Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL

PERCOBAAN 1

PEMBUATAN SEDIAAN INFUS CIPROFLOXACIN

Dosen pengampu : Apt. Herliningsih, M. Farm

Disusun Oleh :

Putri Riantikasari

33178K19002

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH KUNINGAN

PRODI D-III FARMASI

SEMESTER III A

2020
I. Tujuan
1. Agar praktikan dapat mengetahui dan memahami bagaimana cara menghitung
tonisitas, osmolaritas dan bisa mengetahui sediaan ini termasuk isotonis, hipotonis
atau apa.
2. Agar praktikan dapat mengetahui dan proses pembuatan sediaan infus dan
mengetahui cara evaluasi sediaan infus.
II. Pendahuluan

Steril ialah suatu kondisi dari bahan, alat, dan sediaan yang mutlak bebas dari semua
jenis mikroorganisme baik yang pathogen, non-patogen, beserta sporanya. Sedangkan
sterilisasi adalah salah satu cara atau proses untuk menciptakan atau menghasilkan
kondisi yang steril.
Infus merupakan sediaan steril, berupa larutan atau emulsi dengan air sebagai fase
kontinu. Biasanya dibuat isotonis dengan darah. Prinsipnya infus dimaksudkan untuk
pemberian dalam volume yang besar. Infus tidak mengandung tambahan berupa
pengawet antimikroba. Larutan untuk infus, diperiksa secara visible pada kondisi yang
sesuai, adalah jernih dan bebas partikel-partikel, emulsi pada infus tidak menunjukkan
adanya pemisahan fase.
Infus merupakan larutan steril dan umumnya diberikan melalui intravena untuk
menambah cairan tubuh, elektrolit, untuk memberi nutrisi atau sebagai pembawa obat.
Biasanya diberikan dalam volume besar dengan penetesan lambat melalui intravena.
Infus intravena dapat digunakan untuk pemberian obat agar bekerja cepat, seperti pada
keadaan gawat darurat karena obat tidak diabsorbsi secara oral. Dapat pula digunakan
pada penderita yang tidak sadar atau penderita yang tidak dapat atau tidak tahan
menerima pengobatan oral.
Syarat-syarat dari infus ialah harus steril, bebas pirogen dan bebas dari bahan
partikulat, dikemas dalam wadah gelas atau plastic yang sesuai. Kecuali dinyatakan lain,
infus intarvena tidak boleh mengandung bakterisida dan zat dapar larutan untuk intravena
harus jernih dan praktis bebas partikel.
Cairan intravena umumnya digunakan untuk sejumlah kondisi klinik. Termasuk:
1. Memperbaiki kerusakan keseimbangan elektrolit
2. Memperbaiki kerusakan cairan tubuh (pengganti cairan)
3. Berperan dalam penyediaan nutrisi dasar
4. Dasar untuk penyediaan total nutrisi parenteral
5. Digunakan untuk pembawa substansi obat.
Infus adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi tipe M/A, atau suspense dengan
ukuran partikel tidak lebih dari 5 mikron yang diberikan secara intravena, merupakan
dosis tunggal dimana larutan dikemas dalam wadah gelas/plastik dengan volume 100-
1000 ml, disyaratkan harus steril, bebas pirogen, bebas partikulat, isotonis dengan darah,
digunakan pada gangguan keseimbangan cairan elektrolit tubuh serta penyiapan nutrisi
dasar.
Larutan yang digunakan secara intravena atau dengan infus (Venolisis) harus jernih
dan mengandung bahan-bahan yang dapa diasimilasikan dan digunakan oleh system
sirkulasi seperti NaCl, Dekstrosa, elektrolit dan vitamin. Banyak perbedaan dan
kombinasi larutan intravena yang tersedia meskipun diinginkan bahwa cairan intravena
menjadi isotonis untuk meminimalkan trauma pada pembuluh darah, larutan hipertonik.
Hipertonik dapat digunakan dengan baik. Konsentrasi yang tinnggi larutan nutrient
hioertonik digunakan dalam nutrisi parenteral untuk meminimalkan iritasi pembuluh-
pembuluh darah. Larutan digunakan secara perlahan-lahan dengan memasukkan setetes
pada vena besar seperti subclausan.
Jarang tejadi larutan intravena digunakan ke dalam jaringan subkutan. Tipe
penggunaan ini disebut hipodermolisis dan digunakan untuk bayi atau pasien obesitas
dengan vena yang tidak dapat dicapai. Dengan sedikit pengecualian (seperti urea,
pentotal), LVP tersedia dalam bentuk larutan jernih (biasanya berair) dn sebagai larutan
jernih untuk diinjeksikan langsung ke dalam intravena. LVP non-larutan yang
diinjeksikan secara intravena adalah parenteral intravena lemak. Emuksi parenteral
mengandung ukuran partikel kira-kira 0,5µm dengan perhatian khusus dapat digunakan
secara intravena.
Cara pemberian infus:
1. Injeksi intravena langsung
Volume kecil (1-50 ml) dan obat disuntikkan ke dalam vena dalam waktu singkat.
2. Metode penggantian volume
Alat kontrol volume ditujukan infus berselang larutan obat dan jumlah tepat
pengotrolan laju aliran, alat atau metode ini meliputi alat kalibrasi, plastik tempat
penampungan cairan langsung dibawah wadah intravena yang sebelumnya
dipasang atau yang dilekatkan pada penyediaan cairan yang bebas. Pada kasus
lain obat yang diberikan pertama disusun kembali bila obat merupakan padatan
steril dann disuntikkan ke dalam tempat suntikan dari unit pengontrol volume lalu
dilarutkan dalam 50-150 ml dengan cairan pertama atau cairan yang terpisah.
Pemberian seluruh cairan yang mengandung obat 30-60 menit dan menghasilkan
konsentrasi puncak pada darah diikuti oleh penurunan bila dosis dihentikan.
Prosedur untuk pemberian infus intravena berselang dengan suatu alat pengontrol
volume sebagai berikut:

 Menggunakan teknik aseptic, alat penusuk volume control dimasukkan ke


dalam cairan yang terpisah.
 Udara dihilangkan dari pipa alat pengontrol volume dengan membuka
klem sampai cairan mengalir
 Klem dibuka di atas tempat kalibrasi dan chamber kalibrasi diisi dengan
25-50 ml cairan dari wadah utama cairan yang terpisah.
 Klem di atas chamber ditutup
 Klem di atas chamber dibuka untuk mencukupkan larutan hingga volume
yang diinginkan (50-150 ml) lalu ditutup.
 Aliran dimulai jika klem bawah unit volume control dibuka.

3. Metode piggyback
Metode ini menunjukan berselang intravena dari larutan kedua, campuran obat ini
melalui tempat penusukan vena dan system intravena yang telah dibuat
sebelumnya. Dengan cara ini obat akan masuk pada vena mulai dari bagian atas
cairan intravena yang pertama. Teknik piggyback tidak hanya mengurangi
keperluan untuk penusukan vena yag lain, tapi juga menghasilkan pengenceran
obat dan konsentrasi puncak darah dalam waktu yang singkat biasanya 30-60
menit.
Pengenceran obat membantu mengurangi iritasi dan konsentrasi serum yang
tinggi sebelumnya merupakan pertimbangan penting dalam infeksi serius yang
memerlukan terapi obat yang tepat.
Keuntungan ini lebih mempopulerkan metode piggyback dari terapi intravena
terutama untuk penggunaan berselang antibiotic. Dalam penggunaan teknik
piggyback unit kedua yaitu menghilangkan udara dan jarumnya disuntikkan
masuk ke dalam tempat suntik dari obat primer atau ke dalam suntikan pada akhir
dari aliran primer. Infus piggyback lalu dijalankan. Jika telah lengkap, cairan infus
pertama dapat dijalankan.
Ciprofloxacin adalah antibiotik yang termasuk kedalam kelas obat antibiotik
quinolone atau antibiotik sintesis yang bekerja dengan menghentikan pertumbuhan
bakteri pada manusia. Quinolon juga merupakan antibakteri yang paling sering
diresepkan oleh dokter di dunia. Ciprofloxacin biasa diberikan untuk mengobati infeksi
saluran pernapasan, infeksi saluran kemih, diare, infeksi menular seksual, anthraks,
serta infeksi lain di bagian kulit, tulang, sendi, perut, dan mata. Ciprofloxacin tidak boleh
digunakan untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh virus seperti flu karena
mengandung bahan aktif ciprofloxacin HCl.
Obat ini boleh dikonsumsi oleh dewasa, dan anak-anak berusia diatas 1 tahun.
Kategori untukkehamilan dan ibu menyusui dalam studi pada binatang percobaan
memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol
pada wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan
melebihi besarnya resiko terhadap janin. Ciprofloxacin terserap ke dalam ASI. Bila anda
sedang menyusui, jangan menggunakan obat ini tanpa resep dokter baik itu dalam bentuk
obat tablet, kapsul, cairan infus tetes mata. Peringatan sebelum menggunakan obat ini
diharapkan berhati-hati dan memberi tahu dokter apabila sedang menderita gangguan
jantung, hypokalemia, gangguan tulang dan sendi, gangguan saraf, serta gangguan
mental. Beri tahu dokter juga jika memiliki riwayat diabetes, hipertensi, kejang, cedera
kepala, penyakit liver, dan penyakit ginjal. Ciprofloxacin dapat menyebabkan ngantuk
dan pusing. Pada penggunaan infus ciprofloxacin dalam bentuk suntik harus dilakukan
oleh dokter atau pekerja medis atas instruksi dokter. Selama pemberian pemberian infus
dokter akan memantau pernapasan dan tekanan darah pasien.
III. Tinjauan Pustaka
a. Preformulasi zat aktif
Nama zat aktif : Ciprofloxacin
BM : 331, 3 gr/mol

Pemerian Serbuk Kristal berwarna hampir putih atau kuning muda.


Kelarutan Praktis tidak larut dalam air, sangat mudah larut dalam
alkohol.
Stabilitas Disimpan dalam wadah kedap udara pada suhu 250 derajat
C. Stabil pada bahan higriskopik. Warna povidone berubah
gelap dengan pemanasan pada suhu 105 derajat C, dan
terjadi penurunan kelarutan dalam air. Stabil dalam
pemanasan 110-130 derajat C yang sebentar, sterilisasi
dengan uap, tidak mengubah karakteristik povidone.
Larutan povidone mudah terkontaminasi oleh jamur oleh
karena itu perlu ditambahkan pengawet.
Cara sterilisasi Autoklaf atau filtrasi.
sediian
Kemasan Primer : Botol kaca 100 ml.
Sekunder : Kertas dus.

b. Preformulasi eksipien
Carbo adsorben (Farmakope Indonesia edisi III tahun 1979 halaman 133)

Pemerian Serbuk halus, bebas dari butiran, hitam, tidak berbau dan
tidak berasa.
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol 95%.

Penyimpanan Dalam wadah tertutup kedap, ditempat sejuk dan kering.

Kegunaan Antidotum.

pH 5,0 – 8,0.
Glukosa (Farmakope Indonesia edisi III tahun 1979 halaman 268)

Pemerian Hablur tidak berwarna, serbuk hablur atau butiran putih,


tidak berbau, rasa asin.

Kelarutan Mudah larut dalam air, sangat mudah larut dalam air
mendidih, sukar larut dalam etanol 95%

Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik


Kegunaan Kalorigenikum
pH 3,5 - 6,5

Asam Laktat (Farmakope Indonesia edisi III tahun 1979 halaman 54)

Pemerian Cairan kental; tidak berwarna atau agak kuning, tidak


berbauatau berbau lemah, tidak enak; larutan encer berasa
asam, higroskopik.
Kelarutan Mudah larut dalam air, dalam etanol 95% dan dalam eter p.
Kegunaan Antiseptik, antidiare

NaCl (Farmakope Indonesia edisi III tahun 1979 halaman 403)

Pemerian Hablur heksahedral tidak berwarna atau serbuk hablur


putih; tidak berbau; rasa asin.
Kelarutan Larut dalam 2,8 bagian air, dalam 2,7 bagian air mendidih
dan dalam lebih kurang 10 bagian glisserol p; sukar larut
dalam etanol 95% p.
Kegunaan Sumber ion klorida dan ion natrium
pH 6,7 - 7,3
IV. Perhitungan Tonisitas dan Osmolaritas
a. Tonisitas

 Asam laktat =1%


▲TF % asam laktat = 0,239
▲TF NaCl = 0,52-0,239
= 0,281
Mencari NaCl
0,9 𝑥
= 0,281
0,52
0,9 𝑥 0,281
x =
0,52
0,252 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑥 = = 0,486% = 0,486 𝑔𝑟𝑎𝑚/100 𝑚𝑙
0,52

 Glukosa = 0,045 g
E= 0,16
Metode ekivalensi
Tonisitas sediaan = m x E
E = 0,045 x 0,16
= 0,0072
NaCl yang dibutuhkan untuk sediaan 100 ml
0,9
= 0,9 𝑔𝑟𝑎𝑚
100

Berarti NaCl yang harus ditambahkan dalam 100 ml aqua pro injeksi adalah
= 0,9 - 0,486 - 0,0072
= 0,407 gram
b. Osmolaritas
1. Asam laktat =1%
gr
BM Asam Laktat = Bobot zat 𝑥1000
l
1%
=
100 𝑚𝑙
𝑥1000 = 10 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎/𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
Mosmol/l = 𝑥1000𝑥2
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑚𝑜𝑙𝑒𝑘𝑢𝑙
1
𝑚𝑙
= 100 𝑥1000𝑥2
90,08

= 0,22 mosmol
2. Glukosa = 0,045 g
BM = 0,045 𝑔 𝑥1000 = 0,45 𝑔𝑟𝑎𝑚
100 𝑚𝑙
0,045 𝑔/100 𝑚𝑙
Mosmol/l = 𝑥1000𝑥2
448,39

= 0,002 mosmol/L
Jadi, mosmol/L totalnya adalah 0,22 + 0,002 = 0,222 mosmol/L

V. Formulasi yang Diusulkan

No Bahan Jumlah Fungsi/alasan penambahan bahan


1 Ciprofloxacin 2 mg Zat aktif
2 Glukosa 4,5 mg Zat eksipien, berfungsi sebagai
pengganti cairan tubuh
3 Carbo adsorben 0,1% Pengawet, agar larutan bebas dari
pirogen
4 Asam laktat 1% Zat eksipien, berfungsi sebagai
pengganti cairan tubuh
5 NaCl 0,407 gr Pengisotonis
6 Aqua destilata 100 ml Pelarut (farmakope indnesia edisi
IV, 1995, hal 112)

VI. Persiapan alat/wadah/bahan


a. Alat/wadah

No Alat-alat Sterilisasi Waktu

1 Beaker glass Oven 180°C 30 Menit


2 Corong dan kertas saring Autoklaf 115°-116°C 30 Menit
3 Botol kaca 10 ml Oven 180°C 30 Menit
4 Kaca arloji Oven 180°C 30 Menit
5 Batang pengaduk Oven 180°C 30 Menit
6 Spatel logam Oven 180°C 30 Menit
7 Gelas ukur 100 ml Oven 180°C 30 Menit
8 Labu Erlenmeyer Oven 180°C 30 Menit

b. Bahan
1. Ciprofloxacin
2. Glukosa
3. Carbo adsorben
4. Asam laktat
5. NaCL
6. Aqua pro injeksi

VII. Formula Lengkap


R/ Ciprofloxacin 0,002gr
Glukosa 0,45gr
Carbo adsorben 0,1gr
Asam laktat 1gr
NaCL 0,407gr
Aquadest ad 100ml

VIII. Perhitungan Penimbangan Bahan


1. Ciprofloxacin 0,002gr x 3 = 0,006gr + 5% = 0,0063gr
2. Glukosa 0,45gr x 3 = 1,35gr + 5% = 1,41gr
3. Carbo adsorben 0,1gr x 3 = 0,3gr + 5% = 0,315gr
4. Asam laktat 1gr x 3 = 3gr + 5% = 3,15gr
5. NaCL 0,407gr x 3 = 1,221gr + 5% = 1,281gr
6. Aqua pro injeksi 100ml x 3 = 300ml + 5% = 315ml
IX. Penimbangan Bahan
Nama Bahan Satuan Dasar (100 ml) Vol. Produksi 3 botol
Ciprofloxacin 0,002gr 0,0063gr
Glukosa 0,45gr 1,41gr
Carbo adsorben 0,1gr 0,315gr
Asam laktat 1gr 3,15gr
NaCL 0,407gr 1,281gr
Aqua pro injeksi 100ml 315ml

X. Prosedur Kerja

Kelas / Ruang Pengolahan

Ruang Grey Area 1. Lakukan sterilisasi alat-alat yang akan digunakan


pada saat praktikum, didalam oven dengan suhu
180 derajat C selama 30 menit.
2. Kalibrasi botol 100 ml.
3. Timbang masing-masing bahan.
4. Didihkan 100 ml aqua pro injeksi dengan carbo
adsorben dalam beaker glass selama 30 menit.
Kemudian saring menggunakan kertas saring.

Ruang White Area 5. Larutkan Ciprofloxacin dengan sebagian aqua pro


injeksi, aduk ad homogen (M1).
6. Larutkan Glukosa dengan sebagian aqua pro
injeksi, aduk ad homogen (M2).
7. Larutkan asam laktat dengan sebagian aqua pro
injeksi, aduk ad homogen (M3).
8. Campurkan larutan (M1), (M2) dan (M3), lalu cek
kadar pH dari larutan yang telah dicampur.
9. Masukkan larutan ke dalam Erlenmeyer untuk
menghilangkan pirogen, tutup labu erlenmeyer
dengan aluminium foil lalu panaskan selama
kurang lebih 15 menit sambil sesekali diaduk.
10. Saring larutan dengan corong yang sudah diberi
kertas saring.
11. Masukkan larutan kedalam botol infus 100 ml.

Ruang Grey Area Beri etiket dan label, kemudian masukkan kedalam
kemasan dus.

XI. Data Pengamatan

No batch : C028091 Tanggal : 22-10-2020


Disusun oleh : Putri Riantikasari Disetujui oleh : Herliningsih, S.Farm.,Apt

Kode Nama produk Volume Bentuk Kemasan Waktu pengolahan


produk produk
Ciproflan 100 ml Infus Botol 13.02 – 15.27
infusion

XII. Evaluasi

No Jenis evaluasi Hasil pengamatan

1 Kejernihan sediaan Jernih. Kejernihan sama


dengan air atau pelarut yang
digunakan.
2 Keseragaman volume Volume rata-rata yang
diperoleh dari 3 botol masing-
masing sesuai dengan volume
yang tertera pada etiket.
3 Kemasan Memenuhi syarat.
4 Uji kebocoran Tidak ada kebocoran.
5 Uji pH pH yang didapat yaitu 6,5
memenuhi syarat karena pH
.sediaan infus ciprofloxacin
yaitu 3,9-64,5.

XIII. Pembahasan
Pada praktikum kali ini yaitu tentang pembuatan sediaan infus ciprofloxacin. Zat-zat
penyusun sediaan ini stabil pada rentang pH 3,9-64,5. Selain itu infus ciprofloxacin tidak
boleh mengandung bakterisida dan harus bebas pirogen. Dengan mempertimbangkan
sifat-sifat dari zat aktif yang digunakan maka formulasi sediaan infus ciprofloxacin
adalah sebagai berikut:

 Ciprofloxacin
Dalam sediaan ini ciprofloxacin berfungsi sebagai zat aktif yang memiliki khasiat
sebagai antibiotic yang digunakan untuk menangani berbagai jenis infeksi akibat
bakteri. Obat ini bekerja dengan cara membunuh atau mencegah perkembangan
bakteri yang menjadi penyebab infeksi. Dalam sediaan ini ciprofloxacin yang
digunakan sebanyak 0,0063gr.
 Glukosa
Glukosa berfungsi sebagai pengganti cairan tubuh. Glukosa yang digunakan
dalam pembuatan sediaan ini sebanyak 1,41gr.
 Carbo adsorben
Carbo adsorben digunakan agar larutan bebas pirogen. Carbo adsorben yang
digunakan dalam pembuatan sediaan ini sebanyak 0,315gr.

 Asam laktat
Asam laktat digunakan sebagai pengganti cairan tubuh atau sumber energy bagi
tubuh. Asam laktat yang digunakan dalam pembuatan sediaan ini sebanyak
3,15gr.

 Natrium klorida
Dalam sediaan ini natrium klorida berfungsi sebagai pengisotonis. Natrium
klorida merupakan kation utama dalam cairan ekstraseluler dan memegang
peranan penting pada regulasi tekanan osmosisnya. NaCL yang digunakan dalam
pembuatan sediaan ini sebanyak 1,281gr.
 Aqua pro injeksi
Untuk melarutkan sediaan digunakan aqua pro injection, yakni air yang telah
melewati serangkaian proses tertentu sehingga memiliki nilai kontaminan
mikroba dan telah bebas pirogen sehingga memenuhi syarat yang telah
ditentukan.
Untuk proses perhitungan bahan kami melakukan penambahan sebanyak 5% untuk setiap
zat nya agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan misalkan tumpah atau kurang. Pada
proses pembuatan sediaan untuk tahap sterilisasi hingga penimbangan bahan dilakukan di
ruang grey area tetapi pada saat melakukan pendidihan untuk aqua pro injeksi itupun
dilakukan di ruang grey area. Selanjutnya untuk tahap pelarutan zat, pencampuran zat
hingga larutan yang akan dimasukkan kedalam botol infus itu dilakukan diruang white
area sedangkan untuk memasangkan etiket dan label serta tahap memasukkan sediaan
kedalam kotak dus infus itu dilakukan di ruang grey area. Pada proses penetapan pH
dilakukan menggunakan kertas pH, setelah diuji didapat pH sediaan 6,5, maka sediaan
memenuhi standar pH yang seharusnya 3,9-6,45).

XIV. Kesimpulan
Dapat saya simpulkan dari praktikum kali ini dalam pembuatan sediaan infus dari segi
alat hingga proses pembuatan nya harus steril karena akan mempengaruhi sediaan yang
dibuat bisa jadi keruh dan lain sebagainya. Dalam proses penyaringan harus dilakukan
beberapa kali hingga sediaan terlihat benar-benar jernih, untuk sediaan infus
ciprofloxacin yang kelompok saya buat pada bagian evaluasi kadar pH yang didapatkan
memenuhi syarat, tidak terjadi kebocoran, tidak terdapat pyrogen, volume sediaan pas
100 ml, dan dari segi kemasan pun memenuhi syarat.

XV. Daftar Pustaka


Gennaro,A,R, et all, (1990), “Rhemingtons Pharmaceutical Science”, 18ͭʰ Edition, Marck
Publishing Company, Pensylvania
Farmakope Indonesia edisi III tahun 1979
Formularium nasional edisi kedua tahun 1978
Dr. Tjin Willy.2019. “Ciprofloxacin”. (online).
(https://www.alodokter.com/ciprofloxacin/Diakses pada 11 Oktober 2020)

XVI. Lampiran
Gambar Keterangan
Bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan infus
ciprofloxacin.

Penimbangan untuk obat ciprofloxacin sebanyak


0,0063gr dibulatkan jadi 0,01gr.

Penimbangan glukosa sebanyak 1,41gr.


Penimbangan carbo adsorben sebanyak 0,315gr
dibulatkan menjadi 0,32gr.

Penimbangan asam laktat sebanyak 3,15gr.

Penimbangan NaCl sebanyak 1,281gr dibulatkan


menjadi 1,3gr

Proses pemanasan aqua pro injeksi yang telah


dicampur dengan carbo adsorben.
Pengecekan suhu sebelum disaring.

Proses penyaringan menggunakan kertas saring dan


corong.

Hasil pengecekan pH, didapatkan hasil 6,5.

Sediaan yang telah dikemas dan siap untuk


diserahkan kepada dosen pengampu.
Format kemasan infus ciproflan.

Format etiket dan label.

Anda mungkin juga menyukai