Anda di halaman 1dari 10

KELOMPOK A1:

PRILIA PRATIWI MUNDA 102010150


SELFIANI SIAGIAN 102012187
BRYAN RAKA ALIM 102013145
VIVIAN CHAU 102014036
RINALDI HARTANTO 102014116
CHINDY CLARITHA MALINDA DAU 102014126
PATRICIA SRY CITRA NABUT 102014188
GABRIEL HEZEKIAH HADISAPUTRO 102014221
NUR SALSABILLA 102014234
Skenario
Seorang ibu rumah tangga, berusia 40 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan sering
merasa was-was, cemas, jantung berdebar-debar, hampir setiap hari tanpa diketahui
sebabnya, belum punya anak, suami sering pulang malam, mengalami insomnia, sudah ke
beberapa dokter sebelumnya tapi tidak ada perubahan. Pada pemeriksaan fisik tidak
ditemukan kelainan yang berarti, kecuali denyut jantungnya cepat, 100/menit

Anamnesis
1. Keluhan Utama
2. Riwayat Penyakit Sekarang Pemeriksaan Fisik:
3. Riwayat Psikiatrik Dahulu • Fisik : jantung berdebar-debar
4. Riwayat Penyakit Dahulu • Mental : perasaan was-was,
5. Riwayat Penyakit Keluarga insomnia, dan cemas
6. Riwayat Sosial
Rekam Medis
1. Identitas
2. Keluhan Utama
3. Riwayat Penyakit Sekarang
4. Riwayat Penyakit Dahulu
5. Riwayat Keluarga
6. Status Mental
7. Status Fisik
8. Kesimpulan
9. Working Diagnosis
10. Terapi
Working Diagnosis
 Gangguan Cemas Menyeluruh (Generalized Anxiety Disorder/ GAD)
1. Ketegangan motorik/ alat gerak
2. Hiperaktivitas saraf autonom (simpatis/parasimpatis)
3. Rasa khawatir berlebihan tentang hal-hal yang akan datang (apprehensive
expectation)
4. Kewaspadaan Berlebihan

Pedoman Diagnostik Gangguan Cemas Menyeluruh :


 Berdasarkan PPDGJ-III
 Kriteria diagnostik gangguan anxietas menyeluruh menurut DSM IV-TR --- untuk
bedakan ini anxietas menyeluruh, anxietas normal atau gangguan mental lain.

Tidak semua orang yang mengalami stressor psikososial akan menderita gangguan
cemas, hal ini tergantung pada struktur kepribadiannya ------ Tergantung Psiko-
edukatif di rumah, sekolah, lingkungan dan pengalaman dalam hidup ---- Gejala
anxietas dapat menimbulkan hendaya atau distres yang signifikan.
Kriteria diagnostik gangguan anxietas menyeluruh menurut DSM
IV-TR :
 Kecemasan atau kekhawatiran berlebihan yang timbul hampir setiap hari, sepanjang hari, terjadi selama sekurangnya
6 bulan, tentang sejumlah aktivitas atau kejadian (seperti: pekerjaan atau aktivitas sekolah)
 Penderita merasa sulit mengendalikan kekhawatirannya
 Kecemasan atau kekhawatiran disertai 3 atau lebih dari 6 gejala berikut ini (dengan sekurangnya beberapa gejala lebih
banyak terjadi dibandingkan tidak terjadi selama 6 bulan terakhir). Catatan: hanya satu nomor yang diperlukan pada
anak.
1. Kegelisahan
2. Merasa mudah lelah
3. Sulit berkonsentrasi atau pikiran menjadi kosong
4. Iritabilitas
5. Ketegangan otot
6. Gangguan tidur (sulit tertidur atau tetap tidur, atau tidur gelisah, dan tidak memuaskan)
 Fokus kecemasan dan kekhawatiran tidak terbatas pada gangguan aksis I, misalnya kecemasan atau ketakutan adalah
bukan tentang menderita suatu serangan panik (seperti pada gangguan panik), merasa malu pada situasi umum
(seperti pada fobia sosial), terkontaminasi (seperti pada gangguan obsesif kompulsif), merasa jauh dari rumah atau
sanak saudara dekat (seperti gangguan anxietas perpisahan), penambahan berat badan (seperti pada anoreksia
nervosa), menderita keluhan fisik berganda (seperti pada gangguan somatisasi), atau menderita penyakit serius
(seperti pada hipokondriasis) serta kecemasan dan kekhawatiran tidak terjadi semata-mata selama gangguan stres
pasca trauma.
 Kecemasan, kekhawatiran, atau gejala fisik menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis, atau gangguan
pada fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lain.
 Gangguan yang terjadi adalah bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu zat (misalnya penyalahgunaan zat,
medikasi) atau kondisi medis umum (misalnya hipertiroidisme), dan tidak terjadi semata-mata selama suatu
gangguan mood, gangguan psikotik, atau gangguan perkembangan pervasif.
Differential Diagnosis
 Fobia
Pada fobia, kecemasan terjadi terhadap objek/hal tertentu sehingga pasien
berusaha untuk menghindarinya, sedangkan pada GAD, tidak terdapat objek
tertentu yang menimbulkan kecemasan.
 Gangguan Obsesif Kompulsif
Pada gangguan obsesif kompulsif, pasien melakukan tindakan berulang-ulang
(kompulsi) untuk menghilangkan kecemasannya, sedangkan pada GAD,
pasien sulit untuk menghilangkan kecemasannya, kecuali pada saat tidur.
 Hipokondriasis
Pada hipokondriasis maupun somatisasi, pasien merasa cemas terhadap
penyakit serius ataupun gejala-gejala fisik yang menurut pasien dirasakannya
dan berusaha datang ke dokter untuk mengobatinya, sedangkan pada GAD,
pasien merasakan gejala-gejala hiperaktivitas otonomik sebagai akibat dari
kecemasan yang dirasakannya.
 Gangguan stres pasca trauma
Pada gangguan stres pasca trauma, kecemasan berhubungan dengan sutau
peristiwa ataupun trauma yang sebelumnya dialami oleh pasien, sedangkan
pada GAD kecemasan berlebihan berhubungan dengan aktivitas sehari-hari.
Gejala Klinis Cemas
Keluhan-keluhan yang sering dikemukakan oleh orang yang
mengalami gangguan kecemasan antara lain sbb :
•Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah
tersinggung
•Merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut
•Takut sendirian, takut pada keramaian dan terkejut
•Takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang
•Gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan
•Gangguan konsentrasi dan daya ingat
•Keluahn-keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang,
pendengaran berdenging (tinitus) berdebar-debar, sesak napas,
gagguan pencernaan, gangguan perkemihan, sakit kepala dan lain
sebagainya
 Epidemiologi
Angka prevalensi untuk gangguan anxietas menyeluruh 3-8% , dengan prevalensi
pada wanita > 40 tahun sekitar 10%. Rasio antara perempuan dan laki-laki sekitar 2:1.
Onset penyakit biasanya muncul pada usia pertengahan hingga dewasa akhir, dengan
insidens yang cukup tinggi pada usia 35-45 tahun. GAD merupakan gangguan
kecemasan yang paling sering ditemukan pada usia tua.
 Etiologi
Penyebab dari gangguan ini belum diketahui secara pasti, namun diduga dua faktor yang
berperan terjadi di dalam gangguan ini yaitu, factor biologik dan psikologik
Biologi
•Reaksi autonom berlebihan dengan naikknya tonus simpatis. Psikoanalitik
•Naiknya pelepasan katekolamin. •Impuls tak sadar, misal: agresi, mengancam meletus kedalam
•Naiknya metabolit norepinefrin, misal 3-metoksi-4- alam sadar dan menimbulkan cemas.
hidroksifenil-glikol (MHPG). Infus laktat percobaan menambah •Mekanisme defens dipakai untuk mengatasi cemas
norepinefrin, menimbulkan cemas. •Pergeseran (displacement) menimbulkan fobia
•Turunnya GABA menyebabkan hiperaktivitas SSP (GABA •Pembentukan reaksi dan pergeseran menimbulkan panik atau
menghambat kemampuan SSP). gangguan cemas umum
•Turunnya masa laten tidur REM dan stadium 4 (serupa
depresi).
•Serotonin naik menyebabkan cemas; naiknya aktivitas
dopaminergik berkaitan dengan cemas.
•Pusat hiperaktif di korteks serebral temporal.
Patofisiologi

 5 – HT sbg neurotransmiter Berhubungan dengan minimal 13 sub


inhibitori tipe reseptor yg berbeda.

Aktivitas 5 – HT yang lebih besar akan


Aktivitas 5 – HT yang rendah akan mengurangi aktivitas NE dalam LC, menghambat
menyebabkan disregulasi pertahanan / hilangnya respon melalui daerah
neurotransmiter lain abu2 periaqueductal dan mengurangi release CRF
dari hipotalamus.

NE mempunyai aksi pada terminal 5 – HT


presinaptik shg menurunkan release 5 – HT,
sebaliknya aktivitasnya pada reseptor postsinaptik
akan meningkatkan release 5 - HT
Penatalaksanaan
1. Farmakoterapi
Pencegahan:
•Benzodiazepin
 1. Kontrol pernafasan yang baik •Non-benzodoazepin (Buspiron)
2. Melakukan relaksasi 2. Psikoterapi
3. Intervensi kognitif
•Terapi kognitif perilaku
4. Pendekatan agama
5. Pendekatan keluarga •Terapi suportif
6. Olahraga

Prognosis
Prognosis dipengaruhi oleh usia, onset, durasi gejala dan perkembangan
komorbiditas gangguan cemas dan depresi. Karena tingginya insidensi
gangguan mental komorbid pada pasien dengan gangguan kecemasan
menyeluruh, perjalanan klinis dan prognosis gangguan cemas
menyeluruh sukar untuk ditentukan. Namun demikian, beberapa data
menyatakan bahwa peristiwa kehidupan berhubungan dengan onset
gangguan kecemasan umum.

Anda mungkin juga menyukai