Anda di halaman 1dari 16

TEKNOLOGI FORMULASI SEDIAAN STERIL

“ PEMBUATAN INJEKSI CHLORPROMAZINE


HYDROCHLORIDE”

Disusun oleh :

1. Liza Amalia Meilinda (PO.71.39.0.15.016)


2. Nova Rizky Indrawati (PO.79.39.0.15.018)
3. Putri Dwi Melyana (PO.71.39.0.15.020)
4. Resi Juliana (PO.79.39.0.14.021)
5. Ridho Rajianto (PO.71.39.0.14.025)

Kelas :Reguler 1I A

Dosen Pembimbing:Drs. Sadakata Sinulingga, Apt, M. Kes

NILAI PARAF

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG

JURUSAN FARMASI

TAHUN AKADEMIK 2016/2017


TEKNOLOGI FORMULASI SEDIAAN STERIL

“ PEMBUATAN INJEKSI KLORPROMAZIN HYDROCHLORIDUM ”

I. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu membuat sediaan steril berupa injeksi dengan Klorpromazin
sebagai zat berkhasiatnya serta melakukan teknik pembuatannya.
2. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi terhadap sediaan injeksi Klorpromazin.

II. LANDASANTEORI
A. Teori Injeksi
Steril adalah suatu keadaan dimana suatu alat, bahan atau sediaan sama
sekali bebas dari mikroorganisme hidup yang patogen maupun tidak, baik dalam
bentuk vegetative maupun spora. Sterilisasi adalah penghancuran secara lengkap
semua mikroorganisme hidup dan spora-sporanya dari alat, bahan atau sediaan.
Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi atau supensi atau
serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum
digunakan, yang disuntikkan dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit atau
melebihi kulit atau selaput lendir (Farmakope Indonesia edisi III, hal 13)
Injeksi adalah sediaan steril yang disuntikkan dengan cara merobek
jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau melalui selaput lendir. Injeksi
dapat berupa larutan, emulsi, suspense atau serbuk steril yang harus dilarutkan
atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan (Anief, 2007).
Injeksi diracik dengan melarutkan, mengemulsikan atau mensuspensikan
sejumlah obat ke dalam sejumlah pelarut atau dengan mengisikan sejumlah obat
ke dalam wadah dosis tunggal atau wadah dosis ganda.
Sediaan injeksi berdasarkan cara pemberiannya atau penyuntikannya
antara lain:
1. Intra vena (i.v) : Larutan yang disuntikkan langsung ke dalam
pembuluh darah vena.
2. Intra muscular (i.m) : Larutan, suspensi atau emulsi yang disuntikkan
diantara lapisan jaringan atau otot.
3. Intra cutan (i.c) : Larutan atau suspense air yang disuntikkan
langsung ke dalam kulit dan biasanya digunakan untuk diagnose.
4. Sub cutan (s.c) : Larutan yang disuntikkan langsung ke dalam
jaringan bawah kulit biasanya di lengan atas atau paha.
5. Dan lain-lain, meliputi:
a) Intra tecal (i.t) atau intra spinal (i.s) atau intra dural (i.d)
b) Intra peritoneal (i.p)
c) Intra kardial (i.kd)
d) Intra peridural (p.d), ekstradural, epidural

Syarat-syarat sediaan injeksi, antara lain :


1. Aman. Tidak boleh menyebabkan iritasi jaringan atau efek toksis.
2. Harus jernih. Berarti tidak ada partikel padat, kecuali yang berbentuk
suspensi.
3. Tidak berwarna. Kecuali bila obatnya memang berwarna.
4. Sedapat mungkin isohidris. Dimaksudkan agar bila diinjeksikan ke badan
tidak terasa sakit dan penyerapannya obat dapat optimal.
5. Sedapat mungkin isotonis. DIbuat isotonis agar tidak terasa sakit bila
disuntikkan. Arti isotonis adalah mempunyai tekanan osmosi yang sama
dengan darah dan caran tubuh yang lain.

Kelebihan sediaan injeksi :


1. Bekerja cepat.
2. Dapat digunakan jika : obat rusak jika kena cairan lambung, merangsang jika ke cairan
lambung, tidak diabsorpsi secara baik oleh cairan lambung
3. Kemurnian dan takaran zat khasiat lebih terjamin
4. Dapat digunakan sebagai depo terapi

Kekurangan sediaan injeksi :


1. Karena bekerja cepat, jika terjadi kekeliruan sukar dilakukan pencegahan.
2. Cara pemberian lebih sukar, harus memakai tenaga khusus.
3. Kemungkinan terjadinya infeksi pada bekas suntikan.
4. Secara ekonomis lebih mahal dibanding dengan sediaan yang digunakan per oral.
B. PREFORMULASI
1. Klorpromazin HCl
a. Pemerian Klorpromazin HCL
Serbuk hablur, putih atau agak putih kuning gading, tidak berbau,
oleh perngaruh cahaya warna menjadi tua. Kelarutannya sangat mudah
larut dalam air, mudah larut dalam etanol P dan dalam kloroform P,
praktis tidak larut dalam eter P dan dalam benzen P. Chlorpromazine
merupakan obat antipsikotik turunan phenotiazine.
Prinsip efek farmakologinya adalah sebagai psikotropik dan ia
juga mempunyai efek sedatif dan anti-emetik. Chlorpromazine bekerja
pada taraf susunan saraf pusat, terutama pada tingkat subkortikal maupun
pada berbagai sistem organ. Chlorpromazine mempunyai efek anti-
adrenergik kuat dan antikolinergik perifer lemah, serta efek
penghambatan ganglion yang relatif lemah. Ia juga mempunyai efek
antihistamin dan antiserotonin lemah.
Mekanisme kerja nya Memblok reseptor dopaminergik
dipostsinaptik mesolimbik otak. Memblok kuat efek alfa adrenergik.
Menekan penglepasan hormone hipotalamus dan hipofisa, menekan Retic
ular Activating System (RAS) sehingga mempengaruhi metabolism
basal, temperature tubuh, kesiagaan, tonus vasomotor dan emesis.
Kontraindikasi nya Hipersensitifitas terhadap klorpromazin atau
komponen lain formulasi, reaksi hipersensitif silang antar
fenotiazin mungkin terjadi, Depresi SSP berat dan koma. Pemerian nya
serbuk hablur,putih atau agak cream putih, tidak berbau,warna menjadi
gelap karena pengaruh cahaya. Sangat mudah larut dalam air,mudah larut
dalam etanol, dan dalam kloroform,tidak larut dalam eter dan dalam
benzene. pH 3,4-5,4.

b. Efek samping
Zat ini dapat menyumbat saluran empedu sesudah 2-4 minggu
dan kerusakan ini tidak selalu reversibel. Kelainan darah agak sering
dilaporkan. Efek samping lainnya adalah efek sedatifnya yang kuat dan
GEP yang sering kali terjadi. (Obat-Obat Penting, hal 456)
2. Asam Askorbat (Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th Edition hal 43-46)
Asam askorbat berbentuk serbuk kristal atau kristal berwarna
berwarrna putih sampai cahaya kuning, tidak higroskopik, tidak berbau,
dengan rasa asam.
Asam askorbat digunakan sebagai antioksidan dalam sediaan liquid
pada konsentrasi 0,01-0,1% w/v. Asam askorbat dapat digunakan untuk
mengatur pH larutan untuk injeksi, dan sebagai
tambahan untuk cairan oral. Hal ini juga banyak digunakan dalam makanan
sebagai antioksidan. Asam askorbat juga telah terbukti berguna sebagai
menstabilkan agen di misel campuran mengandung tetrazepam.
Inkompatibel dengan alkali, ion logam berat, terutama tembaga dan
besi, mengoksidasi bahan, methenamine, phenylephrine hidroklorida,
pyrilamine maleat, salisilamid, natrium nitrit, natrium
salisilat, salisilat theobromine, dan picotamide.

3. Natrium Klorida (Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th Edition


hal 637-638)
Natrium klorida berbentuk serbuk hablur putih atau hablur tidak
berwarna mempunyai rasa asin. Sinonimnya Natrii Chloridum. NaCl
berkhasiat sebagai Pengisotonis. Kelarutannya Agak larut dalam etanol,
larut dalam 250 bagian etanol 95%, larut dalam 10 bagian gliserin, larut
dalam 2,8 bagian air. Rentan pH NaCl 6,7- 7,3 dengan Wadah dan
penyimpanan yang tertutup baik.
Inkompatibilitas cairan Natrium Klorida encer bersifat korosif
terhadap besi. Bereaksi membentuk endapan dengan perak, timah, dan
garam raksa. Pengoksidasi kuat yang melepaskan klorin dari larutan
natrium klorida. Daya larut dari bahan pengawet metilparaben dapat
menurun dalam larutan natrium klorida.

4. Natrium Hidroksida (Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th


Edition hal 648-649)
Natrium hidroksida jernih, tidak berwarna, namun larutan natrium
hidroksida memiliki bau khas yang tajam. Sinonimnya Soda api, E524,
alkali, hydroxidum natrii, alkali soda sodium hidrat. NaOH berkhasiat
sebagai Penambah Kebasaan. Sangat mudah larut dalam air dan dalam
etanol ( 95% )pH 0,1 N
Disimpan Dalam wadah tertutup baik. Natrium hidroksida adalah basa
kuat dan tidak kompatibel dengan senyawa yang mudah mengalami
hidrolisis atau oksidasi. Natrium Hidroksida akan bereaksi dengan asam ,
ester , dan eter , terutama dalam larutan air
5. Sodium Metabisulfite (Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th
Edition hal. 654-656)
Natrium metabisulfit merupakan kristal tidak berwarna, prismatik atau
putih bubuk kristal putih krem yang memiliki bau belerang dioksida dan
rasa asam, asin. Natrium metabisulfit mengkristal dari air dingin sebagai
hidrat berisi tujuh molekul air.

Natrium metabisulfit merupakan antimikroba pengawet; antioksidan.


Natrium metabisulfit juga memiliki aktivitas antimikroba, yang merupakan
terbesar pada pH asam, dan dapat digunakan sebagai pengawet dalam
persiapan seperti sirup. Dalam industri makanan dan dalam produksi
anggur, Natrium metabisulfit demikian juga digunakan sebagai antioksidan,
antimikroba pengawet dan antibrowning agen.
Natrium metabisulfit biasanya berisi sejumlah kecil natrium sulfite dan
natrium sulfat. Pada paparan udara dan kelembaban, Natrium metabisulfit
perlahan teroksidasi untuk natrium sulfat dengan disintegrasi kristal.
penambahan asam kuat padatan membebaskan sulfur dioksida. Dalam air,
Natrium metabisulfit segera dikonversi ke natrium (Naþ) dan ion bisulfit
(HSO3). Larutan natrium metabisulfit solusi juga membusuk di udara,
terutama pada pemanas.
Penambahan dekstrosa larutan natrium metabisulfit solusi
mengakibatkan penurunan stabilitas metabisulfit. Bahan massal harus
disimpan dalam wadah tertutup dengan baik, dilindungi dari cahaya, di
tempat yang dingin, kering.

6. Benzil Alkohol (Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th Edition


hal.64-66)
Benzil alkohol digunakan sebagai Antimikroba, pengawet; desinfektan;
pelarut. Benzil alkohol adalah antimikroba pengawet yang digunakan dalam
kosmetik, makanan, dan berbagai macam formulations farmasi termasuk
oral maupun parenteral, pada konsentrasi sampai 2.0% v/v. Konsentrasi
khas yang digunakan adalah 1% v/v, dan telah dilaporkan untuk digunakan
dalam protein, peptida dan produk molekul kecil, meskipun frekuensi
penggunaan telah jatuh dari 48 produk pada tahun 1996, 30 tahun 2001,
untuk 15 produk pada tahun 2006. Dalam kosmetik, konsentrasi hingga
3,0% v/v dapat digunakan sebagai pengawet. Konsentrasi 5% v/v atau lebih
bekerja sebagai solubilizer, sementara solusi v v 10% digunakan sebagai
disinfektan.
Benzil alkohol 10% v v solusi juga memiliki beberapa properti obat bius
lokal, yang dimanfaatkan dalam beberapa parenterals, produk batuk,
oftalmik solusi, salep, dan semprotan aerosol dermatologi. Meskipun
digunakan secara luas sebagai pengawet antimikroba, Benzil alkohol telah
dikaitkan dengan beberapa reaksi merugikan yang fatal ketika diberikan
kepada neonatus. Sekarang dianjurkan bahwa produk parenteral yang
diawetkan dengan Benzil alkohol atau zat pengawet antimikroba, tidak
boleh digunakan pada bayi baru lahir jika mungkin.
Benzil alkohol merupakan zat tidak berwarna dan berminyak cair dengan
bau aromatik yang samar dan tajam, pembakaran rasa. Nama lain Benzil
Alkohol adalah Benzylicus alkohol; benzenemethanol; a-hydroxytoluene;
phenylcarbinol; phenylmethanol; a-toluenol.
7. Hidrochloric Acid (Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th Edition.
hal. 308-309)
Asam klorida merupakan zat tidak berwarna, fuming larutan hidrogen
klorida, dengan bau menyengat. Hidrochloric acid memiliki sinonim :
Salicylicium hydrochloridum concentratum; chlorohydric asam; asam
klorida pekat; E507.
Asam klorida digunakan secara meluas sebagai penambah keasaman,
dalam berbagai persiapan makanan dan obat.
.

8. Aqua pro Injectione (Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th


Edition hal 766-768)
Cairan jernih, tidak berbau tidak berbau dan tidak berasa. Sinonim Air
steril untuk injeksi. Berkhasiat sebagai Pelarut. Disimpan dalam wadah
dosis tunggal, dari kaca atau plastic, tidak lebih besar dari 1L.

III. FORMULASI
A. Formula Acuan

Handbook of pharmaceutical manufacturing formulation Hal 2531 vol.6


B. Usulan Formula
Injeksi Klorpromazin HCL

Tiap 1 ml mengandung :
Klorpromazin HCl 25 mg
Asam askorbat 2 mg
Natrii Pyrosulvis 1 mg
Sodium Chloride 1 mg
Benzil alkohol 20 mg
HCl 0,1N q.s
NaOH 0,1N q.s
Aqua pro Injection ad 1 ml

(pH sediaan

C. Tonisitas
Perhitungan Isotonis (Tonisitas)
1. Ekuivalen klorpromazin HCL = 0,10 (Farmakope Indonesia edisi IV)
2. Ekuivalen asam askorbat = 0,18 (Farmakope Indonesia edisi IV)
3. Natrii Pyrosulvis = 0,67 (Farmakope Indonesia edisi IV)
4. Sodium Chloride/NaCl =1
5. Benzyl Alcohol = 0,17 (Farmakope Indonesia edisi IV)

 C Klorpromazin HCL = 0,025x 100% = 2,5%


1
 C Asam Askorat = 0,002 x 100% = 0,2 %
1
 C Natrii Pyrosulvis = 0,001 x 100% = 0,1%
1
 C Sodium Chloride = 0,001 x 100% = 0,1 %
1
 C Benzyl alkohol = 0,02 x 100% = 2 %
1

W = 0.9 – (∑C x E)
W = 0,9 − [(2,5 x 0,10) + (0,2 x 0,18)+(0,1 x 0,67) +(0,1x1) + ( 0,17 x 2 )
W = 0,9 – (0,025 +0,036+0,067+0,1+0,34 )
W = 0,9 – 0,793
W = 0,107 /100ml

 Untuk 50 mL diperlukan NaCl sebanyak = 0,107 x 50ml = 0,0535 gr


100
=53,5 mg

 Pembuktian dalam 1 ml ampul injeksi Klorpromazin Hcl mengandung 1


mg NaCl. Berarti dalam sediaan 50 ml Klorpromazin HCl mengandung
sebanyak : 50 mg =) 53,5 mg
Dari perhitungan ini, membuktikan bahwa perhitungan NaCl yang di
perlukan, sama dengan banyaknya Nacl yang telah ada di resep
standar(Hanbook of Pharmaceutical Excipients 6th Edition hal 2531)

D. Sterilisasi
Waktu Sterilisasi
Alat yang Cara
no Paraf Paraf
Dipakai Sterilisasi Awal Akhir
Pengawas Pengawas
Autoclave
1 Gelas ukur
30 menit
Autoclave
2 Corong gelas
30 menit
Autoclave
3 Pipet tetes
30 menit
Autoclave
4 Kertas saring
30 menit
Autoclave
5 Kapas
30 menit
Autoclave
6 Perkamen
30 menit
Flambeer
7 Pinset
20 detik
Flambeer
8 Gelas Arloji
20 detik
Flambeer
9 Pengaduk kaca
20 detik
Oven 30
10 Ampul
menit
Oven 60
11 Erlenmeyer
menit
Oven 60
12 Beaker glass
menit
Setelah
mendidih,
13 Air
panaskan
30 menit
Direbus 30
14 Karet pipet
menit

E. Perhitungan dan Penimbangan Bahan


1. Perhitungan Bahan
Perhitungan bahan-bahan
Dilebihkan 8 ampul = 2 + 8 = 10 ampul
Volume yang dibuat = (n + 2) V + 6
= (10 + 2) 1,1 + 6 ml
= 19,2 ml ≈ 50 ml

a. Klorpromazin HCL = 25 mg x 50 ml
= 1250 mg
Klorpromazin HCL dilebihkan 5% = 5% x 1250 mg
= 62,5 mg
Jadi, Klorpromazin HCL yang diambil = 1250 mg + 62,5 mg
= 1312,5 mg

b. Asam Askorbat = 2 mg x 50 ml
= 100 mg

c. Natrii Pyrosulvis = 1 mg x 50 ml
= 50 mg

d. NaCl = 1 mg x 50 ml
= 50 mg
e. Benzil Alkohol = 2 mg x 50 ml
= 1000 mg

f. HCl q.s

g. NaOH q.s

h. Aqua pro injeksi ad 50 ml

2. Penimbangan Bahan
 Klorpromazin HCL = 1312,5 mg =) 1300 mg
 Asam Askorbat = 100 mg
 Natrii Pirosulvis = 50 mg
 NaCl = 50 mg
 Benzyl Alkohol = 1000 mg
 HCL q.s
 NaOH q.s
 Aqua Pro Injeksi ad 50 ml

IV. PROSUDER / CARA KERJA


a. Sterilkan alat dan bahan dengan cara yang sesuai
b. Timbang Klorpromazin HCl dengan kaca arloji, masukkan ke dalam
Erlenmeyer. Bilas kaca arloji dengan sedikit Aqua pro Injeksi masukkan ke
Erlenmeyer. Zat tadi dilarutkan dengan Aqua pro Injeksi secukupnya.
c. Timbang Asam Askorbat dengan kaca arloji, masukkan kedalam Erlenmeyer.
Bilas kaca arloji dengan sedikit Aqua pro injeksi masukkan ke Erlenmeyer. Zat
tadi dilarutkan dengan aqua pro injeksi secukupnya.
d. Timbang Natrii Pyrosulfis dengan kaca arloji, masukkan ke dalam elenmeyer
bilas kaca arloji dengan sedikit Aqua Pro injeksi masukkan ke Erlenmeyer. Zat
tadi dilarutkan dengan Aqua Pro injeksi secukupnya
e. Timbang NaCl di kaca arloji lalu larutkan dengan Aqua pro injeksi dalam
Erlenmeyer.
f. Campurkan keempat larutan tersebut dalam beaker gelas, bilas Erlenmeyer
tersebut dengan sedikit aqua pro injeksi.
g. Timbang Benzil alcohol dengan kaca arloj campurkan Benzil alcohol ke dalam
beker gelas lalu tambahkan aqua Pro injeksi ad 30 ml
h. Cek pH sediaan dengan kertas pH.
i. Tambahkan NaOH 0,1 N / HCL 0,1 N secukupnya hingga mencapai pH yang
diinginkan. (pH 3,0-5,0)
j. Basahi kertas saring dengan aqua pro injeksi. Lalu saring larutan di gelas ukur,
bilas gelas ukur dengan aqua pro injeksi..
k. Tambahkan aqua pro injeksi ad 50 ml.
l. Tuang larutan ke dalam spuit injeksi, masukkan ke dalam tiap ampul 1,1 ml
sebanyak 10 ampul..
m. Tutup ampul dengan cara flambeer.
n. Lalu sterilkan dalam posisi terbalik, beaker glass dilapisi kapas dan diisi dengan
sediaan ampul injeksi dan ditutup kantong perkamen. Sterilisasi dengan
sterilisasi autoclave dengan suhu 1160C selama 30 menit. Setelah itu
didinginkan.
o. Evaluasi sediaan.
p. Beri etiket dan masukkan ke dalam kemasan.

Tabel Sterilisasi Akhir

Nama Sediaan Cara Sterilisasi Awal Paraf Akhir Paraf


Klorpromazin HCL
V. EVALUASI

1. Kejernihan
Kejernian sediaan ditandai dengan tidak adanya kotoran atau zahra pada sediaan,
larutan jernih /transparan jika bewarna maka sesuai dengan warna zat yang terdapat
pada sediaan. Prosedur kejernihan adalah melihat ampul pada latar yang gelap lalu
dilihat adakah kotoran yang mengapung pada sediaan.
2. pH
Alat : kertas pH dan pH meter
Prosedur :
a. pH meter di kalibrasi dengan larutan dapar standar yang pH sama dengan pH yang
akan diukur.
b. Batang elektrode pH meter dibersihkan dengan aquadest dan dikeringkan.
c. Batang elektrode dicelupkan dalam sediaan injeksi yang akan dikur pH nya.
d. Menekan auto read lalu enter.
e. Tunggu angka sampai berhenti lalu catat pH.
3. Tes Kebocoran
Prosedur :
 Ambil beaker glass, letakkan kapas dibawah beaker glass.
 Tutup beaker glass dengan perkamen lalu ikat dengan benang
 Beri 10 lubang kecil pada perkamen dan masukkan 10 ampul dalam lubang
tersebut dengan posisi terbalik.
 Lalu amati ampul tersebut.

4. Uji keseragaman Volume


Ampul diletakkan pada permukaan yang rata secara sejajar lalu dilihat keseragaman
volume secara visual
VI. PENGEMASAN

A. DESAIN KOTAK

B. ETIKET

C.BROSUR
DAFTAR PUSTAKA

Association Prawirosujanto, sunarto dkk;1979; Farmakope Indonesia edisi III;


Jakarta;Depkes RI

Anonim. “Formula Ampul”. 22 oktober 2016.


http://formulasisteril.blogspot.co.id/2008/05/formula-ampul.html

Isabela, Poppy Siska. “Injeksi Chlorpromazine”. 22 oktober 2016.


https://www.scribd.com/doc/226853249/Injeksi-Chlorpromazine

Niazi K. Sarfaraz;2009;Handbook of Pharmaceutical Manaufacturing Formulati ons;


New York; Informa Healthcare USA

Rowe C Raymond;2009;Handbook of pharmaceutical excipients 6th edition new;


Washington; Pharmaceutical Press and American Pharmacists

Soesilo, slamet dkk;1995; Farmakope Indonesia edisi IV;Jakarta;Depkes RI

Anda mungkin juga menyukai