Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

ALKALOID
Disusun untuk Melengkapi Salah Satu Tugas Perkuliahan dalam Mata Kuliah

Farmakognosi

OLEH:

LAMSARI TINAMBUNAN
NIM 22050117

PROGRAM STUDI FARMASI PROGRAM SARJANA


FAKULTAS KESEHAT UNIVERSITAS AUFA ROYHAN
DI KOTA PADANGSIDIMPUAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang maha Esa yang telah memnberikan
rahmat dan karunianya.. Penulis di sini akhirnya dapat merasa sangat bersyukur karena telah
menyelesaikan makalah yang berjudul “Alkaloid “.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga
terselesaikan nya makalah ini.Dan penulis memahami jika makalah ini tentu jauh dari
kesempurnaan maka kritik dan saran sangat dibutuhkan guna memperbaiki makalah Ini .
Semoga makalah ini bermanfaat bagi Pembaca.

Padangsidimpuan,2 Desember 2022

Penulis
PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Alkaloid adalah suatu golongan senyawa organik yang terbanyak ditemukan di alam. Hampir
seluruh alkaloid berasal dari tumbuh-tumbuhan dan tersebar luas dalam berbagai jenis
tumbuhan tingkat tinggi. Sebagian besar alkaloid terdapat pada tumbuhan dikotil sedangkan
untuk tumbuhan monokotil dan pteridofita mengandung alkaloid dengan kadar yang sedikit.

Selanjutnya dalam Meyer’s Conversation Lexicons tahun 1896 dinyatakan bahwa alkaloid
terjadi secara karakteristik di dalam tumbuh-tumbuhan, dan sering dibedakan berdasarkan
kereaktifan fisiologi yang khas. Senyawa ini terdiri atas karbon, hidrogen, dan nitrogen,
sebagian besar diantaranya mengandung oksigen, sesuai dengan namanya yang mirip dengan
alkali (bersifat basa) dikarenakan adanya sepasang elektron bebas yang dimiliki oleh nitrogen
sehingga dapat mendonorkan sepasang elektronnya (Hesse, 1981).

Sejarah alkaloid hampir setua peradaban manusia. Manusia telah menggunakan obat-obatan
yang mengandung alkaloid dalam minuman, kedokteran, the, tuan atau tapal, dan racun
selama 4000 tahun. Tidak ada usaha untuk mengisolasi komponen aktif dari ramuan obat-
obatan hingga permulaan abad ke sembilan belas.

Obat-obatan pertama yang ditemukan secara kimia adalah opium, getah kering Apium
Papaver Somniferum. Opium telah digunakan dalam obat-obatan selama berabad-abad dan
sifat-sifatnya sebagai analgesik maupun narkotik telah diketahui. Pada tahun 1803, derosne
mengisolasi alkaloid semi murni dari opium dan diberi nama narkotin. Setumer pada tahun
1805 mengadakan penelitian lebih lanjut terhadap opium dapat berhasil mengisolasi morfin.

Pada tahun 1826, Pelletier dan Caventon juga memperoleh Koniin suatu alkaloid yang
memiliki sejarah cukup terkenal. Alkaloid tersebut tidak hanya yang bertanggung jawab atas
kematian Socrates akibat dari hisapan udara yang beracun, tetapi karena struktur
molekulernya yang sederhana. Koniin merupakan alkaloid pertama yang ditemukan sifat-
sifatnya (1870) dan yang pertama disintesis (1886). Selama tahun 1884 telah ditemukan
paling sedikit 25 alkaloid hanya dari Chinchona.

Garam alkaloid dan allkaloid bebas biasanya berupa senyawa padat berbentuk kristal tidak
berwarna (berberina dan serpentina berwarna kuning). Alkaloid sering kali optik aktif, dan
biasanya hanya satu dari isomer optik yang dijumpai di alam, meskipun dalam beerapa kasus
dikenal campuran rasemat, dan pada kasus lain satu utmbuhan mengandung satu isomer
sementara tumbuhan lain mengandung enantiomernya (Padmawinata, 1995).

Ada juga alkaloid yang berbentuk cair, seperti konina, nikotina, dan higrina. Sebagian besar
alkaloid mempunyai rasa yang pahit. Alkaloid juga mempunyai sifat farmakologi. Sebagai
contoh, morfina sebagai pereda rasa sakit, reserfina sebagai obat penenang, atrofina berfungsi
sebagai antispamodia, kokain sebagai anestetik lokal, dan strisina sebagai stimulan syaraf
(Ikan, 1969).

B.RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan :

1.Bagaimana sejarah senyawa Alkaloid dan klasifikasinya ?

2.Bagaimana sifat-sifat fisika dan kimia dari Alkaloid ?

3.Gugus fungsi apa yang terdapat pada Alkaloid ?

4.Pada tumbuhan apa sajakah Alkaloid berada ?

5.Bagaiman cara isolasi dan identifikasi dari senyawa Alkaloid ?

C.TUJUAN PENULISAN

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Farmakognosi tingkat 1 program
studi S1 Farmasi STIKes Bhamada.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI ALKALOID

Alkaloid adalah suatu golongan senyawa organik yang terbanyak ditemukan di alam.
Hampir seluruh senyawa alkaloid berasal dari tumbuh-tumbuhan dan tersebar luas dalam
berbagai jenis tumbuhan. Semua alkaloid mengandung paling sedikit satu atom nitrogen yang
biasanya bersifat basa dan dalam sebagian besar atom nitrogen ini merupakan bagian dari
cincin heterosiklik.

Hampir semua alkaloid yang ditemukan di alam mempunyai kereaktifan biologis


tertentu, ada yang sangat beracun tetapi ada pula yang sangat berguna dalam pengobatan.
Misalnya kuinin, morfin dan stiknin adal alkaloid yang terkenal dan mempunyai efek
fisiologis dan psikologis. Alkaloid dapat ditemukan dalam berbagai bagian tumbuhan seperti
biji, daun, ranting, dan kulit batang. Alkaloid umumnya ditemukan dalam kadar yang kecil
dan harus dipisahkan dari campuran senyawa yang rumit yang berasal dari jaringan
tumbuhan.

Alkaloid merupakan senyawa yang bersifat basa yang mengandung satu atau lebih atom
nitrogen dan biasanya berupa sistem siklis. Alkaloid mengandung atom karbon, hidrogen,
nitrogen dan pada umumnya mengandung oksigen. Senyawa alkaloid banyak terkandung
dalam akar, biji, kayu maupun daun dari tumbuhan dan juga dari hewan.

Senyawa alkaloid merupakan hasil metabolisme dari tumbuh-tumbuhan dan digunakan


sebagai cadangan bagi sintesis protein. Kegunaan alkaloid bagi tumbuhan adalah sebagai
pelindung dari serangan hama, penguat tumbuhan dan pengatur kerja hormon. Alkaloid
mempunyai efek fisiologis. Sumber alkaloid adalah tanaman berbunga, angiospermae,
hewan, serangga, organisme laut dan mikroorganisme. Famili tanaman yang mengandung
alkaloid adalah Liliaceae, solanaceae, rubiaceae, dan papaveraceae (Tobing, 1989). (1; 15)

2.2 KARAKTERISTIK ALKALOID

1.Sifat-sifat fisika

Umumnya mempunyai 1 atom N meskipun ada beberapa yang memiliki lebih dari 1 atom
N seperti pada Ergotamin yang memiliki 5 atom N. Atom N ini dapat  berupa amin primer,
sekunder maupun tertier yang semuanya bersifat basa (tingkat kebasaannya tergantung dari
struktur molekul dan gugus fungsionalnya) Kebanyakan alkaloid yang telah diisolasi berupa
padatan kristal tidak larut dengan titik lebur yang tertentu atau mempunyai kisaran
dekomposisi. Sedikit alkaloid yang berbentuk amorf dan beberapa seperti; nikotin dan koniin
berupa cairan. Kebanyakan alkaloid tidak  berwarna, tetapi beberapa senyawa yang
kompleks, species aromatik berwarna (contoh  berberin berwarna kuning dan betanin
berwarna merah). Pada umumnya, basa bebas alkaloid hanya larut dalam pelarut organik,
meskipun beberapa pseudoalkalod dan  protoalkaloid larut dalam air. Garam alkaloid dan
alkaloid quartener sangat larut dalam air.

2.Sifat-sifat kimia

Kebanyakan alkaloid bersifat basa. Sifat tersebut tergantung pada adanya  pasangan
elektron pada nitrogen.Jika gugus fungsional yang berdekatan dengan nitrogen bersifat
melepaskan elektron, sebagai contoh; gugus alkil, maka ketersediaan elektron pada nitrogen
naik dan senyawa lebih bersifat basa. Hingga trietilamin lebih  basa daripada dietilamin dan
senyawa dietilamin lebih basa daripada etilamin. Sebaliknya, bila gugus fungsional yang
berdekatan bersifat menarik elektron (contoh; gugus karbonil), maka ketersediaan pasangan
elektron berkurang dan pengaruh yang ditimbulkan alkaloid dapat bersifat netral atau bahkan
sedikit asam. Contoh ; senyawa yang mengandung gugus amida. Kebasaan alkaloid
menyebabkan senyawa tersebut sangat mudah mengalami dekomposisi, terutama oleh panas
dan sinar dengan adanya oksigen. Hasil dari reaksi ini sering berupa N-oksida. Dekomposisi
alkaloid selama atau setelah isolasi dapat menimbulkan berbagai persoalan jika penyimpanan
berlangsung dalam waktu yang lama. Pembentukan garam dengan senyawa organik (tartarat,
sitrat) atau anorganik (asam hidroklorida atau sulfat) sering mencegah dekomposisi. Itulah
sebabnya dalam  perdagangan alkaloid lazim berada dalam bentuk garamnya.

2.3 KLASIFIKASI DAN PENGGOLONGAN ALKALOID

KLASIFIKASI ALKALOIDA

Alkaloid merupakan suatu basa organik yang mengandung unsur Nitrogen (N) pada
umumnya berasal dari tanaman, yang mempunyai efek fisiologis kuat terhadap manusia.
Kegunaan senyawa alkaloid dalam bidang farmakologi adalah untuk memacu sistem syaraf,
menaikkan tekanan darah, dan melawan infeksi mikrobial (Pasaribu, 2009).

Alkaloida tidak mempunyai tatanam sistematik, oleh karena itu, suatu alkaloida
dinyatakan dengan nama trivial , misalnya kuinin, morfin dan stiknin. Hampir semua nama
trivial ini berakhiran in yang mencirikan alkaloida.

Klasifikasi alkaloida dapat dilakukan berdasarkan beberapa cara yaitu :

1. Berdasarkan jenis cincin heterosiklik nitrogen yang merupakan bagian dari


struktur molekul. Berdasarkan hal tersebut, maka alkaloida dapat dibedakan atas
beberapa jenis seperti alkaloida pirolidin, alkaloida piperidin, alkaloida
isokuinolin, alkaloida kuinolin dan alkaloida indol.
2. Berdasarkan jenis tumbuhan darimana alkaloida ditemukan. Cara ini digunakan
untuk menyatakan jenis alkaloida yang pertama-tama ditemukan pada suatu jenis
tumbuhan. Berdasarkan cara ini, alkaloida dapat dibedakan atas beberapa jenis
yaitu alkaloida tembakau, alkaloida amaryllidaceae, alkaloida erythrine dan
sebagainya. Cara ini mempunyai kelemahan yaitu : beberapa alkaloida yang
berasal dari suatu tumbuhan tertentu dapat mempunyai struktur yang berbeda-
beda.
3. Berdasarkan asal-usul biogenetik. Cara ini sangat berguna untuk menjelaskan
hubungan antara berbagai alkaloida yang diklasifikasikan berdasarkan berbegai
jenis cincin heterosiklik. Dari biosintesa alkaloida, menunjukkan bahwa alkaloida
berasal dari hanya beberapa asam amino tertentu saja. Berdasarkan hal tersebut
maka alkaloida dapat dibedakan atas tiga jenis utama yaitu :
a. Alkaloida alisiklik yang berasal dari asam-asam amino ornitin dan lisin.
b. Alkaloida aromatik jenis fenilalanin yang berasal dari fenil alamin, tirosin dan
3,4-dihidrofenilalanin.

C.Alkaloida aromatik jenis indol yang berasal dari triptopan.

Sebagian besar alkaloida mempunyai kerangka dasar polisiklik termasuk cincin


heterosiklik nitrogen serta mengandung substituen yang tidak terlalu bervariasi. Atom
nitrogen alkaloida hampir selalu berada dalam bentuk gugus amin (-N) atau gugus amida (-
CO-NR2) dan tidak pernah dalam bentuk gugus nitro (NO2) atau gugus diazo. Sedang
substituen oksigen biasanya ditemukan sebagai gugus fenol (-OH), metoksil (-OCH 3) atau
gugus metilendioksi (-O-CH2-O). Substituen-substituen oksigen ini dan gugus N-metil
merupakan ciri sebagian besar alkaloida. Pada alkaloida aromatik terdapat suatu pola
oksigenasi tertentu. Pada senyawa-senyawa ini gugus fungsi oksigen ditemukan dalam posisi
para atau posisi para dan meta dari cincin aromatik.

Sistem klasifikasi yang paling banyak diterima adalah menurut Hegnauer, dimana
alkaloida dikelompokkan atas :
1. Alkaloida sesungguhnya
Alkaloida ini merupakan racun, senyawa tersebut menunjukkan aktivitas
fisiologis yang luas, hampir tanpa terkecuali bersifat basa, umumnya mengandung
nitrogen dalam cincin heterosiklik, diturunkan dari asam amino, biasanya terdapat
dalam tanaman sebagai garam asam organik. Beberapa pengecualian terhadap
aturan tersebut adalah kolkhisin dan asam aristolokhat yang bersifat bukan basa
dan tidak memiliki cincin heterosiklik dan alkaloida quarterner yang bersifat agak
asam daripada bersifat basa
2. Protoalkaloida
Protoalkaloida merupakan amin yang relatif sederhana dimana nitrogen
asam amino tidak terdapat dalam cincin heterosiklik. Protoalkaloida diperoleh
berdasarkan biosintesa dari asam amino yang bersifat basa. Pengertian amin
biologis sering digunakan untuk kelompok ini.
3. Pseudoalkaloida
Pseudoalkaloida tidak diturunkan dari prekursor asam amino. Senyawa ini
biasanya bersifat basa. Ada dua seri alkaloida yang penting dalam kelompok ini
yaitu alkaloida steroidal dan purin (Achmad S.A, 1986).
Metoda klasifikasi alkaloid yang paling banyak digunakan adalah berdasarkan struktur
nitrogen yang dikandungnya yaitu:
1. Alkaloid heterosiklis, merupakan alkaloid yang atom nitrogennya berada dalam
cincin heterosiklis. Alkaloid ini dibagi menjadi: alkaloid pirolidin, alkaloid indol,
alkaloid piperidin, alkaloid piridin, alkaloid tropan, alkaloid histamin, imidazol
dan guanidin, alkaloid isokuinolin, alkaloid kuinolin, alkaloid akridin, alkaloid
kuinazolin, alkaloid izidin.
2. Alkaloid dengan nitrogen eksosiklis dan amina alifatis, seperti efedrina.
3. Alkaloid putressin, spermin dan spermidin, misalnya pausina.
4. Alkaloid peptida merupakan alkaloid yang mengandung ikatan peptida.
5. Alkaloid terpena dan steroidal, contohnya funtumina (Widi et al, 2007).

Adapun klasifikasi lain senyawa alkaloid seperti :


a) Berdasarkan taksonomi
Berdasarkan taksonomi seperti Solanaceae, Papilonaceae tanpa keterangan dari sifat
kimianya.
b) Berdasarkan biosintesisnya
Pengelompokan alkaloid berdasarkan biosintesis didasarkan oleh typeprekursor atau senyawa
pembangun yang digunakan tumbuh-tumbuhan untuk memsintesis struktur kompleks. Contoh
: Morphine, Papaverine, Nicotine, Tubocurarin dan Calchicins dalam Penilalanin dan basa
Tirosin

c) Berdasarkan klasifikasi kimia


Pengelompokan ini didasari oleh struktur cincin :
a. Non heterosiklik alkaloid
Bisa juga disebut proto-alkaloid atau amina biologis. Ini jarang ditemukan di
alam. Molekul-molekul ini memiliki atom nitrogen yang bukan merupakan bagian
dari sistem cincin. Contoh efedrine, colchicine, eritromisin dan taksol. Tabel
dibawah ini menunjukkan struktur kimia dan signifikansi biologis dari senyawa :

Nama Struktur Biologi


signifikansi
Ephedrine

Adrenergik agen
digunakan untuk
asma dan demam

Colchicine

Meredakan encok

Eritromisin

antibiotika

Taxol
(paclitaxel)
Digunakan dalam
pengobatan
kanker ovarium,
kanker payudara
dan non-kecil sel
kanker paru-paru

b. Heterosiklik alkaloid atau alkaloid khas


Struktural ini memiliki nitrogen sebagian dari sistem cincin siklik. Ini lebih umum
ditemukan di alam. Alkaloid heterosiklik kemudian dibagi lagi menjadi 14
kelompok berdasarkan struktur cincin yang mengandung nitrogen.
NO. Heterosiklik Contoh
1 Pirol dan pyrrolidine Hygrine, stachydrine

2 Pyrrolizidine Senecionine, symphitine,


echimidine, seneciphylline

3 Piridin dan piperidina Lobeline, nikotin, piperine, conine,


trigonelina

4 Tropane (piperidine/N-metil- Kokain, atropin, hyocyamine,


pyrrolidine) hyoscine

5 Quinoline Kina, kinidina, sinkonin,


cinchonidine
6 Isoquinoline Morfin, emetine, papaverine,
narcotine, tubocurarine Kodein

7 Aporphine (dikurangi Boldin


isoquinoline/naftalena)

8 Quinolizidine Lupanine, cytisine, laburnine,


sparteine
9 Indole atau benzopyrole Ergometrine, vinblastine,
vincristine, strychine, brucine,
ergotamin, yohimbine, reserpin,
serpentine, physostigmine

10 Indolizidine Castanospermine, swainsonine

11 Imidazole atau glyoxaline Pilocarpine, pilosine

12 Purin (pirimidin/imidazol) Kafein, theobromine


13 Steroid (beberapa digabungkan Conessine, solanidine
sebagai glikosida)*

14 Terpenoid* Aconitine, lycaconitine, aconine

PENGGOLONGAN

Berdasarkan atom nitrogennya, alkaloid dibedakan atas:

a. Alkaloid dengan atom nitrogen heterosiklik

Dimana atom nitrogen terletak pada cincin karbonnya. Yang termasuk


pada golongan ini adalah :
1. Alkaloid Piridin-Piperidin

Mempunyai satu cincin karbon mengandung 1 atom nitrogen. Yang


termasuk dalam kelas ini adalah :Conium maculatum dari famili Apiaceae dan
Nicotiana tabacum dari famili Solanaceae.

2. Alkaloid Tropan

Mengandung satu atom nitrogen


dengan gugus metilnya (N-
CH3).Alkaloid ini dapat
mempengaruhi sistem saraf pusat
termasuk yang ada pada otak
maupun sun-sum tulang belakang.
Yang termasuk dalam kelas ini
adalah Atropa belladona yang
digunakan sebagai tetes mata
untuk melebarkan pupil mata,
berasal dari famili Solanaceae,
Hyoscyamus niger, Dubuisia hopwoodii, Datura dan Brugmansia sp,
Mandragora officinarum, Alkaloid Kokain dari Erythroxylum coca (Famili
Erythroxylaceae).

3. Alkaloid Quinolin
Mempunyai 2 cincin karbon dengan 1 atom nitrogen. Yang termasuk
disini adalah :Cinchona ledgeriana dari famili Rubiaceae, alkaloid quinin yang
toxic terhadap Plasmodium vivax.

4. Alkaloid Isoquinolin

Mempunyai 2 cincin karbon mengandung 1 atom nitrogen. Banyak


ditemukan pada famili Fabaceae termasuk Lupines (Lupinus sp), Spartium
junceum, Cytisus scoparius dan Sophora secondiflora.

5. Alkaloid Indol

Mempunyai 2 cincin karbon dengan 1 cincin indol . Ditemukan pada


alkaloid ergine dan psilocybin, alkaloid reserpin dari Rauvolfia serpentine,
alkaloid vinblastin dan vinkristin dari Catharanthus roseus famili Apocynaceae
yang sangat efektif pada pengobatan kemoterapy untuk penyakit Leukimia dan
Hodgkin’s.

6. Alkaloid Imidazol
Berupa cincin karbon mengandung 2 atom nitrogen.Alkaloid ini
ditemukan pada famili Rutaceae. Contohnya:Jaborandi paragua.

7. Alkaloid Lupinan

Mempunyai 2 cincin karbon dengan 1 atom N, alkaloid ini ditemukan


pada Lunpinus luteus (familia : Leguminocaea).

8. Alkaloid Steroid

Mengandung 2 cincin karbon dengan 1 atom nitrogen dan 1 rangka steroid


yang mengandung 4 cincin karbon.Banyak ditemukan pada famili Solanaceae,
Zigadenus venenosus.

9. Alkaloid Amina
Golongan ini tidak mengandung N heterosiklik. Banyak yang merupakan
tutrunan sederhana dari feniletilamin dan senyawa-senyawa turunan dari asam
amino fenilalanin atau tirosin, alkaloid ini ditemukan pada tumbuhan Ephedra
sinica (familiaGnetaceae)

10. Alkaloid Purin

Mempunyai 2 cincin karbon dengan 4 atom nitrogen. Banyak ditemukan


pada kopi (Coffea arabica) famili Rubiaceae, dan Teh (Camellia sinensis) dari
famili Theaceae, Ilex paraguaricasis dari famili Aquifoliaceae, Paullunia cupana
dari famili Sapindaceae, Cola nitida dari famili Sterculiaceae dan Theobroma
cacao.

b. Alkaloid tanpa atom nitrogen yang heterosilik


Dimana, atom nitrogen tidak terletak pada cincin karbon tetapi pada salah satu
atom karbon pada rantai samping.

1. Alkaloid Efedrin (alkaloid amine)

Mengandung 1 atau lebih cincin karbon dengan atom Nitrogen pada salah satu
atom karbon pada rantai samping. Termasuk Mescalin dari Lophophora williamsii,
Trichocereus pachanoi, Sophora secundiflora, Agave americana, Agave atrovirens,
Ephedra sinica, Cholchicum autumnale.

2. Alkaloid Capsaicin

Dari Chile peppers, genus Capsicum. Yaitu ;Capsicum pubescens, Capsicum baccatum, Capsicum
annuum, Capsicum frutescens, Capsicum chinense.
2.4 SIMPLISIA YANG MENGANDUNG ALKALOID

1.Lada Hitam

Nama latin : Piper Nigrum L


Sinonim : Piper globrispicum DC
Kingdom : tracheobionta
Filum : Proteobacteria
KELAS : Magnoliopsida
Ordo : Piperales
Famili : Piperaceae
Genus : Piper
Spesies : Piper nigrum
Pemerian : bau khas aromatik, rasa pedas
Kelarutan : tidak larut dalam air (40 mg/L pada suhu 18°C), namun mudah larut dalam alkohol (1
g/15 mL) dan eter (1 g/1,7 mL)
Kegunaan : meningkatkan fungsi dalam otak

2.Daun Sirih

Nama latin : Piper betle


Sinonim : Piper pinqiuispicum DC
Kingdom : plantae
Filum : Angiospermae
Kelas : Magnolipsida
Ordo : Piperales
Famili : Piperacease
Genus: Piper
Spesies : Piper batle Lin
Pemerian :
Kelarutan
Kegunaan : Sariawan, sakit tenggorokan, obat batuk, obat cuci mata, keputihan, mimisan,
penyembuhan luka, menghilangkan bau mulut, obat sakit gigi

3.Kulit Buah Delima

Nama latin : Punica grabatum L


Nama simplisia : Punicae Cortex uni ca gra gr ana nattum L
Sinonim : Punica malus
Kingdom : Plantae
Filum: Traceophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Myrtales
Famili : Lythraceae
Genus: Punicaceae
Spesies: Punica granatum L
Pemerian: Buah delima berbentuk bulat sampai bundar dan bergelantungan dalam
tandan. Buah muda berwarna hijau sampai hijau kemerah- merahan, namun setelah tua berbah
menjadi hijau kekuning- kuningan atau hijau kemerah-merahan hamper kecoklatan, tergantung
jeninya
Kelarutan
Kegunaan: mencegah resiko serangan jantung, hipertensi, stroke

4.Kecubung

Nama latin: Datura metel


Nama simplisia : Daturae Semen
Sinonim:
Kingdom: Plantae
Filum: Traceophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Solanales
Famili: Solanaceae
Genus: Datura
Spesies: Datura metel L
Pemerian
Kelarutan
Kegunaan: obat asma
5.Kulit Kina

Nama latin: Cinchona succirubra Cortex


Nama simplisia : Cinchonae Cortex
Sinonim:
Kingdom: Plantae
Filum
Kelas: Monocotylodenae
Ordo: Gentianales
Famili: Rubiaceae
Genus: Cinchona
Spesies : Chincona spp
Pemerian
Kelarutan
Kegunaan: mengobati malaria dan jantung

6.Daun Sirsak

Nama latin: Annona muricata L


Sinonim
Kingdom
Filum
Kelas: Magnolipsida
Ordo: Magnoliales
Famili: Annonaceae
Genus : Annona
Spesies: Annona muricata L
Pemerian
Kelarutan
Kegunaan: mengobati insomnia, mengelola diabetes, mengobati penyakit kanker, menangani
masalah rematik, dan juga maag

Anda mungkin juga menyukai