Anda di halaman 1dari 2

9.

KIE pielonefritis

Penyakit pielonefritis dapat dicegah dengan cara

- tidak menahan rasa ingin buang air kecil


- mencukupi kebutuhan air minum
- menjaga kebersihan organ ekskresi khususnya yang berhubungan dengan saluran
kencing (Adriani,2015).

Penyakit pielonefritis dapat diobati dengan

- antibiotik yang dimasukkan lewat nadi.


- Setelah gejala membaik, antibiotik yang dikonsumsi melalui mulut dapat dibutuhkan
selama 3 minggu.
- Obat-obat dan cairan bagi rasa sakit juga diberikan melalui nadi jika terjadi dehidrasi.
- Untuk infeksi saluran urin yang kambuh, antibiotik dengan dosis rendah diberikan
setiap hari untuk beberapa minggu untuk mencegah infeksi.
- Jika batu ginjal menyebabkan infeksi, dilalukan Shock Wave Lithotripsy, laser, atau
pembedahan untuk mengeluarkan batunya.
- Pada orang dewasa, pengulangan kultur urin harus dilakukan untuk memastikan
infeksi tidak kambuh.
- Jika tes menunjukan infeksi, konsumsi antibiotik selama 14 hari harus kembali
dilakukan, jika masih terjadi, konsumsi antibiotik diperpanjang hingga 6 minggu.

11. tatalaksana kegawadaruratan akut abdomen

Terapi Umum Nyeri Akut Abdomen diantaranya

- Diberikan cairan intravena


- Puasa sampai kemungkinan diagnosis karena masalah bedah disingkirkan
- NGT dipasang jika dicurigai adanya obstruksi, ileus, atau perdarahan saluran cerna
atas
- Lakukan balans cair

Begitu diagnosis spesifik sudah ketemu, maka dilakukan terapi spesifik. Terapi spesifik untuk
masing-masing diagnosis spesifik nyeri akut abdomen diantaranya adalah (Setyoahadi,2012)
- Jika dicurigai gangguan bilier, dapat diberikan NSAID atau anti-spasmodic untuk
nyeri
- Jika nyeri perut belum jelas dapat diperikan opioid dosis kecil, misalnya morfin 2-4
mg iv
- Pada kecurigaan sepsis, kolesistitis, apendisitis, diverticulitis, atau perforasi viskus
diberikan antibiotik spectrum luas (mis Cefotaxime)

DAFTAR PUSTAKA

Adriani, K.P. Evaluasi Rasionalitas Penggunaan Antibiotik Pasien Infeksi Saluran Kemih Dewasa
di Instalasi Rawat Inap RS Bethesda Yogyakarta Tahun 2015.

Setyoahadi, B. dkk. 2012. EIMED PAPDI Kegawatdaruratan Penyakit Dalam (Emergency in Internal
Medicine). Volume I. Jakarta : Internal Publishing.

Anda mungkin juga menyukai