Anda di halaman 1dari 51

INTERAKSI OBAT DENGAN EXCIPIEN

 Uraian pendahuluan tentang obat, eksipient, dan makanan serta mineral


yang berpengaruh pada obat lain
 Interaksi obat pada metabolisme
 Interaksi sediaan obat dalam saluran cerna, selama transport dan yang
berhubungan dengan metabolisme
 Interaksi sediaan obat yang berhubungan dengan ekskresi renal
 Pengaruh makanan pada abs.obat dalam bentuk sediaannya.
 Masuknya obat dari ibu ke bayi melalui ASI
 Obat yang menyebabkan malnutrisi, terapi obat, dan diet.
 Nutriceutical
 KB
Zat aktif
Zat
tambahan
(eksipient)
Syarat ????
Interaksi ???

BA ???
Sediaan
(stabil, uniform, acceptable, AR ???
drug release characteristics, etc)
KATEGORI CONTOH

Colouring agents
• Azo dyes • Tartrazine (FD&C Yellow
No.5), amaranth (FD&C
red No.2), allura red
(FD&C red No.40), sunset
yellow (FD&C yellow
No.6), ponceau 4R, Evan’s
Blue (Azovan Blue) and
congo red.
• Triphenylmethane dyes • Gentian violet, brilliant
green
KATEGORI CONTOH

• Other dyes • Erytrosine (FD&C red


No.3), neutral red

Sweetening & flavouring • Cyclamates, glucose,


agent sorbitol, sucrose, anise,
cinnamon oil, liquorise,
peppermint oil,
sod.glutamat
KATEGORI CONTOH

Surfactans & solubilizing • Glyceryl monostearate,


agents polyoxyethylated castor oil
(Cremophror EL),
polysorbates (Tweens),
sod.lauryl sulphate,
sorbitan ester
(Spans&Arlacels),
stearyl&cetyl alcohol, TEA
KATEGORI CONTOH

Antioxidants • Butylated hydroxyanisole


(BHA), butylated
hydroxytoluene (BHT),
nordihydroguaiaretic acid
(NDGA), propyl gallate,
sod.metabisulphite, α-
tocopherol

• Dichlorodifluoromethane
(Arcton 6, Freon 12), carbon
Aerosol propellants tetrafluoride (Freon 14),
tricchlorotrifluoromethane
(Arcton 9, Freon 11)
KRITERIA CONTOH

Preservative & antibacterials


• Benzalkonium chloride,
• Quarternary
cetalkonium chloride,
amm.compounds cetrimide

• Mercurial antiseptics • Phenylmercuric nitrate


(PMN), thiomersal.

• Ethyl hydroxybenzoates,
• P.hydroxybenzoates methyl hydroxybenzoates,
(parabens) propyl hydroxybenzoates
KRITERIA CONTOH

• Micellaneous preservative • Benzyl alcohol,


chloracetamide,
chlorbutanol, chlorchresol,
formaldehyde releasers
(Bronopol, Dowicil 200,
Germall 115), sorbic acid,
triclosan (cloxifenol,
Irgasan DP 300)
KRITERIA CONTOH

Thickening, Susp., & binding • Acacia, CMC, gelatin,


PVP?Povidone, PEG,
agent Propyleneglycol

• Starch, talc
Disintegrants & Lubricant
• Cinnamon oil, citronella oil, 6-
Parfumes methyl coumarin,
perubalsam.

• Isopropyl myristate, lanolin,


liq.paraffin, sesame oil, soft
Fats & oils paraffin (petrolatum)
1973- (era baru  < 72 kematian, 72% solven dietilenglikol
sulfa) (toksik)

1968-1969  Fenitoin yang dikapsul dengan CaSO4


(Australia) diganti dengan laktosa BA

1971  Antibiotika rifampisin dengan PAS (Para


Amino Salisilat) interaksi dalam hal
abs.intestinal efek klinik terapi TBC

1972-1973  Masalah BA digoxin (lanoxin)


uk.partikel tidak stabil
Substansi obat sama

Dosis sama

Bahan tambahan untuk formulasi beda


1182 pasien diberi
Inderal dan 586
pasien diberi
generic Propanolol Terjadi ES :
kelelahan,
pusing, sakit
kepala,
depresi

Inderal 24,8%
Generic Propanolol 34,6%
pembuatan dan formula tablet yang
mengandung propanolol tersebut
berbeda, sehingga respons (ES) yang
diberikan berbeda

Karena.....
20-30% AR terjadinya alergi atau reaksi
hipersensitif (kulit) diakibatkan eksipient
dalam sediaan
a.Colouring agents (terutama tartrazine)
b.Preservatives (golongan paraben)
c.Gula, pemanis, dan flavours
d.Basis
e.Solven/pelarut
f.Emulsifiers & surfactant dalam sediaan salep,
krim, atau sediaan topikal lain
g.alkohol
Tartrazine.....
Tartrazine adalah senyawa monoazo yang
digunakan pada makanan, kosmetika, pembersih,
dan sediaan farmasi.

Reaksi pertama sediaan yang mengandung


tartrazine tahun 1959, yaitu pada 3 pasien
setelah penggunaan sediaan kortikosteroid.
Setelah kasus tersebut, rutin dilaporkan alergi
pada tartrazine.
pruritis berat, urticaria, pembengkakan bibir,
lidah, serangan asma, pandangan kabur, iritasi
konjungtiv, palpitasi, anaphylaxis, mual, pusing,
dsb.
mekanisme terjadinya reaksi idiosinkrasi tartrazine
belum diketahui. Diduga mekanismenya sama
dengan Aspirin , karena reaksi silang antara
tartrazine dan Aspirin sama yaitu Penghambatan
Prostaglandin.
penandaan pada label

Produk per oral, rectal, vaginal, nasal baik resep


maupun OTC.

Sediaan luar (kulit) tidak perlu karena individual


sensitivitas
“ this product contains FD&C Yellow No.5
(tartrazine)
which may cause allergic-type reactions
(including bronchial asthma) in certain
susceptible individuals. Although the overall
incidence of FD&C Yellow No.5 sensitivity in the
general population is low, it is
frequently seen in patients who have aspirin
sensitivity”
• Indigo carmine
• Cargo red
• Methylene blue
• Patent blue
• Gentian violet
• Brilliant green
• fluorescein
Parabens
Yaitu ......
suatu ester alkyl C1-C4 asam p.hidroksibenzoat,
yang digunakan sejak 1930-an sebagai
bakteriostatik dan fungistatik dalam sediaan
farmasi, kosmetika, dan makanan.
• Dapat menyebabkan eksim pada kulit pada
konsentrasi tinggi. Banyak kasus hipersensitif
pada kulit karena paraben digunakan pada
sediaan krim, lotion, bedak muka,sabun, dan
kosmetika lain. Selain itu dalam sirup, susu, soft
drink.

• Reaksi silang sering terjadi pada semua paraben


dengan beberapa derivat senyawa para seperti
aniline, benzokain, prokain, p-fenilendiamin dan
sulfonamide mafenida.
Chloracetamide
• Alergi/dermatitis/eksim. Hipersensitivitas terjadi
bila chloracetamide dicampur dengan lemak bulu
domba pada basis salep mata.

Thiomersal (merthiolate)
• Pengawet vaksin dan intrakutan (tuberculin).
Menyebabkan eksim/alergi.
Chorocresol (phenolic antibacterial),

• Digunakan dalam krim dan sediaan topikal


lain.
• Cross-sensitivity antara chlorocresol dan
chloroxylenol (kandungan larutan antiseptik
Dettol).
• Iritasi/alergi pada kulit atau sistemik
(anaphylaxis) pada injeksi subkutan heparin
yang mengandung chlorocresol 0,15%
Phenylmercuric nitrate

• Pengawet tetes mata, salep, vaksin, dll


• Pada keratophy pasien glaucoma dengan
menggunakan pilokarpin yang mengandung
pengawet ini (untuk terapi miotik), lama-lama
menyebabkan pandangan berkurang, iritasi,
fotofobi, berair.
• Gejala tersebut dapat diperbaiki dengan chelating
agent yaitu EDTA.
Triclosan (cloxifenol, Irgasan DP 300)

• Fenol klorin sebagai antimikroba pada kosmetika,


sabun mandi, dan detergen.
• Alergi dermatitis pada sediaan
deodorant/antiperspirant.
Laktosa
• Digunakan sebagai pengisi atau pengencer
dalam tablet dan kapsul.
• Walaupun tidak toksik, 5-10% menyebabkan
malabsorpsi

Menyebabkan
kram, diare, kembung, muntah
Penyebabnya.....

adanya efek tekanan osmotik laktosa dan


terjadi fermentasi menjadi asam laktat dan CO2.

Pada bayi (alaktase) tidak ada enzim


lactase, sehingga untuk mencegah alergi
diberikan produk bebas laktosa
Sukrosa dan glukosa

• Sediaan farmasi bentuk cair seperti sirup selalu


meggunakan pembawa sukrosa atau glukosa.
• Pengobatan dengan sediaan ini (mengandung
total gula < 80%) menjadi masalah pada
penderita diabetes dan meningkatkan caries pada
gigi anak
• Anak-anak dengan penyakit kronis seperti asma,
epilepsi harus minum obat tersebut selama 6
bulan sehingga menambah kerusakan gigi
karena terdapat bakteri dan radang gusi.

• Kerusakan tersebut lebih besar dibandingkan


dengan pengobatan menggunakan sediaan
tablet.
Siklamat
Tahun 1970 AS melarang pemanis siklamat
dalam minuman ringan, makanan, dan produk
obat.
Hal tersebut karena ada penelitian pada tikus
bahwa dengan dosis besar dapat mengakibatkan
kanker kandung kemih

terbukti benar???
 dosis untuk penelitian yang digunakan 2500
mg/kg BB/hari (sangat besar) dibandingkan
dengan dosis manusia 50 mg/kg BB/hari.
Percobaan dengan campuran sakarin

Mana yang menyebabkan kanker ???


Sakarin

Dengan adanya larangan terhadap siklamat,


maka penggunaan sakarin menjadi penting.
Bagaimanapun ada kecurigaan bahwa sakarin
juga menyebabkan karsinogenik pada hewan.
Secara umum, sakarin dapat digunakan oleh
penderita diabetes dan orang gemuk.
Banyak digunakan dalam makanan, minuman,
dan sediaan farmasi.
Banyak juga digunakan oleh bukan penderita
diabetes dan wanita hamil secara berlebihan
tanpa arahan.
Memiliki rasa manis setengahnya dari sukrosa dan
banyak digunakan sebagai pengganti sukrosa
untuk penderita diabetes.

Sorbitol dimetabolisme dalam liver menjadi


fruktosa.
• Untuk sediaan per oral volume besar dapat
menyebabkan kembung, diare sehingga dapat
digunakan sebagai laxative. Untuk penderita DM
dapat dipakai maksimum 30 g/hari

• Pada larutan dialisis menyebabkan muntah,


hipertensi, dan koma karena efek toksik pada CNS

• Pada penderita intoleransi fruktosa, dapat


menyebabkan kerusakan hati dan ginjal setelah
pemberian injeksi actinomycin D dalam larutan
sorbitol
• Reaksi alergi dari komponen sediaan topikal biasa terjadi
pada pasien dengan kulit sensitif.
• Hipersensitif pada kulit biasanya timbul rasa gatal, sedikit
kemerahan pada tempat yang diobati. Kadang-kadang
eksem berat juga ditemukan.
Lanolin

• Biasa digunakan sebagai basis salep baik berair


maupun tidak berair.
• Diketahui dapat menyebabkan kulit sensitif sejak
lama meskipun insidennya kecil.
Petrolatum

• Vaselin kuning dan putih


• Tidak diserap oleh kulit tetapi banyak digunakan
sebagai emolien dan dasar salep untuk efek
lokal.
• AR : dermatitis kronis, hiperpigmentasi,
eksem.
Polyethylene glycol (PEG, macrogol)

• BM 200-700
• sering digunakan sebagai pembawa dalam
sediaan topikal
• Sangat hidrofil, sehingga dapat digunakan
sebagai emulsifying agent emulsi tipe o/w
Sesame oil (minyak wijen)

• Seperti olive oil


• Sering digunakan pada sediaan liniment, plaster,
salep, dan salep.
• Dapat terjadi eksem (sedikit).
• Emulsifying agent anionic sintetik sering menjadi
komponen pada sediaan topikal dan menyebabkan
reaksi di kulit.
• Na lauril sulfat standart irritant kulit.

Trietanolamin (TEA)
Biasa dikombinasi dengan asam lemak seperti asam
stearat dan asam olet untuk membentuk sabun,
sehingga sering digunakan sebagai emulsifying agent
pada sediaan krim/lotion, dsb
• Sediaan intravena dengan bahan obat yang sukar
larut, biasanya ditambahkan surfaktan agar stabil.

eksem ???
• Spans, sorbitan monooleat (Span 80) dan
monostearat (span 60)
• Tweens
• Glyceryl (glycerol) monostearat
• Sorbitan

Eksim/iritasi (sedikit)
Etanol
Digunakan sebagai pelarut , tidak sebagai obat.
Seorang pasien dengan riwayat alkoholist apabila
diberikan obat yang mengandung alkohol

Risiko semakin besar dengan


meningkatnya kadar alkohol
Penggunaan disulfiram (Antabuse)+alkohol

Reaksi sistemik

Hambat oksidasi acetaldehid


(metabolit primer alkohol)

Kadar acetaldehid

Hipotensi, mual, keringat keluar, tachycardia, nafas


sesak
• Oral hypoglycemic
• Beberapa antibiotika β-laktam dan sefalosporin
• Kloramfenikol
• griseofulvin
Benzyl alcohol
Pengawet injeksi
Pada kemoterapi intratekal, methotrexate dan
sitosin arabibosa

Kerusakan pada akar saraf sumsum tulang


belakang.

Anda mungkin juga menyukai