LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS
Umur : 24 tahun
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : S1 akuntasi
Pekerjaan :Wiraswasta
Pendidikan : SMA
12
Alamat : Jalan bakti 2 no. 45 Alai Parak Kopi Padang
Keterangan/ anamnesis di bawah ini diperoleh dari (lingkari angka di bawah ini)
1. Pasien datang ke fasilitas kesehatan ini atas keinginan (lingkari pada huruf
yang sesuai)
a. Sendiri
b. Keluarga
c. Polisi
d. Jaksa/ Hakim
e. Dan lain-lain
2. Sebab Utama
Pasien mengeluhkan adanya perubahan tingkah laku pasien dan perbedaan
kebiasaan pasien dari biasanya sejak 10 bulan yang lalui. Keluarga pasien juga
mengeluhkan hal yang sama tentang pasien.
3. Keluhan Utama (Chief Complaint)
Pasien menemukan adanya kejanggalan dalam penulisan informasi identitas
dalam pekerjaannya sehari-hari dan sering tiba-tiba tersadar berada ditempat
13
yang asing dan memiliki penampilan yang berbeda dari biasanya sejak 10
bulan yang lalu.
4. Riwayat Perjalanan Penyakit Sekarang
Pasien menemukan adanya kejanggalan dalam penulisan informasi
identitas dalam pekerjaannya sehari hari dan sering sadar berada ditempat yang
asing dan memiliki penampilan yang berbeda dari biasanya. Awalnya 10 bulan
yang lalu, saat pasien pergi bekerja ke suatu bank yang sering didatangi pasien
lalu pasien diminta untuk mengisis data pribadi seperti biasannya namun pasien
baru menyadari suatu kejanggalan pada pengisian data pribadi bulan
sebelumnya yang berbeda yaitu penulisan tanggal lahir pasien yang seharusnya
tanggal 03 oktober tapi tertulis tanggal 16 juli. Setelah itu pasien berkonsultasi
kepada dokter saraf yang biasa di datangi untuk kontrol epilepsinya, dan di
rujuk ke poliklinik jiwa RSUP M Djamil. Pasien mengeluhkan adanya suatu
kekosongan yang tidak dapat diingat dalam kesehariannya. Juga pasien ingat
bahwa pada tahun 2014 terdapatnya nama Cindy pada buku-buku kuliah pasien.
Namun tidak di permasalahkan oleh pasien. Pasien juga kerap tersadar
ditempat yang berbeda dari ingatan sebelumnya. Pasien juga sering
kebingungan dengan penampilannya yang berbeda. Keluarga dan teman-teman
pasien juga melihat adanya perubahan karakter yang sangat berbeda dari
biasanya. Karena keluhan tersebut, pasien didiagnosis dengan gangguan
identitas disosiatif. Lalu pasien melakukan psikoterapi dan disarankan
membuat buku diary yang setiap harinya harus diisi. Pada hari ke dua
pengisian buku diary kemudian muncul lah suatu tulisan yang berbeda dan
penulisnya menamakan dirinya Cindy, 2 hari selanjutya muncul juga tulisan
yang berbeda dan penulisnya mengatasnamakan dirinya Debby. Setelah sering
mengisi buku tersebut pasien sadar bahwa dirinya memilki 2 kepribadian
lainnya yang pertama adalah Cindy berusia 25 tahun, sudah menikah, pandai
mengaji dan pandai menulis kaligrafi, juga berpenampilam yang sangat agamis.
Kepribadian yang kedua adalah Debby berusia 24 tahun dengan sifat dan
perilaku yang keras, judes, jutek, dan blak blakan dan tidak ingin berobat dan
merasa bahwa tubuh tersebut miliknya. Setelah transisi dari satu kepribadian ke
kepribadian lainnya pasien tidak mengingat apa yang dilakukan saat menjadi
14
kepribadian lainnya. Namun, terkadang pasien dapat mengingatnya. Pasien
mengaku sering berkomunikasi dengan kepribadian lainnya didalam kepalanya.
Sebelum berobat pasien mengatakan tidak kenal terhadap Cindy dan
Debby . Pasien juga mengatakan kepribadian lainnya bisa muncul kapan saja
tanpa sepengatahuan pasien namun apabila pasien kelelahan kepribadian
lainnya bisa tiba-tiba muncul. Sekarang pasien mengatakan dapat mengontrol
ketika kepribadian tersebut keluar sejak 2 bulan terakhir ini. Perilaku ini dapat
muncul secara bergantian dalam waktu yang berdekatan.
Pada bulan september 2010 pasien pernah mengalami trauma psikis
akibat kematian orang terdekat pasien. Pasien mengaku dirinya sedih namun
kini telah menerima kejadian tersebut. Sejak kecil keluarga dan teman-teman
pasien tidak pernah mengeluhkan adanya perubahan-perubahan kepribadian
atau kebiasaan pasien yang berbeda. Namun setelah tahun 2014 adanya
perubahan tingkah laku kebiasaan dan cara bicara pasien yang signifikan dan
disadari oleh keluarga namun hanya di anggap sebagai mood swing.
5. Riwayat Penyakit Sebelumnya
a. Riwayat Gangguan Psikiatri
Pada tanggal 28 oktober tahun 2010 pasien pernah mengalami kecelakaan
sepeda motor dan dirawat selama 3 hari. Pada tahun 2012 pasien
mengeluhkan seringnya kejang dan pingsan tiba-tiba, pada saat kejang
tangan pasien kaku seperti cakaran dan seluruh tubuh dan kaku. Kemudian
pasien berobat kedokter spesialis saraf dan dilakukan EEG setelah itu
didiagnosis dengan epilepsi. Setelah itu pasien diberi obat epilepsi namun
pasien tidak meminum obat epilepsi secara teratur.
b. Riwayat Gangguan Medis
Pasien tidak ada riwayat DM, trauma, tumor, gangguan kesadaran, HIV
dan penyakit fisik lainnya.
15
6. Riwayat keluarga
a) Identitas orang tua/ penganti
Bapak Ibu
Akrab Akrab
Hubungan pasien* Biasa
Biasa
Kurang
Kurang
Tak peduli
Tak peduli
:-
:-
Dan lain-lain
16
Bapak Kandung (Dijelaskan oleh pasien dapat dipercaya/ diragukan)
Pemalas ( - )**, Pendiam ( - ), Pemarah ( - ), Mudah tersinggung ( - ),
Tak suka Bergaul ( - ), Banyak teman ( + ), Pemalu ( - ), Perokok berat ( - ),
Penjudi ( - ), Peminum ( - ), Pecemas ( - ), Penyedih ( - ),
Perfeksionis ( + ), Dramatisasi ( - ), Pencuriga ( - ), Pencemburu ( - ), Egois
( - ), Penakut ( - ), Tak bertanggung jawab ( - ).
c) Saudara
Pasien merupakan anak pertama dari 3 bersaudara
d) Urutan bersaudara dan cantumkan usianya dalam tanda kurung untuk pasien
sendiri lingkari nomornya.*
1. Lk/ Pr (24 tahun) 2. Lk/ Pr (20 tahun) 3. Lk/ Pr (9 tahun)
17
2 Biasa, baik, saling pengertian Akrab
3 Biasa, baik, saling pengertian Akrab
Ket:
f) Orang lain yang tinggal di rumah pasien dengan gambaran sikap dan tingkah
laku dan bagaimana pasien dengan mereka.*
No Hubungan dengan pasien Gambaran sikap dan Kualitas
tingkah laku hubungan (akrab/
biasa,/kurang/tak
peduli)
1. - - -
Ket:
Skema Pedegree
18
Keterangan : : Pria : Pasien
: Wanita : Bercerai
i) Dan lain-lain
7. Gambaran seluruh faktor-faktor dan mental yang bersangkut paut dengan
perkembangan kejiwaan pasien selama masa sebelum sakit (premorbid) yang
meliputi :
a) Riwayat sewaktu dalam kandungan dan dilahirkan.
- Keadaan ibu sewaktu hamil (sebutkan penyakit-penyakit fisik dan
atau kondisi- kondisi mental yang diderita si ibu )
Kesehatan Fisik : baik
Kesehatan Mental : baik
- Keadaan melahirkan :
Aterm (+ ), partus spontan (+), partus tindakan (-) sebutkan
jenis tindakannya
Pasien adalah anak yang direncanakan/ diinginkan (ya/tidak)
Jenis kelamin anak sesuai harapan (ya/tidak)
19
b) Riwayat masa bayi dan kanak-kanak
Pertumbuhan Fisik : baik, biasa, kurang*
Minum ASI : ( + ), sampai usia 2 tahun
Usia mulai bicara : 8 bulan
Usia mulai jalan : 8 bulan
Sukar makan ( + ), anoreksia nervosa ( - ), bulimia ( - ), pika ( - ),
gangguan hubungan ibu-anak ( - ), pola tidur baik ( + ), cemas
terhadap orang asing sesuai umum ( - ), cemas perpisahan (- ),
dan lain-lain.....
d) Toilet training
Umur : 4 bulan
g) Masa Sekolah
Perihal SD SMP
20
Umur
Sedang Sedang
Kurang Kurang
Sedang Sedang
Kurang Kurang
Kurang Kurang
Kurang Kurang
i) Riwayat Pekerjaan
Pasien bekerja pada usia 23 tahun, pekerjaan yang pernah pasien lakukan :
- Admin konsultan perencanaan pembangunan 2017 (1 bulan)
- Developer property (6 bulan)
21
Sekarang pasien sudah tidak bekerja lagi karena berobat.
ai : atas indikasi
22
Kepribadian Gambaran Klinis
Skizoid Emosi dingin ( - ), tidak acuh pada orang lain ( - ), perasaan hangat
atau lembut pada orang lain ( + ), peduli terhadap pujian maupun
kecaman ( - ), kurang teman ( - ), pemalu ( - ), sering melamun ( - ),
kurang tertarik untuk mengalami pengalaman seksual (- ), suka
aktivitas yang dilakukan sendiri ( - )
23
Narsisistik Merasa bangga berlebihan terhadap kehebatan dirinya ( - ),
preokupasi dengan fantasi tentang sukses, kekuasaan dan kecantikan
(- ), ekshibisionisme ( - ), membutuhkan perhatian dan pujian yang
terus menerus (- ), hubungan interpersonal yang eksploitatif (- ),
merasa marah, malu, terhina dan rendah diri bila dikritik (- ) dan
lain-lain.
Dissosial Tidak peduli dengan perasaan orang lain( - ), sikap yang amat tidak
bertanggung jawab dan berlangsung terus menerus ( - ), tidak
mampu mengalami rasa bersalah dan menarik manfaat dari
pengalaman ( - ), tidak peduli pada norma-norma, peraturan dan
kewajiban sosial ( - ), tidak mampu memelihara suatu hubungan
agar berlangsung lama ( - ), iritabilitas ( - ), agresivitas ( - ),
impulsif (- ), sering berbohong ( - ), sangat cendrung menyalahkan
orang lain atau menawarkan rasionalisasi yang masuk akal, untuk
perilaku yang membuat pasien konflik dengan masyarakat ( - )
Menghindar Perasaan tegang dan takut yang pervasif ( - ), merasa dirinya tidak
mampu, tidak menarik atau lebih rendah dari orang lain ( - ),
kengganan untuk terlibat dengan orang lain kecuali merasa yakin
disukai (-), preokupasi yang berlebihan terhadap kritik dan penolkan
dalam situasi social (-), menghindari aktivitas sosial atau pkerjaan
yang banyak melibatkan kontak interpersonal karena takut dikritik,
tidak didukung atau ditolak.
24
( - ), kaku da keras kepala ( - ), pengabdian yang berlebihan
terhadap pekerjaan sehingga menyampingkan kesenangan dan
nilai-nilai hubungan interpersonal ( - ), pemaksaan yang berlebihan
agar orang lain mengikuti persis caranya mengerjakan sesuatu ( - ),
keterpakuan yang berlebihan pada kebiasaan sosial ( - ) dan
lain-lain.
(-), perasaan tidak enak atau tidak berdaya apabila sendirian, karena
ketakutan yang dibesar-besarkan tentang ketidakmampuan mengurus
diri sendiri (-), takut ditinggalkan oleh orang yang dekat dengannya
(-)
26
27
GRAFIK PERJALANAN PENYAKIT
25
III. STATUS INTERNUS
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : CMC
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 87x/menit
Nafas : 20x/menit
Suhu : 36,7 C
Tinggi Badan : 158 cm
Berat Badan : 49 kg
Status Gizi :Normoweight
Sistem Kardiovaskuler : Dalam batas normal
Sistem Respiratorik : Dalam batas normal
Kelainan Khusus : Tidak ditemukan
26
Tanda-tanda efek samping piramidal :
V. STATUS MENTAL
A. Keadaan Umum
1. Kesadaran/ sensorium : compos mentis ( + ), somnolen ( - ),
stupor ( - ), kesadaran berkabut ( - ), konfusi ( - ), koma ( - ),
delirium ( - ), kesadaran berubah ( - ), dan lain-lain…..
2. Penampilan
Sikap tubuh: biasa ( + ), diam ( ), aneh ( ), sikap tegang ( ),
kaku ( ), gelisah ( ), kelihatan seperti tua ( ), kelihatan seperti
muda ( ), berpakaian sesuai gender ( +).
Cara berpakaian : rapi ( + ), biasa ( - ), tak menentu ( - ), sesuai
dengan situasi ( +), kotor ( - ), kesan ( dapat/ tidak dapat mengurus
diri)*
Kesehatan fisik :sehat ( + ), pucat ( - ), lemas ( - ), apatis ( - ),
telapak tangan basah ( - ), dahi berkeringat ( - ), mata terbelalak ( - ).
27
3. Kontak psikis
Dapat dilakukan (+ ), tidak dapat dilakukan ( - ), wajar ( + ), kurang
wajar ( - ), sebentar ( - ), lama ( - ).
4. Sikap
Kooperatif ( + ), penuh perhatian ( + ), berterus terang ( - ), menggoda
( - ), bermusuhan ( - ), suka main-main ( - ), berusaha supaya
disayangi ( - ), selalu menghindar ( - ), berhati-hati ( - ), dependen
(- ), infantil ( - ), curiga ( - ), pasif ( - ), dan lain-lain.
28
Perbendaharaan* : biasa, sedikit, banyak
Nada pembicaraan* : biasa, menurun, meninggi
Volume pembicaraan* : biasa, menurun, meninggi
Isi pembicaraan* : sesuai/ tidak sesuai
Penekanan pada pembicaraan* : Ada/ tidak
Spontanitas pembicaraan * : spontan/ tidak
Logorrhea ( - ), poverty of speech ( - ), diprosodi ( - ), disatria ( - ),
gagap ( - ), afasia ( - ), bicara kacau ( - ).
C. Emosi
Hidup emosi*: stabilitas (stabil/ tidak), pengendalian (adekuat/tidak
adekuat), echt/unecht, dalam/dangkal, skala diffrensiasi (sempit/luas),
arus emosi (biasa/lambat/cepat).
1. Afek
Afek appropriate/ serasi( + ), afek inappropriate/ tidak serasi( - ), afek
tumpul ( - ), afek yang terbatas ( - ), afek datar ( - ), afek yang labil
( - ).
2. Mood
mood eutimik ( + ), mood disforik ( - ), mood yang meluap-luap
(expansive mood) ( - ), mood yang iritabel ( - ), mood yang labil
(swing mood) ( - ), mood meninggi (elevated mood/ hipertim) ( - ),
euforia ( - ), ectasy ( - ), mooddepresi ( - ), anhedonia ( - ),
dukacita ( - ), aleksitimia ( - ), elasi ( - ), hipomania ( - ), mania( - ),
melankolia( - ), La belle indifference ( -), tidak ada harapan ( - ).
3. Emosi lainnya
Ansietas ( - ), free floating-anxiety ( - ), ketakutan ( - ), agitasi ( - ),
tension (ketegangan) ( - ), panic ( - ), apati ( - ), ambivalensi ( - ),
abreaksional ( - ), rasa malu ( - ), rasa berdosa/ bersalah( - ), kontrol
impuls ( - ).
29
4. Gangguan fisiologis yang berhubungan dengan mood
Anoreksia ( - ), hiperfagia ( - ), insomnia ( - ), hipersomnia ( - ),
variasi diurnal ( - ), penurunan libido ( - ), konstispasi ( - ), fatigue
( - ), pica ( - ), pseudocyesis ( - ), bulimia ( - ).
E. Persepsi
Halusinasi
Non patologis: Halusinasi hipnagogik ( - ), halusinasi hipnopompik
( - ),
Halusinasi auditorik ( - ), halusinasi visual ( - ), halusinasi olfaktorik
( - ), halusinasi gustatorik ( - ), halusinasi taktil ( - ), halusinasi
somatik ( - ), halusinasi liliput ( - ), halusinasi sejalan dengan mood
( - ), halusinasi yang tidak sejalan dengan mood ( - ), halusinosis ( - ),
sinestesia ( - ), halusinasi perintah (command halusination), trailing
phenomenon ( - ).
Ilusi ( - )
Depersonalisasi ( - ), derealisasi ( - )
Fantasi : -
H. Dicriminative Insight*
Derajat I (penyangkalan)
Derajat II (ambigu)
Derajat III (sadar, melemparkan kesalahan kepada orang/ hal lain):
Derajat IV ( sadar, tidak mengetahui penyebab)
Derajat V (tilikan intelektual)
Derajat VI (tilikan emosional sesungguhnya)
I. Discriminative Judgement :
Judgment tes : tidak terganggu
Judgment sosial :tidak terganggu
32
VII. Pemeriksaan oleh Psikolog / petugas sosial lainnya
(tulisan dan gambar di halaman belakang)
33
Pasien memiliki sifat yang ceria dan terbuka terhadap kedua orang
tuanya dan sekitarnya. Pasien selalu bercerita apapun yang terjadi
kepada ayah dan ibunya. Pasien tidak pernah mengalami kejadian
yang menyedihkan selama masa anak anak. Pasien juga memilki
banyak teman dan prestasi baik selama sekolah.
Lingkungan dan psikososial
Pasien tinggal dengan kedua orang tua serta 2 adik adiknya, pasien
hidup dalam lingkungan keluarga yang hangat sangat suportif dan
saling menyayangi satu sama lain.
XII. Penatalaksanaan
A. Farmakoterapi
Clobazam
Fenytolin
Asam Folat
B. Non Farmakoterapi
-
C. Psikoterapi
Kepada pasien:
Psikoterapi suportif
Memberikan dukungan, kehangatan, empati, dan optimistik
kepada pasien, membantu pasien mengidentifikasi dan
mengekspresikan emosinya.
Psikoedukasi
Membantu pasien untuk mengetahui lebih banyak mengenai
gangguan yang dideritanya, diharapkan pasien mempunyai
kemampuan yang semakin efektif untuk mengenali gejala,
mencegah munculnya gejala dan segera mendapatkan
pertolongan. Menjelaskan kepada pasien untuk menyadari
bahwa obat merupakan kebutuhan bagi dirinya agar sembuh.
Kepada keluarga:
Psikoedukasi mengenai
34
Memberikan penjelasan yang bersifat komunikatif, informatif,
dan edukatif tentang penyakit pasien (penyebab, gejala,
hubungan antara gejala dan perilaku, perjalanan penyakit, serta
prognosis). Pada akhirnya, diharapkan keluarga bisa
mendukung proses penyembuhan dan mencegah kekambuhan.
Serta menjelaskan bahwa gangguan jiwa merupakan penyakit
yang membutuhkan pengobatan yang lama dan berkelanjutan.
Terapi
Memberi penjelasan mengenai terapi yang diberikan pada
pasien (kegunaan obat terhadap gejala pasien dan efek samping
yang mungkin timbul pada pengobatan). Selain itu, juga
ditekankan pentingnya pasien kontrol dan minum obat secara
teratur.
XIII. PROGNOSIS
Quo et vitam :Dubia ad bonam
Quo et fungsionam :Dubia ad bonam
Quo et sanctionam :Dubia ad bonam
35
BAB IV
DISKUSI
Telah diperiksa pasien Ny DoA berusia 24 tahun, agama Islam, suku Minang dan
belum menikah. Pasien dilakukan wawancara pada tanggal 17 desember 2018 karena
mengeluh makin sering menemukan kejanggalan dalam penulisan informasi identitas
dalam pekerjaannya sehari hari dan sering sadar berada ditempat yang asing dan
memilki penampilan yang berbeda dari biasanya dan sering lupa dengan kejadian
penting yang terjadi pada dirinya. Kejadian ini mendukung teori yang mengatakan
bahwa gejala utama adalah adanya kehilangan (sebagian atau seluruhnya) dari
integrasi normal berupa kesadaran identitas.
36
Terapi non farmakologis memegang peranan yang juga penting pada pasien ini.
Jenis terapi non farmakologis yang bisa dilakukan terhadap pasien ini adalah
psikoterapi suportif, psikoedukasi saat kondisi sudah mulai stabil dan bisa
berkomunikasi. Psikoterapi suportif bertujuan untuk memperlihatkan minat dokter
pada pasien, memberikan perhatian, dukungan, dan optimis. Dalam psikoterapi
suportif, terapis menunjukkan penerimaan terhadap kasus dengan cara menunjukkan
perilaku yang hangat, ramah namun tetap berwibawa. Tujuannya adalah agar pasien
merasa aman, diterima dan dilindungi. Serta dokter juga dapat memberikan
masukan-masukan yang positif terhadap pasien sehingga pasien dapat mengontrol
kepribadian yang dimilikinya. Dukungan keluarga sangat diperlukan dalam proses
terapi pada pasien ini. Keluarga pasien memberikan support kepada pasien dengan
memberikan motivasi-motivasi agar pasien patuh minum obat dan dapat beraktivitas
seperti biasa.
Hal-hal yang memperburuk prognosis pada pasien ini adalah ketidak patuhan
pasien meminum obat dan usaha pasien dalam mengendalikan kepribadian tersebut.
Mengingat pasien nyaman dengan kepribadian yang dimilikinya.
37
Lampiran 1. Kutipan wawancara psikiatri
39
bolong.
40
bersemangat?
Viana tau tidak kenapa Tau kak, tapi gk tau Discriminative insight derajat V
bisa sampe sakit seperti kenapa penyebabnya
ini?
41
saudara saudaranya? kok
42
43
44
45