama waktu dan tempat) dan penurunan daya ingat. Onset relatif cepat (jam hingga hari). Durasi singkat (hari hingga minggu). Fluktuasi yang tak dapat diperkirakan dalam hal keparahan dan manifestasi klinis selama perjalanan penyakit, kadang memburuk. malam hari (sundowning), yang dapat berkisar mulai dari periode hingga hendaya kognitif parah dan disorganisasi. Disorganisasi pada proses pikir (berkisar dari tangensial yang ringan hingga inkoheren). Gangguan persepsi, ilusi dan halusinasi (auditorik dan visual) Hiperaktifitas dan hipoaktifitas psikomotor. Gangguan siklus tidur (tidur malam yang terputus, dengan atau tanpa kantuk pada siang hari) Perubahan mood (iritabilitas, disforik, ansietas, bahkan euforia) Perubahan fungsi neurologis (hiperaktifitas atau instabilitas otonom dan dysarthria). Kriteria Diagnosis Delirium DSM V Gangguan kesadaran (misalnya berkurangnya kejernihan kewaspadaan terhadap lingkungan) dengan berkurangnya kemampuan untuk memusatkan, mempertahankan dan mengalihkan perhatian. Perubahan kognitif (seperti: defisit memori, disorientasi, gangguan berbahasa) atau berkembangnya gangguan persepsi yang tidak lebih dijelaskan oleh demensia yang ada sebelumnya, yang lebih terbukti atau sedang berkembang. Gangguan berkembang dalam periode waktu yang singkat (beberapa jam atau hari) dan cenderung berfluktuatif selama perjalanannya. Kriteria Diagnosis Delirium yang disebabkan kondisi medis umum DSM V
kewaspadaan terhadap lingkungan) dengan berkurangnya kemampuan untuk memusatkan, mempertahankan dan mengalihkan perhatian. Perubahan kognitif (seperti: defisit memori, disorientasi, gangguan berbahasa) atau berkembangnya gangguan persepsi yang tidak lebih dijelaskan oleh demensia yang ada sebelumnya, yang lebih terbukti atau sedang berkembang. Gangguan berkembang dalam periode waktu yang singkat (beberapa jam atau hari) dan cenderung berfluktuatif selama perjalanannya. Terdapat bukti dari riwayat pemeriksaan fisik atau laboratorium bahwa gangguan disebabkan akibat fisiologis langsung dari kondisi medis umum. Kriteria Diagnosis Delirium karena Intoksikasi zat DSM V Gangguan kesadaran (misalnya berkurangnya kejernihan kewaspadaan terhadap lingkungan) dengan berkurangnya kemampuan untuk memusatkan, mempertahankan dan mengalihkan perhatian. Perubahan kognitif (seperti: defisit memori, disorientasi, gangguan berbahasa) atau berkembangnya gangguan persepsi yang tidak lebih dijelaskan oleh demensia yang ada sebelumnya, yang lebih terbukti atau sedang berkembang. Gangguan berkembang dalam periode waktu yang singkat (beberapa jam atau hari) dan cenderung berfluktuatif selama perjalanannya Terdapat bukti dari riwayat, pemeriksaan fisik atau penemuan lab dari 1 atau 2 : 1. Gejala dari kriteria A&B yang berkembang selama intoksikasi zat. 2. Pemakaian obat berhubungan dengan etiologi dengan gangguan. Kriteria Diagnosis Delirium karena Substance Withdrawal DSM V Gangguan kesadaran (misalnya berkurangnya kejernihan kewaspadaan terhadap lingkungan) dengan berkurangnya kemampuan untuk memusatkan, mempertahankan dan mengalihkan perhatian. Perubahan kognitif (seperti: defisit memori, disorientasi, gangguan berbahasa) atau berkembangnya gangguan persepsi yang tidak lebih dijelaskan oleh demensia yang ada sebelumnya, yang lebih terbukti atau sedang berkembang. Gangguan berkembang dalam periode waktu yang singkat (beberapa jam atau hari) dan cenderung berfluktuatif selama perjalanannya. Terdapat bukti dari riwayat, pemeriksaan fisik atau temuan lab bahwa gejala dalam kriteria A dan B berkembang selama atau sesaat setelah sindrom putus zat Kriteria Diagnosis Delirium karena penyebab yang multiple, DSM V Gangguan kesadaran (misalnya berkurangnya kejernihan kewaspadaan terhadap lingkungan) dengan berkurangnya kemampuan untuk memusatkan, mempertahankan dan mengalihkan perhatian. Perubahan kognitif (seperti: defisit memori, disorientasi, gangguan berbahasa) atau berkembangnya gangguan persepsi yang tidak lebih dijelaskan oleh demensia yang ada sebelumnya, yang lebih terbukti atau sedang berkembang. Gangguan berkembang dalam periode waktu yang singkat (beberapa jam atau hari) dan cenderung berfluktuatif selama perjalanannya. Terdapat bukti dari riwayat fisik atau penemuan lab bahwa delirium memiliki lebih dari satu penyebab (mis: > 1 kondisi medis umum, kondisi medis umum + intoksikasi zat) Delirium >< Skizofrenia atau Depresi
Skizofrenia : halusinasi dan delusi lebih
konstan dan lebih terorganisasi, tanpa perubahan level kesadaran atau pada orientasi mereka. Delirium dengan gejala hipoaktif – Depresi berat. ( dibedakan berdasarkan EEG) Farmakoterapi Delirium : Haloperidol: dosis inisial 2-10 mg IM, diulang dalam 1 jam jika pasien tetap agitatif. Segera setelah pasien tenang, obat oral dimulai Dosis 2x/hr, dengan 2/3 dosis diberikan saat akan tidur. Haloperidol 0,25 – 2 mg tiap 4 jam Dosis harian total yang efektif: 5 – 40 mg untuk kebanyakan pasien dengan delirium. Penggunaan antipsikotik generasi dua, dapat dipertimbangkan, tetapi clinical trial masih terbatas. Olanzapine, untuk penggunaan IM. Untuk pasien dengan parkinson dan delirium, clozapin atau quetiapin kurang dalam mengeksaserbasi gejala parkinson. Prognosis Identifikasi dan atasi penyebabnya, delirium akan membaik dalam 3-7 hari, beberapa gejala baru bisa hilang dalam 2 minggu. Pasien lansia dan yang mengalami delirium lama, masa penyembuhan lebih lama. Tingginya angka kematian pertahun pada delirium karena kondisi medis umum yang serius. Gangguan Mental Lainnya Akibat Kerusakan Dan Disfungsi Otak Dan Penyakit Fisik F06
Gangguan mental yang berkaitan dengan
disfungsi otak karena penyakit cerebal primer atau penyakit sistemik yang mempengaruhi otak secara sekunder. Manifestasi klinis menyerupai gangguan yang tidak dianggap organik. Tidak mengarah pada delirium atau demensia. Kondisi ini bukan karena reaksi psikologis terhadap penyakit. Klasifikasi sindrom klinis Adanya penyakit, kerusakan, disfungsi otak, penyakit fisik sistemik yang diketahui berhubungan dengan salah satu sindrom mental. Adanya hubungan waktu ( dalam beberapa minggu/bulan) perkembangan penyakit yang mendasari dengan timbulnya sindrom mental. Kesembuhan dari gangguan mental setelah perbaikian/dihilangkannya penyebab yang mendasarinya Tidak ada bukti yang mengarah pada penyebab alternatif dari sindrom mental ini. Bila ada kondisi pertama dan kedua, dibenarkan sebagai diagnosis sementara. Bila kondisi semua terpenuhi, kepastian klasifikasi diagnostik menjadi lebih bermakna. F06.0 Halusinasi Organik kriteria Pedoman Diagnosis PPDGJ III : Adanya Halusinasi dalam segala bentuk (visual, auditorik) yang menetap/berulang. Kesadaran penuh (mungkin disadari/tidak oleh yang bersangkutan)- tidak ada kesadaran berkabut. Tidak ada penurunan fungsi intelektual bermakna. Tidak ada gangguan afektif menonjol Tidak jelas adanya waham ( seringkali insight masih utuh) F06. 2 Gangguan Waham Organik Kriteria umum F06 +: Waham menetap/berulang (waham kejar, tubuh berubah, cemburu, penyakit, kematian dirinya/orang lain) Halusinasi, gangguan proses pikir. Kesadaran dan daya ingat tidak terganggu. Harus ada penyebab organik khas (CT-Scan tidak terbatas pada penemuan ventrikel otak melebar/soft neurological signs) Penatalaksanaan : Singkirkan/jauhkan pasien dari paparan zat yang menyebabkan gangguan Secara aktif diberikan terapi pada penyakit yang mendasarinya. Intervensi psikofarmakologi, mengatasi gejala yang muncul : 1. Berikan antipsikotik dengan efek samping ekstra piramidal minimal (respiredon, quetiapin) 2. Hindari pemberian antikolinergik, menurunkan kognitif 3. Jika oral sulit, injeksi haloperidol IM Psikoterapi : supportif dan psikoedukasi. Meningkatkan mekanisme koping untuk mengatasi keterbatasan sosial dan pekerjaan dikarenakan kondisi medis Edukasi tentang gejala penyakit dan pentingnya pengobatan. Pastikan keamanan pasien dan keluarga, gejala psikotik. F06.1 Gangguan Katatonik Organik
Adanya suatu gangguan aktivitas psikomotor
yang menurun (stupor)/meningkat (excitement) yang berhubungan dengan gangguan katatonik Kriteria umum F06 + disertai salah satu : Stupor, Gaduh gelisah, hipoaktif/hiperaktif, stereotipi, flexibilitas cerea, tindakan impulsif. F06.3 Gangguan Suasana Perasan Organik : Perubahan suasana perasaan (mood) atau afek biasanya disertai perubahan pada segala tingkat kegiatan Adanya dugaan penyebab langsung berupa gangguan serebal atau fisik yang keberadaannya harus ditunjukan secara bebas (misalnya dengan penemuan fisik dan laboratorik yang sesuai) atau diduga berdasarkan informasi riwayat yang patut dipercaya. Gangguan afektifnya mengikuti faktor organiknya Gangguan klinis yang muncul berupa :
Gangguan manik organik
Gangguan bipolar organik Gangguan depresif organik Gangguan afektif organik campuran Tatalaksana Atasi secara adekuat penyebab utamanya Farmakoterapi untuk mengatasi gejala mood dengan meminimalkan interaksi dengan obat yang ada. Mengatasi depresi, dapat diberikan antidepresan (sertalin, citalopram) Gejala Manik, Divalproat, Lithium. F06.4 Gangguan Anxietas Organik :
Suatu gangguan yang ditandai oleh gambaran
sifat dasar dari gangguan anxietas menyeluruh, gangguan panik, atau kombinasi dari keduanya, tetapi timbul sebagai akibat gangguan organik yang dapat menyebabkan disfungsi otak ( seperti epilepsi lobus temporalis, tirotoksikosis ) Tatalaksana : Benzodiazepin, bisa kombinasi antidepresan F07 Gangguan Kepribadian dan Perilaku Akibat Penyakit, Kerusakan dan Disfungsi Otak
Gangguan Kepribadian Organik
Sindrom Pasca ensefalitis Sindrom Pasca kontusio Gangguan Kepribadian dan Perilaku Organik Akibat Penyakit, Kerusakan dan Disfungsi Otak lainnya. DEMENSIA Merupakan suatu sindrom akibat penyakit otak, biasanya bersifat kronik atau progresif. Adanya gangguan fungsi luhur ( fungsi kortikal yang multipel ) termasuk daya ingat, daya pikir, daya orientasi, daya pemahaman, berhitung, kemampuan belajar, berbahasa dan daya kemampuan menilai. Kesadaran tidak berkabut. Adanya deterioration pengendalian emosi, perilaku sosial atau motivasi. F00 Demensia pada Penyakit Alzheimer
F00.0 Demensia Pada Penyakit Alzheimer
Onset Dini. F00.1 Demensia Pada Penyakit Alzheimer Onset Lambat. F01 Demensia Vaskuler Demensia Vaskuler Onset Akut Demensia Multi Infark Demensia Vaskular Subkortikal Demensia Vaskular Campuran Kortikal dan Subkortikal. F04 Sindrom Amnestik Organik, Bukan Akibat Alkohol dan Zat Psikoaktif Lainnya Adanya hendaya daya ingat jangka pendek (kemampuan belajar materi baru), amnesia anterograd dan retograd ( menurunnya kemampuan untuk mengingat dan mengungkapkan pengalaman yang telah lalu dalam urutan terbalik menurut kejadiannya ). Riwayat atau bukti nyata adanya cedera, atau penyakit pada otak. Tidak berkurangnya daya ingat segera ( mis, di uji unt mengingat deret angka), tiada gangguan daya perhatian dan kesadaran.
Intelijen: Pengantar psikologi kecerdasan: apa itu kecerdasan, bagaimana cara kerjanya, bagaimana kecerdasan berkembang, dan bagaimana kecerdasan dapat memengaruhi kehidupan kita
Kepribadian: Pengantar ilmu kepribadian: apa itu kepribadian dan bagaimana menemukan melalui psikologi ilmiah bagaimana kepribadian mempengaruhi kehidupan kita