PENDAHULUAN
Di alam bebas, banyak terdapat senyawa kimia, misalnya saja yang terkandung dalam
tumbuhan baik yang berupa metabolit primer seperti protein, karbohidrat, dan lemak yang
digunakan oleh tumbuhan itu sendiri untuk pertumbuhannya ataupun senyawa kimia yang
merupakan metabolit sekunder seperti terpenoid, steroid, alkaloid, flavonoid, dan saponin.
Salah satu senyawa kimia yang paling banyak terdapat di alam bebas dan yang terkandung
dalam tumbuhan yaitu senyawa alkaloid.
Ciri khas alkaloid adalah bahwa semua alkaloid mengandung paling sedikit satu atom N
yang bersifat basa dan pada umumnya merupakan bagian dari cincin heterosiklik. Alkaloid
merupakan senyawa metabolit sekunder yang paling banyak jumlah strukturnya. Senyawa
ini banyak terdapat di dalam tumbuhan dan tersebar di seluruh bagiannya, terutama di
bagian daun dan batang (Hesse 2002).
Alkaloid ini merupakan senyawa kimia yang memiliki karakteristik dan sering
dibedakan berdasarkan kereaktifan fisiologi yang khas.Sampai saat ini lebih dari 5000
senyawa alkaloid yang telah ditemukan dan hampir semua alkaloid yang ditemukan di alam
mempunyai keaktifan fisiologi tertentu. Senyawa ini terdiri atas karbon, hidrogen, dan
nitrogen, sebagian besar diantaranya mengandung oksigen. Sebagian besar alkaloid,
memiliki fungsi yang baik bagi manusia terutama dalam bidang kesehatan. Misalnya kuinin,
morfin dan stiknin adalah alkaloida yang terkenal dan mempunyai efek sifiologis dan
fisikologis. Alkaloida dapat ditemukan dalam berbagai bagian tumbuhan seperti biji, daun,
ranting dan kulit batang. Oleh karena itu, untuk dapat lebih mengetahui senyawa alkaloid
lebih mendalam dibuatlah makalah ini.
1.3 Tujuan
2) Alkaloid Tropan
Mengandung satu atom nitrogen dengan gugus metilnya (N-CH3). Alkaloid ini
dapat mempengaruhi sistem saraf pusat termasuk yang ada pada otak maupun sum-
sum tulang belakang. Yang termasuk dalam kelas ini adalah Atropa belladona yang
digunakan sebagai tetes mata untuk melebarkan pupil mata, berasal dari famili
Solanaceae, Hyoscyamus niger, Dubuisia hopwoodii, Datura dan Brugmansia spp,
Mandragora officinarum, Alkaloid kokain dari Erythroxylum coca.
3) Alkaloid Quinolin
Mempunyai 2 cincin karbon dengan 1 atom nitrogen. Yang termasuk disini adalah
Cinchona ledgeriana dari famili Rubiaceae, alkaloid quinin yang toxic terhadap
Plasmodium vivax.
4) Alkaloid Isoquinolin
Mempunyai 2 cincin karbon mengandung 1 atom nitrogen. Banyak ditemukan
pada famili Fabaceae termasuk Lupines (Lupinus spp), Spartium junceum, Cytisus
scoparius dan Sophora secondiflora.
5) Alkaloid Indol
7) Alkaloid Lupinan
Mempunyai 2 cincin karbon dengan 1 atom N, alkaloid ini ditemukan pada
Lunpinus luteus (fam : Leguminocaea).
8) Alkaloid Steroid
Mengandung 2 cincin karbon dengan 1 atom nitrogen dan 1 rangka steroid yang
mengandung 4 cincin karbon. Macam-macam Alkaloid Steroid :
Solanum (contoh: kentang dan alkaloid tomat) (solanidine, solanine, chaconine)
Alkaloid Veratrum (veratramine, cyclopamine, cycloposine, jervine,muldamie)
Alkaloid Salamander berapi (samandarin)
Lainnya: conessine
9) Alkaloid Amina
Golongan ini tidak mengandung N heterosiklik. Banyak yang merupakan
tutrunan sederhana dari feniletilamin dan senyawa-senyawa turunan dari asam amino
fenilalanin atau tirosin, alkaloid ini ditemukan pada tumbuhan Ephedra sinica (fam
Gnetaceae).
10) Alkaloid Purin
Mempunyai 2 cincin karbon dengan 4 atom nitrogen. Banyak ditemukan pada kopi
(Coffea arabica) famili Rubiaceae, dan Teh (Camellia sinensis) dari famili Theaceae,
Ilex paraguaricasis dari famili Aquifoliaceae, Paullunia cupana dari famili
Sapindaceae, Cola nitida dari famili Sterculiaceae dan Theobroma cacao.Alkaloid
purin ini memiliki susunan inti heterosiklik yang terdiri dari cincin pirimidin yang
tergabung dengan imidazole. Misal:
a. Kafeina (1,3,7, Trimrtil Xanthin)
Alkaliod ini diperoleh dari biji kopi Coffe arabica, C. Liberica (fam:
Rubiaceae) mengandung kafein. Aksi dari kopi pada prinsipnya di dasarkan pada
daya kerja kafein, yang bekerja pada susunan syaraf pusat, ginjal, otot – otot
jantung.
c. Theofilina (1,3 Dimetil Xantin), merupakan isomerdari 1,3 dimetil xantin (isomer
Theobromina) yangberguna sebagai bronkodilator dan diuretik).
(a) (b)
Alkaloida telah dikenal selama bertahun-tahun dan telah menarik perhatian terutama
karena pengaruh fisiologisnya terhadap binatangmenyusui dan pemakainnya di bidang
farmasi, tetapi fungsinya dalam tumbuhan hampir sama sekali kabur. Beberapa mendapat
mengenai kemuugkinan perannya ialah sebagai berikut
1. Salah satu pendapat yang dikemukakan pertama kali, sekarang tidak dianut lagi, ialah
bahwa alkaloid berfungsi sebagai hasil buangan nitrogen seperti urea dan asam urat
hewan.
2. Beberapa alkaloid mungkin bertindak sebagai tendon penyimpanan nitrogen meskipun
banyak alkaloid ditimbun dan tidak mengalami metabolisme lebih lanjut meskipun sangat
kekurangan nitrogen.
3. Pada beberapa kasus, alkaloid dapat melindungi tumbuhan dariserangan parasit atau
pemangsa tumbuhan. Meskipun dalam beberapa peristiwa bukti yang mendukung fungsi
ini tidak dikemukakan, ini barangkali merupakan konsep yang direka-reka dan bersifat
“manusia sentries”.
4. Alkaloid dapat berlaku sebagai pengatur tumbuh karena segi struktur, beberapa alkaloid
menyerupai pengatur tumbuh. Beberapa alkaloid merangsang perkecambahan, yang
lainnya menghambat.
5. Semula disarankan oleh Liebig bahwa alkaloid, karena sebagian bersifat basa, dapat
mengganti basa mineral dalam mempertahankan kesetimbangan ion dalam tumbuhan.
Sejalan dengan saran ini, pengamatan menunjukkan bahwa pelolohan nikotina ke dalam
biakan akar tembakau meningkatkan ambilan nitrat. Alkaloid dapat pula berfungsi
dengan cara pertukaran dengan kation tanah.
Berikut adalah beberapa contoh senyawa alkaloid yang telah umum dikenal dalam bidang
farmakologi :
Senyawa Alkaloid
Aktivitas Biologi
(Nama Trivial)
Nikotin Stimulan pada syaraf otonom
Morfin Analgesik
Kodein Analgesik, obat batuk
Atropin Obat tetes mata
Skopolamin Sedatif menjelang operasi
Kokain Analgesik
Piperin Antifeedant (bioinsektisida)
Quinin Obat malaria
Vinkristin Obat kanker
Ergotamin Analgesik pada migraine
Reserpin Pengobatan simptomatis disfungsi ereksi
Mitraginin Analgesik dan antitusif
Vinblastin Anti neoplastik, obat kanker
Saponin Antibakteri
Identifikasi selanjutnya adalah dengan spektroskopi ultraviolet dan sinar tampak yang
memberikan keterangan tentang tipe struktur molekulnya. Panjang gelombang maksimum
yang diberikan oleh suatu senyawa dapat digunakan sebagai perkiraan awal terhadap jenis
senyawa tersebut. Cara identifikasi lainnya adalah dengan menggunakan spektroskopi
inframerah yang memberikan informasi tentang gugus-gugus fungsional dalam suatu
senyawa. Pada umumnya senyawa alkaloid memberikan serapan khas pada daerah frekuensi
3480-3205 cm-1(-N-H ), 2100-1980 cm-1 (=N+-H), 1660-1480 cm-1 (-C=N-), 1350-1000
cm-l (- C-N-) dan beberapa serapan lainnya yang khas untuk masing-masing senyawa.
(Widi et al, 2007)
1. Berdasarkan sifat spesifik.
Alkaloid dalam larutanHCl dengan pereaksi Mayer dan Bouchardhatmembentuk
endapan yang larut dalam alkohol berlebih. Protein juga memberikan endapan, tetapi tidak
larut dalam dalam alkohol berlebih.
2. Berdasarkan bentuk basa dan garam-nya / Pengocokan
Alkaloid sebagai basanya tidak larut dalam air, sebagai garamnya larut baik dalam
air. Sebaiknya pelarut yang digunakan adalah pelarut organik : eter dan kloroform.
Pengocokan dilakukan pada pH : 2, 7, 10 dan 14. Sebelum pengocokan, larutan harus
dibasakan dulu, biasanya menggunakan natrium hidroksida, amonia pekat, kadang-kadang
digunakan natrium karbonat dan kalsium hidroksida.
3. Reaksi Gugus Fungsionil
a. Gugus Amin Sekunder
Reaksi SIMON :Larutan Alkaloida + 1% Asetaldehid + larutan Na.
Nitroprussida = biru-ungu.
Hasil cepat ditunjukkan oleh Conilin, Pelletierin dan Cystisin.
Hasil lambat ditunjukkan oleh Efedrin, Beta eucain, Emetin, Colchisin dan Physostigmin.
b. Gugus Metoksi
Larutan dalam Asam Sulfat + Kalium Permanganat = Terjadiformaldehid, dinyatakan
dengan reaksi SCHIFF. Kelebihan Kalium Permanganat dihilangkan dengan Asam
Oksalat.
Hasil positif untuk Brucin, Narkotin, koden, Chiksin, Kotarnin, Papaverin, Kinidin,
Emetin, Tebain, dan lain-lain.
c. Gugus Alkohol Sekunder
Reaksi SANCHES : Alkaloida + Larutan 0,3% Vanilin dalam HCl pekat, dipanaskan
diatas tangas air = merah-ungu.
Hasil positif untuk Morfin, Heroin, Veratrin, Kodein, Pronin.
d. Gugus Formilen
Reaksi WEBER &TOLLENS :Alkaloida + larutan Floroglusin 1% dalam Asam Sulfat
(1:1), panaskan = merah.
Reaksi LABAT :Alkaloida + Asam Gallat + asam Sulfat pekat, dipanaskan diatas tangas
air = hijau-biru.
Hasil positif untuk Berberin, Hidrastin, Kotarnin, Narsein, Hidrastinin, narkotin, dan
Piperin.
e. Gugus Benzoil
Reaksi bau : Esterifikasi dengan alcohol + Asam Sulfat pekat = bau ester.
Hasil positif untuk Kokain, Tropakain, Alipin, Stivakain, Beta eukain, dan lain-lain.
f. Reaksi GUERRT
Alkaloida didiazotasikan lalu + Beta Naftol = Merah-Ungu.
Hasil positif untuk kokain, Atropin, Alipin, Efedrin, tropakain, Stovakain, Beta eukain,
dan lain-lain.
g. Reduksi Semu
Alkaloida klorida + kalomel + sedikit air = hitam
Tereduksi menjadi logam raksa.Raksa (II) klorida yang terbentuk terikat dengan
alkaloid sebagai kompleks.
Hasil positif untuk kokain, Tropakain, Pilokarpin, Novokain, Pantokain, alipin, dan lain-
lain.
h. Gugus Kromofor
Reaksi KING :Alkaloida + 4 volume Diazo A + 1 volume Diazo B + natriumHidroksida
= merah intensif.
Hasil positif untuk Morfin, Kodein, Tebain dan lain-lain.
Reaksi SANCHEZ :Alkaloida + p-nitrodiazobenzol (p-nitroanilin + Natrium Nitrit +
Natrium Hidrolsida) = ungu kemudian jingga.
Hasil positif untuk alkaloida opium kecuali Tebain, Emetin, Kinin, kinidin setelah
dimasak dengan Asam Sulfat 75%.
4. Pereaksi untuk analisa lainnya
a. Iodium-asam hidroklorida
Merupakan pereaksi untuk golongan Xanthin. Digunakan untuk pereaksi
penyemprot pada lempeng KLT (Kromatografi Lapis Tipis) dimana akan memberikan
hasil dengan noda ungu-biru sampai coklat merah.
b. Iodoplatinat
Pereaksi untuk alkaloid, juga sebagai pereaksi penyemprot pada lempeng KLT
dimana hasilnya alkaloid akan tampak sebagainoda ungu sampai biru-kelabu.
c. Pereaksi Meyer (Larutan kalium Tetraiodomerkurat)
Merupakan pereaksi pengendap untuk alkaloid.
(EgonStahl, 1985)
PEMBAHASAN
3.1 MESKALIN
3.1.2 Penyebaran
Kaktus ini tumbuh di daratan Meksiko dan barat daya Amerika Serikat.
Habitatnya adalah terutama di gurun semak belukar, terutama dalam semak duri
Tamaulipas, atau di dekat bukit kapur. terutama ditemukan di ketinggian 100 m ke
1500 dan hingga 1.900 meter di gurun Chihuahuan. Kaktus ini juga tumbuh liar di
sekitar Sungai Rio Grande—sungai yang memisahkan Amerika Serikat dengan
Maksiko. Jumlahnya mencapai 60.000 peyote tiap hektar (Olive, 2007).
3.1.5 Kegunaan
Senyawa ini sudah digunakan selama 3000 tahun oleh penduduk asli Amerika
di Meksiko. Bagi penduduk asli amerika di Meksiko, tanaman iini dianggap sakral dan
digunakan untuk keperluan religious serta budaya setempat selama ribuan tahun.
Tanaman ini digunakan untuk “obat” psikoaktif. Suku Tarahuma di Meksiko Utara
menggunakan peyote untuk meningkatkan kemampuan berlari hingga 72 jam.
Penggunaan peyote ini bisa dalam bentuk segar (langsung dimakan/dikunyah) atau
dikeringkan dulu (“bubuk” bisa dipake untuk campuran teh atau dibuat jadi kapsul).
Saat pendatang Eropa datang ke benua Amerika dan menemukan penggunaan kaktus
ini, mereka menganggap penggunaan kaktus ini adalah sebuah “elemen dari setan”
alias berbahaya dan dilarang, sehingga orang-orang Indian berusaha menyembunyikan
penggunaan kaktus ini dalam upacara keagamaan agar bisa tetap digunakan. Hal ini
juga dilakukan oleh penduduk pribumi di Kolombia yang menggunakan campuran
peyote dalam upacara keagamaan dan tradisi ini terus berlanjut pada upacara
keagamaan pada masa sekarang. Tapi bagi kaum Native American Church
penggunaan peyote ini masih diijinkan dan dianggap sah untuk keperluan upacara
keagamaan(Sadock, 2007).
Meskalin memberikan efek halusinasi sehingga ia disebut sebagai halusinogen
atau psikedelik. Halusinasi merupakan gangguan atau perubahan persepsi dimana
pasien mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu penerapan panca
indra tanpa ada rangsangan dari luar. Suatu penghayatan yang dialami suatu persepsi
melalui panca indra tanpa stimulus eksteren: persepsi palsu(Maramis, 2005).
Meskalin bukan merupakan obat yang poten. Dibutuhkan 200 – 500 mg
meskalin untuk memberikan efek psikedelik. Lain halnya dengan LSD (lysergic acid
diethylaminde), hanya dibutuhkan 1 mg LSD untuk memberikan efek psikedelik.
Potensi meskalin 1 : 2000 terhadap LSD dan 1 : 20 terhadap psilosibin, senyawa
psikoaktif yang terdapat pada “magic mushrooms” (Olive, 2007).
Efek psikedelik dari meskalin mulai muncul beberapa jam setelah konsumsi
peyote buttons karena meskalin harus diabsorbsi terlebih dahulu sebelum memasuki
sirkulasi darah dan otak. Sedangkan, lamanya efek psikedelik dari meskalin dapat
mencapai 12 jam. Selain menyebabkan psikedelik efek, meskalin juga berefek
terhadap tubuh, yakni sebagai berikut.