Anda di halaman 1dari 4

SOAL

1. Ditinjau dari wacana pengetahuan empiris di bidang kedokteran dapat digunakan sebagai
tuliskan analisis tolok ukur analisis dalam kajian ilmiah, struktur ilmu pengetahuan, fakta, dan
kebenaran ilmu pengetahuan.
2. Tuliskan penjelasan ditinjau dari berbagai aspek empiris mengenai vaksin, kebenaran vaksin,
hipotesis vaksin, asumsi vaksin, dan konsep ilmiah vaksin,
3. Tuliskan judul dari Abstrak penelitian, tujuan penelitian, subjek penelitian, metode yang
digunakan, hasil penelitian,dan kesimpulan penelitian
4. Tuliskan konsep metode ilmiah pada abstrak penelitian
5. Tuliskan analisis perkembangan ilmu pengetahuan sudut pandang filsafat ilmu kedokteran?

JAWAB

1. Ilmu pengetahuan merupakan suatu proses kegiatan berpikir yang memiliki tujuan
(teleologis), untuk memperoleh pengetahuan yang jelas (kejelasan) serta memperoleh
pengetahuan yang benar (kebenaran) tentang yang dipikirkannya atau yang diselidikinya.
(The Liang Gie, 1997: hal. 94-109).

 Pertama, atas dasar sumber atau asal dari kebenaran pengetahuan, dapat bersumber
antara lain dari: fakta empiris (kebenaran empiris), wahyu atau kitab suci (kebenaran
wahyu), fiksi atau fantasi (kebenaran fiksi). Kebenaran pengetahuan perlu dibuktikan
dengan sumber atau asal dari pengetahuan terkait.
 Kedua, atas dasar cara atau sarana yang digunakan untuk memperoleh kebenaran
pengetahuan. Antara lain dapat menggunakan: indera (kebenaran inderawi), akal budi
(kebenaran intelektual), intuisi (kebenaran intuitif), iman (kebenaran iman).
Kebenaran pengetahuan perlu dibuktikan dengan sarana yang digunakan untuk
memperoleh pengetahuan terkait
 Ketiga, atas dasar bidang atau lingkup kehidupan, membuat pengetahuan diusahakan
dan dikembangkan secara berbeda. Antara lain, pengetahuan agama (kebenaran
agama), pengetahuan moral (kebenaran moral), pengetahuan seni (kebenaran seni),
pengetahuan budaya (kebenaran budaya), pengetahuan sejarah (kebenaran historis),
pengetahuan hukum (kebenaran yuridis), pengetahuan politik (kebenaran politik).
 Keempat, atas dasar tingkat pengetahuan yang diharapkan dan diperolehnya: yaitu
pengetahuan biasa sehari-hari (ordinary knowledge) memiliki kebenaran yang
sifatnya subyektif, amat terikat pada subyek yang mengenal, pengetahuan ilmiah
(scientific knowledge) menghasilkan kebenaran ilmiah, pengetahuan filsafati
(philosofical knowledge) menghasilkan kebenaran filsafati (Paulus,2008)
Kebenaran berdasarkan teks di atas :

 Kanker bisa menyerang siapa saja, tak terkecuali kanker payudara.


 Gejala kanker payudara meliputi benjolan keras pada payudara, rasa nyeri, rasa sakit di
bagian ketiak, mudah letih dan kurang berstamina.
 Pemeriksaan dengan biopsi yang dilakukan dengan mengambil sampel pada jaringan
dekat puting.

2. a. Pengertian : Vaksin adalah sedian yang mengandung zat antigenik yang mampu
menimbulkan zat antigenik yang mampu menimbulkkan kekebalan aktif dan khas pada
manusia. Vaksin dibuat dari bakteri, risetsia atau virus dan dapat berupa suspense
organisme hidup atau inaktif atau fraksi-fraksinya atau toksoid (Farmakope Indonesia
Edisi IV).
b. Kebenaran : Cakupan vaksinasi yang rendah pada generasi sekarang dapat menyebabkan
penyakit semakin meluas pada generasi yang akan dating dan ahkan dapat menyebabkan
epidemic. Sebaliknya jika cakupan vaksinasi tinggi, penyakit akan dapat dihilangkan atau
dieradikasi dari dunia. Hal ini sudah dibuktikan dengan teradikasinya penyakit cacar
(smallpox).

c. Hipotesis : Vaksin merupakan tindaka terbaik untuk pertahanan serta perlindungan dari
suatu virus maupun penyakit yang serius.
d. Asumsi : Menurut saya vaksin merupakan suatu hal yang sangat bermanfaat dikarenakan
dalam bidang kedokteran vaksin merupakan salah satu hal yang signifikan untuk
merangsang kekebalan tubuh agar dapat menyerang dan melindungi tubuh dari infeksi
suatu virus maupun penyakit,dan menurut saya masyarakat harus sadar betapa pentingnya
vaksinasi bagi tubuh.
3. Penelitian
a. Judul abstrak : Respon Kardiovaskuler terhadap Tindakan Laringoskopi
b. Tujuan penelitian : Menentukan efektivitas MgSO4 30 mg / kgBB intravena dibandingkan
dengan fentanil 2 mcg / kgBB intravena dalam mengurangi respon kardiovaskular untuk
laringoskopi dan intubasi untuk menilai kemungkinannya sebagai obat alternatif.
c. Subjek penelitian : 42 pasien dengan status fisik dari American Society of Anesthesiologists
(ASA) I-II yang menjalani intubasi trakea di bawah anestesi umum di Rumah Sakit Sanglah
Denpasar Bali pada periode Agustus-September 2014
d. Metode yang digunakan : Subjek dibagi menjadi dua kelompok, kelompok MgSO4 30 mg / kgBB
(n = 21) dan fentanyl 2 mcg / kgBB (n = 21).
e. Hasil penelitian : Perubahan tekanan darah dan detak jantung yang terjadi sebelum dan sesudah
tindakan dicatat sebagai data penelitian.
f. Kesimpulan : Pemberian MgSO4 30 mg / kgBB sama efektifnya dengan fentanil 2 mcg / kgBB
dalam mengurangi respons kardiovaskular terhadap laringoskopi dan intubasi.

4. a. Merumuskan Masalah
Berpikir ilmiah melalui metode ilmiah didahului dengan kesadaran akan adanya masalah.
Permasalahan ini kemudian harus dirumuskan dalam bentuk kalimat Tanya
b. Membangun Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah yang masih memerlukan pembuktian
berdasarkan data yang telah dianalisis. Dalam metode ilmiah dan proses berpikir ilmiah,
perumusan hipotesis sangat penting.

. c.Mengumpulkan Data

Setelah hipotesis dirumuskan, langkah selanjutnya adalah mengumpulkan data dengan


melakukan penelitian atau eksperimen, langkah lazim disebut sebagai pengumpulan fakta/data
yang relevan dengan hipotesis yang diajukan

d. Menguji Hipotesis

Sudah disebutkan sebelumnya bahwa hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu
permasalahan yang telah diajukan. Berpikir ilmiah pada hakekatnya merupakan sebuah proses
pengujian hipotesis.

e. Merumuskan Kesimpulan

Langkah paling akhir dalam berpikir ilmiah pada sebuah metode ilmiah adalah kegiatan
perumusan kesimpulan. Rumusan simpulan harus bersesuaian dengan masalah yang telah
diajukan sebelumnya

f. Kebenaran Ilmiah
Pada dasarnya manusia ditakdirkan untuk mencari kebenaran karena memiliki nalar, baik
kebenaran relatif maupun kebenaran mutlak (absolut). Kedua kebenaran tersebut memiliki
hakikat yang berbeda

5. Dari zaman Yunani, agama dapat dikatakan sebagai dasar dari ilmu pengetahuan, oleh karena
itu spiritualis dapat berperan sebagai penyembuh pada masa peradaban Yunani karena belum
adanya tenaga medis. Ilmu pengetahuan berkembang secara pesat, banyak tokoh yang
bermunculan termasuk tokoh tokoh yang mengkaji ilmu kedokteran, salah satunya ialah
Aristoteles. (Wardhana, 2016). Dapat disimpulkan bahwa dalam imu kedokteran,kajian filsafat
juga berpengaruh dan penting dalam perkembangan nya sendiri dari dulu hngga kini.

DAFTAR PUSTAKA

Paulus.2008.Menguak Kebenaran dan Ilmu Pengetahuan dan Aplikasi Filsafat dalam


Perkuliahan.

Suriasumantri, Jujun, 2003. Filsafat Ilmu, Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Sinar Harapan.

Wardhana, Made. 2016. Filsafat Kedokteran. Denpasar: Vaikuntha International Publication

Departemen Kesehatan. 2016. Vaksin untuk Pencegahan, Serum untuk Pengobatan. Jakarta.
Diakses pada https://www.depkes.go.id/pdf.php?id=16072800004

Anda mungkin juga menyukai