Anda di halaman 1dari 9

SALEP MATA

A. DEFINISI SALEP MATA



Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat
luar. Bahan obatnya harus larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep yang cocok
(Anief, 2000, hal: 110).

Salep mata adalah salep steril untuk pengobatan mata menggunakan dasar salep yang cocok.
(Anonim, 1979, hal: 20)

Salep mata adalah salep yang digunakan pada mata. Pada pembuatan salep mata harus
diberikan perhatian khusus. Sediaan dibuat dari bahan yang sudah disterilkan dengan
perlakuan aseptik yang ketat serta memenuhi syarat uji sterilitas (Anonim, 1995, hal :
12).


B. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN

Salep mata bekerja pada kelopak mata, kelenjar sebasea, konjungtiva, kornea dan iris.
Penggunaan salep mata ini memiliki keuntungan dan kerugian diantaranya adalah:
Keuntungan
1. Dapat memberikan bioavailabilitas lebih besar daripada sediaan larutan dalam air yang
ekuivalen.
2. Onset dan waktu puncak absorbsi yang lebih lama.
3. Waktu kontak yang lebih lama sehingga jumlah obat yang diabsorbsi lebih tinggi.

Kerugian
Dapat menggangu pengelihatan, kecuali jika digunakan saat akan tidur/
Dari tempat kerjanya yaitu bekerja pada kelopak mata, kelenjar sebasea, konjungtiva, kornea dan iris.


C. CARA PENGGUNAAN SALEP MATA

1. Cucilah tangan anda.
2. Jangan menyentuh ujung tube salep.
3. Tengadahkan kepala sedikit miring ke belakang.
4. Pegang tube salep dengan satu tangan dan tariklah pelupuk mata yang sakit ke arah bawah
dengan tangan yang lain sehingga akan membentuk kantung.
5. Dekatkan ujung tube salep sedekat mungkin dengan kantung tanpa menyentuhnya.
6. Bubuhkan salep sesuai dengan yang tertulis di etiket.
7. Pejamkan mata selama 2 menit.
8. Bersihkan salep yang berlebih dengan tissue.
9. Bersihkan ujung tube dengan tissue lain
o Hati-hati untuk mencegah kontaminasi tutup tube saat dibuka.
o Pada saat tube salep dibuka pertama kali, tekan keluar inci salep dan buang karena
mungkin terlalu kering.
o Jangan pernah menyentuh ujung tube dengan permukaan apapun.
o Jika mempunyai lebih dari satu tube untu salep mata yang sama, buka satu tube saja.
o Jika menggunakan lebih dari satu jenis salep mata pada waktu yang sama, tunggu sekitar
10 menit sebelum menggunakan salep lainnya.
o Untuk memperbaiki aliran dari salep, pegang tube dalam tangan selama beberapa menit
sebelum digunakan.
o Sangat bermanfaat untuk latihan menggunakan salep dengan persis di depan cermin.


D. BASIS SALEP MATA


Oculenta, sebagai bahan dasar salep mata sering mengandung vaselin, dasar absorpsi atau dasar
salep larut air. Semua bahan yang dipakai untuk salep mata harus halus, tidak enak dalam mata.
Salep mata terutama untuk mata yang luka. Harus steril dan diperlukan syarat-syarat yang lebih
teliti maka harus dibuat saksama.

Vaselin merupakan dasar salep mata yang banyak digunakan. Beberapa bahan dasar salep yang
dapat menyerap, bahan dasar yang mudah dicuci dengan air dan bahan dasar larut dalam air.
Bahan dasar salep seperti ini memungkinkan dispersi obat larut air yang lebih baik, tetapi tidak
boleh menyebabkan iritasi pada mata.

Dalam beberapa hal campuran dari petroletum dan cairan petrolatum (minyak mineral)
dimanfaatkan sebagai dasar salep mata. Kadang-kadang zat yang bercampur dengan air seperti
lanolin ditambahkan kedalamnya. Hal in memungkinkan air dan obat yang tidak larut dalam air
bartahan selama sistem penyampaian (Ansel,1989 hal 562).


Basis untuk salep mata biasanya petrolatum putih walapun dalam beberapa kasus basis larut air
juga digunakan. Obat jika tidak larut didispersikan kedalam basis yang disterilkan dengan panas
kering dan dicampur secara aseptis dengan obat dan bahan tambahan yang steril.



E. SYARAT SALEP MATA

1. Salep mata harus mengandung bahan atau campuran bahan yang sesuai untuk mencegah
pertumbuhan atau memusnahkan mikroba yang mungkin masuk secara tidak sengaja bila wadah
dibuka pada waktu penggunaan; kecuali dinyatakan lain dalam monografi dan formulanya
sendiri sudah bersifat bakteriostatik.
2. Salep mata harus bebas dari partikel kasar.
3. Harus memenuhi syarat kebocoran dan partikel logam pada uji salep mata.
4. Wadah untuk salep mata harus dalam keadaan steril pada waktu pengisian dan penutupan, harus
tertutup rapat dan disegel untuk menjamin sterilitas pada pemakaian pertama.
5. Dasar salep yang digunakan tidak boleh mengiritasi mata
6. Dasar salep memungkinkan difusi obat dalam cairan mata.
7. Dasar salep tetap mempertahankan aktivitas obat dalam jangka waktu tertentu pada kondisi
penyimpanan yang tepat.
8. Dasar salep mata yang digunakan juga harus bertitik lebur yang mendakati suhu tubuh.



F. BAHAN PEMBUATAN SALEP MATA

Obat salep mata harus steril berisi zat antimikrobial preservative, antioksidan, dan stabilizer.
Menurut USP XXV, salep berisi chlorobutanol sebagai antimikrobial dan perlu bebas bahan
partikel yang dapat mengiritasi dan membahayakan jaringan mata. Sebaliknya, dari EP (2001)
dan BP (2001) ada batasan ukuran partikel, yaitu setiap 10 mikrogram zat aktif tidak boleh
mengandung atau mempunyai partikel > 90 nm, tidak boleh lebih dari 2 partikel > 50nm, dan
tidak boleh lebih dari 20,25 nm (Lukas, 2006).


G. PEMBUATAN SALEP

Pembuatan bahan obat ditambahkan sebagai larutan steril atau serbuk steril
termikronisasi pada dasar salep steril, hasil akhir dimasukkan secara aseptik dalam tube
steril.
Bahan obat di sterilkan dengan cara yang cocok. Bila bahan tertentu yang digunakan
dalam formula tidak dapat disterilkan dengan cara biasa, maka dapat digunakan bahan
yang memenuhi syarat Uji sterilitas dengan pembuatan secara aseptik.
Tube disterilkan dalam otoklaf pada suhu antara 115
o
dan 116
o
. Selama tidak kurang dari
30 menit.
Bahan obat yang ditambahkan ke dalam dasar salep berbentuk larutan atau serbuk
halus. Homogenitas tidak boleh mengandung bagian yang kasar yang dapat teraba.
Sterilitas memenuhi syarat uji sterilitas yang tertera pada uji keamanan hayati.
Penyimpanan dalam tube steril, di tempat sejuk.


H. BEBERAPA HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM MENYEDIAKAN SEDIAAN
SALEP MATA

1. Sediaan dibuat dari bahan yang sudah disterilkan dengan perlakuan aseptik yang ketat
serta memenuhi syarat uji sterilitas. Bila bahan tertentu yang digunakan dalam
formulasi tidak dapat disterilkan dengan cara biasa, maka dapat digunakan bahan yang
memenuhi syarat uji sterilitas dengan pembuatan secara aseptik. Salep mata harus
memenuhi persyaratan uji sterilitas. Sterilitas akhir salep mata dalam tube biasanya
dilakukan dengan radiasi sinar . (Remingthon pharmauceutical hal. 1585).
2. Kemungkinan kontaminasi mikroba dapat dikurangi dengan melakukan pembuatan uji
dibawah LAF.
3. Salep mata harus mengandung bahan atau campuran bahan yang sesuai untuk
mencegah pertumbuhan atau memusnahkan mikroba yang mungkin masuk secara tidak
sengaja bila wadah dibuka pada waktu penggunaan. Kecuali dinyatakan lain dalam
monografi atau formulanya sendiri sudah bersifat bakteriostatik .

Zat anti mikroba yang dapat digunakan, antara lain:
Klorbutanol dengan konsentrasi 0.5 % (Pharmaceutical exipient, 2006)
Paraben
Senyawa Hg organik OTT dengan halida
Benzalkonium klorida dengan konsentrasi 0,01 0,02 % (Salvatore Turco et al, 1974).


I. WADAH SALEP MATA

Wadah salep mata harus dalam keadaan steril pada waktu pengisian dan penutupan. Wadah salep
mata harus tertutup rapat dan disegel untuk menjamin sterilitas pada pemakaian pertama.
Wadah salep mata kebanyakan menggunakan tube, tube dengan rendahnya luas permukaan jalan
keluarnya menjamin penekanan kontaminasi selama pemakaianya sampai tingkat yang
minimum. Secara bersamaan juga memberikan perlindungan tehadap cahaya yang baik. Pada
tube yang terbuat dari seng, sering terjadi beberapa peristiwa tak tersatukan. Sebagai contoh dari
peristiwa tak tersatukan telah dibuktikan oleh garam perak dan garam airaksa, lidocain (korosi)
dan sediaan skopolamoin yang mengandung air (warna hitam). Oleh karena itu akan
menguntungkan jika menggunakan tube yang sebagian dalamnya dilapisi lak.
Pada pembuatan tube yang tidak tepat harus diperhitungkan adanya serpihan serpihan logam.


J. STERILITAS

Sterilitas merupakan syarat yang paling penting, tidak layak membuat sediaan larutan mata yang
mengandung banyak mikroorganisme yang paling berbahaya adalah Pseudomonas aeruginosa.
Infeksi mata dari organisme ini dapat menyebabkan kebutaan, bahaya yang paling utama adalah
memasukkan produk nonsteril kemata saat kornea digososk. Bahan partikulat yang dapat
mengiritasi mata menghasilkan ketidaknyamanan pada pasien. Jika suatu anggapan batasan
mekanisme pertahanan mata menjelaskan dengan sendirinya bahwa sediaan mata harus steril. Air
mata tidak seperti darah tidak mengandung antibodi atau mekanisme untuk memproduksinya.
Mekanisme utama untuk pertahanan melawan infeksi mata adalah aksi sederhana pencucian
dengan air mata dan suatu enzim yang ditemukan dalam air mata (lizosim) yang mempunyai
kemampuan menghidrolisa selubung polisakarida dari beberapa mikroorganisme, satu dari
mikroorganisme yang tidak dipengaruhi oleh lizosim yakni yang paling mampu menyebabkan
kerusakan mata yaitu Pseudomonas aeruginosa(Bacilllus pyocyamis). Infeksi serius yang
disebabkan mikroorganisme ini ditunjukka dengan suatu pengujian literatur klinis yang penuh
dengan istilah-istilah seperti enukleasi mata dan transplantasi kornea. Penting untuk dicatat
bahwa ini bukan mikroorganisme yang jarang, namun juga ditemukan disaluran intestinal, dikulit
normal manusia dan dapat menjadi kontaminan yang ada diudara.


K. WAKTU PENYIMPANAN

Waktu penyimpanan tidak hanya tergantung dari stabilitas kimia bahan obat yang digabungkan,
tetapi juga dari kemungkinan terjadinya pertumbuhan partikel dalam interval waktu tertentu
mutlak diperlukan. Jadi dalam setiap hal, selalu diutamakan pembuatan salep mata secara segar.


L. KARAKTERISTIK SEDIAAN SALEP MATA

Kejernihan
Larutan mata adalah dengan definisi bebas dari partikel asing dan jernih secara normal diperoleh
dengan filtrasi. Tentunya, pentingnya peralatan filtrasi agar jernih dan tercuci baik sehingga
bahan-bahan partikulat tidak dikontribusikan untuk larutan dengan desain peralatan untuk
menghilangkannya. Pengerjaan penampilan untuk larutan dalam lingkungan yang bersih,
penggunaan LAF dan harus tidak tertumpah memberikan kebersihan untuk penyiapan larutan
jernih bebas dari partikel asing. Dalam beberapa permasalahan, kejernihan dan sterilisasi
dilakukan dalam langkah filtrasi yang sama. Ini penting untuk menyadari bahwa larutan jernih
sama fungsinya untuk pembersihan wadah dan tutup. Keduanya, wadah dan tutup harus bersih,
steril dan tak tertumpahkan. Wadah atau tutup tidak membawa partikel dalam larutan selama
kontak lama dalam penyimpanan. Normalnya dilakukan tes sterilisasi
Stabilitas
Stabilitas obat dalam larutan seperti produk mata tergantung sifat kimia bahan obat, pH produk,
metode penyiapan (khususnya penggunaan suhu), zat tambahan larutanb dan tipe pengemasan
Obat seperti pilokarpin dan fisostigmin aktif dan cocok pada mata pada pH 6,8. Namun demikian
pH stabilitas kimia (atau ketidakstabilan) dapat diukur dalam beberapa hari atau bulan. Dengan
obat ini, bahan kehilangan stabilitas kimia kurang dari 1 tahun. Sebaliknya pada pH 5 kedua obat
stabil dalam beberapa tahun
Buffer dan pH
Idealnya, sediaan mata sebaiknya diformulasi pada pH yang ekuivalen dengan cairan air mata
yaitu 7,4. dan prkteknya jarang dicapai. Mayoritas bahan aktif dalam optalmology adalah garam
basa lemah dan paling stabil pada pH asam. Ini umumnya dapat dibuat dalam suspensi
kortikosteroid tidak larut. Suspensi biasanya paling stabil pada pH asam
pH optimum umumnya menginginkan kompromi pada formulator. pH diseleksi jadi optimum
untuk stabil. Sistem dapar diseleksi agar mempunyai kapasitas adekuat untuk memperoleh pH
dengan range stabilitas untuk durasi umur produk. Kapasitas buffer adalah kunci utama situasi
ini
Tonisitas
Tonisitas berarti tekanan osmotik yang diberikan oleh garam-garam dalam larutan berair.
Larutan mata adalah isotonik dengan larutan lain ketikamagnitude sifat koligatif larutan adfalah
sama. Larutan mata dipertimbangkan isotonik ketika tonisitasnya sama dengan 0,9 % larutan
NaCl
Sebenarnya mata lebih toleran terhadap variasi tonisitas dari suatu waktu yang diusulkan. Mata
biasanya dapat mentoleransi larutan sama untuk range 0,5 % 1,8 % NaCl intraokuler. Namun
demikian ini tidak dibutuhkan ketika stabilitas produk dipertimbangkan
Viskositas
USP mengizinkan penggunaan peningkat viskositas untuk memperpanjang waktu kontak dalam
mata dan untuk absorpsi obat dan aktivitasnya. Bahan-bahan seperti metil selulose, polivinil
alkohol dan hidroksil metil selulose ditambahkan secara berkala untuk meningkatkan viskositas
Investigator telah mempelajari efek peningkatan viskositas pada waktu kontak dalam mata.
Umumnya viskositas meningkat dari 25 50 cps range signifikan meningkatkan lama kontak
dalam mata
Bahan Tambahan
Penggunaan bahan tambahan dalam larutan mata dibolehkan, namun pemilihannya dalam jumlah
tertentu. Antioksidan, khususnya natrium bisulfit atau metasulfit, digunakan dalam konsentrasi
sampai 0,3 %, khususnya dalam larutan yang mengandung garam epinefrin. Antioksidan lain
seperti asam askobat atau asetilsistein dapat digunakan. Antioksidan ini berefek sebagai penstabil
untuk meminimalkan oksidasi epinefrin
Penggunaan surfaktan dalam sediaan mata dibatasi hal yang sama. Surfaktan nonionik, keluar
toksis kecil seperti bahan campuran digunakan dalam konsentrasi rendahkhususnya suspensi
steroid dan berhubungan dengan kejernihan larutan. Surfaktan jarang digunakan sebagai
kosolven untuk meningkatkan kelarutan
P E NGGUNAA N S UR F AK T AN , K HUS US NYA B E B E R A P A
K ONS E NT R AS I S I GN I F I K AN, S E B A I K NYA DE NGAN
K AR AKT E R I S T I K B AHAN - B AHAN. S UR F AK T AN NON I ON I K ,
K HUS US NYA DA P AT B E R E AK S I DE NGAN ADS OR P S I DE NG AN
K OMP ONE N P E NGAWE T AN T I MI K R OB A DAN I NAK T I F S I S T E M
P E NGAWE T . B E NZ AL K ON I UM K L OR I DA D AL AM R AN GE 0 , 0 1
0 , 0 2 % DE NGAN T OK S I S I T AS F AK T OR P E MB AT AS K ONS E NT R AS I ,
S E B AGA I P E N GA WE T DI G UNAK AN DAL AM J UML AH B E S AR
L AR UT AN DE NGAN S US P E NS I S E D I AAN MAT A.

M. UJI SALEP MATA

Bahan Tambahan
Bahan-bahan yang sesuai boleh ditambahkan pada salep mata untuk meningkatkan kestabilan
dan kegunaan, kecuali jika dilarang pada masing-masing monografi dengan syarat yang tidak
berbahaya dalam jumlah yang diberikan dan tidak boleh mempengaruhi efek terapi atau respons
pada penetapan kadar dan pengujian spesifik. Pada sediaan untuk penggunaan mata, tidak boleh
diberi tambahan zat warn, semata-mata untuk tujuan pewarnaan pada sediaan akhir.

Bahan atau campuran bahan yang sesuai untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme harus
ditambahkan kedalam salep mata yang dikemas dalam wadah untuk pemakaian ganda, tanpa
memperhatikan metode sterilisasinya, kecuali jika disebutkan dalam masing-masing monografi,
atau formula tersebut bersifat bakteriostatik. Bahan tersebut digunakan dalam kadar tertentu yang
akan mencegah pertumbuhan atau membunuh mikroorganisme dalam salep mata seperti tertera
pada uji efektivitas pengawat anti mikroba dan kandungan zat anti mikroba. Proses sterilisasi
dilakukan pada produk akhir atau semua bahan jika salep dibuat dengan cara aseptis, seperti
yang tertera pada bahan tambahan dalam ketentuan umum dan sterilisasi dan jamianan sterilitas
bahan kompendia. Salep mata dikemas dalam wadah dosis tunggal, tidak memerlukan tambahan
antibakteri; tetapi, harus tetap memenuhi syarat uji sterilitas.
Wadah
Wadah termasuk penutup untuk salep mata tidak boleh berinteraksi secara fisika atau kimia
dalam bentuk apapun dengan sediaan yang dapat mengubah kekuatan, mutu atau kemurnian
diluar persyaratan resmi pada kondisi umum atau biasa pada saat penanganan,pengiriman,
penyimpanan, penjualan, dan penggunaan seperti yang tertera pada wadah untuk artikel yang
ditujukan pada penggunaan sediaan mata dalam ketentuan umum.
Partikel Logam
Lakukan prosedur seperti yang tertera pada penetapan partikel logam dalam salep mata.
Kebocoran
Pilih 10 tube salep mata, dengan segel khusus jika disebutkan. Bersihkan dan keringkan baik-
baik permukaan luar tiap tube dengan kain penyerap. Letakkan tube pada posisi horizontal di
atas lembaran kertas penyerap dalam oven dengan suhu diatur pada 60
o
3
o
selama 8 jam. Tidak
boleh terjadi kebocoran yang berarti selama atau setelah pengujian selesai (abaikan bekas salep
yang diperkirakan berasal dari bagian luar dimana terdapat lipatan dari tube atau dari bagianluar
tutup tube). Jika terdapat kebocoran pada satu tube tetapi tidak lebih dari satu tube; lakukan
pengujian dengan tambahan 20 tube salep. Pengujian memenuhi syarat jika tidak ada satupun
kebocoran diamati dari 10 tube uji pertama, atau kebocoran yang diamati tidak lebih dari satu
dari 30 tube yang diuji

Anda mungkin juga menyukai