Anissa Desvitari Intan Putri Insyiroh Lailatul Mahmudah Medita Annisa Nurul Ulya
Program Studi Farmasi Fakultas Farmasi dan Sains Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA Jakarta 2013
BAB I PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG Glaukoma menjadi penyebab kebutaan terbanyak kedua di seluruh dunia dengan angka kejadian glaukoma sudut terbuka lebih banyak dibandingkan glaukoma sudut tertutup. Di Indonesia, menurut Survey Kesehatan Indera Penglihatan dan Pendengaran tahun katarak (0,78%), glaukoma (0,20%), kelainan refraksi (0,14%), gangguan retina (0,13%), dan kelainan kornea (0,10%). Tekanan intra okuler satu-satunya faktor risiko yang dapat dikelola untuk mencegah kebutaan sehingga terapi inisial yang tepat dapat mengurangi angka kebutaan akibat glaukoma. Semua larutan untuk mata harus dibuat steril jika diberikan dan bila mungkin ditambahkan bahan pengawet yang cocok untuk menjamin sterilitas dalam pemakaian. Larutan untuk mata yang dimaksudkan untuk mata yang dimaksudkan untuk digunakan selama operasi atau pada mata yang terkena trauma, umumnya tidak mengandung bahan pengawet, karena hal ini akan menyebabkan iritasi pada jaringan di dalam mata. Larutan ini biasanya dikemas dalam wadah untuk dosis tunggal dan semua larutan yang tidak dipakai harus dibuang.
TUJUAN 1. Mahasiswa mampu membuat sediaan tetes mata Timolol Maleat dibuat dalam kemasan minidose bebas pengawet 2. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi terhadap sediaan tetes mata Timolol Maleat. 3. Mahasiswa mampu membuat kemasan sekunder, brosur, dan etiket.
kapasitas dapar larutan obat tersebut kecil (jumlah mol asam dan basa konjugat dari pendapar kecil). Garam alkaloid bersifat asam lemah dan kapasitas daparnya lemah. Satu atau dua tetes larutan obat mata ini akan dinaikkan pHnya oleh air mata. Dalam menyiapkan dapar dengan pH yang diinginkan, harus dipilih sistem asam garam yang pKa-nya mendekati pH yang diinginkan agar angka banding asam terhadap garam mendekati satu dan diperoleh keefektifan maksimal terhadap penaikan dan penurunan pH. Sediaan tetes mata mempunyai banyak persamaan dengan sediaan parenteral. Formulasi sediaan tetes mata yang stabil memerlukan bahan-bahan yang sangat murni seperti bebas dari kontaminan kimia, fisik (partikel), dan mikroba. Sediaan tetes mata digunakan dalam jumlah yang besar, seperti irigan mata, atau dalam pemeliharaan peralatan seperti lensa kontak. Beberapa pertimbangan dalam pembuatan obat mata: 1. Sterilitas Sediaan harus dikerjakan seaseptis mungkin dan dilakukan proses sterilisasi yang sesuai. Cara sterilisasi yang sering digunakan untuk obat tetes mata adalah pemanasan dengan otoklaf, pemanasan dengan bakterisida, dan penyaringan. 2. Iritasi pH sediaan yang tidak cocok dengan air mata akan mengakibatkan iritasi yang disertai dengan keluarnya air mata. Difusi obat akan terhalang sehingga jumlah obat tidak efektif. Akan dibuat sediaan tetes mata timolol maleat. Tetes mata timolol maleat adalah larutan steril timolol maleat dalam air. Mengandung sejumlah C 13H24N4O3S.C4H4O4, setara dengan tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% Timolol (C13H24N4O3S), dari jumlah yang tertera pada etiket.
Karakteristik Timolol Maleat Timolol (sebagai hemihydrate) merupakan serbuk putih tidak berbau,berbentuk serbuk kristal yang sedikit larut dalam air dan bebas larut dalam etanol. Hemihydrate timolol stabil pada suhu kamar.
Analisis Farmakologi
Indikasi Untuk penanganan kenaikan tekanan intra okular pada hipertensi okuler, glaukoma sekunder Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian 1 tetes larutan 0,25 % 1-2 kali sehari pada mata yang sakit, dapat diganti 1 tetes larutan 0,5 % 2 kali sehari
Farmakologi Penurunan tekanan intraokuler pada penggunaan tetes mata : 30 menit. Efek Puncak : 1-2 jam.
Stabilitas Penyimpanan Simpan dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya dan pembekuan.
Kontraindikasi Timolol hipersensitif terhadap timolol atau komponen lain dalam sediaan, sinus bradikardia, blok jantung, kegagalan ginjal
Efek Samping Pada mata : rasa terbakar, rasa panas, mata kering, reaksi alergi, pernah dilaporkan gangguan kornea
Interaksi - Dengan Obat Lain : Penghambat ACE dan anestetika dpt meningkatkan efek hipotensif. Analgetik
Pengaruh - Terhadap Ibu Menyusui : timolol didistribusikan ke dalam air susu, gunakan dengan perhatian. - Terhadap Anak-anak : Hipoglikemia dan bradikardia terhadap bayi baru lahir EFEK KLINIS FARMAKOLOGI Timilol merupakan antagonis beta-adrenergik non selektif bllok baik beta 1-reseptor beta2- adrenergik. Timolol tidak memiliki aktivitas simpatomimetik intrinsik yang signifikan, sebagai anestesi (membran-stabilitasi)atau langsung depresi miokard. Timolol jika di oleskan dimata mengurangi tekanan intraokular normal dan meningkat (TIO). Peningkatan tekanan intraokiler merupakan faktor risiko utama dalam patogenesis glaukoma. Semakin tinggi tingkat TIO, semakin besar kemungkinan hilangnya lapangan visual glaukoma dan kerusakan syaraf optik. Mekanisme dominan aksi hipotensi mata dari agen topikal memblokir beta adrenergik kemumgkinandisebabkan oleh penurunan produksi aqueous humor. Secara umum, agen memblokir beta-adrenergik mengurangi cardiac output baik pada orang sehat dan paien dengan penyakit jantung. Pada pasien dengan gangguan berat fungsi miokard, reseptor beta-adrenergik blocking agennya dapat menghambat efek stimulasi simpatik yang diperlukan untuk mempertahankan fungsi jantung yang memadai. Di dalam bronkus dan bronkkiolus, blokade reseptor beta-adrenergik juga dapat meningkatkan resistensi saluran nafas karena aktivitas parasimpatis terlindung.
BAB III METODOLOGI A. ALAT No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. Nama Alat Kaca Arloji Pinset Batang Pengaduk Beaker Glass Gelas Ukur Corong Erlenmeyer Spatel Pipet Kertas Saring PH indikator Kapas Steril LAF Jumlah 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 2 1 Cara Sterilisasi Di oven 160o selama 1 jam Pemijaran Di oven 160o selama 1 jam Di oven 160o selama 1 jam Di autoklaf 120o-121oC selama 15 Di oven 160o selama 1 jam Di oven 160o selama 1 jam Pemijaran Di oven 160o selama 1 jam Di autoklaf 120o-121oC selama 15 -
Formula 1 Batch R/ Timolol Maleat Zat tambahan yang cocok Aqua P.I Perhitungan Isotonis Bahan Timolol Maleat Zat tambahan yang cocok Aqua P.I NaCl ad isotonis 150mg q.s ad 30 ml q.s
30 ml 150 mg q.s ad 30 ml
%b/v 0.5 1
= 0,842 g/100ml
C. PROSEDUR KERJA 1. PEMBUATAN SEDIAAN Menggunakan teknik aseptik dalam ruangan LAF
Larutkan zat aktif Timolol dalam pelarut aqua PI Tambahkan NaCl pengisotonis ke dalam larutan Aduk hingga semua partikel zat larut (homogen) Cek pH Tambahkan larutan dapar fosfat hingga pH mencapai 7,4 Saring dengan kertas saring steril rangkap Lakukan sterilisasi dengan cara filtrasi menggunakan filter membran 0,22 m di LAF (dispensasi menggunakan kertas saring), lalu masukkan dalam wadah kemasan minidose, tutup beri etiket.
2. EVALUASI SEDIAAN a. Uji pH Menggunakan pH indikator b. Uji Kejernihan Tidak terdapat partikel melayang c. Uji Kebocoran Terdapat dua cara dalam menguji kebocoran, yang pertama dengan menggunakan laruran metilen blue d. Uji Sterilitas Dengan menggunakan medium tioglikolat
Gambar
Keterangan Dari gambar di samping pH indikator tersebut menunjukan bahwa sediaan yang kami buat telah memenuhi pH standar sediaan tetes mata , yaitu 7,4
BAB V KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA