Anda di halaman 1dari 9

Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung

JURNAL PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN LIKUIDA-SEMISOLIDA STERIL


(FA 3132)
SOAL :

Tetes Mata Ofloxacin 0,3%

KELOMPOK : K-I-1
I. Tujuan :
1. Menentukan formula sediaan yang sesuai untuk obat tetes mata ofloxacin 0,3%
2. Menentukan hasil evaluasi obat tetes mata ofloxacin 0,3%
II. Pendahuluan
Larutan obat mata adalah larutan steril, bebas partikel asing, merupakan sediaan yang
dibuat dan dikemas sedemikian rupa hingga digunakan pada mata. Pembuatan larutan obat
mata membutuhkan perhatian khusus dalam hal toksisitas bahan obat, nilai isotonisitas,
kebutuhan akan dasar kebutuhan akan pengawet (dan jika perlu pemilihan pengawet)
sterilisasi dan kemasan yang tepat (Farmakope Indonesia V, hal 48).
Syarat obat tetes mata yang harus dipenuhi :
1. Steril
2. Isotonis dengan air mata, bila mungkin isohidris dengan pH air mata
3. Larutan jernih, bebas partikel asing dan serat halus.
4. Stabil secara kimia.
Ofloxacin digunakan sebagai zat aktif obat tetes untuk mengobati konjungtivitis dan ulkus
kornea yang disebabkan oleh bakteri. Ofloxacin aktif melawan Chlamydia trachomatic dan
beberapa jenis Mycobacterium (Martindale 36th edition, hal 310-311).
III.Preformulasi Zat Aktif
Pemerian
Bubuk kristal atau kristal berwarna putih kekuningan pucat hingga putih
Kelarutan
Stabilita
Panas
Hidrolisis
Cahaya

kekuningan terang (Martindale 36th edition, hal 310).


Sedikit larut dalam air, alkohol, metil alkohol (Martindale 36th edition, hal
310).
Sukar larut dalam etanol, kloroform, dan air (FI V, halaman 332)
Terdekomposisi pada suhu 250 257oC
(pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/ofloxacin)
Tidak mudah terhidrolisis. (rjptonline.org/AbstractView.aspx?PID=2010-34-69)
Lindungi dari sinar matahari (Martindale 36th edition, hal 310).

Kesimpulan :
Bentuk zat aktif yang digunakan : asam lemah
Bentuk sediaan : larutan
FA 3132 Praktikum Teknologi Sediaan Likuida-Semisolida Steril (Sem I 16/17)

1/9

Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung

Cara sterilisasi sediaan : sterilisasi dengan autoklaf 121o selama 15 menit


Kemasan : dikemas dalam wadah plastik obat tetes mata 10 ml
Catatan : harus lengkap sesuai data yg dibutuhkan untuk formulasi.
IV. Permasalahan dan Penyelesaian Masalah
Permasalahan
Sediaan tidak isotonis
V. Preformulasi Eksipien
No.
Eksipien

Penyelesaian Masalah
Mengatur tonisitas dengan penambahan NaCl
Preformulasi
Pemerian: hablur putih, bau lemah, larutan
(1 dalam 100) bereaksi agak basa terhadap
lakmus.

1.

Benzentonium klorida

Kelarutan : larut dalam air, dalam etanol,


dan dalam kloroform; sukar larut dalam eter.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat,
tidak tembus cahaya.
(Farmakope Indonesia IV, hal 132)
Pemerian : hablur berbentuk kubus, tidak
berwarna atau serbuk hablur putih, rasa asin.
Kelarutan : mudah larut dalam air, sedikit

2.

NaCl

mudah larut dalam air mendidih, larut dalam


gliserin, sukar larut dalam etanol.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
(Farmakope Indonesia IV, hal 584-585)
Pemerian : cairan tidak berwarna, berasap,
bau merangsang.
(Farmakope Indonesia IV, hal 49)
Kelarutan : bercampur dengan air, larut

3.

Asam klorida (HCl)

dalam dietil eter, metanol dan etanol 95% .


(Handbook of Pharmaceutical Exipients, hal
308)
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat
(Farmakope Indonesia IV, hal 50)

4.

Natrium Hidroksida (NaOH)

Pemerian : putih atau praktis putih, massa

FA 3132 Praktikum Teknologi Sediaan Likuida-Semisolida Steril (Sem I 16/17)

2/9

Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung

melebur, berbentuk pelet, serpihan atau


batang atau bentuk lain. Keras, rapuh dan
menunjukkan

pecahan

hablur.

Bila

dibiarkan di udara akan cepat menyerap


karbon dioksida dan lembab.
Kelarutan : mudah larut dalam air dan etanol
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat
(Farmakope Indonesia IV, hal 589-590)
Pemerian : cairan, jernih, tidak berwarna,
tidak berbau.
5.

Penyimpanan : dalam wadah dosis tunggal,

Aqua pro injection

dari kaca atau plastik, tidak lebih besar dari


1 liter.
(Farmakope Indonesia IV, hal 112-113)

VI. Formula yang diusulkan


No.
Bahan
1.

Jumlah

Ofloxacin

0,3 %

2.

Benzetonium klorida

0,02%

3.

NaCl

0,9%

4.
5.

HCl
NaOH

6.

Aqua pro injection

q.s
q.s
Add hingga

VII.
a.

Fungsi
Antibakteri untuk mengibati
konjungtivitis dan ulkus kornea.
(Martindale 36th edition, hal 310-311).
Bahan pengawet (Handbook of
Pharmaceutical Excipients, hal 59).
pengatur tonisitas (Handbook of
Pharmaceutical Excipients, hal 635)
Pengatur pH
Pengatur pH

100%

Pelarut

Perhitungan Tonisitas/Osmolalitas dan Dapar


Tonisitas
Metode : Ekivalensi NaCl dan Liso
Perhitungan :
Benzetonium Klorida
Jumlah zat yang digunakan: 0,02% = 0,2 mg / ml
Ekivalensi NaCl, E = 0,08
Jumlah NaCl yang setara dengan benzetonium klorida =

FA 3132 Praktikum Teknologi Sediaan Likuida-Semisolida Steril (Sem I 16/17)

0,08 = 1,65 x 10-5 gram = 0,0165 mg NaCl /


1o

3/9

Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung

Ofloxacin
Jumlah zat yang digunakan : 0,3% = 3 mg/ mL

Ekivalensi NaCl, E

= 0,094
Jumlah NaCl yang setara 17
dengan
ofloxacin =

0,094 = 2,82 x 10-4 gram = 0,282 mg NaCl / mL


Jumlah NaCl yang diperlukan agar sediaan isotonis adalah

NaCl 0,9%
=
1 mLditambahkan
= 0,009 gram adalah
= 9 mg
sehingga
jumlah
NaClyang
9 mg (0,0165 + 0,282) = 8,7015 mg/mL sediaan
b.

Osmolaritas
Perhitungan : tidak menggunakan perhitungan osmlaritas karena sediaan yang dibuat
hanya menggunakan volume yang kecil
Kesimpulan :
Sediaan bersifat isotonis
Perhatian yang harus dicantumkan dalam informasi obat : Penyimpanan di wadah tertutup
rapat dan suhu ruang. Jangan digunakan setelah 30 hari dibuka.

c.

Dapar
Tidak menggunakan dapar karena pH sediaan sudah isohidris dengan pH air mata.

VIII. Persiapan Alat/Wadah/Bahan


a. Alat
No
Nama alat
Gelas ukur 100
1
ml

Jumlah
1

Gelas ukur 10 mL

Gelas kimia 100


ml

Cara sterilisasi (lengkap)


Autoklaf, pada suhu 121 C selama 15
menit
Autoklaf, pada suhu 121C selama 15
menit
Autoklat, pada suhu 121 C selama 15
menit

FA 3132 Praktikum Teknologi Sediaan Likuida-Semisolida Steril (Sem I 16/17)

4/9

Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung

4
5
6
7

4
4
3
3

Batang pengaduk
Spatula
Pipet tetes
Karet pipet tetes
Gelas kimia 10
mL
Kaca arloji

10

Kapas

Secukupnya

11

Kain lap

12

Corong

13

Buret 100 mL

14
15

Aluminium foil
Syringe

secukupnya
2

16

Vial 100 mL

17

Karet vial
Filter membrane
0,45m dan
0,22m

18

5
4

b. Wadah
No
Nama alat
Wadah obat tetes
1
mata 10 mL

Jumlah
5

Oven, pada suhu 170C selama 1 jam


Oven, pada suhu 170C selama 1 jam
Oven, pada suhu 170C selama 1 jam
Direndam dalam alkohol selama 1 jam
Autoklaf, pada suhu 121C selama 15
menit
Oven, pada suhu 170C selama 1 jam
Autoklaf, pada suhu 121C selama 15
menit (dibungkus menggunakan plastik
tahan panas)
Autoklaf, pada suhu 121C selama 15
menit (dibungkus menggunakan plastik
tahan panas)
Oven, pada suhu 170C selama 1 jam
Dibilas menggunakan etanol 70%,
kemudian dibilas lagi menggunakan aqua
pro injection
oven, pada suhu 170C selama 1 jam
Direndam dalam alkohol selama 24 jam
Autoklaf, pada suhu 121C selama 15
menit
Direndam dalam alkohol selama 1 jam
Autoklaf, pada suhu 121C selama 15
menit

Cara sterilisasi (lengkap)


Direndam dalam alkohol 70% selama 24
jam

c. Bahan (hanya untuk cara aseptic)


Tidak digunakan cara aseptik karena zat aktif tahan terhadap panas, sehingga bisa dilakukan
sterilisasi akhir.
IX. Penimbangan Bahan
Jumlah sediaan yang dibuat : 5
No
1
2
3
4
5
6

Nama bahan
Ofloxacin
Benzetonium klorida
NaCl
NaOH
HCl
Aqua pro injectione

Jumlah yang ditimbang


3 mg/mL x 60 mL = 180 mg
0,2 mg/mL x 60 mL = 12 mg
8,7015 mg/mL x 60 mL = 522,09 mg
q.s.
q.s.
Ad to 60 mL

FA 3132 Praktikum Teknologi Sediaan Likuida-Semisolida Steril (Sem I 16/17)

5/9

Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung

X. Prosedur Pembuatan
RUANG
PROSEDUR
1. Alat-alat yang dibutuhkan disterilisasi dengan caranya masingRuang sterilisasi
masing.
(grey area)
2. Satu gelas kimia 100 mL ditara pada batas 60 mL.
1. Bahan-bahan yang diperlukan ditimbang, yakni ofloxacin
sebanyak 180 mg, benzetonium klorida 12 mg, dan NaCl
Ruang
sebanyak 522,1 mg, dengan menggunakan kaca arloji steril.
penimbangan
2. Bahan-bahan yang sudah ditimbang ditutup menggunakan
aluminium foil.
1. Meja pencampuran dibersihkan (dilap) terlebih dahulu
menggunakan etanol 70%.
2. Ofloxacin dilarutkan dalam 1,8 mL NaOH 1 M dan larutan
dituangkan dalam gelas kimia 100 mL yang sudah ditara. Kaca
arloji dan gelas kimia 10 mL dibilas dengan 1 mL aqua pro
injection dan air bilasan dimasukkan ke dalam gelas kimia 100
mL.
3. Benzetonium klorida dan NaCl yang sudah ditimbang
dilarutkan menggunakan aqua pro injection masing-masing
sebanyak 3 mL dan 5 mL ke dalam gelas kimia 10 mL.
Ruang
4. Benzetonium klorida dicampurkan dengan larutan ofloxacin
pencampuran
dalam gelas kimia 100 mL.
(Kelas C)
5. Larutan NaCl dituangkan ke dalam larutan tersebut. Gelas
kimia 10 mL dibilas dengan aqua pro injection 1 mL.
6. Larutan dalam gelas kimia 100 mL diaduk dengan
menggunakan batang pengaduk.
7. Dilakukan In Process Control yang meliputi pengecekan pH
sediaan. pH sediaan yang tidak mencapai 6,8 diatur
sedemikian rupa dengan penambahan HCl 1 M atau NaOH 1
M hingga mencapai pH yang diinginkan.
8. Jika pH larutan ofloxacin telah mencapai pH yang diinginkan,
aqua pro injection ditambahkan hingga mencapai batas
kalibrasi.
1. Tombol blower dan lampu (bukan UV) dinyalakan.
2. Meja pencampuran di ruang LAF dilap menggunakan etanol
Ruang LAF
70%.
(Kelas A)
3. Larutan dimasukkan ke dalam flakon 500 mLuntuk dilakukan
sterilisasi bulk.
1. Vial disterilisasi bulk menggunakan autoklaf pada suhu 121oC
Ruang sterilisasi
selama 15 menit
(grey area)
2. Setelah disterilisasi, vial dimasukkan kembali ke dalam ruang
LAF melalui pass box.
Ruang LAF
1. Buret terlebih dahulu dibilas menggunakan etanol, kemudian
(kelas A)
dibilas lagi menggunakan aqua pro injection sebanyak tiga
kali.
2. Larutan di dalam vial dimasukkan ke dalam buret 100 mL.
3. Larutan di dalam buret dimasukkan ke dalam wadah obat tetes
FA 3132 Praktikum Teknologi Sediaan Likuida-Semisolida Steril (Sem I 16/17)

6/9

Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung

Ruang evaluasi
(grey area)

mata 10 mL sebanyak lima buah.


Sediaan yang sudah disterilisasi akhir dan diberi etiket dilakukan
evaluasi.

Keterangan : Prosedur lengkap dan detail disertai kapan akan dilakukan IPC
XI. IPC dan Evaluasi Sediaan
No

Jenis evaluasi

Prinsip evaluasi

Jumlah
sampel

Hasil
pengamatan

Syarat

IPC

Pengecekan pH

Uji Volume
Terpindahkan
(Farmakope
Indonesia ed.
IV, 1995, hal
1089)

Uji partikulat
(Farmakope
Indonesia ed.
IV, 1995, hal
981-985)

Mengecek pH sediaan
dengan menggunakan
pH meter untuk
mengetahui nilai pH
sediaan sesuai dengan
pH target

Evaluasi Sediaan
Menuang isi sampel
secara perlahan-lahan
untuk menghindari
pembentukan
gelembung udara dari
tiap wadah ke dalam
gelas ukur kering
terpisah dengan
kapasitas gelas ukur
3
tidak lebih dari dua
setengah kali volume
yang diukur dan telah
dikalibrasi, lalu
didiamkan selama 30
menit. Setelah itu
dilakukan pengukuran
volume
Partikel pengotor
3
cairan dihitung dengan
system elektronik
yang dilengkapi sensor
cahaya redup atau
dilihat dengan latar
belakang hitam

FA 3132 Praktikum Teknologi Sediaan Likuida-Semisolida Steril (Sem I 16/17)

pH meter yang
digunakan
harus steril.

Volume rata
rata larutan
yang diperoleh
dari 10 wadah
tidak kurang
dari 100% dan
tidak ada
satupun
volume wadah
yang kurang
dari 95% dari
volume yang
dinyatakan
dalam etiket
Jumlah ratarata partikel
yang
dikandung
tidak lebih dari
10.000 tiap
wadah yang
setara atau
lebih besar dari
10m diameter
7/9

Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung

sferik sefektif
dan tidak lebih
dari 1000 tiap
wadah sama
atau lebih
besar dari
25m diameter
sferik.

Menggunakan pH
Uji penetapan
indikator. pH sediaan
pH sediaan
yang ingin dicapai
(Farmakope
yaitu 6,8.
Indonesia ed.
Maka berdasarkan pH
IV, 1995, hal
indikator sesuaikan
1039)
warna dengan pH yang
diharapkan.
Menggunakan metode
teknik penyaringan
membran dan metode
inokulasi.Pertumbuhan
mikroba uji dari
Uji Sterilitas
membran yang
(Farmakope
digunakan untuk
Indonesia ed.IV,
menyaring bahan
halaman 856)
diikuti cairan
pengencer dan
pembilas yang telah
diinokulasi secara
visual.

Penetapan
kejernihan
(Farmakope
Indonesia ed.
IV, 1995, hal
881)

Uji efektivitas
pengawet
antimikroba
(Farmakope
Indonesia ed.
IV, 1995, hal
855)

Wadah sediaan akhir


disinari dari samping
dengan latar belakang
warna hitam untuk
melihat partikel
berwarna putih dan
latar belakang putih
untuk melihat partikel
berwarna.
Menggunakan metode
lempeng dengan
mikroba uji
diinokulasikan ke
media yang
mengandung sediaan
yang akan diuji
efektivitas
pengawetnya.

FA 3132 Praktikum Teknologi Sediaan Likuida-Semisolida Steril (Sem I 16/17)

pH=6,2-6,8

Media harus
tetap jernih

Kejernihan
sediaan sama
dengan air atau
pelarut yang
digunakan

Jumlah bakteri
viable pada
hari ke 14
berkurang
hingga tidak
lebih dari 0,1%
dari jumlah
awal.
8/9

Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung

Uji penetapan
potensi
antibiotik
(Farmakope
Indonesia ed.
IV, 1995, hal
1519)

Digunakan penetapan
dengan lempeng
silinder yang
berdasarkan difusi
antibiotik, mikroba
yang ditambahkan
dihambat
pertumbuhannya pada
daerah berupa
lingkaran di sekeliling
silinder yang berisi
larutan antibiotic.

Diameter
hambatan yang
terbentuk pada
agar yakni
lebih kurang
14 mm 16
mm.

Kesimpulan :
Sediaan memenuhi syarat / tidak memenuhi syarat
XII. Daftar Pustaka
America Society of Health-System Pharmacist. 2008. AHFS Drugs Information. Amerika :
ASHS Hospital Formulary Service. Hal 390.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia IV. Jakarta :
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Hal 48, 49,50, 112, 113, 130, 584, 585,
589, 590, 881, 855, 856, 981, 985, 1089.
Rowe, Raymond C, Paul J Sheskey, Marian E Quinn. 2006. Handbook of Pharmaceutical
Excipients 6th edition. UK : Pharmaceutical Press. Hal 308, 635
Sweetman, Sean C. 2009. Martindale : The Complete Drug Reference 36th edition. UK :
Pharmaceutical Press. Hal 310, 311.

FA 3132 Praktikum Teknologi Sediaan Likuida-Semisolida Steril (Sem I 16/17)

9/9

Anda mungkin juga menyukai