BAGIAN PSIKIATRI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
RSUP M. DJAMIL – RSJ HB SAANIN
PADANG
2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karuniaNya sehingga case science session yang berjudul “Efek samping Antipsikotik
(Risperidon dan THP) terhadap Kardiovaskular” ini dapat kami selesaikan. Case science
session ini merupakan salah satu syarat mengikuti kepaniteraan klinik senior di Bagian
Psikiatri RSUP Dr. M. Djamil, Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang.
Terimakasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah banyak membantu
dalam penyusunan case science session ini, khususnya kepada dr. Nadjmir, Sp.KJ(K)
sebagai preseptor. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada rekan – rekan dokter
muda dan semua pihak yang banyak membantu dalam penyusunan case report session ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa case science session ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran sebagai masukan untuk
perbaikan demi kesempurnaan case science session ini. Akhir kata, penulis berharap
semoga case science session ini dapat menambah wawasan, pengetahuan dan pemahaman
semua pihak.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Antipsikotik
Obat antipsikotik adalah sekelompok obat yang termasuk psikofarmaka yang
menghilangkan atau mengurangi gejala psikosis. Antipsikotik bekerja secara selektif
pada susunan saraf pusat (SSP) dan mempunyai efek utama terhadap aktivitas
mental dan perilaku serta digunakan untuk terapi gangguan psikiatrik. Selain itu,
antipsikosis juga digunakan untuk pengobatan psikosis lainnya dan agitasi. 1,4
Antipsikotik Tipikal (ATP) yang juga dikenal sebagai antipsikotik generasi
pertama. Antipsikotik tipikal merupakan golongan obat yang memblokade
dopamine pada reseptor pasca-sinaptik neuron di otak, khususnya sistem limbik dan
sistemekstrapiramidal (dopamine D-2 receptor antagonist). Dopamine memiliki peran
yang sangat penting dalam etiologi psikosis.Berdasarkan penelitian menggunakan
amfetamin dan methamphetamine yangmengeksaserbasi delusi dan halusinasi pada
pasien skizofrenia didapatkan bahwadopamine merupakan peranan penting dalam etiologi
halusinasi dan delusi tersebut. Obat-obat antipsikotik tipikal merupakan antagonis reseptor
dopamine sehinggamenahan terjadinya dopaminergik pada jalur mesolimbik dan
mesokortikal. Blokade reseptor D dopamine dapat memberikan efek samping sindrom
ekstrapiramidal.2,5,6
Antipsikotik Atipikal (AAP), yang juga dikenal sebagai antipsikotik generasi
kedua, adalah kelompok obat penenang antipsikotik digunakan untuk mengobati
kondisi jiwa. Beberapa antipsikotik atipikal disetujui FDA untuk digunakan dalam
pengobatan skizofrenia. Beberapa disetujui FDA untuk indikasi mania akut, depresi
bipolar, agitasi psikotik, pemeliharaan bipolar, dan indikasi lainnya. Kedua generasi
obat cenderung untuk memblokir reseptor dalam jalur dopamin otak, namun obat
antipsikotik atipikal juga dapat mengahambat reseptor serotonin. Antipsikotik atipikal
berbeda dari antipsikotik tipikal yang efeknya lebih minimal kecenderungan untuk
menyebabkan gangguan ekstrapiramidal pada pasien, yang meliputi penyakit gerakan
parkinsonisme, kekakuan tubuh dan tremor tak terkontrol. Gerakan-gerakan tubuh
yang abnormal bisa menjadi permanen obat bahkan setelah antipsikotik dihentikan.6
Dosis: 9
- Hari 1 : 1 mg, hari 2 : 2mg, hari 3 : 3 mg.
- Dosis optimal - 4 mg / hari dengan 2 x pemberian.
- Pada orang tua, gangguan liver atau ginjal dimulai dengan 0,5 mg,
ditingkatkan sp 1 – 2 mg dengan 2 x pemberian.
- Umumnya perbaikan mulai terlihat dalam 8 minggu dari pengobatan awal,
jika belum terlihat respon perlu penilaian ulang.
- Kadar puncak plasma dicapai dalam waktu 1-2 jam setelah pemberian oral.
2.2 antikolinergik
KESIMPULAN
1. Obat antipsikotik terdiri dari dua jenis yaitu tipikal dan atipikal.
2. Kedua generasi obat cenderung untuk memblokir reseptor dalam jalur dopamin
3. Risperidon dan THP merupakan salah satu bentuk obat antipsikotik yang
6. Dasar kerja obat ini ialah mengurangi aktivitas kolinergik yang berlebihan pada
ganglia basal.
7. Efek samping obat ini adalah dapat berupa gangguan neurologik, yaitu ataksia
dan koma
DAFTAR PUSTAKA