ALKALOID
Disusun untuk Melengkapi Salah Satu Tugas Perkuliahan dalam Mata Kuliah
Farmakognosi
OLEH:
LAMSARI TINAMBUNAN
NIM 22050117
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang maha Esa yang telah memnberikan
rahmat dan karunianya.. Penulis di sini akhirnya dapat merasa sangat bersyukur karena telah
menyelesaikan makalah yang berjudul “Alkaloid “.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga
terselesaikan nya makalah ini.Dan penulis memahami jika makalah ini tentu jauh dari
kesempurnaan maka kritik dan saran sangat dibutuhkan guna memperbaiki makalah Ini .
Semoga makalah ini bermanfaat bagi Pembaca.
Penulis
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Alkaloid adalah suatu golongan senyawa organik yang terbanyak ditemukan di alam. Hampir
seluruh alkaloid berasal dari tumbuh-tumbuhan dan tersebar luas dalam berbagai jenis
tumbuhan tingkat tinggi. Sebagian besar alkaloid terdapat pada tumbuhan dikotil sedangkan
untuk tumbuhan monokotil dan pteridofita mengandung alkaloid dengan kadar yang sedikit.
Selanjutnya dalam Meyer’s Conversation Lexicons tahun 1896 dinyatakan bahwa alkaloid
terjadi secara karakteristik di dalam tumbuh-tumbuhan, dan sering dibedakan berdasarkan
kereaktifan fisiologi yang khas. Senyawa ini terdiri atas karbon, hidrogen, dan nitrogen,
sebagian besar diantaranya mengandung oksigen, sesuai dengan namanya yang mirip dengan
alkali (bersifat basa) dikarenakan adanya sepasang elektron bebas yang dimiliki oleh nitrogen
sehingga dapat mendonorkan sepasang elektronnya (Hesse, 1981).
Sejarah alkaloid hampir setua peradaban manusia. Manusia telah menggunakan obat-obatan
yang mengandung alkaloid dalam minuman, kedokteran, the, tuan atau tapal, dan racun
selama 4000 tahun. Tidak ada usaha untuk mengisolasi komponen aktif dari ramuan obat-
obatan hingga permulaan abad ke sembilan belas.
Obat-obatan pertama yang ditemukan secara kimia adalah opium, getah kering Apium
Papaver Somniferum. Opium telah digunakan dalam obat-obatan selama berabad-abad dan
sifat-sifatnya sebagai analgesik maupun narkotik telah diketahui. Pada tahun 1803, derosne
mengisolasi alkaloid semi murni dari opium dan diberi nama narkotin. Setumer pada tahun
1805 mengadakan penelitian lebih lanjut terhadap opium dapat berhasil mengisolasi morfin.
Pada tahun 1826, Pelletier dan Caventon juga memperoleh Koniin suatu alkaloid yang
memiliki sejarah cukup terkenal. Alkaloid tersebut tidak hanya yang bertanggung jawab atas
kematian Socrates akibat dari hisapan udara yang beracun, tetapi karena struktur
molekulernya yang sederhana. Koniin merupakan alkaloid pertama yang ditemukan sifat-
sifatnya (1870) dan yang pertama disintesis (1886). Selama tahun 1884 telah ditemukan
paling sedikit 25 alkaloid hanya dari Chinchona.
Garam alkaloid dan allkaloid bebas biasanya berupa senyawa padat berbentuk kristal tidak
berwarna (berberina dan serpentina berwarna kuning). Alkaloid sering kali optik aktif, dan
biasanya hanya satu dari isomer optik yang dijumpai di alam, meskipun dalam beerapa kasus
dikenal campuran rasemat, dan pada kasus lain satu utmbuhan mengandung satu isomer
sementara tumbuhan lain mengandung enantiomernya (Padmawinata, 1995).
Ada juga alkaloid yang berbentuk cair, seperti konina, nikotina, dan higrina. Sebagian besar
alkaloid mempunyai rasa yang pahit. Alkaloid juga mempunyai sifat farmakologi. Sebagai
contoh, morfina sebagai pereda rasa sakit, reserfina sebagai obat penenang, atrofina berfungsi
sebagai antispamodia, kokain sebagai anestetik lokal, dan strisina sebagai stimulan syaraf
(Ikan, 1969).
B.RUMUSAN MASALAH
C.TUJUAN PENULISAN
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Farmakognosi tingkat 1 program
studi S1 Farmasi STIKes Bhamada.
BAB II
PEMBAHASAN
Alkaloid adalah suatu golongan senyawa organik yang terbanyak ditemukan di alam.
Hampir seluruh senyawa alkaloid berasal dari tumbuh-tumbuhan dan tersebar luas dalam
berbagai jenis tumbuhan. Semua alkaloid mengandung paling sedikit satu atom nitrogen yang
biasanya bersifat basa dan dalam sebagian besar atom nitrogen ini merupakan bagian dari
cincin heterosiklik.
Alkaloid merupakan senyawa yang bersifat basa yang mengandung satu atau lebih atom
nitrogen dan biasanya berupa sistem siklis. Alkaloid mengandung atom karbon, hidrogen,
nitrogen dan pada umumnya mengandung oksigen. Senyawa alkaloid banyak terkandung
dalam akar, biji, kayu maupun daun dari tumbuhan dan juga dari hewan.
1.Sifat-sifat fisika
Umumnya mempunyai 1 atom N meskipun ada beberapa yang memiliki lebih dari 1 atom
N seperti pada Ergotamin yang memiliki 5 atom N. Atom N ini dapat berupa amin primer,
sekunder maupun tertier yang semuanya bersifat basa (tingkat kebasaannya tergantung dari
struktur molekul dan gugus fungsionalnya) Kebanyakan alkaloid yang telah diisolasi berupa
padatan kristal tidak larut dengan titik lebur yang tertentu atau mempunyai kisaran
dekomposisi. Sedikit alkaloid yang berbentuk amorf dan beberapa seperti; nikotin dan koniin
berupa cairan. Kebanyakan alkaloid tidak berwarna, tetapi beberapa senyawa yang
kompleks, species aromatik berwarna (contoh berberin berwarna kuning dan betanin
berwarna merah). Pada umumnya, basa bebas alkaloid hanya larut dalam pelarut organik,
meskipun beberapa pseudoalkalod dan protoalkaloid larut dalam air. Garam alkaloid dan
alkaloid quartener sangat larut dalam air.
2.Sifat-sifat kimia
Kebanyakan alkaloid bersifat basa. Sifat tersebut tergantung pada adanya pasangan
elektron pada nitrogen.Jika gugus fungsional yang berdekatan dengan nitrogen bersifat
melepaskan elektron, sebagai contoh; gugus alkil, maka ketersediaan elektron pada nitrogen
naik dan senyawa lebih bersifat basa. Hingga trietilamin lebih basa daripada dietilamin dan
senyawa dietilamin lebih basa daripada etilamin. Sebaliknya, bila gugus fungsional yang
berdekatan bersifat menarik elektron (contoh; gugus karbonil), maka ketersediaan pasangan
elektron berkurang dan pengaruh yang ditimbulkan alkaloid dapat bersifat netral atau bahkan
sedikit asam. Contoh ; senyawa yang mengandung gugus amida. Kebasaan alkaloid
menyebabkan senyawa tersebut sangat mudah mengalami dekomposisi, terutama oleh panas
dan sinar dengan adanya oksigen. Hasil dari reaksi ini sering berupa N-oksida. Dekomposisi
alkaloid selama atau setelah isolasi dapat menimbulkan berbagai persoalan jika penyimpanan
berlangsung dalam waktu yang lama. Pembentukan garam dengan senyawa organik (tartarat,
sitrat) atau anorganik (asam hidroklorida atau sulfat) sering mencegah dekomposisi. Itulah
sebabnya dalam perdagangan alkaloid lazim berada dalam bentuk garamnya.
KLASIFIKASI ALKALOIDA
Alkaloid merupakan suatu basa organik yang mengandung unsur Nitrogen (N) pada
umumnya berasal dari tanaman, yang mempunyai efek fisiologis kuat terhadap manusia.
Kegunaan senyawa alkaloid dalam bidang farmakologi adalah untuk memacu sistem syaraf,
menaikkan tekanan darah, dan melawan infeksi mikrobial (Pasaribu, 2009).
Alkaloida tidak mempunyai tatanam sistematik, oleh karena itu, suatu alkaloida
dinyatakan dengan nama trivial , misalnya kuinin, morfin dan stiknin. Hampir semua nama
trivial ini berakhiran in yang mencirikan alkaloida.
Sistem klasifikasi yang paling banyak diterima adalah menurut Hegnauer, dimana
alkaloida dikelompokkan atas :
1. Alkaloida sesungguhnya
Alkaloida ini merupakan racun, senyawa tersebut menunjukkan aktivitas
fisiologis yang luas, hampir tanpa terkecuali bersifat basa, umumnya mengandung
nitrogen dalam cincin heterosiklik, diturunkan dari asam amino, biasanya terdapat
dalam tanaman sebagai garam asam organik. Beberapa pengecualian terhadap
aturan tersebut adalah kolkhisin dan asam aristolokhat yang bersifat bukan basa
dan tidak memiliki cincin heterosiklik dan alkaloida quarterner yang bersifat agak
asam daripada bersifat basa
2. Protoalkaloida
Protoalkaloida merupakan amin yang relatif sederhana dimana nitrogen
asam amino tidak terdapat dalam cincin heterosiklik. Protoalkaloida diperoleh
berdasarkan biosintesa dari asam amino yang bersifat basa. Pengertian amin
biologis sering digunakan untuk kelompok ini.
3. Pseudoalkaloida
Pseudoalkaloida tidak diturunkan dari prekursor asam amino. Senyawa ini
biasanya bersifat basa. Ada dua seri alkaloida yang penting dalam kelompok ini
yaitu alkaloida steroidal dan purin (Achmad S.A, 1986).
Metoda klasifikasi alkaloid yang paling banyak digunakan adalah berdasarkan struktur
nitrogen yang dikandungnya yaitu:
1. Alkaloid heterosiklis, merupakan alkaloid yang atom nitrogennya berada dalam
cincin heterosiklis. Alkaloid ini dibagi menjadi: alkaloid pirolidin, alkaloid indol,
alkaloid piperidin, alkaloid piridin, alkaloid tropan, alkaloid histamin, imidazol
dan guanidin, alkaloid isokuinolin, alkaloid kuinolin, alkaloid akridin, alkaloid
kuinazolin, alkaloid izidin.
2. Alkaloid dengan nitrogen eksosiklis dan amina alifatis, seperti efedrina.
3. Alkaloid putressin, spermin dan spermidin, misalnya pausina.
4. Alkaloid peptida merupakan alkaloid yang mengandung ikatan peptida.
5. Alkaloid terpena dan steroidal, contohnya funtumina (Widi et al, 2007).
Adrenergik agen
digunakan untuk
asma dan demam
Colchicine
Meredakan encok
Eritromisin
antibiotika
Taxol
(paclitaxel)
Digunakan dalam
pengobatan
kanker ovarium,
kanker payudara
dan non-kecil sel
kanker paru-paru
PENGGOLONGAN
2. Alkaloid Tropan
3. Alkaloid Quinolin
Mempunyai 2 cincin karbon dengan 1 atom nitrogen. Yang termasuk
disini adalah :Cinchona ledgeriana dari famili Rubiaceae, alkaloid quinin yang
toxic terhadap Plasmodium vivax.
4. Alkaloid Isoquinolin
5. Alkaloid Indol
6. Alkaloid Imidazol
Berupa cincin karbon mengandung 2 atom nitrogen.Alkaloid ini
ditemukan pada famili Rutaceae. Contohnya:Jaborandi paragua.
7. Alkaloid Lupinan
8. Alkaloid Steroid
9. Alkaloid Amina
Golongan ini tidak mengandung N heterosiklik. Banyak yang merupakan
tutrunan sederhana dari feniletilamin dan senyawa-senyawa turunan dari asam
amino fenilalanin atau tirosin, alkaloid ini ditemukan pada tumbuhan Ephedra
sinica (familiaGnetaceae)
Mengandung 1 atau lebih cincin karbon dengan atom Nitrogen pada salah satu
atom karbon pada rantai samping. Termasuk Mescalin dari Lophophora williamsii,
Trichocereus pachanoi, Sophora secundiflora, Agave americana, Agave atrovirens,
Ephedra sinica, Cholchicum autumnale.
2. Alkaloid Capsaicin
Dari Chile peppers, genus Capsicum. Yaitu ;Capsicum pubescens, Capsicum baccatum, Capsicum
annuum, Capsicum frutescens, Capsicum chinense.
2.4 SIMPLISIA YANG MENGANDUNG ALKALOID
1.Lada Hitam
2.Daun Sirih
4.Kecubung
6.Daun Sirsak