Anda di halaman 1dari 38

Metabolit Sekunder

(Dikelompokkan atas “prekursor” dari metabolit primer apa dibiosintesis)

Prekursor Metabolit Sekunder

•Asam mevalonat (IPP,DMAPP) Terpenoid/steroid


•Asam Amino Alkaloid
•Fenil-propanoid Flavonoid
•Asam Shikimat Kumarin, kuinon,
•Asam asetat fenolik, triptofan
poliketida
Pendahuluan

Tumbuhan yang mengandung alkaloid telah digunakan oleh manusi


untuk berbagai keperluan semenjak adanya peradaban
(4000 SM).

Teh dan Ephedra di China


Kopi dan candu di Timur Tengah
Koka dan Kina di daerah Andes (Amerika)
Lobelia di Yunani etc.

Walaupun pada waktu itu yang digunakan hanya simplisia atau air
rebusan dan belum diketahui senyawa apa yang berkasiat
Batasan
Dulunya istilah alkaloid digunakan karena
kelompok senyawa yang dikenal terlebih dahulu
adalah kelompok senyawa organik yang bersifat
basa lemah.
alkali = basa
oid = menyerupai
Dewasa ini diketahui banyak senyawa alkaloid
yang tidak bersifat sebagai basa lemah tapi
netral bahkan ada yang bersifat asam
Sejarah
 Telah digunakan untuk berbagai keperluan seperti obat
perangsang, hipnotik/sedatif, minuman, racun dll.
 Penggunaan dalam bentuk ekstrak alkohol (etanol)
dipelopori oleh Galen di Yunani (600 sm)
 Dikembangkan lebih lanjut oleh tabib-tabib Islam. ( al.
Ibnu Sina)
 Stork seorang Apoteker dari Austria mulai mendorong
penggunaan ekstrak/tinktur dalam pengobatan “modern”.
Penelitian alkaloid dari bahan obat alam

 Derosene (1803) mendapatkan senyawa semi murni utama


aktif dari candu kasar yang diberi nama narkotin.
 Serturner (1805) berhasil mendapatkan alkaloid murni
pertama dari candu yang diberi nama morfin (Morpheus =
Dewa Tidur Yunani)
 Pelletier dan Caventou (Fakultas Farmasi Paris) berhasil
mengisolasi bahan obat penting (Striknin, emetin,
brusin,piperin, kofein, kinin, colkisin dan koniin (dari
racun helmlock yang digunakan untuk membunuh
Socrates)
 Koniin ini merupakan alkaloid pertama yang
dikarakterisasi (1870) dan disintesis (1886)
Penelitian alkaloid dari bahan obat alam (samb)

 Kajian Kimia/aktifitas baru mulai memperlihatkan


hasil pada abad ke XX (striknin diisolasi 1819,
struktur baru diketahui pasti tahun 1946)
 Dengan berkembangnya teknik isolasi
kromatografi (1940-an) dan elusidasi struktur
secara spektroskopi (1960-an) perkembangan
IPTEK alkaloid berkembang pesat.
 Dewasa ini telah dikenal lebih dari 5000 alkaloid
dengan bioaktifitas yang sangat beragam.
Terdapatnya alkaloid
 Umumnya dari tumbuhan berbunga.
 Juga ditemukan pada
bakteri (piosinanin dari Pseudomonas aeruginosa)
jamur (likopodin dari Claviseps purpurea),
serangga (saksitoksin )
Biota laut,
mamalia (muskopiridin dari berang2 Kanada)
Terdapatnya alkaloid
( terbesar pada Angiospermae

terutama pada famili

Apocynaceae (Rauwolfia, Catharanthus )


Rubiaceae (Kina, gambir, ipecac)
Rutaceae (Ruta graveolens)
Solanaceae (Atropa, Datura, Nicotiana)
Papaveraceae (Papaver)
Compositae
Loganiaceae
Leguminosae
Terdapatnya alkaloid

 Bisa terdapat pada seluruh bahagian tumbuhan tapi


dengan kosentrasi pada bahagian2 tertentu
Nikotin pada daun, Kinin pada kulit batang, emetin
pada akar,
 Biji tembakau tidak mengandung nikotin, nikotin
ditemukan pada saat biji mulai berkecambah.
 Ada yang terdapat dalam bentuk kompleks dengan
senyawa lain sehingga baru bisa dideteksi setelah
kompleks tersebut terurai.
Klasifikasi
 Para ahli berusaha untuk memberikan batasan dan klasifikasi alkaloid
tapi tidak ada yang benar2 memuaskan.
Yang paling banyak diterima adalah klasifikasi dari Hegnauer yang
membagi alkaloid berdasarkan prekursor biosintesis senyawa ini.

True alkaloid : -memperlihatkan berbagai bioaktifitas


-Mengandung N- heterosiklik
-Dibiosintesis dari asam amino
-Dialam terdapat dalam bentuk garam dg
asam organik (mis. Kinin, atropin dll)
Protoalkaloid : -Berbentuk amina sederhana, N tidak dalam bentuk
ikatan heterosiklik
-Dibiosintesis dari asam amino, bersifat basa.
-disebut juga amina biologis (mis: efedrin, meskalin)
Pseudoalkaloid : tidak dibiosintesis dengan prekursor asam aminol
-bersifat basa (Kofein)
Sifat Fisika Kimia Alkaloid

 Dialam umumnya terdapat dalam bentuk garam.


 Umumnya berbentuk kristal tidak bewarna, atau
dalam bentuk garamnya berbentuk kristal.
 Umumya tidak larut dalam air dan larut dalam
pelarut organik, sedangkan bentuk garamnya larut
dalam air.
Alkaloid kuaterner dan glikosida tidak larut dalam
pelarut organik tapi larut dalam air
Sifat Kimia Alkaloid
 Umumnya bersifat basa lemah. Tingkat kebasan
tertinggi diberikan oleh kelompok unsur yang
terikat dengan N yang bersifat sebagai penolak
elektron. Amina sekunder, tersier alifatik , amina
aromatik, dan amida. Alkaloid kuaterner malah
bersifat sebagai asam.
 Karena adanya unsur N yang mudah teroksidasi
membentuk senyawa n-oksid, kestabilan tertinggi
diberikan oleh garam asam kuat dari alkaloid
dengan kebasaan yang relatif besar.
Deteksi alkaloid
 Alkaloid karena bioaktifitasnya dan struktus kimianya yang beragam
memberikan tantangan tersendiri bagi ahli KBA.

 Deteksi :

Cara Wall :
20 g direfluks dengan EtOH, diuapkan, ditambahkan HCl 1%, larutan
dipisahkan, dideteksi dengan pereaksi Mayer.

Cara Kiang Douglas :


Sampel dibasakan dengan ammonia, diekstrak dengan eter, ditarik
dengan asam dideteksi dengan pereaksi Mayer.

Cara Culvenor-Fitzgerald :
Sampel segar (2 g), dipotong halus, digerus dengan bantuan pasir,
dibasahkan dengan 10 ml CHCl3, ditambahkan 10 ml Kloroform
Ammonia (0.05N), lapisan kloroform disaring, ditambahkan 1 ml H2SO4
2N, dikocok, lapisan asam diambil dan diteksi dengan penambahan
pereaksi alkaloida.
Catatan
Cara-cara diatas memiliki keungulan dan kelemahan

 Tidak semua alkaloid larut dalam eter/kloroform


 Tidak semua yang (+) dengan Mayer/Dragendorff adalah alkaloid
beberapa jenis kumarin, terpenoid, asam amino juga (+) dengan
perekasi alkaloid (reaksi (+) palsu), dan banyak juga alkaloid yang
negatif dengan pereaksi diatas .
 Sampel kering akan (-) dengan metode Culvenor-Fitzgerald
karena tidak larut dalam kloroform.
 Untuk di lapangan Metoda Culvenor-Fitzgerald relatif lebih praktis
dan mungkin utk dilaksanakan.

Pereaksi pengendap al : Mayer, Wagner, Silikowlframat dll


Pereaksi warna al : Dragendorff
Isolasi
Ekstraksi
beradasarkan sifat kimia dan fisikanya metoda
ekstraksi alkaloid ini sangat beragam.
syaratnya :
 Kalau mungkin tidak mahal
 Bisa mengekstrak dengan baik dengan cepat.
 Memberikan pemisahan pendahuluan
(fraksionasi) yang baik
 Tidak merusak senyawa yang akan diisolasi
Ekstraksi
 Biasanya digunakan pelarut polar (MeOH atau EtOH)
 Kalau senyawa belum dikenal biasanya digunakan metoda
maserasi atau
 Kalau alkaloidnya stabil bisa juga dilakukan dengan
menggunakan Sokhlet

Fraksionasi
 Untuk menyederhanakan campuran biasanya dilakukan
fraksionasi. (berdasarkan keasaman, kelarutan, kepolaran
dll.)

Isolasi
 Pemisahan dengan kromatografi.
 Pemurnian dengan kristalisasi/pembuatan
turunan/kromatografi dll
Contoh Sampel
Heksan

Ekstrak heksan
Marc
(cek alkaloidnya)
i) MeOH
ii) Pekatkan
iii) Partisi EtOAc-2% Asam Tartrat

EtOAc (fraksi netral/basa sgt lemah) 2% Asam Tartrat

Basakan (NH3/Na2CO3)
Ekstrak dengan EtOAc

Larutan air basa


Alkaloid basa lemah (boleh jadi mengandung
alkaloida kuaterner/tersier
Pemurnian
 Kristalisasi langsung
 Kristalisasi-derivatisasi
 Gradient pH extraction
 Kromatografi (serapan, partisi)
 Filtrasi (sephadex)
Karakterisasi / Elusidasi Struktur
 TL
 a sp (Senyawa kairal, sudut putar optik)
 UV, (senyawa Aromatik/ikatan p konjugasi)
 IR (Utk gugus fungsi)
 MS (BM)
 1H RMI (utk posisi, jumlah dan ikatan H)
 13C RMI (utk posisi, jumlah dan ikatan C)
Alkaloid Turunan Ornitin
Alkaloid turunan Lisin
Turunan poliasetat
Fenilalanin-tirosin
Beberapa alkaloida turunan FA-TY

Alkaloid Asal Kasiat


•1. Meskalin 1. Lopophora williamsii 1. Halusinogen
•2. Adrenalin 2. Manusia/hewan 2. Neurotransmitter
•3. Efedrin 3. Ephedra sp 3. Simfatomimetik
•4. Papaverin 4. Papaver somniferun 4. Vasodilator
•5. Tubokurarin 5. Chondrodendron sp 5. Relaksasi otot ra
•6. Kodein 6. Papaver somniferum 6. Antitussif
•7. Morfin 7. Papaver somniferum 7. Narkotik-analget
•8.Kolkisin 8. Coilchicum autumnale 8. Gout suppressio
•9. Emetin 9. Cephaelis ipecacuanha 9. antiemetik
Alkaloid kelompok ini mendapatkan perhatian
khusus para ahli selama 2 dekade terakhir.
Hal disebabkan oleh bioaktifitas dan struktur kimia
khususnya masalah biosintesis, stereokimia dan
tantangan total sintesis yang sangat beragam dan
kompleks.
Kelompok alkaloid ini banyak juga yang
memiliki rantai/gugus samping yang
biosintesisnya tidak sederhana.
Kelompok alkaloid ini banyak ditemukan pada famili
Apocynaceae, Rubiaceae, dan Loganiaceae
Biosintesis Indol dan tryptophan

Alkaloid
IAA indol
Beberapa alkaloid sederhana
turunan tryptophan

R=H, Psilosin
R=OPO3H2., Psilosibin
Ditemukan pada jamur Psilocybe baeocystis
Dikenal juga sebagai magic mushrooms.

Physostigmin,
OR Ditemukan pada tumbuhan Physostigma venenosum.
Dikenal
N(Me)2 dengan bioaktifitas sebagai “reversible choline
esterase inbhibitor, racun panah
N
H
Alkaloid b-carbolin
Mis. R=H, Harman
R=OH. Harmine
Ditemukan pada biji Peganum harmala
Memiliki aktifitas halucinogenic narcotic and
anticarcinogenic
Alkaloid peptida ergot
Mempunyai arti komersial penting, yang menghasilkan asam lisergat
Proline dan asam amino lain

R1 R2
1. Ergotamine CH3 CH2C6H5
2. Ergocristine CH(CH3)2 CH2C6H5

3. Ergokryptine CH(CH3)2 CH2CH(CH3)2

4. Ergocornine CH(CH3)2 CH(CH3)2

5. Ergosine CH3 CH2CH(CH3)2

6. Dihydroergosine CH3 CH2CH(CH3)2, 9,10a-


H2

Bioaktivitas utama : vasokonstriksi dan uterotonik


Alkaloid indol monoterpenoid
al:

Alkaloid Asal aktifitas


farmakologis

1.Ajmalicine Catharanthus roseus Hypotensive


2.Ajmalin Ruwolfia sp Antiarrythmic
3.Camptothecine Camptotheca acuminata Anticancer
4.Deserpidine Rauwolfia canescens Hypotensives
5.Ibogaine Tabernanthe iboga Psychotomimetic
6.Leurocrystine Catharanthus roseus Anticancer
7. Quinidine Remija sp Cardiac deppressant
8. Reserpin Rauwolfia vomitoria hypotensive
9. Strychnine Strychnos nux fomica CNS depressant
10.Vincaleucoblastine Catharanthus roseus Anticancer
11.Vincamine Vinca major Hypotensives
Alkaloid indol monoterpenoid
Pembentukan berbagai tipe alkaloida
triptophan monoterpenoid (>2000 alkaloid)

strictosidine
Camptothecine, diisolasi dari Camptotheca acuminata
Carcinogenic (sudah dipasarkan)

Yohimbine, dari kulit kayu Corynanthe yohimbe, juga ditemukan


pada berbagai tumbuhan lain spt Rauwolfia, Amsonia,
Aspidosperma, Catharanthus dll
Memiliki banyak stereoisomer, dikenal memiliki efek afrodisiak

Alkaloid Rauwolfia,
R1 R2
Reserpin OCH3 3,4,5-trimetoksibenzoil
Rescinamine OCH3 3,4,5-trimetoksisinnamoil
Desrpidin H 3,4,5-trimetoksibenzoil
Alkaloida utama Cinchona
R1 R2

1.Cinchonine b-OH, b H -CH=CH2 H


2.Cinchonidin a-OH, a H, -CH=CH2 H
3.Quinin b-OH, b OH -CH=CH2 OCH3
4.Quinidin a-OH, a-H, -CH=CH2 OCH3

•Quinidin sampai sekarang masih merupakan obat penting


untuk cardiac arrithmia.
•Ekstrak kulit kina Sampai sekarang masih banyak \
•digunakan sebagai tonik

Alkaloidfa Strychnos
Merupakan alkaloida yang ditakuti karena sangat beracun.
Memberikan tantangan yang khusus bagi ahli kimia karena
11 struktur yanng kompleks
•11-OCH3 (brucine)
Alkaloida Catharanthus

Telah berhasil diidentifikasi lebih dari 90 jenis

Vincaleucoblastine (VLB), R = CH3 (1 g/ton)


Leurocrystine (VCR) , R = CHO ( 20 mg/ton)

VCR – human cancer


VLB –hodgkin disease

CH3O
Alkaloid turunan isoprenoid
Alkaloid steroid
 Alkaloid monoterpenoid. mis. Alkaloid Solanum
(turunan loganin dan
secologanin)
 Alkaloid sesquiterpenoid
 Alkaloid Diterpenoid

 Alkaloid Daphniphyllum

5
6

Tomatidin, R = H
Solasodine, R = H, D 5-6
Tomatin , R = b-lycotetrose

Bukittinggine
(Sapium baccatum, nyatua batu)
Alkaloid Gol. sisa
 Alkaloid Purin

Koffein CH3 CH3 CH3


Theophylline CH3 CH3 H
Theobromine H CH3 CH3
Alkaloid Gol. sisa
 Macrocyclic peptide alkaloids

 Mushrooms peptide alkaloids

 Saxitoksin

Anda mungkin juga menyukai