Anda di halaman 1dari 42

FITOKIMIA

KELAS RPL Ganjil 2019-2020

Mhd. Riza Marjoni, S.Si, M.Farm, Apt


Apa Itu Bahan Alam (Karakteristik Kimia)
 Senyawa organik bahan alam
 Termasuk senyawa heterosiklik dan peptida.
 Tidak termasuk protein, karbohidrat, dan asam nukleat.
 BM: ~150 ~ <800 amu (“small molecule”)
 Metode ekstraksi dan pemurnian umumnya sama dengan
teknik dalam kimia organik (Ex., column chromatography,
TLC, HPLC, GC etc.)
 Metode penentuan struktur
NMR, MS, IR, X-ray, UV
Apa Itu Bahan Alam (Karakteristik Biologis)
 Senyawa khas dari spesies / famili tertentu i.e., narrow
taxonomic distribution
 Tak ada fungsi nutrisi atau struktural bagi tanaman
Peranannya meliputi:
 color (identification) - scent (attraction or
repulsion)
 sexual attraction - social communication
 defense (e.g., plant toxins and antibiotics)
 Beberapa masih belum diketahui fungsinya bagi
tanaman
Biosintesis Bahan Alam (Tumbuhan)
CO2 hν H2O

Mono, oligo
Fotosintesis
polyoside

Glukosa
Eritrosa-4-
Fosfat
Glikosida
Fosfoenol Piruvat
Tannin Fenol, kuinon, polyacetilen,
Flavonoid Macrolida, asam lemak, lemak
Antocyanin Piruvat

Polyacetate
Shikimate Acetyl CoA
Mevalonat

Siklus de Creb
Cinnamate, Lignan Terpen/Steroid
Kumarin, Kuinon
Asam Amino
Ess. Oil, Sesqui, diterpen
Saponin, cardanolide,
Protein carotene
Alkaloid
Kenapa Belajar Bahan Alam ?
BA sumber banyak senyawa komplek & struktur menarik.
BA mewakili “biological diversity”.
BA merupakan expressions of the genome.
BA punya aktivitas biologis alami (tunggal / campuran).
BA bagian dari kekayaan alam, sumber penting kehidupan,
(Pertanian & makanan, bahan farmasi & industri kimia
BA jadi jembatan efektif dari perkembangan ilmu tradisional
ke modern, termasuk genetik, biologi molekuler,
bioteknologi, dan ilmu-ilmu farmasi.
Proses Pemisahan Bahan Alam

SAMPLE PROSES ISOLAT

Bahan Ekstraksi Pemisahan Deteksi Hasil


Uji & & Analisis
Pemurnian Identifikasi

Kebenaran Metode Metode Fisika/kimia Reliabilitas


Kemurnian Panas/ Fisika/kimia *tetapan fisika (Reprodusi-
Dingin (kelarutan- *karakteristik bilitas)
Pengendapan, spektra
kristalisasi
Beberapa Produk Senyawa Bahan Alam
Beberapa Produk Senyawa Bahan Alam
Pasar Bahan Alam  HUGE
• Farmasi
• Obat herbal tradisional:
• US & Europe  gingko biloba, St. John’s wort, ginseng, garlic,
echinacea, saw palmetto, soya, kava-kava, golden seal, aloe,
gotu kola (*also grown in the Philippines)
• India, China, Japan  Ayurverda, TCM, Kampo
• Philippines  lagundi, sambong, ampalaya, banaba, malunggay
• Minuman: tea (e.g., green, chinese), herbal teas, coffee
• Food supplements and health products
• Herbs and spices, food flavor ingredients
• Fats and oils, perfumes and scents, essential oils, others …
• Dikelompokkan sebagai “secondary metabolites” in
contrast to “primary metabolites”
Metabolit Sekunder Vs. Metabolit Primer
Metabolisme Primer:
Keseluruhan proses sintesis & perombakan zat-zat yang
dilakukan oleh organisme untuk kelangsungan hidupnya
(Metabolisme primer semua organisme sama, meskipun
sangat berbeda genetiknya)
Metabolisme Sekunder:
Keseluruhan proses sintesis & perombakan zat-zat yang
dilakukan oleh organisme bukan untuk kelangsungan
hidup. (Metabolisme sekunder terjadi pada organisme
tertentu, sehingga memberikan produk yang berlainan)
Metabolit Sekunder Vs. Metabolit Primer
Fungsi metabolit sekunder ada yang masih tetap “misteri”:
1. Produk detoksifikasi timbunan metabolit beracun
yang tidak dapat dibuang oleh organisme tersebut.
2. Lebih banyak dihasilkan tumbuhan dibanding hewan,
tum buhan harus menyimpannya dalam ruang-ruang
dalam sel, dalam dinding sel (hewan diekskresikan
langsung)
3. Timbunan energi dan makanan yang dapat digunakan
kembali bila diperlukan.
Scope Bahan Alam  Interesting Fields
Skrining Fitokimia  Alkaloid
Definisi Umum  Senyawa organik, punya inti N heterosiklik,
bersifat basa, tidak larut dalam air, tapi larut
dalam pelarut organik
Kata alkaloid  alkali = basa, oid = menyerupai/mirip
Klasifikasi Alkaloid
Alkaloid tak ada tatanama sistematik, sering nama trivial sep:
kuinin, morfin dan striknin. Semua nama trivial diberi akhiran
ine (Inggris) dan ina (Indonesia)
Menurut Hegnauer
Alkaloid sesungguhnya
Protoalkaloid
Pseudoalkaloid
Skrining Fitokimia  Alkaloid
Menurut Hegnauer
Alkaloid sesungguhnya  Racun, aktivitas fisiologis luas,
hampir semua bersifat basa, N selalu heterosiklik,
diturunkan dari asam amino dan terdapat dalam
tanaman sebagai garam organik
Protoalkaloid  Amina sederhana, N tidak heterosiklik.
Disebut juga amina biologis (meskalin dan efedrin)
Pseudoalkaloid  Tidak diturunkan dari prekursor asam
amino. Biasanya bersifat basa.
Ada dua golongan alkaloid ini:
1. Alkaloid steroidal (konesin)
2. Alkaloid purin (kaffein)
Skrining Fitokimia  Alkaloid
Walau bersifat basa, keberadaan dalam berbagai bentuk
A. Alkaloid sifat basa, dalam tumbuhan berbentuk garam
dgn asam organik (asam asetat, oksalat, sitrat, malat,
laktat, tartarat, tannat, kuinat dll):
B. Alkaloid dalam bentuk bebas (Nikotin, myosmin dan
anabasin)
C. Alkaloid sebagai glikosida dengan gula-gula umum
seperti glukosa, rhamnosa atau galaktosa (Reserpin,
hyoscyamin, cocain dll)
D. Alkaloid dalam bentuk garam kuarterner atau sebagai
oksida amina tersier (Tubocurarina Hidroklorida)
E. Beberapa alkaloid ada dalam bentuk senyawa netral
(Colkisin, piperin dll)
Skrining Fitokimia  Alkaloid
Beberapa senyawa mengandung N, tapi bukan alkaloid
1. Asam amino, gula-gula amino, peptida, asam nukleat,
porphyrin dan vitamin-vitamin
2. Metilamin, trimetilamin, β-feniletilamin, alkilamin rantai
lurus lainnya: Hordenin dan efedrin
3. Poliamin sederhana (hewan, tumbuhan, mikroorganism)
tergolong amina biogenik (kubis, apel, tomat, bayam,
daun gandum, jagung, pea, black currant dan tembakau)
Spermin dan spermidin
Skrining Fitokimia  Alkaloid
Sifat Umum Alkaloid:
1. Rasa yang “bitter” & optik aktif, umum bentuk kristal
2. Padatan tak berwarna dan sukar menguap
3. Tidak larut air, larut pelarut organik (MeOH, CHCl3 dll)
6. Beberapa berupa cairan larut air (koniin, nicotin)
7. Beberapa berwarna (berberina kuning)
8. Hampir semua alkaloid bentuk garam dengan asam
organik, larut air dan tak larut dalam pelarut organik
9. Mengendap / menghasilkan warna khas bila bereaksi
dengan larutan asam molibdat, asam pikrat, asam
kloroplatinat, potasium merkuri klorida dll.
10.Dalam tumbuhan dapat dideteksi dengan reagen
tertentu seperti reagen Mayer, Wagner, Dragendorff,
Hager, asam kloroplatinat, Frohde dll.
Skrining Fitokimia  Alkaloid
Uji sederhana alkaloid bisa dari rasa pahit (hati-hati), namun
tidak selalu. Rasa pahit terdeteksi sampai kadar sangat kecil
(10-3 molar). Distribusi juga bervariasi sep: semua spesies
papaveraceae positif alkaloid
Cara menguji adanya Alkaloid
2-4 g sampel, gerus, + sejumput pasir & 10 ml CHCl3
Tambahkan 10 ml CHCl3-amoniak 0,05 N, gerus.
Saring larutan  tabung reaksi besar.
Tambahkan 10 tetes H2SO4 2N, kocok perlahan. Biarkan
terbentuk pemisahan lapisan asam & lapisan CHCl3.
Ambil lapisan asam  tabung reaksi kecil.
Tambah satu tetes pereaksi Mayer.
Positif ditandai dengan ada kabut putih hingga
gumpalan putih/endapan, +1 s/d +4.
Skrining Fitokimia  Alkaloid
Cara menguji adanya Alkaloid
Sampel Tanaman
Potong kecil
Pasir halus/bersih
10 ml kloroform, gerus
10 ml kloroform amonia, gerus, saring

Ekstrak kloroform
Tambah 10 tetes H2SO4 2N
Kocok perlahan
biarkan

Lapisan kloroform Lapisan asam


Dalam tabung reaksi kecil
Tambahkan 1 tetes Meyer

Alkaloid

Kepekatan endapan standar Kinin sulfat atau brucin HCl


(+1 = 1:10.000, +2 = 1:2.500, +3 = 1:500 dan +4 = 1:100).
Skrining Fitokimia  Alkaloid
Pembuatan kloroform ammonia:
1 ml ammonia pekat 28%, tambahkan ke 250 ml CHCl3
(kloroform). Keringkan dengan penambahan 2,5 g Na
Sulfat anhidrat, kemudian saring
Pembuatan Pereaksi Meyer:
1,5 g HgCl2 larutkan dalam 60 ml akuades
5 g KI larutkan dalam 10 ml akuades
Keduanya dicampurkan dan ad kan 100 ml akuades
Pembuatan Pereaksi Dragendorf:
1 g bismuth subnitrat larutkan dalam 10 ml asam
asetat glasial dan 40 ml akuades
8 g KI larutkan dalam 20 ml akuades
Campur keduanya, adkan 100 ml (beberapa minggu)
Skrining Fitokimia  Alkaloid
Teknik Isolasi Alkaloid
1. Sampel (dirajang/serbuk) ekstrak dengan pet. eter 
hilangkan lemak, lilin dll.
2. Kemudian diekstrak dengan MeOH/EtOH.
3. Larutan pekat kemudian dipisahkan dari selulosa dan
material yang tidak larut dan diuapkan sampai kering
4. Tambahkan air ke dalam residu, campuran diasamkan
(asam tartrat 2%) sampai pH 2.
5. Campuran diekstrak dengan etil asetat / eter untuk
menarik alkaloid netral atau basa lemah
6. Larutan air basakan (ammonia) sampai pH 10 & ekstrak
dengan etil asetat / eter untuk menarik alkaloid basa.
7. Lapisan organik uapkan sampai kering, didapat
campuran basa organik yang tidak larut air
Skrining Fitokimia  Alkaloid
Teknik Isolasi Alkaloid
Simplisia Tanaman
Ekstraksi P. eter

Ekstrak P. Eter Residu


Lilin, lemak Ekstrak dg MeOH / EtOH 95%
Pekatkan
Partisi EtOAc : As. Tartrat 2%

Fraksi EtOAc Lar. Asam tartrat 2%


Alkaloid netral/ basa Basakan dengan ammonia atau
lemah Natrium bikarbonat

Fraksi BuOH Lar. Basa berair


Alkaloid basa Alkaloid kuarterner
Skrining Fitokimia  Alkaloid
Teknik Isolasi Alkaloid Cair
Alkaloid cair mudah menguap (nikotin & koniin) isolasi dengan
teknik distillasi. Ekstrak cair tumbuhan dibuat basa dengan
caustic soda / sodium karbonat dan alkaloid didestilasi dengan
uap. Destilat kemudian ekstrak dengan pelarut untuk
mengisolasi alkaloid yang diinginkan
Skrining Fitokimia  Flavonoid
Mengenal Flavonoid?
Kelompok senyawa fenol alam kerangka dasar C6-C3-C6,
dua gugus aril – C6 – terikat pada rantai propana – C3
(kerangka 2-fenilkroman).
Biogenesis berasal dari kombinasi antara jalur shikimat
dan jalur asetat-mevalonat
Variasi disebabkan reaksi hidroksilasi, alkoksilasi dan
glikosilasi, dari jalur biosintesa asam sikimat
/fenilpropanoid
Merupakan zat warna merah,
ungu, biru, dan sebagian
zat warna kuning
Diarilpropana
Skrining Fitokimia  Flavonoid
Sumber Flavonoid

Pigmen bunga
Antosianin
Skrining Fitokimia  Flavonoid
Penggolongan Flavonoid
1,3-diaril propana (flavonoid)
1,2-diaril propana (isoflavonoid)
1,1-diaril propana (neo-flavonoid)
3
3 A
2
B A 2 1
3
A 1 B
2 B
1

1,3-diarilpropana 1,2-diarilpropana 1,1-diarilpropana


flavonoid isoflavonoid neoflavonoid
Skrining Fitokimia  Flavonoid
Penggolongan Flavonoid
Robinson 1936  Kerangka C6-C3-C6. Fenil propana (C6C3) dgn
gugus fungsi oksigen pada posisi para, para dan meta,
atau dua meta dan satu para dari cincin aromatik
Biosintesis I  Birch, tahap awal unit C6C3 berkombinasi
dengan 3 unit C2 menghasilkan unit C6-C3(C2+C2+C2).
Kerangka C15 yang terbentuk telah mengandung gugus
fungsi oksigen di posisi yang diperlukan
Cincin A  Jalur poliketida, kondensasi 3 unit asam asetat
malonat, sedangkan cincin B  Jalur fenil
propanoid (shikimat)
Biosintesis  Berasal dari 2 jalur utama yaitu jalur shikimat
dan jalur asetat-malonat
Skrining Fitokimia  Flavonoid
Biosintesis Flavonoid
Asam Shikimat

Asam Korismat
(+ acetogenin piece)
Asam Senyawa
Fenil-C3 FLAVONOID
Prefenat

Tirosin Asam
Sinamat
Fenilalanin
Senyawa
Fenil C-1
Senyawa Alkaloid
Skrining Fitokimia  Flavonoid
Biosintesis Flavonoid
OH

OH HO O

CoAS Suatu Starter


O
acetyl-CoA. Naringenin
OH O

malonil-CoA Jalur
3x acetogenin Michael addition

OH OH
O SCoA H
HO O :
O

O O OH O
internal Claisen
dan enolisasi
Skrining Fitokimia  Flavonoid
Beberapa modifikasi Flavonoid
Hidroksilasi
Metilasi gugus hidroksil / inti flavonoid
Isoprenilasi gugus hidroksil / inti flavonoid
Metilasi gugus orto-dihidroksil
Dimerisasi (pembentukan biflavonoid)
Pembentukan bisulfat
Glikosilasi gugus hidroksil (pembentukan flavonoid O-
glikosida)
Glikosilasi inti flavonoid (pembentukan flavonoid C-
glikosida)
Skrining Fitokimia  Flavonoid
Biflavonoid
Contoh OH
3'
HO
OH
8
OH O HO

OH O
Amentoflavon dari Selaginella tamariscina

Biflavonoid sukar dikenali, sifat sama monoflavonoid


Bedakan dengan KLT (silika gel) dan MS
Penyebaran terbatas pada Gymbospermae
Skrining Fitokimia  Flavonoid
Ciri Struktur Flavonoid
A. Gugus hidroksil hampir selalu ditemukan pada posisi 5
dan & 7 dari cincin A.
B. Cincin B flavonoid seringkali mempunyai gugus gugus
hidroksil atau alkoksil pada posisi 4’, atau 3’ & 4’.
C. Adanya tiga gugus hidroksil atau alkoksil, atau tidak
teroksigenasi sama sekali, atau teroksigenasi pada
posisi 2’, sangat jarang ditemukan.
D. Hal tersebut disebabkan biogenesis dari flavonoid.
E. Glikosida senyawa flavonoid berikatan dengan gula
pada gugus hidroksil yang ada.
Skrining Fitokimia  Flavonoid
Ciri Struktur Flavonoid
OH OH OH

HO O HO O
HO OH

OH

OH O OH O OH O

apigenin kaemferol
floretin

OH
OH
+
HO O HO
HO O O
OH C OH
H
OH
OH
OH O OH
OH
pelargonidin sulfuretin
epikatecin

Kekecualian
Skrining Fitokimia  Flavonoid
Penggolongan Flavonoid
1. Calkon
2. Flavan OH
3. Flavanol HO O
4. Flavanon R
5. Flavanonol OH
6. Flavon OH OH
7. Isoflavon
8. Antosianidin  Istilah flavonoid dari kata “flavon”, salah
9. Auron satu jenis flavonoid terbanyak dan lazim
ditemukan (selain flavonol, antosianidin).
10. Garam flavilium
11. Dehidrokalkon
Skrining Fitokimia  Flavonoid
Penggolongan Flavonoid
O
O O
OH
OH
OH
flavan flavanol Flavan-3,4-diol

O O O

OH OH
O O
katekin
flavanon Flavanolol
Skrining Fitokimia  Flavonoid
Penggolongan Flavonoid

O
O
dihidrocalkon Garam flavilium
Calkon

O
O O CH
OH
O auron
antosianidin
flavon
Skrining Fitokimia  Flavonoid
 Isoflavonoid hanya ditemukan dalam beberapa jenis
tumbuhan, diantaranya:
isoflavon pterokarpan

HO O MeO O

R O O
OH
R=H daidzein O
R = OH genistein pterokarpin

rotenoid
kumestan
R

R2 O O O O
O
R3

R1 O R O
OH OMe
OMe
R1=R3=H R2=OH kumestrol R=H rotenon
R1=R3=OH R2=OMe medelolakton R = OH amorfigenin
Skrining Fitokimia  Flavonoid
Deteksi Flavonoid
J. Shinoda (1928), disebut metoda Sianidin Test. Prinsip reaksi
reduksi  Penambahan (Mg) suasana asam (HCl)
Gugus OH / OMe pada posisi 2 gugus fenil akan
memberi warna merah hingga ungu.
Isoflavon kuning-orange setelah beberapa waktu,
Bila Mg diganti Zn (seng), dapat bedakan flavonol,
flavanon dan flavanol-3-glikosida warna lebih intensif.
Reagen Deteksi Flavonoid
1. Pereaksi Mg/HCl (Sianidin test)
2. Pereaksi NaOH
3. KLT menggunakan silica gel
4. KKt (kromatografi kertas)
5. Spray Reagent (basa, garam, amina diazo, dan reaksi lainnya)
Skrining Fitokimia  Flavonoid
Prosedur Umum Uji Flavonoid
1. 4 g sampel segar, potong halus, masuk ke Erlenmeyer
100 ml, maserasi dengan 25 ml EtOH, panaskan 15 menit.
2. Saring ke Erlenmeyer 50 ml dalam keadaan panas,
uapkan sampai seluruh EtOH habis.
3. Tambahkan kloroform & air suling @ 5 ml (1:1), kocok,
biar sampai memisah sempurna antara kloroform dan air.
4. Masing-masing bagian pelarut yang memisah
dipindahkan ke dalam tabung reaksi yang bersih.
Lapisan kloroform (disebut fraksi kloroform) di bagian
bawah  Pemeriksaan terpenoid dan steroid,
Lapisan air (disebut fraksi air)  Pemeriksaan
flavonoid, fenolik dan saponin.
Skrining Fitokimia  Flavonoid
Prosedur Uji Flavonoid
1. Ambil lapisan air (1 ml) dan pindahkan dengan pipet ke
dalam tabung reaksi kecil.
2. Masukkan 1-2 butir logam Mg, beberapa tetes HCl pekat
(penambahan HCl pekat dilakukan dalam lemari asam).
3. Terbentuknya warna orange – merah menandakan
adanya flavonoid (kecuali untuk isoflavon).
Skrining Fitokimia  Flavonoid
Efek Neuroprotectif Flavonoid
Efek
Antioksidan

Modulasi Neuronal dan Modulasi


Ganglion signalling Fungsi Reseptor

Mempengaruhi Modulasi
“gene expression” “Membrane Fluidity”

Menghambat
“Neuroinflammation”

Anda mungkin juga menyukai