Anda di halaman 1dari 17

SEDIAAN INJEKSI DOSIS

GANDA (VIAL)

A N G G O TA K E L O M P O K :
F R I S K A D YA H AY U K . 1 0 4 1 5 11 0 7 2
G A L U H N I L A M P. 1 0 4 1 5 11 0 7 3
I N TA N K U S U M A N I N G T YA S 1 0 4 1 5 11 0 8 3
ISNIA SEKAR SARI 1 0 4 1 5 11 0 8 6
KHAIRUNNISA 1 0 4 1 5 11 0 9 2
LAORENSIA PUTRI M. 1 0 4 1 5 11 0 9 7
Fenobarbital (Luminal)

 Pemerian
Hablur kecil atau serbuk hablur putih berkilat, tidak berbau, tidak
berasa, dapat terjadi polimorfisme. Stabil di udara, pH larutan
jenuh lebih kurang 5
 Kelarutan
Sangat sukar larut dalam air, larut dalam etanol, dalam eter,
dalam larutan alkali hidroksida dan dalam larutan alkali karbonat,
agak sukar larut dalam kloroform
(Farmakope Indonesia ed IV hal 659)
Tinjauan Farmakologi

 Phenobarbital sangat sukar larut dalam air, sehingga digunakan Phenobarbital


Na yang sangat mudah larut dalam air. Dipilih Phenobarbital Na karena
merupakan turunan barbiturat dengan masa kerja panjang. Aktivitasnya lebih
tinggi dibandingkan barbital, dan digunakan sebagai sedatif, hipnotik dan anti
kejang. Awal kerjanya lambat +- 1 jam, dengan masa kerja cukup panjang 10-
16 jam.
 Turunan barbiturat bekerja dengan menekan transmisi sinaptik pada sistem
pengaktifan retikula di otak dengan cara mengubah permeabilitas membran sel
sehingga mengurangi rangsangan sel post sinaptik dan menyebabkan
deaktivasi korteks serebral. Phenobarbital Na memiliki pKa = 7,4 pada pH
fisiologis lebih dari 50% tedapat dalam bentuk tidak terionisasi sehingga
mudah menembus jaringan lemak dan menunjukkan aktivitas sebagai penekan
sistem saraf pusat.
(Kimia Medisinal ed 2 hal 233)
Fenobarbital Na

 Phenobarbital Natrium mengandung tidak kurang dari 98,5% dan


tidak lebih dari 101,0% C12H11N2NaO3.
 Pemerian : Hablur berlapis atau hablur berbentuk granul, putih
atau serbuk putih, higroskopis, tidak berbau, rasa pahit. Larutan
bersifat basa terhadap phenolftalein dan terurai bila dibiarkan.
 Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, larut dalam etanol,
praktis tidak larut dalam eter dan dalam kloroform.

(Farmakope Indonesia ed IV hal 660)


Permasalahan dan Penyelesaian

No Permasalahan Penyelesaian
1 Phenobarbital sukar larut dalam Diganti dengan Phenobarbital Na yang sangat
air mudah larut dalam air. Dipilih Phenobarbital Na
(Farmakope Indonesia Ed III hal karena merupakan turunan barbiturat dengan
481) masa kerja panjang. (Kimia Medisinal ed 2 hal
233)
Phenobarbital Na dapat dibuat dengan
mereaksikan Phenobarbital dengan NaOH
hingga terbentuk garamnya.
2 Phenobarbital dalam pelarut air Digunakan pelarut propilenglikol – air
tidak stabil
Permasalahan dan Penyelesaian

No Permasalahan Penyelesaian
3 Persyaratan pH 10-11 (Formularium Penambahan NaOH sampai Phenobarbital
Nasional hal 238) atau 9,2-10,2 larut dan pH tercapai.
(Farmakope Indonesia ed IV hal 661)
4 Terdapat potensi kontaminasi atau reaksi Ditambah chelating agent berupa Na2EDTA
dengan logam baik dari wadah maupun dengan kadar 200ug/ml
tutupnya.
5 Kemasan vial digunakan untuk dosis ganda Penambahan Benzalkonium Klorida sebagai
sehingga diperlukan pengawet pengawet dengan kadar 0,05-0,1%
6 Dosis hipnotik 130 – 200 mg,dosis sedatif Digunakan dosis 130 mg agar masuk range
100 – 130 mg dosis hipnotik maupun sedatif
(Formularium Nasional hal 238)
Formula Standar ( Formularium Nasional hal 237)

Tiap ml mengandung :
Phenobarbital Natricum 200mg
Dinatrii Edetas 200ug
Propilenglycoli Solutio 90% ad 1 ml
Formula modifikasi

Tiap ml mengandung :
Phenobarbital 130mg
Dinatrii Edetas 200ug
NaOH qs ad larut dan pH 9,2-10,2
Benzalkonium Klorida 0,1%
Propilenglycol 60 %
Aqua pro injeksi ad 1ml
m.f vial 5 ml No III
Perhitungan Tonisitas

 Data PTB

No. Nama Bahan PTB 1%


1 Phenobarbital 0,13
2 Dinatrii Edetat 0,13
3 Benzalkonium Klorida 0,09
4 Propilenglikol 0,25
Formula diubah ke bentuk %
Perhitungan Bahan
Skema Kerja
Sterilkan alat
sediaan
Timbang Phenobarbital 3,9 g  beakerglass ,aduk disterilisasi
akhir dengan
Ukur Propilenglikol  beakerglass,aduk ad larut cara
pemanasan
pada suhu 98°
Ukur Na EDTA hasil pengenceran 1,2 ml  beakerglass sampai 100°C
selama 30
Ukur benzalkonium klorida hasil pngnceran 6 ml  menit. (FN
beakerglass hal 238)
Dari rentang
Masukan kristal NaOH sedikit demi sedikit,aduk ad suhu
larut cek pH 9,2 – 10,2 tersebut,steril
isasi
masukan aqua pro injeksi ad 30 ml,aduk ad homogen dilakukan
secara panas
basah dengan
Masukan ke vial @5,3 ml. Sterilkan dg autoklaf 100oC autoklaf.
selama 30 menit
Uji Sterilitas
Media yang digunakan adalah TSB ( Tryptone Soya Broth) dan FTM ( Fluid
Thioglicolate Medium )

Sterilkan pada suhu 121 °C selama 15 menit dengan autoklaf

Diinokulasi 0,6 ml sampel vial ke dalam media

Diinkubasi media FTM pada suhu 37 °C dan media TSB pada suhu ruang

Kontrol positif FTM : Bacillus sp


Kontrol positif TSB : Candida albicans
Kontrol negatif : media yang sudah disterilkan dan bebas mikroba

Pengamatan dilakukan 14 hari


Evaluasi

1. Uji kebocoran (Lachman III,hal 1354) • Tidak dilakukan untuk vial dan botol,karena
tutup karetnya tidak kaku
• Pada ampul, Letakkan ampul di dalam zat
warna ( biru metilen 0,5 – 1% dlm ruangan
vakum. Tekanan atmosfer berikutnya
kemudian menyebabkan zat warna berpenetrasi
ke dalam lubang, dapt dilihat setelah bagian
luar ampul dicuci untuk membersihkan zat
warnanya
2. Uji Kerjenihan (Lachman hal.1355) • Pemeriksaan dilakukan secara visual biasanya
dilakukan oleh seseorang yang memeriksa
wadah bersih dari luar di bawah penerangan
cahaya yang baik, terhalang terhadap refleksi
ke dalam matanya, dan berlatar belakang hitam
dan putih, dengan rangkaian isi dijalankan
dengan suatu aksi memutar, harus benar-benar
bebas dari partikel kecil yang dapat dilihat
dengan mata
Evaluasi

3. Uji pH ( FI IV hal. 1039 – 1040 Cek pH larutan dengan pH meter atau kertas
) indikator universal Cek pH larutan dengan
menggunakan pH meter atau kertas indikator
universal. Dengan pH meter : Sebelum
digunakan, periksa elektroda dan jembatan
garam. Kalibrasi pH meter. Pembakuan pH
meter : Bilas elektroda dan sel beberapa kali
dengan larutan uji dan isi sel dengan sedikit
larutan uji. Baca harga pH. Gunakan air bebas
CO2 untuk pelarutan dengan pengenceran
larutan uji.

4. Uji Keseragaman Volume ( FI Diletakkan pada permukaan yang rata secara


IV hal.1044) sejajar,lalu dilihat keseragaman volume secara
visual.
ANY QUESTION ?

Anda mungkin juga menyukai