DISUSUN OLEH :
MEGA YANTI NIM. 33178K17026
II. Pendahuluan
Infus cairan adalah pemberian sejumlah cairan ke dalam tubuh, melalui sebuah jarum,
ke dalam tubuh untuk menggantikan kehilangan cairan atau zat-zat makanan dari tubuh.
Fungsi NaCl bagi tubuh yang sehat sebenarnya tidak ada. NaCl 0,9%, misalnya, dulu
dikenal sebagai cairan fisiologis karena dianggap memiliki kandungan cairan yang
menyerupai kandungan cairan tubuh. Biasanya cairan ini digunakan pada penderita rawat
inap yang memerlukan jalur infus, yang tanpa kelainan pada kandungan cairan tubuh
(dalam artian tidak terdapat perubahan nilai elektrolit dalam tubuh). Namun, dalam
keadaan tertentu (misalnya kadar natrium dalam darah menurun), NaCl dapat digunakan
(secara infus) untuk meningkatkan kadar natrium, tentunya dengan menyesuaikan persen
NaCl yang dibutuhkan. Dengan kata lain NaCl itu juga merupakan molekul yang orang
bilang garam dapur terdiri dari Na+ dan Cl- merupakan ion elektrik, berperan dalam
natrium kalium ATP-ase yang intinya semua kerja tubuh yang memerlukan listrik, seperti
saraf, otot, chenel2 reseptor, dll.
Syarat-syarat dari injeksi volume besar ialah harus steril, bebas pirogen dan bebas dari
bahan partilukat, dikemas dalam wadah dosis tunggal dalam wadah gelas atau plastik yang
sesuai (SDF : 163-164). Kecuali dinyatakan lain, infus intravena tidak boleh mengandung
bakterisida dan zat dapar larutan untuk intravena harus jernih dan praktis bebas partikel
(FIIII: 12).
Cairan intravena umumnya digunakan untuk sejumlah kondisi klinik. Ini termasuk (RPS
18 th
: 1570)
Injeksi ringer adalah larutan steril dari 8,6 g NaCl, 0,3 g KCl, 0,33 g CaCl 2, dalam 1
liter larutan yang disiapkan dengan air untuk injeksi. Ini berisi kira-kira 147,5 mEq dari
Natrium, 4,0 mEq dari Kalium, dan 4,5 mEq dari Kalsium dan 156 mEq dari Klorida per
liter, bahan mikroba tidak ditambahkan (RPS 18 th : 805)
Injeksi volume besar adalah sediaan steril berupa cairan volume besar yang diberikan
secara intravena (i.v) merupakan injeksi dosis tunggal yang mempunyai volume 50 sampai
2000 ml walaupun ukuran yang biasa tersedia 150, 250, 500 dan 1000 ml.
Infus adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi tipe M/A, atau suspensi dengan
ukuran partikel tidak lebih dari 5 mikron yang diberikan secara intravena, merupakan
dosis tunggal dimana larutan dikemas dalam wadah gelas/plastik dengan volume 100 –
1000 ml, disyaratkan harus steril, bebas pirogen, bebas partikulat, isotonis dengan darah,
digunakan pada gangguan keseimbangan cairan elektrolit tubuh serta penyiapan nutrisi
dasar.
Larutan yang digunakan secara intravena atau dengan infus (Venolisis) harus jernih
dan mengandung bahan-bahan yang dapat diasimilasikan dan digunakan oleh sistem
sirkulasi seperti NaCl, dekstrosa, elektrolit dan vitamin. Banyak perbedaan dan kombinasi
larutan i.v yang tersedia meskipun diinginkan bahwa cairan i.v menjadi isotonis untuk
meminimalkan trauma pada pembuluh darah, larutan hipertonik. Hipertonik dapat
digunakan dengan baik. Konsentrasi yang tinggi larutan nutrien hipertonik digunakan
dalam nutrisi parenteral untuk meminimalkan iritasi pembuluh-pembuluh darah. Larutan
digunakan secara perlahan-lahan dengan memasukkan setetes pada vena besar seperti
subclausan.
Jarang terjadi larutan i.v digunakan ke dalam jaringan subkutan. Tipe penggunaan ini
disebut hipodermolisis dan digunakan untuk bayi atau pasien obesitas dengan vena yang
tidak dapat di capai. Dengan sedikit pengecualian (seperti urea, pentotal), LVP tersedia
dalam bentuk larutan jernih (biasanya berair) dan sebagai larutan jernih untuk diinjeksikan
langsung ke dalam i.v. LVP Non Larutan yang diinjeksikan secara i.v adalah parenteral i.v
lemak. Emulsi parenteral mengandung ukuran partikel kira-kira 0,5 μm dengan perhatian
khusus dapat digunakan secara intravena.
Semua LVP disyaratkan untuk (Encyclopedia II 201-203) :
Steril
Bebas pengawet
Volume kecil (1-50 ml) dan obat disuntikkan ke dalam vena dalam waktu singkat.
Alat kontrol volume ditujukan untuk infus berselang larutam obat dan jumlah tepat
pengontrolan laju aliran, alat atau metode ini meliputi alat kalibrasi, plastik tempat
penampungan cairan langsung dibawah wadah intravena yang sebelumnya dipasang atau
lebih yang dilekatkan pada penyediaan cairan yang bebas. Pada kasus lain obat yang
diberikan pertama disusun kembali bila obat merupakan padatan steril dan disuntikkan ke
dalam tempat suntikan dari unit pengontrol volume lalu dilarutkan dalam 50-150 ml
dengan cairan pertama atau cairan yang terpisah. Pemberian seluruh cairan yang
mengandung obat 30-60 menit dan menghasilkan konsentrasi puncak pada darah diikuti
oleh penurunan bila dosis dihentikan.Prosedur untuk pemberian infus intravena berselang
dengan suatu alat pengintrol volume sebagai berikut :
– Menggunakan teknik aseptik, alat penusuk volume kontrol dimasukkan ke dalam cairan
intravena utam pada wadah cairan yang terpisah
– Udara dihilangkan dari pipa alat pengontrol volume dengan membuka klem sampai
cairan mengalir.
– Klem dibuka di atas tempat kalibrasi dan chamber kalibrasi diisi dengan 25-50 ml
cairan dari wadah utama cairan yang terpisah.
– Klem diatas chamber dibuka untuk mencukupkan larutan hingga volume yang
diinginkan (50-150 ml) lalu ditutup
Metode ini menunjukkan berselang intravena dari larutan kedua, campuran obat
ini melalui tempat penusukan vena dan sistem intravena yang telah dibuat
sebelumnya. Dengan cara ini obat akan masuk pada vena mulai dari bagian atas cairan
intravena yang pertama. Teknimk piggyback tidak hanya mengurangi keperluan untuk
penusukan vena yang lain, tapi juga menghasilkan pengenceran obat dan konsentrasi
puncak dari darah dalam waktu yang singkat biasanya 30-60 menit. Pengenceran obat
membantu mengurangi iritasi dan konsentrasi serumyang tinggi sebelumnya
merupakan pertimbangan penting dalam infeksi serius yang memerlukan terapi obat
yang tepat. Keuntungan ini lebih mempopulerkan metode piggyback dari terapi
intravena terutama untuk penggunaan berselang antibiotik. Dalam penggunaan teknik
piggyback unit kedua yaitu menghilangkan udara dan jarumnya disuntikkan masuk ke
dalam tempat suntik dari obat primer atau ke dalam tempat suntikan pada akhir dari
aliran primer.Infus piggyback lalu dijalankan. Jika telah lengkap, cairan infus pertama
dapat dijalankan.
Karena diberikan dalam volume besar, maka tidak ditambahkan bakteriostatik untuk
mencegah keracunan yang dapat dihasilkan dari jumlah total bakteriostatik yang
dikandung. Infus merupakan larutan dalam jumlah besar (terhitung mulai 50 ml) yang
diberikan melalui intravena tetes demi tetes dengan bantuan peralatan yang cocok. Harus
steril dan bebas pirogen, sebaiknya isotonis dan isohidris, tetapi larutan dengan pH 4,0-7,5
masih bisaditerima. Injeksi volume besar yang ditujukan untuk pemberian melalui infus
intravena , biasa disebut cairan intravena dan termasuk golongan produk steril parenteral
volume besar yang merupakan injeksi dosis tunggal dengan volume 100 ml atau lebih dan
tidak mengandung zat tambahan cairan intravena, dikemas dalam wadah dengan kapasitas
antara 150-1000 ml.
Ph 4,5 – 7,0
The Hanbook Of Pharmaceutical
Sumber
Exepients hlm. 449)
b. Preformulasi eksipien
1. Aqua pro injection
Metode krioskopik
1. Manitol 2,5 % ( 2,5 gr)
1% = 0,09
2,5 % x
x = 2,5x 0,09
1
x = 0,225 gr
∆TF = 0,52 – 0,225 = 0,295
Perhitungan osmolaritas
1. Manitol = gr x 1000
mr 100
= 2,5 x 1000
182,17 100
= 2,5 x 10
182,17
= 0,137 mol ( 137 mmol)
2. NaCl = gr x 1000
mr 100
= 0,255 x 1000
58,5 100
= 0,255 x 10
58,5
= 0,04 mol ( 40 mmol)
Osmolaritas
- 137 mmol manitol = 1
137 x 1 mmol = 1 mosmol
- 40 mmol NaCl= ( 1 Na ) + (1 Cl) osmol
= 40 x 2 mmol
= 80
V. Formulasi
a. Formulasi dasar
Dilihat dari FN edisi kedua tahun 1978 halaman 180
Komposisi tiap 500 ml mengandung :
Manitolum 2,5 gr
b. Formulasi lengkap
Manitolum 2,5 gr
NaCl 0,255 gr
b.Sediaan obat
VII. Penimbangan
Untuk membuat infus 50 ml perlu penambahan 10 % untuk antisipasi kehilangan
zat. Jadi volume yang akan dibuat adalah 55 ml dengan penimbangan bahan sebagai
berikut :
1. Manitol 2,5 gr
2. Carbo adsorbens 0,1 gr
3. NaCl 0,255 gr
4. Aqua Pro Inject ad 55 ml
Volume
Satuan dasar Satuan dasar
Bahan produksi
1 botol infus (50 ml) 2 botol infus 10 botol tetes
Manitol 2,5 gr 5 gr 25 gr
Carbo Adsorbens 0,1 gr 0,2 gr 1 gr
Nacl 0,255 gr 0,51 gr 2,55 gr
Aqua pro injection 50 ml 100 ml 500 ml
X. Pembahasan
Sediaan yang dibuat pada praktikum kali ini adalah laruta infus manitol. Pada
pembuatan infus manitol kali ini Carabo adsorbens digunakan sebagai penjerap
pirogen ,natrium chlorida sebagai pengisotonis dan aqua pro injeksi sebagai pelarut. Cara
Dengan mempertimbangkan sifat- sifat dari zat aktif yang digunakan maka formulasi
1. Manitol
Pada sediaan infus manitol ini zat aktif atau bahan berkhasiatnya yaitu manitol
ini digunakan karena manitol berkhasiat sebagai diuretikum atau dapat mendorong
produksi urin pada orang dengan gagal ginjal akut (mendadak), meningkatnya
produksi urin membantu menjaga ginjal dari malfungsi, dan juga mempercepat
eliminasi zat beracun tertentu dalam tubuh. Serbuk manitol adalah serbuk kristal
berwarna putih dan tidak berbau atau granul mengalir bebas, rasa manis. Dengan
kelarutan sebagai berikut : Larut dalam 5,5 bagian air; larut dalam 83 bagian etanol 95
2. Carbo Adsorbens
Digunakan sebagai penjerap pirogen, karena larutan infus selain terbebas dari
partikel zat atau pirogen yang dapat mempengaruhi kinerja dari larutan infus tersebut
maka digunakan penambahan carbo adsorbens atau yang biasa disebut dengan arang
jerap
3. NaCl
Untuk melarutkan sediaan digunakan Aqua Pro Injeksi, yakni air yang telah
dan telah bebas pirogen sehingga memenuhi syarat yang telah ditentukan.
Pembuatannya adalah dengan cara dipanaskan didalam beaker glass diatas spirtus
lamp selama 30 menit sampai air mendidih. Alasan menggunakan Aqua pro injeksi
yakni air dapat bereaksi dengan obat dan zat tambahan lainnya yang mudah
Pada praktikum kali ini seperti biasanya yang pertama dilakukan adalah
pertama yaitu dengan mendidihkan 250 ml aqua dest, mendidihkan aqua dest
dilakukan 2 kali karena volume produksi kelompok yaitu 500 ml sehingga pemanasan
aqua dest dilakukan 2 kali,setelah mendidihkan aqua dest maka larutkan manitol ad
larut lalu masukkan NaCl adu ad larut pula setelah itu kami melakukan cek Ph dan Ph
yang didapatkan kelompok kami sesuai dengan literatur yang menyebutkan bahwa Ph
sediaan 4,5 – 7,0 dan ph yang telah kami cek yaitu 6,0. Sehingga kami dapat
melanjutkan pembuatan infus ini, lalu masukkan carbo adsorbens aduk ad homogen
dan larut setelah itu disaring menggunakan kertas saring, penyaringna kami lakukan
sampai 4 tahap agar larutan dapat jernih, namun tetap saja ada larutan infus dari
kelompok kami yang kurang jernih atau masih adanya partikel zat berwarna hitam ang
berasal dari carbo adsorbens , setelah itu kami mulai memsukkan larutan infus yang
sudah disaring krdalam masing masing botol infus 50 ml, lalu tutup botol infus beri
Setelah dilakukan evaluasi dari penampilan fisik : kemasan, wadah, etiket dan
brosur baik lalu jumlah sediaan sesuai dengan yang terteta pada etiket , kejernihan :
kurang jernih karena masih ada partikel zat yang tidak terlaut dalam sediaan. Lalu
keseragmaan volume: tidak sesuai dengan formula sediaan, karena sediaan kurang 1
ml lalu brosur, etiket, dam label : sesuai dengan sediaan infus, seelah diuji kebocoran
sediaan infus manitol kelompok kami tidak terdapat kebocoran dan yang terakhir Ph ,
XI. Kesimpulan
3. Formula yang digunakan yaitu manitol sebagai bahan utama, carbo adsorbens
sebagai penjerap pirogen, Nacl digunakan sebagai pengisotoni dan aqua injeksi
5. Larutan infus yang dihasilkan tidak jernih dari partikulat ada zat yang tidak
6. Penampilan fisik, wadah , brosur, etiket sesuai dengan ketentuan sediaan infus.
7. Jumlah sediaan sesuai dengan yang tertera pada pada etiket.
8. Keseragaman volume, volume rata rata yang diperoleh dari 2 botol tetes mata 10
ml tidak sesuai dengan yang dinyatakan pada etiket karena saat dilakukan
Daftar pustaka
Kemasan