Anda di halaman 1dari 9

TUGAS PSIKIATRI II

Pembimbing :
dr. M. Hermansyah, Sp.KJ

disusun oleh :
Muhammad Fachry Rahman
2017730073

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA


RSUD R. SYAMSUDIN, S.H. SUKABUMI
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2022

TUGAS PSIKIATRI

1. Apa Antidotum Benzodiazepin

2. Apa saja golongan obat insomnia? Bagaimana cara kerjanya? Insomnia terbagi
berapa macam?

3. Bagaimana cara pemberian obat antipsikotik yang terbaik?

4. Apa obat ADHD?

5. Macam macam jalan pikiran?

6. Tilikan penyakit (Insight of illness)?

7. ekstrapiramidal pada haloperidol dan risperidone?


1. Apa Antidotum Benzodiazepin

Flumazine

Penyekat beta seperti propranolol; antikonvulsan seperti carbamazepine; dan selective


serotonin reuptake inhibitor seperti escitalopram, memiliki beberapa bukti yang
menunjukkan manfaat dalam mengurangi gejala putus zat.

2. Apa saja golongan obat insomnia? Bagaimana cara kerjanya? Insomnia terbagi
berapa macam?

a. Obat Antiinsomnia

 Zolpidem
 Zaleplon
 Ramelteon
Selain itu:
b. Cara Kerja Antiinsomnia

Obat anti-insomnia bekerja pada reseptor BZ1 di susunan saraf pusat yang berperan
dalam memperantarai proses tidur.

Benzodiazepine bekerja dengan cara meningkatkan aktivitas gamma-aminobutyric


acid (GABA). GABA merupakan neurotransmitter yang berfungsi untuk
mengurangi keaktifan dari sel saraf yang ada di otak, sehingga menimbulkan efek
lebih tenang

c. Jenis Insomnia

1. Berdasarkan Penyebab

- Primer : Undefined Cause

- Sekunder : Faktor Kesehatan

2. Berdasarkan Onset

- Akut

- Kronis

3. Berdasarkan Sifat Tidur

- Early/Initial : Sulit masuk dalam proses tidur + - 30 menit

- Delayed Insomnia: sulit tidur > 2 jam, tidur hanya sebentar dan sulit tidur lagi

- Broken Insomnia: proses tidur normal yang tidak utuh, mudah terbangun dan
tidur kembali, sehingga tidur terbagi menjadi beberapa bagian

3. Bagaimana Cara Pemberian Obat Antipsikotik Yang Terbaik?

Umumnya dikonsumsi secara oral, yang melewati “first-pass metabolism” dihepar.


Beberapa diantaranya dapat diberikan lewat injeksi short-acting Intramuscular (IM)
atau Intra Venous (IV), Untuk beberapa obat anti-psikosis (seperti haloperidol dan
flupenthixol), bisa diberikan larutan ester Bersama vegetable oil dalam bentuk “depot”
IM yang diinjeksikan setiap 1-4 minggu. Obat-obatan depot lebih mudah untuk
dimonitor. Pemilihan jenis obat anti-psikosis mempertimbangkan gejala psikosis yang
dominan dan efek samping obat. Penggantian obat disesuaikan dengan dosis
ekivalennya. Apabila obat psikosis tertentu tidak memberikan respon klinis dalam dosis
optimal setelah jangka waktu memadai, dapat diganti dengan obat anti-psikosis lainnya.
Jika obat anti-psikosis tersebut sebelumnya sudah terbukti efektif dan efek sampingnya
dapat ditolerir dengan baik, dapat dipilih kembali untuk pemakaian sekarang. Dalam
pemberian dosis, perlu dipertimbangkan:

• Onset efek primer (efek klinis) : sekitar 2-4 minggu

• Onset efek sekunder (efek samping) : sekitar 2-6 jam

• Waktu paruh 12-24 jam (pemberian 1-2 kali perhari)

• Dosis pagi dan malam berbeda untuk mengurangi dampak efek samping,sehingga
tidak menganggu kualitas hidup pasien

Mulailah dosis awal dengan dosis anjuran -> dinaikkan setiap 2-3 hari -> hingga dosis
efektif (sindroma psikosis reda) -> dievaluasi setiap 2 minggu dan bila perlu dinaikkan
-> dosis optimal -> dipertahankan sekitar 8-12 minggu (stabilisasi) -> diturunkan setiap
2 minggu -> dosis maintenance -> dipertahankan selama 6 bulan –2 tahun (diselingi
drug holiday 1-2 hari/minggu) -> tapering off (dosis diturunkan tiap2-4 minggu) -> stop

Obat anti-psikosis tidak menimbulkan gejala lepas obat yang hebat walaupun diberikan
dalam jangka waktu lama, sehingga potensi ketergantungan sangat kecil. Jika
dihentikan mendadak timbul gejala cholinergic rebound, yaitu: gangguan lambung,
mual, muntah, diare, pusisng, gemetar dan lain-lain dan akan mereda jika diberikan
anticholinergic agents (injeksi sulfas atropine 0,25 mg IM dan tablet trihexylfenidil 3x2
mg/hari). Obat anti-psikosis parenteral berguna untuk pasien yang tidak mau atau sulit
teratur makan obat atau tidak efektif dengan medikasi oral. Dosis dimulai dengan 0,5cc
setiap bulan. Pemberiannya hanya untuk terapi stabilisasi dan pemeliharaan terhadap
skizofrenia. Penggunaan CPZ sering menimbulkan hipotensi orthostatik pada waktu
merubah posisi tubuh. Hal ini dapat diatasi dengan injeksi nor-adrenalin (effortil IM).
Haloperidol juga dapat menimbulkan sindroma Parkinson, dan diatasi dengan tablet
trihexylfenidil 3-4x2 mg/hari.
4. Apa Obat ADHD?

ADHD atau attention deficit hyperactivity disorder adalah gangguan mental yang
menyebabkan anak sulit memusatkan perhatian, serta memiliki perilaku impulsif dan
hiperaktif

Methylphenidate adalah obat yang paling umum digunakan untuk ADHD. Itu milik
sekelompok obat yang disebut stimulan, yang bekerja dengan meningkatkan aktivitas di
otak, terutama di area yang berperan dalam mengendalikan perhatian dan perilaku.

Lisdexamfetamine adalah obat yang merangsang bagian otak tertentu. Ini


meningkatkan konsentrasi, membantu memusatkan perhatian dan mengurangi perilaku
impulsif.

Atomoxetine bekerja secara berbeda dari obat ADHD lainnya. Ini adalah inhibitor
reuptake noradrenalin selektif (SNRI), yang berarti meningkatkan jumlah bahan kimia
di otak yang disebut noradrenalin. Bahan kimia ini menyampaikan pesan di antara sel-
sel otak, dan meningkatkannya dapat membantu konsentrasi dan membantu
mengendalikan impuls.

5. Macam macam jalan pikiran

1. Pikiran melompat/fly of ideas. Ini adalah gangguan arus pikir pada seseorang di
mana pikirannya cepat beralih dari satu topik ke topik yang lain. Pada orang yang
mengalami gangguan fly of ideas, umumnya ditampakkan dengan banyak bicara
mengenai berbagai ide-ide, rencana, gagasan-gagasan, yang sangat cemerlang tetapi
tidak realistis atau disebut dengan juga dengan keadaan manik (bersemangat,
bergairah, dan bergembira). Pada orang yang demikian masih dapat dimengerti arah
pembicaraannya.

2. Pikiran melambat/thought retodetion. Seseorang yang mengalami keadaan ini


menunjukkan bicara yang lambat dan kurang konsentrasi. Keadaan ini biasa terjadi
pada pasien depresi berat.

3. Pikiran terhalang/thought blocking. Ini adalah keadaan di mana arus pikir penderita
terhenti dan saat memulai pembicaraan kembali, ia membicarakan topik lain.
4. Perseverasi. Ini adalah keadaan gangguan arus pikiran pada seseorang sehingga
apabila ditanya ia akan menjawab/memberikan jawaban yang berulang-ulang
terhadap pertanyaan yang terdahulu.

5. Verbegerasi. Ini adalah keadaan di mana penderita akan mengulang kata-kata yang
sama namun tidak ada hubungannya dengan pertanyaan yang ditanyakan. Penderita
bicara sendiri dan berulang-ulang.

6. Inkoherensi. Ini adalah keadaan penderita gangguan arus pikiran yang


menampakkan tidak adanya asosiasi/hubungan dari kata-kata satu dengan yang lain
yang dibicarakannya.

6. Tilikan Penyakit (Insight Of Illness)

Insight/Tilikan: Bentuk kesadaran psikiatri tentang penyakit. Hal ini mengacu pada
kemampuan pasien psikiatri untuk mengenali dan menerima bahwa mereka menderita
penyakit mental. Wawasan terdiri dari tiga dimensi utama, yaitu psikis, somaestetik,
dan emosional.

Wawasan Psikis: Salah satu dari tiga dimensi utama wawasan. Wawasan psikis
selanjutnya terdiri dari tiga subdimensi, yaitu klinis, kognitif, dan metakognitif.
Wawasan psikis diperlukan untuk mengenali penyakit mental.

Wawasan Klinis: Salah satu dari tiga subdimensi wawasan psikis. Ini mengacu
pada kesadaran gejala dan konsekuensinya, kapasitas untuk memberi label ulang
peristiwa mental sebagai patologis, untuk menghubungkan penyebab dengan
gejala, dan untuk setuju dengan orang lain (dokter, keluarga, atau teman) tentang
realitas penyakit.

Wawasan Kognitif: Salah satu dari tiga subdimensi wawasan psikis. Ini
mengacu pada kapasitas pasien untuk mengenali bahwa defisit kognitif yang
dialaminya (misalnya, gangguan perhatian pada depresi unipolar) disebabkan
oleh penyakit mental.

Wawasan Metakognitif: Salah satu dari tiga subdimensi wawasan psikis. Ini
mengacu pada kesadaran refleksif diri sendiri sebagai "subjek yang sakit". Itu
bergantung pada kapasitas untuk menjadikan "diri sebagai subjek yang sakit"
sebagai objek pemikiran yang konsisten.

Wawasan Somaesthetic: Salah satu dari tiga dimensi utama wawasan. Berdasarkan
kesadaran dan representasi keadaan tubuh, mengacu pada kapasitas pasien untuk
memahami bahwa defisit fisiknya (motorik, sensorik, somatosensori, dll.) adalah
efek dari penyakit mental (misalnya, perlambatan motorik pada depresi unipolar).

Wawasan Emosional: Salah satu dari tiga dimensi utama wawasan. Ini mengacu
pada kapasitas pasien untuk diyakinkan bahwa dia menderita penyakit mental.
Wawasan emosional diperlukan untuk penerimaan penyakit mental.

Tilikan Penyakit (Insight of illness) adalah suatu tingkatan derajat seberapa besar
kesadaran dan pengertian pasien terhadap gangguan kesehatan jiwanya. Terdapat
enam tingkatan derajat tilikan, yaitu :

a. Derajat Satu : Pasien menyangkal bahwa dirinya mengalami gangguan


kejiwaan

b. Derajat dua : Pasien memilki kesadaran sedikit mengenai gangguan kejiwaan


yang dialaminya, namun pasien menyangkal ia membutuhkan pengobatan

c. Derajat Tiga : Pasien memiliki kesadaran bahwa dirinya memiliki gangguan


kejiwaan, tetapi pasien menyalahkan orang di sekitarnya atau faktor di luar dirinya
sebagai penyebab

d. Derajat Empat : Pasien sadar bahwa dirinya mengalami gangguan kejiwaan,


namun pasien tidak tahu apa sebabnya.

e. Derajat lima : Tilikan intelektual, yakni pengakuan dan/atau pengetahuan


pasien bahwa ia menderita gangguan kejiwaan serta gejala-gejala dan keluhan yang
muncul disebabkan oleh gangguan pada pasien sendiri. Tetapi
pengakuan/pengetahuan ini tidak digunakan pasien untuk menghadapi keadaan yang
akan datang.
f. Derajat Enam : Tilikan emosional sejati, yaitu adanya kesadaran pasien
mengenai motif-motif dan perasaan dalam diri pasien serta orang-orang penting
dalam kehidupannya.

7. Ekstrapiramidal Risperidone dan Haloperidol

Ekstrapiramidal adalah jaringan saraf di dalam otak yang disimpan dalam pengaturan
koordinasi dan koordinasi. Di dalam ekstrapiramidal, terdapat satuan struktur yang
disebut basal ganglia. Ganglia basal kemudian juga berperan penting dalam fungsi
motorik dan membutuhkan dopamin untuk menjalankan fungsi. Fungsi ganglia basalis
dapat ‘terganggu’ karena penggunaan obat yang disebut antipsikotik.

Risperidone: +4

Haloperidol: +1

Anda mungkin juga menyukai