Medikamentosa
Pilihan medikamentosa yang dapat digunakan untuk penatalaksanaan gangguan cemas
menyeluruh adalah:
a. Benzodiazepin
Obat pilihan untuk mengatasi gangguan cemas menyeluruh adalah obat golongan
benzodiazepin. Pemberian obat golongan benzodiazepin dilakukan secara bertahap
dimulai dengan pemberian dosis terendah dinaikan secara berkala sesuai kebutuhan.
Golongan benzodiazepin pilihan adalah obat kerja cepat waktu paruh menengah dengan
dosis terbagi. Hal ini dilakukan untuk mencegah efek samping, ketergantungan dan efek
putus obat. Lama pengobatan rata-rata 4-6 minggu dilanjutkan dengan masa penurunan
dosis berkala selama 1-2 minggu.[1,2]
Cara kerja obat golongan benzodiazepin adalah bekerja pada reseptor GABA. Asam
amino GABA adalah neurotransmitter inhibisi yang utama di otak. Ikatan antara GABA
dengan reseptornya akan memasukkan ion klorida secara pasif ke dalam sel sehingga
terjadi hiperpolarisasi neuron. Kondisi hiperpolarisasi ini akan menyebabkan
penghambatan pelepasan transmisi neuronal.[1,2]
b. Buspiron
Buspiron efektif pada 60-80% penderita gangguan cemas menyeluruh. Buspiron efektif
untuk memperbaiki gejala kognitif. Buspiron tidak terlalu efektif dalam memperbaiki
gejala somatis. Obat ini tidak memiliki efek putus obat. Obat ini tidak bekerja cepat, efek
obat baru mulai dirasakan setelah 2-3 minggu pengobatan. Pasien yang sebelumnya
mendapat terapi benzodiazepin tidak memiliki efek pada pemberian buspiron. Pemberian
benzodiazepin bersamaan dengan buspiron memberikan respon yang baik. Pemberian
kombinasi terapi benzodiazepin dan buspiron diberikan selama 2-3 minggu pertama
dilanjutkan dengan penurunan dosis berkala benzodiazepin saat buspiron sudah mulai
menunjukkan efek terapi.[1,2]
Pemberian SSRI efektif terutama pada pasien gangguan cemas menyeluruh dengan
gangguan depresi. Obat golongan SSRI yang menjadi pilihan adalah sertralin dan
paroxetin dibanding fluoksetin. Pemberian fluoksetin dapat meningkatkan kecemasan
sementara.[1,2]
Tatalaksana Non-farmakologi
a. Terapi Kognitif-Perilaku
b. Terapi Suportif
Terapi suportif dilakukan dengan pasien diberikan penegasan kembali dan kenyamanan.
Terapis juga mengajak pasien menggali potensi-potensi yang ada dan belum tampak
dalam dirinya, didukung egonya agar dapat beradaptasi optimal dalam menjalankan
fungsi sosial dan pekerjaannya.[1,2]