Anda di halaman 1dari 5

GENERALIZED ANXIETY DISORDER

GANGGUAN KECEMASAN MENYELURUH

DEFINISI

suatu gangguan kecemasan yang ditandai dengan perasaan cemas yang umum dan bahwa
sesuatu yang buruk akan terjadi dan keadaan peningkatan keterangsangan tubuh.

KRITERIA DIAGNOSTIK

PPDGJ-III (F41.1) (Maslim, 2013)

 Penderita harus menunjukkan anxietas sebagai gejala primer yang berlangsung


hampir setiap hari untuk beberapa minggu sampai beberapa bulan, yang tidak
terbatas atau hanya menonjol pada keadaan situasi khusus tertentu saja (sifatnya
free floating atau mengambang).
 Gejala-gejala tersebut biasanya mencakup unsur-unsur berikut:
a) Kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa seperti di ujung tanduk, sulit
konsentrasi, dsb).
b) Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat santai).
c) Over-aktivitas otonomi (kepala terasa ringan, berkeringat, jantung berdebar-
debar, sesak napas, keluhan lambung, pusing kepala, mulut kering, dsb).
 Pada anak-anak sering terlihat adanya kebutuhan berlebihan untuk ditenangkan
(reassurance) serta keluhan-keluhan somatik berulang yang menonjol.
 Adanya gejala-gejala lain yang sifatnya sementara (untuk beberapa hari),
khususnyadepresi, tidak membatalkan diagnosis utama gangguan anxietas
menyeluruh, selama haltersebut tidak memenuhi kriteria lengkap dari episode
depresi (F32), gankap dari episodedepresi (F32), gangguan anxietas fobik (F40),
gangguan panik (F41.0), gangguan obsesif-kompulsif (F42).

DSM-V (300.02:

 Kecemasan atau kekhawatiran yang berlebihan yang timbul hampir setiap hari,
sepanjang hari, terjadi sekurangnya 6 bulan, tentang sejumlah aktivitas atau kejadian
(seperti pekerjaan atau aktivitas sekolah).
 Individu sulit untuk mengendalikan kecemasan dan kekhawatiran.
 Kecemasan diasosiasikan dengan 6 gejala berikut ini (dengan sekurang-kurangnya
beberapa gejala lebih banyak terjadi dibandingkan tidak selama 6 bulan terakhir),
yaitu kegelisahan, mudah lelah, sulit berkonsentrasi atau pikiran kosong, iritabilitas,
ketegangan otot, dan gangguan tidur (sulit tidur, tidur gelisah atau tidak
memuaskan).
 Kecemasan, kekhwatiran, atau gejala fisik menyebabkan distress atau terganggunya
fungsi sosial, pekerjaan, dan fungsi penting lainnya.
 Gangguan tidak berasal dari zat yang memberikan efek pada fisiologis (memakai
obat-obatan) atau kondisi medis lainnya (seperti hipertiroid).
 Gangguan tidak dapat dijelaskan lebih baik oleh gangguan mental lainnya (seperti
kecemasan dalam gangguan panik atau evaluasi negatif pada gangguan kecemasan
sosial atau sosial fobia, kontaminasi atau obsesi lainnya pada gangguan obsesif-
kompulsif, mengingat kejadian traumatik pada gangguan stress pasca traumatik,
pertambahan berat badan pada anorexia nervosa, komplin fisik pada gangguan
gejala somatik atau delusi pada gangguan schizophreniaor).

PATOFISIOLOGI

Bagian dari otak yang terlibat dalam patofisiologi gangguan cemas menyeluruh adalah
amigdala yang memegang peran penting dalam memodulasi ketakutan dan kecemasan.
Pada pemeriksaan pencitraan otak pasien gangguan cemas menyeluruh ditemukan bahwa
terjadi peningkatan respons pada stimulus kecemasan. Peningkatan respons ini terjadi
karena penurunan ambang batas ketika merespon pada peristiwa sosial biasan. Amigdala
dan sistem limbik berhubungan erat dengan korteks prefrontal. Pada pasien cgm juga dapat
ditemukan aktivasi abnormal sistem limbik dan korteks prefrontal yang berhubungan
dengan respons klinis pada terapi farmakologis dan non farmakologis pada pasien. Pada
pemeriksaan MRI ditemukan bahwa pasien dengan gangguan cemas menyeluruh memiliki
volume lobus temporal yang lebih kecil

ETIOLOGI

 Teori biologik
Terdapat beberapa area otak yang diduga mempengaruhi timbulnya gangguan
cemas menyeluruh. antara lain lobus oksipital, ganglia basal, sistem limbik, serta
korteks prefrontal. Selain itu , beberapa neurotransmiter diperkirakan
mempengaruhi timbulnya gejala cemas seperti serotonin, norepinefrin, glutamat,
dan kolesistokinin.
 Teori genetik
Pada suatu studi didapatkan penurunan gangguan cemas menyeluruh secara genetik
sekitar 25% pada keluarga tingkat pertama.
 Teori psikoanalitik
Menurut teori ini , gangguan cemas merupakan gejala yang muncul akibat adanya
konflik bawah sadar yang tidak terselesaikan dan adanya kemungkinan perpisahan
dengan obyek cinta.
 Teori kognitif-perilaku
Gangguan cemas diperkirakan timbul akibat adanya perhatian selektif pada hal
negatif di lingkungannya, distorsi dalam memproses informasi. serta pandangan
negatif bahwa penderita tidak mampu menghadapi ancaman.
TATALAKSANA

Medikamentosa
Pilihan medikamentosa yang dapat digunakan untuk penatalaksanaan gangguan cemas
menyeluruh adalah:

Benzodiazepin

Obat pilihan untuk mengatasi gangguan cemas menyeluruh adalah obat golongan
benzodiazepin. Pemberian obat golongan benzodiazepin dilakukan secara bertahap dimulai
dengan pemberian dosis terendah dinaikan secara berkala sesuai kebutuhan. Golongan
benzodiazepin pilihan adalah obat kerja cepat waktu paruh menengah dengan dosis terbagi.
Hal ini dilakukan untuk mencegah efek samping, ketergantungan dan efek putus obat. Lama
pengobatan rata-rata 4-6 minggu dilanjutkan dengan masa penurunan dosis berkala selama
1-2 minggu.[1,2]

Cara kerja obat golongan benzodiazepin adalah bekerja pada reseptor GABA. Asam amino
GABA adalah neurotransmitter inhibisi yang utama di otak. Ikatan antara GABA dengan
reseptornya akan memasukkan ion klorida secara pasif ke dalam sel sehingga terjadi
hiperpolarisasi neuron. Kondisi hiperpolarisasi ini akan menyebabkan penghambatan
pelepasan transmisi neuronal.[1,2]

Beberapa golongan benzodiazepin yang dapat digunakan pada gangguan cemas menyeluruh
adalah diazepam, clonazepam, alprazolam, lorazepam dan clobazam. Efek samping yang
mungkin terjadi pada penggunaan benzodiazepin adalah mengantuk, sakit kepala, ataksia,
dan peningkatan nafsu makan.[1,2]

Buspiron

Buspiron efektif pada 60-80% penderita gangguan cemas menyeluruh. Buspiron efektif
untuk memperbaiki gejala kognitif. Buspiron tidak terlalu efektif dalam memperbaiki gejala
somatis. Obat ini tidak memiliki efek putus obat. Obat ini tidak bekerja cepat, efek obat baru
mulai dirasakan setelah 2-3 minggu pengobatan. Pasien yang sebelumnya mendapat terapi
benzodiazepin tidak memiliki efek pada pemberian buspiron. Pemberian benzodiazepin
bersamaan dengan buspiron memberikan respon yang baik. Pemberian kombinasi terapi
benzodiazepin dan buspiron diberikan selama 2-3 minggu pertama dilanjutkan dengan
penurunan dosis berkala benzodiazepin saat buspiron sudah mulai menunjukkan efek
terapi.[1,2]

SSRI (Selective Serotonin Re-uptake Inhibitor)

Pemberian SSRI efektif terutama pada pasien gangguan cemas menyeluruh dengan
gangguan depresi. Obat golongan SSRI yang menjadi pilihan adalah sertralin dan paroxetin
dibanding fluoksetin. Pemberian fluoksetin dapat meningkatkan kecemasan sementara.[1,2]

Tatalaksana Non-farmakologi
Tatalaksana non-farmakologis memiliki peranan penting dalam penatalaksanaan gangguan
cemas menyeluruh. Terapi yang dapat dilakukan adalah terapi kognitif-perilaku (cognitive
behavioural therapy) dan terapi suportif.

Terapi Kognitif-Perilaku

Terapi kognitif-perilaku dilakukan dengan mengajak pasien secara langsung mengenali


distorsi kognitif dan pendekatan perilaku, mengenali gejala somatik secara langsung. Teknik
yang biasa dilakukan pada pendekatan perilaku adalah teknik relaksasi dan biofeedback.
Selain itu, dapat juga dilakukan metode restrukturisasi, terapi relaksasi dan interoceptive.
Tujuan terapi ini adalah membantu pasien memahami pemikirannya secara otomatis dan
keyakinan yang salah sehingga terjadi respons emosional berlebihan seperti gangguan
cemas menyeluruh. [8,9]

Terapi Suportif

Terapi suportif dilakukan dengan pasien diberikan penegasan kembali dan kenyamanan.
Terapis juga mengajak pasien menggali potensi-potensi yang ada dan belum tampak dalam
dirinya, didukung egonya agar dapat beradaptasi optimal dalam menjalankan fungsi sosial
dan pekerjaannya.[1,2]

Psikoterapi Berorientasi Tilikan

Terapi ini dilakukan dengan mengajak pasien untuk mencapai penyingkapan konflik bawah
sadar, menilik kekuatan egonya, relasi objek serta keutuhan self pasien. Dari pemahaman
pasien akan konsep-konsep tersebut, terapis akan mampu memperkirakan sejauh mana
dapat berubah menjadi pribadi yang lebih matur. Terapis juga dapat membantu pasien agak
mampu beradaptasi dalam fungsi sosial dan pekerjaannya.

INDIKASI RAWAT
 Pasien mengancam keselamatan orang lain:
 Adanya ide/ percobaan bunuh diri;
 Gangguan dalam menjalani aktivitas sehari-hari.

PROGNOSIS
Prognosis gangguan cemas menyeluruh umumnya baik apabila pasien taat menjalani program
pengobatan. Namun, penyakit ini adalah suatu kondisi kronik dan dapat berlangsung seumur
hidup, serta berisiko komplikasi gangguan depresi mayor.

Komplikasi

Sebanyak 1 hingga 2 dari 4 penderita gangguan cemas menyeluruh akhirnya mengalami


gangguan depresi mayor. Pasien dengan gangguan cemas menyeluruh juga sering disertai
dengan gangguan psikiatri lainnya. Komplikasi terutama karena gangguan cemas menyeluruh
disertai dengan gangguan psikiatrik lain yang berpotensi mencelakakan diri sendiri dan
sekitar.

Anda mungkin juga menyukai