Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MIKROBIOLOGI OBAT PANGAN

“PSIKOFARMAKA”

Di Susun Oleh :
KELOMPOK 13
Sri Mutmainnah Nur Rahman (PO713251201093)
Syamhijrah Awalia Sari (PO713251201095)
Zahrah Humaerah (PO713251201099)

Kelas/Tingkat : B/II
Dosen Pengampu : Dr.Sisilia T.R.Dewi, M.Kes., Apt

JURUSAN FARMASI
POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR
2021

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah Swt. atas segala Rahmat-Nya sehingga Penulis
dapat menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa pula Penulis mengucapkan banyak
terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya, sehingga makalah mengenai
“Psikofarmaka” dapat selesai tepat pada waktunya.
Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Ibu
Dr.Sisilia T.R.Dewi, M.Kes., Apt pada mata kuliah Farmakologi I. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Psikofarmaka bagi
para Pembaca dan juga bagi Penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr.Sisilia T.R.Dewi, M.Kes.,
Apt selaku dosen mata Farmakologi I yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi Penulis.
Penulis menyadari, makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dan semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi Penulis pribadi, maupun Pembaca.

Makassar, 17 September 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……...……………………………………………………..1
B. Rumusan Masalah…...…………………………………………………….1
C. Tujuan……….…………………………………………………………….1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Psikofarmaka…………..………………………………………3
B. Penggolongan Mekanisme Kerja………..………………………………...3
C. Indikasi dan Kontraindikasi……………………………………………….4
D. Efek Samping dan Interaksi Obat…………………………………………5
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Psikofarmaka termasuk jenis golongan obat-obatan kimia yang biasanya
digunakan untuk mengobati klien yang mengalami gangguan mental.
Psikofarmaka sendiri juga termasuk salah satu golongan obat psikotropik yang
memiliki sifat neuroleptika yang berarti obat ini bekerja pada SSP (Sistem
Saraf Pusat). Hal itu dikarenakan golongan obat tersebut yang dapat
berpengaruh pada bagian-bagian otak tertentu dan juga dapat
menekan/mengurangi/menghilangkan gejala tertentu pada penderitanya. Yang
dimana gejala tersebut dapat meliputi segala hal yang berhubungan dengan
proses berfikir, alam perasaan dan esmosi, dan juga behaviour (perilaku), dan
juga penghayatan prubadi bagi manusia itu sendiri.
Golongan obat Psikotropik ada banyak jenisnya. Diantaranya seperti
antipsikosis, antiinsomnia, antidepresan, dan juga antipsikotropik. Bukan
hanya itu, beberapa pembagian jenis obat psikotropik yang lainnya yaitu
neuroleptika, antidepressant, transquillizer, dan lainnya.

B. Rumusan Masalah
Adapun yang jadi rumusan masalah dalam makalah psikofarmaka ini yaitu:
1. Apakah Psikofarmaka termasuk golongan obat psikotropik?
2. Apa saja penggolongan dari mekanisme kerja psikofarmaka?
3. Bagaimanakah indikasi dan kontraindikasi dari obat jenis psikofarmaka?
4. Bagaimana saja efek samping dan interaksi obat dari psikofarmaka (obat
golongan psikotropik)?
C. Tujuan
Berdasarkan beberapa rumusan masalah diatas, tujuan dari makalah ini
yaitu :
1. Mengetahui psikofarmaka termasuk golongan obat psikotropik
2. Mengetahui penggolongan dari mekanisme kerja psikofarmaka
3. Mengetahui indikasi dan kontraindikasi dari obat jenis psikofarmaka

1
4. Mengetahui efek samping dan interaksi obat dari psikofarmaka (obat
golongan psikotropik)

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Psikofarmaka
Psikofarmaka merupakan golongan obat yang bekerja pada SSP (Sistem
Saraf Pusat), yang dimana golongan obat ini memiliki efek terhadap aktivitas
mental dan perilaku manusia. Obat yang termasuk golongan psikofarmaka ini
biasanya diberikan kepada klien/orang yang memiliki gangguan pada
kejiwaannya. Psikofarmaka sendiri bisa mempengaruhi otak dan bisa
menghilangkan gejajal tertentu pada penderitanya, seperti halnya yang
berhubungan dengn emosi, proses berfikir, perasaan, dan prilaku penghayatan
manusia. Obat psikofarmaka sendiri terbagi dalam tiga golongan, yaitu anti
psikosis, antidepresan, dan juga antiinsomnia.
Jenis obat yang termasuk dalam golongan ini bekerja dengan cara
mempengaruhi SSP (Sistem Saraf Pusat) yang biasanya dapat mempengaruhi
& dapat mengurangi kecemasan pada manusia sehingga dapat membuat diri
tenang. Adapun cara kerja obat ini yaitu dengan cara mempengaruhi fungsi
mental & motoric seorang penderita. Selain dari itu, juga dapat membuat
orang cepat tidur, sehingga dapat menyerupai tidur seperti pada umumnya.
Sebab, dengan adanya stress (rasa cemas) dapat membuat seseorang sulit tidur
atau bahkan tidak bisa tidur.
B. Penggolongan Mekanisme Kerja
Penggolongan obat dari psikofarmaka dan juga mekanisme kerjanya, yaitu
:
1. Obat antipsikosis. Cara kerja golongan obat ini yaitu dengan meringankan
kecemasan yang tinggi, sehingga dapat menenangkan jiwa seseorang.
Kerja lain dari obat ini yaitu dengan cara mengganggu kesadaran manusia,
yang dikenal dengan golongan obat antidepresan. Obat-obatan ini terdiri
dari dua jenis, ada jenis oral dan juga injeksi. Adapun yang termasuk jenis
oral yaitu hidroklorida, fluefenazin, olanzapine, perfenazin, dan masih ada
yang lainnya. Sedangkan yang termasuk jenis injeksi yaitu haloperidol
dekanoat dan juga flufenazin dekanoat.

3
2. Anti depresan. Golongan obat ini dapat memperbaiki mood,
menaikkan/mengurangi aktifitas, dan juga dapat mengurangi rasa
cemas/panik. Adapun yang termasuk dalam golongan ini yaitu amksapin,
impramine hidroklorida, tradozon hidroklorida, maprotiline hidroklorida,
amitripilin hidroklorida, dan lainnya.
3. Anti insomnia. Golongan obat ini bekerja pada reseptor BZI di SSP
(Sistem Saraf Pusat), yang dimana memiliki peran sebagai perantara saat
proses tidur. Yang termasuk golongan obat ini yaitu triazolam, chloral
hydrate, nitrazepam, dan juga estazolam.
C. Indikasi dan Kontraindikasi
a. Obat antipsikosis.
 Asenapin Maleat
Indikasi : Untuk pengobatan pada gangguan bipolar l.
Kontraindikasi : Hipersensitivitas, anak < 18 tahun, gangguan pada
fungsi hati yang berat.
 Flufenazin Hidroklorida
Indikasi : Skizofrenia dan psikotik lainnya.
Kontraindikasi : Koma yang dipengaruhi oleh depresi pada SSP,
sumsung tulang, gangguan pada hati dan ginjal yang berat dan hindari
pada feokromositoma.
 Haloperidol
Indikasi : Skizofrenia dan psikotik lainnya, terapi tambahan dalam
jangka pendek, mania, perilaku kekerasan & impulff.
Kontraindikasi : Koma yang dipengaruhi oleh depresi pada SSP,
sumsung tulang, gangguan pada hati dan ginjal yang berat dan hindari
pada feokromositoma.
b. Obat Antidepresan
 Imipramine
Indikasi : Penghilang gejala depresi, dan sebagai terapi tambahan
untuk mengurangi enuresis pada anak umur > 6 tahun.

4
Kontraindikasi : Hipersensitivitas terhadap imipramine/pada
komponen formulasi yang lainnya.
 Sertraline
Indikasi : Untuk pasien yang depresi, gangguan rasa panik, gangguan
pada kecemasan sosial.
Kontraindikasi : Jangan dikonsumsi bersamaan dengan pimozide, dan
obat MAOI
c. Obat Antiinsomnia
 Nitrasepam
Indikasi : Susah tidur dalam berbagai penyebab
Kontraindikasi : Depresi dibagian pernapasan, mengakibatkan adanya
obsesi (fobia), gangguian pada hati.
 Estazolam
Indikasi : Mengalami adanya rasa gugup, adanya rasa trauma, adanya
rsa tegang.
Kontraindikasi : Adanya rasa cepat lemah pada otot dibawah
kesadaran.
D. Efek Samping dan Interaksi Obat
a. Obat antipsikosis
 Asenapin Maleat
Efek samping : Rasa kantuk, menaikkan berat badan, meningkatnya
nafsu makan, pusing, otot jadi kaku, lelah, dyskinesia, meningkatnya
alanin aminotransferase.
Interaksi :
Interaksi Obat : Hati-hati dalam mengonsumsi bersamaan dengan
obat lain yang juga bekerja pada SSP, hindari mengonsumsi alcohol.
Dapat meningkatkan/menaikkan efek antihipertensi tertentu, bisa
memberi efek antagonis pada levodopa, dan memberi efek agonis
trhdap dopamine. Apabila kombinasi ini perlu dilakukan, maka
gunakanlah dosis yang efektif rendah dari setiap obat.
 Flufenazin Hidroklorida

5
Efek samping : Rasa kantuk, pucat, terkadang panas (hipotermia),
susah tidur, kejang. Hindari pada saat depresi.
Interaksi Obat : Apabila dikonsumsi bersamaan dengan obat lain,
maka menyebabkan interaksi : mengurangi efek penurunan tekanan
pada darah, meningkatya risiko gangguan keseimbangan ion pada
tubuh, meningkatnya risiko terjadi keracunan.
 Haloperidol
Efek samping : Gejala pada antimuskarinik dan hipotensi lebih ringan.
Gejala pada ekstrapiramidal terutama pada dystonia dan akatis sangat
sering/lebih sering, terutama pada pasien yang tirotoksik.
Interaksi Obat : Hindari penggabungan dengan jenis obat-obatan
yang membuat depresi pada SSP dan juga yang dapat membuat
terganggunya metabolime.
b. Antidepresan
 Impramine
Efek samping : Adanya rasa kantuk, mulut terasa kering, sakit pada
kepala, menghilangkan nafsu makan, meningkatkan berat badan,
penglihatan terasa buram, keringat berlebih.
Interaksi Obat : Menurunnya efek anti hipertensi dari metildopa,
meningkatnya efek imipramine, meningkatnya risiko terjadinya
takikardia.
 Sertrline
Efek samping : Rasa sakit pada kepala, adanya rasa sulit tidur, rasa
kantuk, mulut terasa kering, pusing, adanya rasa lelah
Interaksi Obat : Adanya interaksi obat ini apabila dikonsumsi
bersamaan dengan Aspirin, pregabalin, albuterol dan quetiapine,
cetirizine.
c. Obat Antiinsomnia
 Nitrazepam
Efek samping : Adanya gangguan koordinasi di otot, adanya rasa
bingung terutama pada orang lansia, rasa ketergantungan, dan vertigo.

6
Interaksi obat : Adanya potensiasi efek alcohol, hipnofik, &
neuroleptika lainnya
 Estazolam
Efek samping : Dapat menyebabkan rasa kecanduan dalam jangka
waktu yang Panjang, depresi pada pernafasan, rasa kantuk, pusing,
kepala rasanya ringan, sakit pada kepala, adanya kemerahan, rasa
gatal, lesu.
Interaksi Obat : Obat antidepresi, dapat melemaskan otot, sebagai
peningkat efek dari obat estazolam.

7
BAB III
KESIMPULAN
Psikofarmaka merupakan golongan obat yang bekerja pada SSP (Sistem Saraf
Pusat), yang dimana golongan obat ini memiliki efek terhadap aktivitas mental
dan perilaku manusia. Psikofarmaka sendiri dikelompokkan menjadi tiga yaitu
obat antipsikosis, antidepresan, dan antiinsomnia. Yang dimana ketiga kelompok
obat psikofarmaka ini memiliki interaksi yang berbeda apabila dikonsumsi
bersamaan dengan obat-obatan tertentu. Dan juga, setiap kelompok obat dari
psikofarmaka ini memiliki mekanisme kerja yang berbeda pada SSP (Sistem
Saraf Pusat).

8
DAFTAR PUSTAKA

Erliyana. 2015. Hubungan Pengetahuan Tentang Kegiatan Integrasi Jiwa dan


Dukungan dengan Motivasi keluarga Membawa PAsien Gangguan Jiwa ke Poli
Integrasi Jiwa RSUD Sangatta. Samarinda : STieks Muhammadiyah Samarinda.

Nurhalima. 2016. Modul Bahan Cetak Keperawatan. Jakarta : Pusdik SDM


Kesehatan.

Team Medical Mini Notes. 2019. Basic Pharmacologi dan Drugs Note edisi 2019.
Makassar : MMN Publishing Makassar.

Wati, S.A., Khotimah, K. 2014. PSIKOFARMAKA. Universitas Negeri


Semarang, Semarang. Makalah.

Anda mungkin juga menyukai