Anda di halaman 1dari 39

Gangguan Mental

Organik

Dr. Rina Hastuti Lubis, SpKJ


Topik Bahasan

• Delirium
• Gangguan mental lainnya akibat kerusakan dan
disfungsi otak dan pemeriksaan fisik
• Depresi organik
SKDI
Gangguan Mental Organik (GMO)

 Gangguan mental yang berkaitan dengan penyakit/


gangguan sistemik atau otak

 Termasuk gangguan mental simptomatik  pengaruh


terhadap otak merupakan akibat sekunder dari penyakit/
gangguan sistemik di luar otak (ekstra serebral)
Gangguan Mental Organik (GMO)

 Adanya penyimpangan yang fundamental dan


karakteristik dari pikiran dan persepsi, suasana afek
yang tidak wajar atau tumpul

 PPDGJ III  gangguan mental organik


 DSM- IV TR  gangguan kognitif
pendahuluan

 Gambaran utama
 Gangguan fungsi kognitif: daya ingat, daya pikir, daya belajar
 Gangguan sensorium: gangguan kesadaran dan perhatian
 Sindrom dengan manifestasi yang menonjol: halusinasi, waham,
gangguan suasana perasaan dan emosi
Pendahuluan (2)

 Dulu  GMO punya dasar organik yg jelas: tumor otak


 Psikotik, depresi, dll tdk punya dasar organik
gangguan fungsional
 Sementara etiologi ggn mental biopsikososial 
biologi (organik) shg konsep gangguan fungsional
menjadi kabur
Pendahuluan (3)

 Dulu  kelainan fungsional (ggn jiwa) hanya gangguan


pada fungsi, tanpa kelainan pd otak
 Kelainan struktural dikaitkan pd kelainan struktur pd otak

 Dengan berkembangnya pengetahuan neurologi dasar


kelainan struktural dan fungsional mempunyai
korelasi pd tingkat gen dan molekul  jadi gangguan
fungsional mempunyai kelainan struktural pd tingkat yg
sama
Diagnosis

 Adanya penyakit, kerusakan atau disfungi otak


dan atau penyakit fisik sistemik yang
berhubungan dengan salah satu sindrom mental.

 Adanya hubungan waktu antara perkembangan


penyakit yang mendasari dengan timbulnya
sindrom mental.
Diagnosis (2)

 Kesembuhan dari gangguan mental terjadi setelah


perbaikan atau dihilangkannya penyebab yang
mendasari.

 Tidak ada bukti yang mengarah pada penyebab


alternatif dari sindrom mental ini (seperti pengaruh yang
kuat dari riwayat keluarga atau pengaruh stres sebagai
pencetus).
Delirium
DEFINISI

 Sindrom mental organik akut yang berakibat terjadinya


hendaya kognitif menyeluruh.

 Terdapat 4 sub kategori berdasarkan sejumlah


penyebab (DSM-IV TR)
– Delirium akibat kondisi medis umum
– Delirium terinduksi zat
– Delirium akibat etiologi multipel
– Delirium yang tak tergolongkan
Etiologi

 Kondisi medis umum yang melatarbelakangi delirium


dapat bersifat fokal atau sistemik
– Penyakit SSP: trauma kepala, kejang, abses, tumor,
perdarahan, dll
– Penyakit jantung: gagal jantung, infark jantung, aritmia
– Penyakit sistemik: infeksi, perubahan status cairan tubuh,
defisiensi nutrisi
– Gangguan metabolik: hiper/ hipoglikemia, defisiensi elektrolit
– Endokrin : kegagalan adrenal, abnormalitas tiroid/ paratiroid
Etiologi (2)
– Penyakit paru: COPD, hipoksia, gangguan asam basa
– Penyakit ginjal: gagal ginjal,uremia
– Penyakit hepar: hepatitis, sirosis hepatis, gagal hepar
– Hematologi : anemia, leukemia
– Obat-obat yang digunakan: steroid, anti hipertensi, antikolinegik,
anti neoplasma, medikasi jantung, dll
Diagnosis

 Gangguan kesadaran dan perhatian kesadaran


fluktuatif, tidak mampu untuk mengarahkan, memusatkan,
mempertahankan, dan mengalihkan perhatian terhadap
stimulus eksternal.
 Gangguan kognitif umum, distorsi persepsi, ilusi dan
halusinasi (seringkali visual).
 Kebingungan, ketakutan, tidak kooperatif, dan berusaha
memahami sekelilingnya.
Diagnosis (2)

 Gangguan psikomotor (hipo atau hiperaktivitas).


 Gangguan siklus tidur bangun, insomnia atau terbaliknya
siklus tidur bangun.
 Gejala memburuk pada malam hari dan mimpi buruk yang
dapat berlanjut menjadi halusinasi setelah bangun tidur.
 Kekacauan emosional, seperti depresi, ansietas, mudah
marah, takut, euforia dan apatis.
Diagnosis (3)

 Awitan cepat
 Perjalanan penyakit hilang timbul sepanjang hari
 Berlangsung < 6 bulan.
 Pemeriksaan fisik internis dan neurologik yang diduga
berkaitan dengan kondisi delirium
 Pemeriksaan Status Psikiatrik minimal kesan umum,
perilaku psikomotor, persepsi, bentuk/proses pikir.
Diagnosis (4)

 Pemeriksaan gangguan fungsi kognitif


 Riwayat penggunaan zat psikoaktif
 Pemeriksaan penunjang: Lab. Radiologik,EKG,CT-Scan.
Penatalaksanaan

 Tempatkan pasien di ruangan tenang & penerangan


cukup.
 Kontak dengan orang yang dikenal  dapat mengurangi
kebingungan.
 Informasikan kepada keluarga bahwa perilaku atau
pembicaraan yang aneh merupakan gejala penyakit.
 Jaga agar pasien tidak mencederai dirinya sendiri atau
orang lain (misalnya singkirkan benda berbahaya)
Penatalaksanaan (2)

 Agitasi (Gaduh-gelisah) atau Agresi (menyerang orang-lain)


dapat dilakukan:
 ”Fiksasi fisik” dan ditempatkan dalam ruang khusus
(kamar ”High Care Unit”) dengan observasi tanda vital
secara rutin tiap 15 menit secara ketat.
 ”Fiksasi medikasi”
• Inj Haloperidol 2,5 – 5 mg/ IM /dapat diulangi setelah
30-45 menit.
• Inj Olanzapine Intra-muskular 10 mg
Penatalaksanaan (3)

 Bila pasien tenang haloperidol 2 x 0,5-1 mg/hari PO


atau risperidon 2 x 0,5-1 mg/hari PO.
 Prioritas pada Kondisi Medik Umum yang mendasari 
Rujuk RSU
 Hindari obat-obat psikotropika golongan benzodiazepine
dan golongan antikolinergik: diazepam, lorazepam,
difenhidramin, sulfas atropin, trihexyphenidil
Beda Delirium dan Demensia
DELIRIUM DEMENSIA
Terjadi secara tiba-tiba Terjadi secara perlahan
Berlangsung selama beberapa minggu Menetap
Berhubungan dengan pemakaian obat Bisa tanpa penyakit
atau gejala putus obat, penyakit berat,
kelainan metabolisme
Hampir selalu memburuk malam hari Sering bertambah buruk di malam hari
Tidak mampu memusatkan perhatian Perhatiannya selalu ‘mengembara’
Kesiagaan berfluktuasi dari letargi Kesiagaan selalu berkurang
menjadi agitasi
Orientasi terhadap lingkungan Orientasi terhadap lingkungan
bervariasi terganggu
Bahasanya lambat, seringkali tidak Kadang mengalami kesulitan dalam
dapat dimengerti dan tidak tepat menemukan kata-kata yg tepat
Ingatannya bercampur baur, linglung Ingatannya hilang, terutama untuk hal
yang baru saja terjadi
Gangguan Mental Lainnya akibat
kerusakan & disfungsi otak dan
penyakit fisik
Gangguan mental lainnya

 Halusinosis Organik
 Adanya halusinasi dalam segala bentuk (biasanya visual
atau auditorik) yang menetap atau berulang.
 Kesadaran jernih tidak berkabut.
 Tidak ada penurunan fungsi intelek
 Tidak ada gangguan afektif yang menonjol
 Tidak jelas adanya waham (sering insight masih utuh)
Gangguan mental lainnya (2)
 Gangguan katatonik organik
 Adanya stupor (berkurang atau hilang sama sekali
gerakan spontan dengan mutisme parsial atau total,
negativisme dan posisi tubuh yang kaku). Fleksibilitas
serea
 Gaduh gelisah, silih berganti secara cepat dan tak
terduga dari hipo ke hiperaktivitas.
Gangguan mental lainnya (3)

 Gangguan waham organik


 Adanya waham yang menetap atau berulang
 Halusinasi, gangguan proses pikir atau fenomena
katatonik mungkin ada.
 Kesadaran jernih dan daya ingat tidak terganggu.
Gangguan mental lainnya (4)

 Gangguan ansietas organik


 Gambaran utama gangguan cemas menyeluruh,
gangguan panik atau campuran, tetapi timbul sebagai
akibat gangguan organik yang dapat menyebabkan
disfungsi otak (seperti epilepsi lobus temporalis,
tirotoksikosis atau feokromositoma)

 Tidak ada penurunan fungsi intelektual yang bermakna,


tidak ada gangguan afektif yang menonjol dan tidak jelas
adanya waham (seringkali insight masih baik).
Gangguan mental lainnya (5)
 Gangguan afektif organik
 Gangguan mood akibat kondisi medis umum,
gangguan mood sekunder DSM IV-TR
 Kriteria gangguan mental organik disertai kondisi
yang sesuai dengan salah satu diagnosis gangguan
afektif (gangguan manik, gangguan bipolar,
gangguan depresi)
Epidemiologi dan etiologi

 Prevalensi dan insidensi tidak diketahui


 Etiologi:
 Intoksikasi obat: hipnotik sedative, levodopa, antihipertensi
steroid
 Keadaan putus zat: nikotin, kafein, kokain, amfetamin
 Tumor: serebral primer, neoplasma sistemik
 Trauma: kontusio serebri, hematoma subdural
 Infeksi
 Kardioserebrovaskular
Epidemiologi dan etiologi (2)

 Fisiologis dan metabolik: hipo/hiperglikemik,


gangguan elektrolit, gagal ginjal atau hati
 Gangguan tiroid
 Defisiensi folat, vitamin B12
 Neurodegeneratif: penyakit parkinson
 Demielinisasi: multiple sklerosis
Gangguan depresiF organiK

 Gejala utama:
 Afek depresif
 Kehilangan minat dan kegembiraaan

 Gejala lainnya:
 Konsentrasi dan perhatian berkurang
 Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
 Gagasan tentang rasa bersalah dan tak berguna
Gangguan depresiF organiK (2)

 Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis


 Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau
bunuh diri
 Tidur terganggu
 Nafsu makan berkurang
Gangguan depresiF organiK (3)
 Diperlukan waktu sekurang-kurangnya dua minggu
untuk menegakkan diagnosis, tetapi periode lebih
pendek dapat dibenarkan jika gejala luar biasa
beratnya dan berlangsung cepat.

 Kategori episode depresi ringan, sedang dan berat


hanya digunakan untuk episode depresi tunggal
Penatalaksanaan

 Deteksi penyebab (dari riwayat pasien).


 Mulai terapi bila diagnosis telah ditegakkan.
 Buat daftar semua obat yang dikonsumsi oleh pasien.
 Bila perlu, lakukan pengekangan fisik terutama pada
pasien agitasi.
 Periksa tanda vital pasien dan pemeriksaan fisik
lengkap.
 Pemeriksaan status mental, terutama evaluasi
kesadaran, gangguan kognitif dan psikomotornya.
Penatalaksanaan (2)

 Pemeriksaan penunjang laboratorium (darah lengkap,


kima darah lengkap), pemeriksaan fungsi organ, EKG,
CT Scan kepala, pungsi lumbal.

 Pasien gangguan psikotik akibat kondisi medis umum/


gangguan psikotik sekunder:
 Bila pasien sangat gelisah antipsikotik potensi tinggi,
Inj. Haloperidol 2-5 mg/ IM/ dapat diulangi setelah 30-45
menit.
Penatalaksanaan (3)

 Bila pasien cukup tenang  Haloperidol 2 x 0,5-1


mg/hari PO atau risperidon 2 x 0,5-1 mg/hari PO.
 Terapi atau tindakan lain terkait dengan penyebab.

 Gangguan ansietas organik:


 Selain mengobati kausa yang mendasarinya, diberikan
anti ansietas (benzodiapin)
 Psikoterapi supportif
 Psikoedukasi
Penatalaksanaan (4)

 Depresi organik
 Antidepresan (trisiklik, selektif serotonin reuptake
inhibitor/ SSRI, SNRI)
 Terapi elektrokonvulsi bila tdk respon dengan
pengobatan
 Pengobatan yang efektif terhadap penyebab yang
mendasarinya
 Psikoedukasi : masalah keluarga, gangguan perilaku
sekunder, masalah intrapsikis dan interpersonal
Perjalanan penyakit dan prognosis

 Prognosis lebih buruk dibanding depresi yang tidak


disertai komorbiditas dengan kondisi medis umum dan
gangguan terkait zat

 Prognosis tergantung pada penyakit etiologi mis: depresi


dengan penyakit terminal spt karsinoma pankreas
metastatik lebih buruk dibanding depresi pada penyakit
yang dapat diobati (hipotiroid)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai