Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

OBAT ANTIPSIKOTIK CHLORPROMAZINE


Mata Kuliah: Farmakologi
Dosen Pengampu: Ganjar Taufik Patu Rohman, S.Farm.,Apt

DISUSUN OLEH :
Kelompok 5
Eka Taufik Hidayat 33178K19044
Herlina 33178K19019
Putri Riantikasari 33178K19002
Shindy Marila 33178K19030
Syfa Yuniar 33178K19042

PROGRAM STUDI D-III FARMASI


STIKES MUHAMMADIYAH KUNINGAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan
rahmat dan taufiq serta hidayahnya kepada kami semua, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah Farmakologi I mengenai ANTIPSIKOTIK OBAT CHLORPROMAZINE yang Insya
Allah dengan baik dan tepat waktu.

Makalah ini kami buat dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Farmakologi I
dan agar kami juga dapat memahami lebih jelas tentang makalah yang kami buat. Dengan
dibuatnya makalah ini, semoga dapat menambah wawasan kita semua, bagi pembaca pada
umumnya dan kami sebagai penyusun pada khususnya. Makalah yang kami buat memang jauh
dari sempurna, maka kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca dalam pembuatan
makalah selanjutnya.

Kuningan, 24 November

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………….i

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang………………………………………………………………………...1

1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………………..2

1.3 Tujuan Makalah ……………………………………………………………………....2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Obat Antipsikotik…………………………………………………………3

2.2 Penggunaan Obat Antipsikotik……………………………………………………….6

2.3 Tata Cara Mendapatkan Obat Antipsikotik…………………………………………..6

2.4 Pengertian Obat Chlorpomazine dan Dosis Pemakaian Obat Chlorpomazine………6

2.5 Keunggulan Obat Chorpomazine……………………………………………………8

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan …………………………………………………………………………9

3.2 Saran ………………………………………………………………………………..9

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Obat ialah suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan untuk digunakan
dalam menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan
penyakit atau gejala penyakit. luka atau kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau
hewan dan untuk memperelok atau memperindah badan atau bagian badan manusia termasuk
obat tradisional.

Dalam makalah ini, kami akan membahas tentang obat-obatan yang digunakan dalam
pasien sakit jiwa, atau disebut dengan psikofarmaka Kesehatan jiwa merupakan kemampunn
individu untuk menyesuaikan diri dengan diri sendiri, orang lain, masyarakat, dan lingkungan,
sebagai perwujudan keharmonisan fungsi mental dan kesanggupannya menghadapi masalah
yang biasa terjadi, sehingga individu tersebut merasa puas dan mampu .

Kesehatan jiwa seseorang selalu dinamis dan berubah setiap saat serta dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu: kondisi fisik (somatogenik), kondisi perkembangan ment emosional
(psikogenik) darekemisi dilpkudgan focial (sosiogenik). Ketidakseimbangan pada salah satu dari
ketiga aktor Orseth dapat mengakibatkan gangguan jiwa

Gangguan jiwa menurut Depkes RIT2000) adalah satu perubahan pada fungsi jiwa yang
menyebabkan adanya gangguan pada fungsi jiwa, yang menimbulkan penderitaan pada individu
dan atau hambatan dalam melaksanakan peran sosial. WHO memperkirakan saat ini di seluruh
dunia terdapat 450 juta orang mengalami gangguan jiwa, d Indonesia sendiri pada tahun 2006
diperkirakan 26 juta penduduk Indonesia mengalami gangguan jiwa dengan ratio populasi 1
berbanding 4 penduduk Departemen Kesehatan RI mengakui sekitar 2,5 juta orang di negeri ini
telah menjadi pasien rumah sakit jiwa (Setiawan, 2009.http//www. Gizi.net. diperoleh tanggal 26
September 2014).

Sebagai salah satu upaya untuk mengurangi penurunan produktifitas maka pada pasien
yang dirawat inap dilakukan upaya rehabilitasi sebelum klien dipulangkan dari Rumah Sakit.
Tujuannya untuk mencapai perbaikan fisik dan mental sebesar-besarnya, penyaluran dalam

1
pekerjaan dengan kapasitas maksimal dan penyesuaian diri dalam hubungan perseorangan dan
socials chingga bisa berfungsi sebagai anggota masyarakat yang mandiri dan berguna.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam makalah ini masalah yang akan dikaji adalah sebagai berikut:

1. Pengertian antipsikotik ?
2. Penggunaan obat antipsikotik?
3. Tatacara mendapatkan obat antipsikotik?
4. Pengertian obat chlorpromazine dan dosis pemakaian dari obat chlorpromazine?
5. Apa keunggulan obat chlorpromazine dan sulpiride?

1.3 Tujuan

Tujuan penyusunan makalah ini meliputi beberapa aspek berikut :

1. Untuk mengetahui pengertian dari antipsikotik dan obat chlorpromazine.


2. Untuk mengetahui penggunaan obat antipsikotik.
3. Untuk mengetahui dosis pemakaian dari obat chlorpromazine.
4. Untuk mengetahui keunggulan obat chlorpromazine dan sulpiride.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian obat antipsikotik

Antipsikotik adalah golongan obat untuk mengendalikan dan mengurangi gejala


psikosis yang bisa dialami oleh penderita gangguan mental. Antipsikosik tersedia dalam bentuk
tablet, sirop, atau suntik. Obat ini hanya dapat digunakan sesuai resep dokter. Perlu dipahami,
obat antipsikotik tidak bisa menyembuhkan penyakit gangguan mental. Obat ini dapat membantu
mengendalikan gejala psikosis atau menurunkan tingkat keparahannya. Beberapa gejala yang
bisa dikendalikan oleh obat ini adalah:

a. Halusinasi
b. Delusi
c. Mania (senang yang berlebihan)
d. Kebingungan
e. Perilaku kasar
f. Pemikiran yang kacau
g. Kecemasan yang berat

Obat golongan antipsikotik bekerja dengan memengaruhi zat-zat kimia atau neurotransmitter di


dalam otak, terutama dopamine. Kadar dopamin yang terlalu tinggi bisa mengganggu fungsi otak
hingga dapat menyebabkan perubahan perilaku, emosi, dan perasaan, serta memengaruhi
pengendalian pergerakan otot. Antipsikotik mampu menghambat efek dan mengurangi kadar
dopamin di otak. Hal tersebut juga dapat berpengaruh pada kadar neurotransmitter lainnya, yaitu
serotonin, noradrenalin, dan asetilkolin, sehingga membuat kadar masing-masing zat kimia di
dalam otak kembali seimbang.

Umumnya, dokter meresepkan obat antipsikotik untuk menangani gejala psikosis pada kondisi:

a. Skizofrenia
b. Episode mania gangguan bipolar
c. Gangguan skizoafektif

3
d. Depresi berat

Selain itu, obat ini juga dapat digunakan untuk menangani:

- Gangguan kecemasan berat (hanya dengan dosis sangat kecil)


- Gangguan keseimbangan, mual, dan cegukan terus-menerus

Antipsikotik, yang digunakan sebagai penanganan psikosis, dengan menghambat neurotransmiter


dopamin. Dopamin merupakan salah satu neurotransmiter di otak, yang sebenarnya berperan
dalam komunikasi zat kimia dalam tubuh.Pada orang yang mengalami psikosis, sinyal dopamin
menjadi tidak normal. Obat antipsikotik bekerja dengan memblokir pesan-pesan yang tidak
normal tersebut.Antipsikotik terbagi atas dua golongan yang didasarkan pada tahun
penemuannya. Antipsikotik dibagi menjadi antipsikotik tipikal dan antipsikotik atipikal.

 Antipsikotik tipikal

Antipsikotik tipikal adalah obat untuk mengatasi episode psikosis, yang kerap terjadi pada
penderita gangguan skizofrenia. Pada beberapa kasus, antipsikotik tipikal juga digunakan untuk
memulihkan kondisi mania (perasaan gembira berlebihan), rasa gelisah, serta kondisi kejiwaan
lain.Obat ini disebut juga sebagai neuroleptic atau antipsikotik konvensional, yang menjadi
antipsikotik generasi pertama. Antipsikotik mulai dikembangkan pada tahun 1950-an.

 Antipsikotik atipikal

Antipsikotik atipikal adalah obat yang juga digunakan untuk memulihkan kondisi psikosis atau
gangguan psikotik. Antipsikotik atipikal merupakan golongan antipsikotik yang lebih baru dari
antipsikotik tipikal, ditemukan sekitar tahun 1990-an. Karena termasuk baru, golongan ini
disebut sebagai antipsikotik generasi kedua.Selain dopamin, antipsikotik atipikal juga dapat
memengaruhi serotonin, yaitu neurotransmiter lain di otak.

 Antipsikotik tipikal

Antipsikotik tipikal memiliki potensi yang lebih besar, untuk menimbulkan efek samping
ekstrapiramidal. Efek samping ini mengganggu sistem ekstrapiramidal di otak, yang berarti juga
mengganggu sistem motorik serta koordinasi tubuh.Efek samping esktrapiramidal karena
konsumsi obat antipsikotik tipikal, dapat berupa tremor, kejang, kekakuan otot, serta hilangnya

4
kontrol atau koordinasi pergerakan otot. Efek samping ini kadang menjadi permanen, walau
konsumsi obat antipsikotik tipikal telah dihentikan.

 Obat antipsikotik atipikal

Berbeda dari antipsikotik tipikal, obat antipsikotik atipikal memiliki risiko yang lebih kecil,
untuk menimbulkan efek samping ekstrapiramidal.Walau begitu, beberapa penelitian
menunjukkan, efek samping antipsikotik atipikal tidak selalu berisiko lebih kecil dibandingkan
pendahulunya. Bahkan, golongan kedua ini lebih cenderung menyebabkan diabetes tipe 2,
peningkatan berat badan, dan tardive dyskinesia (gangguan neurologis yang ditandai dengan
gerakan tubuh berulang tanpa disengaja).Terlepas dari efek samping yang mungkin dialami
penderita psikosis, antipsikotik tipikal masih digunakan dalam pengobatan lini pertama penyakit
mental tertentu, juga apabila obat lain tidak efektif.

Antipsikotik dapat menyebabkan efek samping yang berbeda-beda, tergantung dari karakteristik
masing-masing obat dan kondisi penggunanya. Berikut adalah beberapa efek samping yang
mungkin muncul akibat penggunaan obat antipsikotik:

a. Kantuk dan lesu


b. Bibir kering
c. Pusing
d. Sakit kepala
e. Penglihatan kabur
f. Berat badan bertambah
g. Gangguan seksual
h. Gangguan menstruasi pada wanita
i. Sindrom ekstrapiramidal, seperti tardive dyskinesia, dystonia, akathisia, dan tremor

Beberapa obat antipsikotik tertentu juga dapat menyebabkan kadar kolesterol tinggi dan
meningkatkan risiko terjadinya diabetes. Meski jarang terjadi, obat antipsikotik juga dapat
menyebabkan beberapa efek samping yang lebih serius dan fatal, yaitu:

- Long QT syndrome, yang ditandai dengan gangguan irama jantung

5
- Sindrom neuroleptk maligna (SNM), yang ditandai dengan demam, kaku otot, tekanan
darah rendah, rasa lesu, dan kebingungan

2.2. Penggunaan obat antipsikotik

Pada penggunaan jangka pendek, digunakan untuk menenangkan pasien yang


mengganggu apapun psikopatologi yang mendasarinya, bisa karena skizofrenia, kerusakan otak,
mania, delirium toksik, atau depresi teragitasi. Obat antipsikotik digunakan untuk meredakan
ansietas berat tetapi ini juga hanya untuk penggunaan jangka pendek. Hanya ada sedikit
informasi tentang khasiat dan keamanan obat–obat antipsikotik pada anak–anak dan remaja, dan
kebanyakan informasi yang tersedia merupakan ekstrapolasi data orang dewasa. Tidak mungkin
membuat rekomendasi pengobatan untuk mengatasi gangguan psikosis, sindrom Gilles de
Tourette dan autisme. Pengobatan pada kondisi seperti itu harus dilakukan hanya oleh dokter
spesialis yang tepat.

2.3. Tatacara mendapatkan obat antipsikotik

Untuk mendapatkan obat antipsikotik yaitu setiap pembeliannya harus menggunakan


resep dokter. Yang sebelumnya pasien harus berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter
psikolog klinis.

2.4. Pengertian obat Chlorpromazine dan dosis pemakaian obat Chlorpromazine

Chlorpromazine adalah obat untuk menangani gejala psikosis pada skizofrenia. Selain itu,
obat ini juga digunakan dalam pengobatan gangguan bipolar, mual dan muntah, serta cegukan
yang terjadi terus-menerus. Chlorpromazine merupakan obat antipsikotik jenis phenothiazine.
Obat ini bekerja dengan cara menghambat reseptor dopamine D2 yang ada di otak, sehingga
dapat meredakan gejala psikosis. Obat ini akan membantu penderita skizofrenia untuk bisa
berpikir lebih jernih, lebih tenang, dan mengurangi halusinasi, sehingga penderita bisa
melakukan aktivitas sehari-hari. Obat ini juga dapat menghambat reseptor histamin H2 dan
muskarinik M1, sehingga bisa meredakan mual, muntah, atau cegukan yang berkepanjangan.

Dosis dan Aturan Pakai Chlorpromazine

6
Dosis chlorpromazine akan diberikan oleh dokter sesuai dengan kondisi pasien. Obat ini dapat
diberikan dalam bentuk tablet atau suntikan melalui pembuluh darah vena (intravena/IV) atau
melalui otot (intramuskular/IM). Untuk bentuk sediaan suntik pemberian akan langsung
diberikan oleh dokter atau petugas medis di bawah pengawasan dokter.

Berikut adalah pembagian dosis chlorpromazine berdasarkan usia dan kondisi pasien:

Dosis & Cara Penggunaan Chlorpromazine:

Injeksi:

- Dewasa: 25-50 mg, tiap 6-8 jam. Ganti ke bentuk tablet setelah memungkinkan.
- Anak usia 1-12 tahun: 500 mcg/kgBB, tiap 4-6 jam. Dosis maksimal adalah 75 mg per
hari.
- Anak usia 1-5 tahun: 40 mg per hari.Lansia: Dosis awal 1/3 - ½ dosis normal dewasa.

Tablet:

- Dewasa: 25 mg, 3 kali sehari, atau 75 mg, sekali sehari pada malam hari.Dosis perawatan
adalah 25-100 mg, 3 kali sehari, bisa ditingkatkan hingga 1 g per hari.
- Anak usia 1-12 tahun: 500 mcg/kgBB, tiap 4-6 jam. Dosis maksimal adalah 75 mg per
hari.
- Anak usia 1-5 tahun: 40 mg per hari.
- Lansia: Dosis awal 1/3 - ½ dosis normal dewasa.

Cara Menggunakan Chlorpromazine dengan Benar

Ikuti anjuran dokter dan baca petunjuk yang terdapat pada kemasan sebelum menggunakan
chlorpromazine. Jangan menambah dosis, mengurangi dosis, atau menghentikan penggunaan
chlorpromazine tanpa berkonsultasi dulu dengan dokter. Chlorpromazine suntik akan diberikan
langsung oleh dokter atau petugas medis di bawah pengawasan dokter. Obat akan disuntikkan
melalui pembuluh intravena atau intramuskular. Chlorpromazine tablet dapat dikonsumsi dengan
atau tanpa makanan. Jangan menghancurkan, mengunyah, atau membelah obat ini, karena dapat
memengaruhi efektivitas obat.

7
Jika lupa mengonsumsi chlorpromazine, segera minum ketika Anda mengingatnya. Jika sudah
mendekati waktu dosis berikutnya, abaikan dosis yang terlewat dan lanjutkan jadwal dosis rutin
Anda. Jangan menggandakan dosis chlorpromazine untuk menggantikan dosis yang terlewat,
kecuali atas petunjuk dokter. Simpan chlorpromazine di tempat yang terhindar dari paparan sinar
matahari secara langsung. Jauhkan dari jangkauan anak-anak.

2.5. Keunggulan Obat Chlorpromazine dan Sulpiride

Keunggulan dari obat Chlorpromazine HCl dapat digunakan untuk pengobatan gangguan mental,
seperti skizofrenia, gangguan psikotik, fase manik gangguan bipolar, masalah perilaku parah
pada anak-anak. Obat ini juga dapat membantu mengurangi halusinasi. Selain itu,
Chlorpromazine HCl juga digunakan untuk mengontrol mual atau muntah, meredakan cegukan
berkepanjangan, meredakan kegelisahan atau kecemasan sebelum operasi, dan membantu
mengobati tetanus. Chlorpromazine HCl adalah obat psikiatrik yang termasuk dalam kelas obat
yang disebut fenotiazin antipsikotik. Obat ini bekerja dengan membantu mengembalikan
keseimbangan zat alami tertentu di otak dan pemblokiran serotonin, dan sifat antihistamin yang
lemah serta aktivitas pemblokiran ganglion ringan. Sedangkan pada obat sulpiride adalah obat
antipsikotik yang berfungsi meredakan gejala skrizofenia. Obat ini bekerja dengan menghambat
reseptor dopamin yang ada di otak. Dopamin adalah senyawa kimia yang mengatur banyak
fungsi di dalam tubuh, termasuk mood dan perilaku.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Antipsikotik adalah golongan obat untuk mengendalikan dan mengurangi gejala


psikosis yang bisa dialami oleh penderita gangguan mental. Antipsikosik tersedia dalam bentuk
tablet, sirop, atau suntik. Obat ini hanya dapat digunakan sesuai resep dokter. Perlu dipahami,
obat antipsikotik tidak bisa menyembuhkan penyakit gangguan mental. Obat ini dapat membantu
mengendalikan gejala psikosis atau menurunkan tingkat keparahannya. Dan obat chlorpromazine
ini merupakan salah satu contoh obat yang termasuk kedalam obat antipsikotik. Untuk
mendapatkan obat ini harus menggunakan resep dokter dan dalam pemakaiannya harus sesuai
dengan apa yang diperintahkan oleh dokter.

3.2 Saran

Dengan dibuatnya makalah ini semoga bisa menjadi menambah ilmu kita semua.
Makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu kami mengharapkam
kritik dan saran yang dapat membangun demi perbaikan yang lebih baik kedepannya.

9
3.3 Daftar Pustaka

Dr. Reni Utar. 2019. Mengenal Antipsikotik Tipikal dan atipikal untuk pengobatan psikosis.

https://www.sehatq.com/artikel/antipsikotik-tipikal-dan-atipikal-untuk-pengobatan-psikosis
[Diakses tanggal 24 November 2020]

Dr. Merry Dame Cristy Pane. 2020. Chlorpromazine.

https://www.alodokter.com/antipsikotik [Diakses tanggal 24 November 2020]

Dr. Merry Dame Cristy Pane. 2020. Sulpiride.

https://www.alodokter.com/sulpiride#:~:text=Sulpiride%20adalah%20obat%20antipsikotik
%20yang,tubuh%2C%20termasuk%20mood%20dan%20perilaku. [Diakses tanggal 24
November 2020]

Royana.2017. Makalah farmakologi kel.5 Antiprikotik.

https://id.scribd.com/document/360015935/Makalah-Farmakologi-Kel-5-Antipsikotik-
Antidresan [Diakses tanggal 24 November 2020]

Anda mungkin juga menyukai