Anda di halaman 1dari 7

IDENTIFIKASI ISOLASI SENYAWA ALKALOID

A. Pengertian Alkaloid

Alkaloid adalah suatu golongan senyawa organik yang terbanyak

ditemukan di alam. Hampir seluruh alkaloid berasal dari tumbuh-tumbuhan dan

tersebar luas dalam berbagai jenis tumbuhan tingkat tinggi. Sebagian besar

alkaloid terdapat pada tumbuhan dikotil sedangkan untuk tumbuhan monokotil dan

pteridofita mengandung alkaloid dengan kadar yang sedikit. Alkaloid adalah

senyawa organik yang terdapat di alam bersifat basa atau alkali dan sifat basa ini

disebabkan karena adanya atom N (Nitrogen) dalam molekul senyawa tersebut

dalam struktur lingkar heterosiklik atau aromatis, dan dalam dosis kecil dapat

memberikan efek farmakologis pada manusia dan hewan.

(Rumus struktur alkaloid)

Beberapa senyawa alkaloid berkhasiat sebagai anti diare, anti diabetes,

anti mikroba dan anti malaria, akan tetapi beberapa senyawa


golongan alkaloid bersifat racun sehingga diperlukan adanya identifikasi senyawa

golongan alkaloid yang diketahui manfaatnya.

B. Pemurnian Alkaloid

Metode pemurnian dan karakterisasi alkaloid umumnya mengandalkan

sifat kimia alkaloid yang paling penting yaitu kebasaannya, dan pendekatan khusus

harus dikembangkan untuk beberapa alkaloid (misalnya rutaekarpina, kolkisina,

risinina) yang tidak bersifat basa. Alkaloid biasanya diperoleh dengan cara

mengekstrasi bahan tumbuhan memakai asam yang

melarutkan alkaloid sebagai garam, atau bahan tumbuhan dapat dibasakan dengan

natrium karbonat dan sebagainya lalu basa bebas diekstraksi dengan pelarut

organik seperti kloroform, eter, dan sebagainya. Beberapa alkaloid jadian/sintesis

dapat terbentuk jika kita menggunakan pelarut reaktif. Untuk alkaloid yang dapat

menguap seperti nikotina dapat dimurnikan dengan cara penyulingan uap dari

larutan yang dibasakan. Larutan dalam air yang bersifat asam dan mengandung

alkaloid dapat dibasakan kemudian alkaloid diekstraksi

dengan pelarut organik sehingga senyawa netral dan asam yang mudah larut dalam

air tertinggal dalam air (Padmawinata, 1995). Garam alkaloid berbeda sifatnya

dengan alkaloid bebas. Alkaloid bebas biasanya tidak larut dalam air (beberapa

dari golongan pseudo dan protoalkaloid larut), tetapi mudah larut dalam pelarut

organik agak polar (seperti benzena, eter, kloroform). Dalam bentuk garamnya,

alkaloid mudah larut dalam pelarut organik polar (Cordell, 1981).


Hingga kini belum ada pendefinisian tunggal dan penggolongan yang jelas

dari alkaloid. Dalam bukunya, Matsjeh (2002) menerangkan beberapa klasifikasi

alkaloid, diantaranya yaitu berdasarkan lokasi atom nitrogen di dalam struktur

alkaloid dan berdasarkan asal mula kejadiannya (biosintesis) dan hubungannya

dengan asam amino. Berdasarkan lokasi atom nitrogen di dalam struktur alkaloid,

alkaloid dapat dibagi atas 5 golongan:

1. Alkaloid heterosiklis

2. Alkaloid dengan nitrogen eksosiklis dan amina alifatis

3. Alkaloid putressina, spermidina, dan spermina

4. Alkaloid peptida

5. Alkaloid terpena

C. Identifikasi Isolasi Senyawa Alkaloid

1. Identifikasi senyawa alkaloid dari daun Rivina humilis L.

ISOLASI DAN KARAKTERISASI SENYAWA


ALKALOID DARI DAUN ALPUKAT
(PERSEA AMERICANA MILL)

Tanaman alpukat (Persea americana Mill) merupakan salah satu

tanaman yang memiliki manfaat sebagai obat tradisional. Hampir semua

bagian dari tanaman ini memiliki khasiat sebagai sumber obat-obatan. Bagian

buah famili Lauraceae ini memiliki kandungan gizi yang tinggi, bagian daun

digunakan untuk ramuan obat penyakit ginjal, hipertensi. Daun merupakan

bagian tanaman alpukat yang memiliki manfaat sebagai obat tradisional.


Berdasarkan penelitian, daun Persea americana Mill memiliki aktifitas

antioksidan dan membantu dalam mencegah atau memperlambat kemajuan

berbagai oksidatif stres yang berhubungan dengan penyakit (Owalabi dkk,

2010).

Kandungan senyawa kimia daun alpukat yang dilaporkan dari

penelitian tentang uji aktivitas hipoglemik (kadar gula darah rendah) ekstrak

daun alpukat (Persea Americana Mill) ditemukan senyawa saponin, tanin,

flavonoid, alkaloid, dan polisakarida melalui uji fitokimia (Antia dkk,2005).

Alkaloid merupakan suatu golongan senyawa organik yang

terbanyak ditemukan di alam. Hampir seluruh alkaloid berasal dari berbagai

jenis tumbuhan. Semua alkaloid mengandung atom nitrogen yang bersifat

basa dan merupakan bagian dari cincin heterosiklik (Ahmad, 1986).

2. Penyiapan Sampel

Proses penyiapan sampel diawali dengan dengan tahap pengumpulan

sampel daun alpukat (Persea americana Mill) yang tumbuh di Desa Tutulo,

Kecamatan Botumoito, Kab. Boalemo. Daun alpukat dicuci hingga bersih,

dirajang dengan ukuran kecil, diangin-anginkan sampai kering. Tujuan

Pengeringan ini untuk menghilangkan kadar air, mencegah timbulnya jamur,

dapat disimpan dalam jangka waktu panjang dan tidak merusak komponen

senyawa kimia yang terkandung di daun alpukat. Setelah itu dihaluskan

menggunakan blender dengan tambahan sedikit metanol. Tahap akhir

diperoleh Serbuk kasar daun alpukat sebanyak 400 gr.


3. Proses Ekstraksi dan Fraksinasi

Pada tahap ekstraksi sampel berupa serbuk halus daun alpukat

diekstraksi dengan cara maserasi menggunakan pelarut metanol. Tahap

Maserasi dilakukan selama 4 x 24 jam, setiap 24 jam dilakukan penyaringan

dan dimaserasi kembali dengan memakai metanol yang baru. Maserat yang

diperoleh disatukan dan dievaporasi pada suhu 30-400C dengan menggunakan

alat penguap vakum dan diperoleh ekstrak kental metanol.

Tahap selanjutnya, ekstrak kental metanol disuspensi dengan

metanol-air dan dipartisi dengan pelarut n-heksan, diperoleh fraksi n-heksan

dan fraksi air. Fraksi n-heksan dievaporasi menghasilkan ekstrak n-heksan.

Fraksi air dipartisi dengan pelarut etil asetat diperoleh fraksi air dan fraksi etil

asetat. Hasil Partisi dari fraksi fraksi dievaporasi pada suhu 30-400C sampai

diperoleh ekstrak air dan ekstrak etil asetat. Masing-masing ekstrak diuji

fitokimia.

4. Proses Penentuan Senyawa Metabolit Skunder

a. Uji Fitokimia

Uji fitokimia dilakukan untuk mengetahui golongan senyawa kimia

yang terdapat didalam sampel tumbuhan tersebut dengan menggunakan

modifikasi metode Farnsworth (Sermakkani dan V. Thangapandian 2010).

Daun alpukat diuji fitokimia untuk melihat kandungan metabolit skunder.

b. Uji Alkaloid
Ekstrak kental metanol sebanyak 0,1 gr dilarutkan dengan 10 mL

kloroform amoniak lalu hasilnya dibagi menjadi dua bagian yang sama. Untuk

bagian pertama ditambahkan asam sulfat (H2SO4) 2 N perbandingan

volumenya sama. Lapisan asam diambil dan dibagi menjadi tiga bagian dan

dilakukan pengujian menggunakan pereaksi fitokimia yaitu pereaksi Mayer,

pereaksi Dragendroff, dan pereaksi Wagner.Untuk bagian kedua diuji

menggunakan pereaksi Hager. Hasil uji positif mangandung alkaloid jika

terbentuk endapan.

c. Pemisahan dan Pemurnian

Ekstrak metanol yang akan dipisahkan terlebih dahulu dianalisis

dengan kromatografi lapis tipis (KLT) untuk mencari eluen yang sesuai

sebagai fasa gerak pada pemisahan kromatografi kolom. Selanjutnya ekstrak

metanol sebanyak 4 gr di pisahkan dengan kromatografi kolom dengan fase

diam silika gel GF60 dan dielusi berturut-turut menggunakan pelarut organik

seperti n-heksan, methanol, etil asetat dengan perbandingan tertentu. Fraksi-

fraksi yang diperoleh dari tahapan kromatografi kolom dilakukan proses

kromatografi lapis tipis kembali untuk mengabungkan fraksi-fraksi yang sama

harga Rf-nya. Pola noda akan terbentuk pada setiap fraksi. Jika isolat tetap

menunjukan pola noda tunggal, maka isolat telah murni.


DAFTAR PUSTAKA

Cordell, A. (1981). Introduction to Alkaloid, A Biogenetic Approach, A Wiley


Interscience Publication. New York: John Wiley and Sons, Inc.

Matsjeh, S. (2002). Kimia Hasil Alam Senyawa Metabolit Sekunder Tumbuhan


Flavonoid, Terpenoid dan Alkaloid. Jogjakarta: Jurusan Kimia FMIPA
UGM.

Padmawinata, K. (1995). Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Bandung:


Penerbit ITB (Terjemahan dari Robinson, T. 1991. The organic
Constituens of Higher Plant, 6 th edition).

Suleman Nita dkk.2015. Jurnal : Isolasi Dan Karakterisasi Senyawa Alkaloid Dari
Daun Alpukat (Persea Americana Mill). Universitas Negeri Gorontalo :
Gorontalo.

Anda mungkin juga menyukai