Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Analisa Kualitatif Adalah penyelidikan kimia mengenai jenis unsur

atau ion yang terdapat dalam suatu zat tunggal atau campuran.

Dalam dunia medis dan kimia organik, istilah alkaloid telah lama

menjadi bagian penting dan tak terpisahkan dalam penelitian yang telah

dilakukan selama ini, baik untuk mencari senyawa alkaloid baru ataupun

untuk penelusuran bioaktifitas. Senyawa alkaloid merupakan senyawa

organik terbanyak ditemukan di alam. Hampir seluruh alkaloid berasal dari

tumbuhan dan tersebar luas dalam berbagai jenis tumbuhan. Secara

organoleptik, daun-daunan yang berasa sepat dan pahit, biasanya

teridentifikasi mengandung alkaloid. Selain daun-daunan, senyawa alkaloid

dapat ditemukan pada akar, biji, ranting, dan kulit kayu.

Alkaloid adalah golongan senyawa basa bernitrogen yang kebanyakan

heterosiklik dan terdapat pada berbagai tumbuhan (tetapi ini tidak

mengecualikan senyawa yang berasal dari hewan).

Alkaloid di alam mempunyai keaktifan biologis dan memberikan efek

fisiologis tertentu pada mahluk hidup. Fungsi alkaloid sendiri dalam tumbuhan

sejauh ini belum diketahui secara pasti, beberapa ahli pernah mengungkapkan

bahwa alkaloid diperkirakan sebagai pelindung tumbuhan dari serangan hama

dan penyakit, pengatur tumbuh, atau sebagai basa mineral untuk

mempertahankan keseimbangan ion.


Dalam praktikum kali ini akan dilakukan analisis kualitatif terhadap

senyawa golongan obat alkaloid dengan reaksi diantaranya yaitu berberin,

cafein, theobromin, dan theopylin.

B. Maksud Percobaan

Adapun maksud percobaan yaitu agar mahasiswa dapat mengetahui

dan memahami golongan obat senyawa alkaloid berdasarkan reaksinya dengan

pereaksi umum dan pereaksi khusus serta mengenali jenis senyawa alkaloid

dari sampel murni atau sampel campuran.

C. Tujuan Percobaan

Adapun tujuan percobaan yang akan dilakukan dalam praktikum kali

ini yaitu;

1. Menentukan golongan obat senyawa alkaloid berdasarkan reaksinya dengan

pereaksi umum

2. Menentukan jenis golongan obat senyawa alkaloid berdasarkan reaksinya

dengan pereaksi khusus

3. Mengenali jenis golongan obat senyawa alkaloid dari sampel murni atau

sampel campuran

D. Prinsip Percobaan

Adapun prinsip percobaan yaitu penentuan golongan senyawa alkaloid

ditentukan dengan mereaksikanya dengan pereaksi spesifik yaitu berberin,

cafein, theobromin, dan theopylin.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Umum

Alkaloid adalah suatu golongan senyawa organik yang terbanyak

ditemukan di alam. Hampir seluruh senyawa alkaloid berasal dari tumbuhan

dan tersebar luas dalam berbagai jenis tumbuhan. Semua alkaloid mengandung

paling sedikit satu atom nitrogen yang bersifat basa dan dalam sebagian besar

atom nitrogen ini merupakan bagian dari cincin heterosiklik. Alkaloid dapat

ditemukan dalam berbagai bagian tumbuhan seperti, biji, daun, ranting, dan

kulit batang. Alkaloid harus berasal dari campuran senyawa rumit yang berasal

dari jaringan tumbuhan (Anggarita, 2010).

Pada umumnya alkaloid mencakup senyawa bersifat basa yang

mengandung satu atau lebih atom nitrogen, biasanya dalam gabungan, sebagai

bagian dari sistem siklik. Alkaloid sering kali beracun bagi manusia dan

banyak yang mempunyai kegiatan fisiologi yang menonjol; jadi digunakan

secara luas dalam bidang pengobatan. Alkaloid biasanya tanpa warna, sering

kali bersifat optis aktif, kebanyakan berbentuk kristal tetapi hanya sedikit yang

berupa cairan pada suhu kamar (Sheeny, 1996).

Alkaloid adalah senyawa organik yang terdapat di alam bersifat basa

atau alkali dan sifat basa ini disebabkan karena adanya atom N (Nitrogen)

dalam molekul senyawa tersebut dalam struktur lingkar heterosiklik atau

aromatis, dan dalam dosiskecil dapat memberikan efek farmakologis pada

manusia dan hewan. Sebagai contoh, morfina sebagai pereda rasa sakit,

reserfina sebagai obat penenang, atrofina berfungsi sebagai antispamodia,


kokain sebagai anestetik lokal, dan strisina sebagai stimulan syaraf. Selain itu

ada beberapa pengecualian, dimana termasuk golongan alkaloid tapi atom N

(Nitrogen) nya terdapat di dalam rantai lurus atau alifatis (Ikan,1969).

Meyer Conversation Lexicons tahun 1896 dinyatakan bahwa alkaloid

terjadi secara karakteristik di dalam tumbuh- tumbuhan, dan sering dibedakan

berdasarkan kereaktifan fisiologi yang khas. Senyawa ini terdiri atas karbon,

hidrogen, dan nitrogen,sebagian besar diantaranya mengandung oksigen.

Sesuai dengan namanya yang mirip denganalkali (bersifat basa) dikarenakan

adanya sepasang elektron bebas yang dimiliki oleh nitrogen sehingga dapat

mendonorkan sepasang elektronnya. Kesulitan mendefinisikan alkaloid sudah

berjalan bertahun-tahun. Definisi tunggal untuk alkaloid belum juga

ditentukan. Trier menyatakan bahwa sebagai hasil kemajuan ilmu

pengetahuan, istilah yang beragam senyawa alkaloid akhirnya harus

ditinggalkan (Fessenden,1997).

Garam alkaloid dan alkaloid bebas biasanya berupa senyawa padat,

berbentuk kristal tidak berwarna (berberina dan serpentina berwarna

kuning).Alkaloid sering kali optik aktif, dan biasanya hanya satu dari isomer

optik yang dijumpai dialam, meskipun dalam beberapa kasus dikenal campuran

rasemat, dan pada kasus lain satu tumbuhan mengandung satu isomer

sementara tumbuhan lain mengandung enantiomernya (Egon Stahl. 1985).

Sifat umum alkaloid :


1. Alkaloid tidak larut atau sukar larut didalam air, tetapi alkaloid yang

berada dalam bentuk garam biasanya mudah larut dalam air;

2. Alkaloid bebas (yang bersifat basa) biasanya larut dalam eter, CHCl, atau

pelarut organik lainnya, tapi garamnya tidak larut. Sifat kelarutan ini

digunakaan sebagai dasar untuk isolasi & pemurnian alkaloid;

3. Kebanyakan alkaloid berbentuk kristal padat, beberapa berbentuk amorf.

Alkaloid yang berbentuk cair tidak mempunyai atom O dalam molekulnya.

Garam alkaloid tidak sama bentuk kristalnya dan, bentuk kristal ini

berguna untuk identifikasi secara mikroskopik;

4. Ikatan N dalam alkaloid biasanya berada dalam bentuk amin primer,

sekunder, tersier, kuartener, amonium hidroksida dan semua ikatan N ini

bersifat basa. Alkaloid umunya mempunyai sepasang elektron sunyi yang

dapat mengikat proton secara kovalen sehingga membentuk garamnya

yang umumnya larut dalam air (Rogers MF, Wink M. 1998).

Alkaloid biasanya diklasifikasikan menurut kesamaan sumber asal

molekulnya (precursors), didasari dengan metabolisme pathway (metabolic

pathway) yang dipakai untuk membentuk molekul itu. Kalau biosintesis dari

sebuah alkaloid tidak diketahui, alkaloid digolongkan menurut nama

senyawanya, termasuk nama senyawa yang tidak mengandung nitrogen (karena

struktur molekulnya terdapat dalam produk akhir. sebagai contoh: alkaloid

opium kadang disebut "phenanthrenes"), atau menurut nama tumbuhan atau

binatang dimana senyawa itu diisolasi. Jika setelah alkaloid itu dikaji,

penggolongan sebuah alkaloid diubah menurut hasil pengkajian itu, biasanya


mengambil nama amine penting-secara-biologi yang mencolok dalam proses

sintesisnya. Klasifikasi alkaloida dapat dilakukan berdasarkan beberapa cara

yaitu (Robbers,1996):

1. Berdasarkan jenis cicin heterosiklik

Nitrogen yang merupakan baian dari struktur molekul.

Berdasarkan hal tersebut, alkaloid dibedakan atas beberapa jenis seperti :

a. Golongan Piridina Pyridine adalah turunan dari aromatik heterocyclic,

senyawa organik dengan rumus kimi C5H5N digunakan sebagai pelopor

ke Agrokimia dan obat-obatan, dan juga penting sebagai larutan dan

reagen. Hal ini terkait dengan struktur benzena dimana CH diganti

dengan atom nitrogen. Contohnya: Piperine, conine, trigonelline,

arecoline, arecaidine, guvacine, cytisine, lobeline, nikotina, anabasine,

sparteine, pelletierine.

b. Golongan Pyrrolidine Pyrrolidine, juga dikenal sebagai tetrahidropirola,

merupakan senyawa organik dengan rumus kimia C4H9N. Ia merupakan

senyawa amina siklik dengan cincin beranggora lima yang terdiri dari

empat atom karbon dan satu atom nitrogen. Ia berupa cairan bening

dengan aroma tidak sedap seperti amonia. Pyrrolidine ditemukan secara

alami pada daun tembakau dan wortel. Struktur cincin pyrolidina dapat

ditemukan pada banyak alkaloid alami, seperti nikotina dan higrina. Ia


juga dapat ditemukan pada banyak obat-obatan farmasi seperti

prosiklidina dan bepridil. Ia juga menjadi dasar senyawa rasetam

(misalnya pirasetam dan anirasetam). Contohnya: Hygrine,

cuscohygrine, nikotina

c. Golongan Isokulina

Contohnya : Alkaloid Opium (papaverine, narcotine, narceine),

sanguinarine, hydrastine, berberine, emetine, berbamine, oxyacanthine.

d. Golongan Isokulina

Contohnya : Alkaloid Opium (papaverine, narcotine, narceine),

sanguinarine, hydrastine, berberine, emetine, berbamine, oxyacanthine.

e. Golongan Isokulina

Contohnya : Alkaloid Opium (papaverine, narcotine, narceine),

sanguinarine, hydrastine, berberine, emetine, berbamine, oxyacanthine.

f. Golongan Tropane

Contohnya : atropine, kokaina, ecgonine, scopolamine, catuabine

g. Golongan indola
Yohimbans : Reserpine, yohimbine

Alkaloid Vinca : Vinblastine, vincristine Alkaloid Kratom

(Mitragynaspeciosa) : Mitragynine, 7hydroxymitragynine

Alkaloid Tabernanthe iboga : Ibogaine, voacangine, coronaridine

Alkaloid Strychnos nux-vomica : Strychnine, brucine

2. Berdasarkan jenis tumbuhan dari mana alkaloida ditemukan

Cara ini digunakan untuk menyatakan jenis alkaloida yang

pertama-tama ditemukan pada suatu jenis tumbuhan. Berdasarkan cara ini,

alkaloida dapat dibedakan atas beberapa jenis yaitu aklakoida tembakau,

alkaloida amaryllidaceae, alkaloida erythrine dan sebagainya. Cara ini

mempunyai kelemahan, yaitu : beberapa alkaloida yang berasal dari

tumbuhan tertentu dapat mempunyai struktur yang berbeda-beda.

3. Berdasarkan asal-usul biogenetic

Cara ini sangat berguna untuk menjelaskan hubungan antara

berbagai alkaloida yang diklasifikasikan berdasarkan berbagai jenis cincin

heterosiklik. Dari biosintesa alkaloida, menunjukkan bahwa alkaloida

berasal hanya dari beberapa asam amino tertentu saja. Berdasarkan hal

tersebut, maka alkaloida dapat dibedakan atas tiga jenis utama, yaitu :

a. Alkaloida alisiklik yang berasal dari asam-asam amino ornitin dan lisin.

b. Alkaloida aromatik jenis fenilalanin yang berasal dari fenilalanin, tirosin

dan 3,4 dihidrofenilalanin.


c. Alkaloida aromatik jenis indol yang berasal dari triptopan.

4. Sistem klasifikasi yang paling banyak diterima adalah menurut Hegnauer

Dimana alkaloida dikelompokkan atas :

a. Alkaloida sesungguhnya Alkaloida ini merupakan racun, senyawa

tersebut menunjukkan aktivitas fisiologis yang luas, hamper tanpa

kecuali bersifat basa. Umumnya mengandung nitrogen dalam cicin

heterosiklik, diturunkan dari asam amino, biasanya terdapat dalam

tanaman sebagai garam asam organik. Beberapa pengecualian terhadap

aturan tersebut adalah kolkhisin dan asam aristolkhoat yang bersifat

bukan basa dan tidak memiliki cicin heterosiklik dan alkaloida quartener

yang bersifat agak asam daripada bersifat basa;

b. Protoalkaloida, Merupakan amin yang relative sederhana dimana

nitrogen asam amino tidak terdapat dalam cicin heterosiklik.

Protoalkaloida diperoleh berdasarkan biosintesa dari asam amino yang

bersifat basa. Pengeertian amin biologis sering digunakan untuk

kelompok ini;

c. Pseudoalkaloida Tidak diturunkan dari precursor asam amino. Senyawa

ini biasanya bersifat basa. Ada dua seri alkaloida yang penting dalam

kelompok ini yaitu alkaloida steroidal dan purin.


B. Uraian Bahan

1. Aquadest (FI ed. III : 96)

Nama Resmi : AQUA DESTILATA


Nama Lain : Air suling
Rm/Bm : H2O/18,02
Kelarutan : Hampir larut disemua pelarut
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai

rasa
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Pelarut
2. Asam Sitrat (FI ed. III : 78)

Nama Resmi : ACIDUM NITRAS


Nama Lain : Asam Nitrat
Rm/Bm : HNO3/63
Kelarutan : -
Pemerian : Cairan berasap, jernih, tidak berwarna
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai pemberi suasana asam
3. Asam Klorida (FI ed. III : 53)

Nama Resmi : ACIDUM HYDROCHLORIDUM


Nama Lain : Asam klorida
Rm/Bm : HCL/36,46
Kelarutan : Larut dalam etanol, asam asetat, tidak larut dalam air.
Pemerian : Cairan, tidak berwarna, berasap, bau merangsang jika

diencerkan asap dan bau hilang


Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Zat tambahan
4. Asam Sulfat (FI ed.III : 58)

Nama Resmi : ACIDUM SULFURICUM


Nama Lain : Asam sulfat
Rm/Bm : H2SO4/98,07
Kelarutan : Jika ditambahkan kedalam air menimbulkan panas.
Pemerian : Cairan kental seperti minyak, korosif, tidak berwarna
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Zat tambahan
5. Besi(III)Klorida (FI ed.III : 659)

Nama Resmi : FERROS CHLORIDUM


Nama Lain : Besi (III) klorida
Rm/Bm : FeCL3/162,2
Rumus Struktur :
Kelarutan : Larut dalam air,larutan beropalesensi berwarna

jingga
Pemerian : hitam kehijauan,bebas warna jingga dari garam

hudratyang telah telah terpengaruh oleh kelembapan


Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung cahaya
Kegunaan : Zat tambahan
6. Iodium (FI ed.III : 316)

Nama Resmi : IODIUM


Nama Lain : iodium
Rm/Bm : I2/126,91
Kelarutan : Sukar larut dalam air, mudah larut dalam garam

iodida, mudah larut dalam etanol 95% P


Pemerian : Keping atau butir, mengkilat seperti logam hitam

kelabu, bau khas


Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung cahaya
Kegunaan : Zat tambahan
7. Natrium Hidroksida (FI ed.III : 142)

Nama Resmi : NATRII HYDROXYDUM


Nama Lain : Asam hidroksi, natrium hidroksida
Rm/Bm : NaOH/48,00
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan etanol (95%)
Pemerian : Butiran, keras, rapuh, putih, meleleh, alkalis dan

korosif
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Zat tambahan
8. Natrium Nitrit (Dirjen POM, 1979 :714)

Nama Resmi : NATRII NITRI


Nama Lain : Natrium nitri
Rm/Bm : NaNO2/69,00
Kelarutan : Larut dalam 1,5 bagian air, agak sukar larut dalam

etanol 95 % P
Pemerian : Hablur atau granul, tidak berwarna atau putih ke-

kuningan rapuh
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Zat tambahan
9. Perak Nitrat (FI ed.III : 97)

Nama Resmi : ARGENTII NITRAS


Nama Lain : Perak nitrat
Rm/Bm : AgNO3/169,87
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air
Pemerian : Hablur transparan atau aerbuk hablur berwarna putih;

tidak berbau;menjadi gelap jika kena cahaya


Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung cahaya
Kegunaan : Zat tambahan
C. Uraian Sampel

1. M150 (m-150.co.id)

Komposisi : M-150 mengandung sukrosa sebagai sumber energi

(gula alami, bukan pemanis buatan). Selain itu juga

mengandung Taurin, Vit. B5, Vit B6, Vit B3, Inositol

serta kafein
Kadar : Kadar kafein dalam 1 botol M- 150 adalah 50 mg /

150 ml. Jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan

secangkir kopi segar yang mengandung 300 mg

kafein / 130 ml
Dosis : Batas aman konsumsi kafein dalam sehari adalah 400

mg
2. Cokelat Silverqueen (Samyoseph,2017)

Komposisi : Gula, Kacang mente, Minyak nabati, Kakao massa,

Tepung terigu, bubuk kakao, susu bubuk, lemak

kakao, beras krispi, pengemulsi (Lesitin Kedelai,

PGPR), Bubuk whey, Garam, Perisa Vanilli,

Antioksidan BHT.
Kadar : Energi total 170 kkal (energi dari lemak 100 kkal),
Lemak total 11 gram (Lemak jenuh 0 gram), Protein

3 gram, Karbohidrat total 15 gram (Gula 11 gram),

Natrium (sodium) 30 mg
3. Kafein (FI ED III; 175)

Nama Resmi : COFFEINUM


Nama Lain : Kafein
Rm/Bm : C8H10N4O2/69,00
Kelarutan : Agak sukar larut dalam air, mudah larut dalametanol

(95%), larut dalam kloroform dan dalam eter p .


Pemerian : Serbuk atau hablur berbentuk jarum mengkilat

biasanya menggumpal, putih, tidak berbau, rasa

pahit.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sampel
4. Theopylin (Pedoman Obat untuk Perawat : 1098)

Nama Resmi : THEOPYLINUM


Nama Lain : Teofilin
Rm/Bm : C7H8N4O2. H2O/198,18
Kelarutan : 1 gram dalam + 120 ml air atau 80 ml alkohol, lebih

mudah larut dalam air panas, sedikit larut dalam

eter/kloroform, sangat mudah larut dalam larutan

hidroksi alkali/ammonia.
Pemerian : Serbuk putih, tidak berbau, rasa pahit
Stabilitas : Stabil di udara, melebur antara270 – 274
Incompatibilitas : Tannin
Dosis : Dewasa : DL : 200 mg / 500 mg (FI III : 990) DM :

500 mg / 1000 mg, Anak : DL : 10 mg / kg BB


Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sampel
BAB III

PROSEDUR KERJA

A. Alat

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu: Alu,

batang pengaduk, kertas perkamen, Lumpang, tabung reaksi, timbangan

analitik, penjepit tabung, pipet tetes, pipet skala, rak tabung, dan sendok

tanduk.

B. Bahan

Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu

aquadest, AgNO3, cokelat, FeCl3, H2SO4, HNO3, iodium, kafein, NH4OH,

NaOH, suplemen makanan M150 dan theopilin.

C. Cara Kerja

1. Berberin

a. Disiapkan alat dan bahan

b. Dimasukan suplemen makanan M150 sebanyak 2 tetes didalam tabung

reaksi

c. Ditambahkan 1 ml H2SO4 pekat kedalam tabung reaksi yang berisi

sampel kemudian ad homegen

d. Amati perubahan yang terjadi

2. Cofein
a. Disiapkan alat dan bahan

b. Ditimbang kopi sebanyak 0,2 gram dengan timbangan analitik kemudian

dimasukan kedalam tabung reaksi

c. Ditambahkan 1 ml larutan iodium pekat kedalam tabung reaksi yang

berisi sampel kemudian ad homegen

d. Ditambahkan HCL sebanyak 1 ml kedalam tabung lalu homogenkan

sampai berubah warna cokelat kemudian ditambahkan NaOH

e. Amati perubahan yang terjadi

3. Theobromin

a. Disiapkan alat dan bahan

b. Ditimbang cokelat silver queen sebanyak 0,2 gram dengan timbangan

analitik kemudian dimasukan kedalam tabung reaksi

c. Ditambahkan 1 ml HNO3 dilut kedalam tabung reaksi yang berisi sampel

kemudian ad homegen

d. Ditambahkan AgNO3 sebanyak 1 ml kedalam tabung lalu homogenkan

e. Amati perubahan yang terjadi

4. Theopylin

a. Disiapkan alat dan bahan

b. Digerus obat theopilin, lalu ditimbang sebanyak 0,2 gram dengan

timbangan analitik kemudian dimasukan kedalam tabung reaksi

c. Ditambahkan 1 ml NH4OH kedalam tabung reaksi yang berisi sampel

kemudian ad homegen

d. Ditambahkan AgNO3 sebanyak 1 ml kedalam tabung lalu homogenkan


e. Amati perubahan yang terjadi

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Tabel Pengamatan

Uji
No. Pereaksi Teori Hasil Reaksi Keterangan
Golongan
Berwarn Berwarna
Berberin + 2 mL
1. Berberin a kuning putih (-)
H2SO4 pekat
hijau kekuningan
Cafein + 1 ml Coklat
larutan I2 -> tidak larut Cekalat larut
2. Cafein (+)
terjadi endapan + dalam dalam NaOH
1 ml HCL NaOH
Cokelat + 1 ml
Theobram Berwarn Berwarna
3. HNO3 dilut + 1 (-)
a a jingga jingga
ml AgNO3
Theopilin + 1 ml Berwarn Berwarna
4. Theopilin NH4OH + 1 ml a cokelat cokelat (-)
AgNO3 muda kehitaman
B. Pembahasan

Alkaloid merupakan golongan senyawa basa nitrogen yang

kebanyakan memiliki cincin heterosiklik dan terdapat pada berbagai tumbuhan

(tetapi ini tidak mengecualikan senyawa yang berasal dari hewan). Asam

amino peptida, protein, nukleik, gula, amino, dan antibiotik biasanya tidak

digolongkan sebagai alkaloif (Radas MF, wink M. : 1998).

Sifat – sifat umum golongan alkaloid yaitu bersifat basa, kebanyakan

alkaloid berbentuk kristal sedikit amorf dengan titik lebur tertentu tetapi

nikotin dan kononi berbentuk cairan, kebanyakan alkaloid tidak berwarna,

beberap senyawa kompleks berwarna, dan basa bebas alkaloid hanya larut

dengan perlarut organik, alkaloid quartener dan garam alkaloid sangat larut

dalam air (sirajul : 2019)

Pada praktikum kali ini dilakukan uji spesifik pada alkaloid yaitu

berberin, kafein, theobroma, dan theopylin.

Pada uji reaksi spesifik berberin digunakan sampel suplemen

makanan M150. Pertama – tama diambil 2 ml sampel lalu dimasukan kedalam

tabung reaksi, di tambahkan 2 ml H2SO4 pekat ad homogenkan. Hasil yang

diperoleh yaitu larutan berwarna hitam, hal ini tidak sesuai dengan teori yang

ada yaitu larutan berwarna hijau.

Pada uji kafein digunakan sampel bubuk kopi. Pertama – tama bubuk

kopi ditimbang sebanyak 0,2 gram dimasukan kedalam tabung reaksi kemudian

ditambahkan dengan larutan I2 sehingga tidak terjadi endapan. Setelah itu

ditambah 1 ml HCL ad homogenkan. Hasil dari reaksi kafein yaitu larutan


berwarna cokelat larut dalam NaOH , hal ini menyatakan jika hasil reaksi

tersebut sesuai dengan teori yang ada.

Pada uji theobrama menggunakan sample cokelat. Pertama – tama

cokelat ditimbang sebanyak 0,2 gram dimasukan kedalam tbaung reaksi

kemudian ditambahkan 1 ml HNO3 dilut, setelah itu ditambahkan 1 ml AgNO 3

ad homogenkan. Hasil reaksi yang diperoleh yaitu tidak terjadi endapan kristal

jarum panjang pada larutan, hal ini tidak seusai dengan teori yang ada yaitu

terjadinya endapan kristal jarum panjang pada larutan.

Pada uji theopylin menggunakan sampel theopilin tablet. Pertama –

tama tablet theopilin digerus terlebih dahulu, kemudian ditimbang sebanyak

0,2 gram dimasukan kedalam tabung reaksi. Setelah itu ditambahkan 1 ml

NH4OH dan ditambahkan kemudian dengan AgNO3 sebanyak 1 ml ad

homogenkan. Hasil reaksi yang diperoleh yaitu tidak terjadi endapan seperti

selai pada larutan, hal ini tidak sesuai dengan teori yang ada dimana dalam

larutan terjadi endapan seperti selai.

Hubungan analisis kualitatif senyawa obat alkaloid dengan farmasi

yaitu dimana alkaloid merupakan senyawa yang sering dijumpai pada tumbuh

– tumbuhan dan dapat memberikan efek fisiologis pada mahluk hidup sehingga

sering dijadikan sebagai obat – obatan, dengan begitu dilakukanya praktikum

ini kita dapat diberikan gambaran tentang golongan dan jenis alkaloid dalam

suatu produk.

Adapun faktor kesalahan yaitu ketidaktelitian selama pengerjaan

proses praktikum dilakukan, ketidaktepatan pengambilan sampel dan reagen.


BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh dalam praktikum ini

yaitu :

1. Pada golongan penisilin, amoxicillin + H 2SO4 + resorsin padat

menghasilkan larutan berwarna putih kekuningan, sedangkan amoxicillin +

NaOH 10% + HCL + FeCl3 10% menghasilkan larutan berwarna orange

2. Pada golongan tetrasiklin, tetrasiklin + H2SO4 p menghasilkan larutan

berwana jingga, tetrasiklin + FeCl3 menghasilkan larutan berwarna cokelat

kehitaman, dan tetrasiklin + HNO3 menghasilkan warna hitam merah.

B. Saran

Adapun saran yang dapat disampaikan yaitu agar kiranya sarana

dan prasarana dalam lab dapat dilengkapi untuk memudahkan pengerjaan

selama praktikum
DAFTAR PUSTAKA

Anggarita, 2010, Alkaloid, Diakses melalui website :


http//anggun.anggarita.blogspot.com

Deglin, Judith Hopfer & Vallerand, April Hazard. 2004. Pedoman Obat untuk
Perawat Edisi 4. Jakarta : EGC

Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia . Edisi III. Jakarta :Departemen


Kesehatan RI

Egon Stahl. 1985. Analisis obat Secara Kromatografi dan Mikroskopi.


Penerbit: ITB. Bandung. 3.

Fessenden, Ralph J, dan Fessenden, Joan S. 1997. Dasar-dasar Kimia


Organik. Bina Aksara. Jakarta

Robbers, James E. and Marilyn K. Speedie and Varro E. Tyler, 1996,


Pharmacognosy and pharmacobiotechnology, Williams & Wilkins,
United States of America

Sheeny, Mico. 2010. Glikosida. Diakses melalui website : http // mirensheeny.


Blogspot. Com

Samyoseph. 2017. Komposisi dan Nilai Gizi Silverqueen. Diakses melalui


http://samyoseph.blogspot.com/2017/08/komposisi-dan-nilai-gizi-
silverqueen.html
SKEMA KERJA

1. Berberin
Disiapkan alat dan bahan

Dimasukan suplemen makanan M150 sebanyak 2 tetes didalam tabung reaksi

Ditambahkan 1 ml H2SO4 pekat kedalam tabung reaksi yang berisi sampel


kemudian ad homegen

Amati perubahan yang terjadi

2. Cofein
Disiapkan alat dan bahan

Ditimbang kopi sebanyak 0,2 gram dengan timbangan analitik kemudian


dimasukan kedalam tabung reaksi

Ditambahkan 1 ml larutan iodium pekat kedalam tabung reaksi yang berisi sampel
kemudian ad homegen

Ditambahkan HCL sebanyak 1 ml kedalam tabung lalu homogenkan sampai


berubah warna cokelat kemudian ditambahkan NaOH

Amati perubahan yang terjadi

3. Theobromin
Disiapkan alat dan bahan

Ditimbang cokelat silver queen sebanyak 0,2 gram dengan timbangan analitik
kemudian dimasukan kedalam tabung reaksi

Ditambahkan 1 ml HNO3 dilut kedalam tabung reaksi yang berisi sampel


kemudian ad homegen

Ditambahkan AgNO3 sebanyak 1 ml kedalam tabung lalu homogenkan


Amati perubahan yang terjadi

4. Theopylin
Disiapkan alat dan bahan

Digerus obat theopilin, lalu ditimbang sebanyak 0,2 gram dengan timbangan
analitik kemudian dimasukan kedalam tabung reaksi

Ditambahkan 1 ml NH4OH kedalam tabung reaksi yang berisi sampel kemudian


ad homegen

Ditambahkan AgNO3 sebanyak 1 ml kedalam tabung lalu homogenkan

Amati perubahan yang terjadi


LAMPIRAN

1. Berberin 2. Kafein

LABORATORIUM ANALISIS FARMASI LABORATORIUM ANALISIS FARMASI


PROGRAM STUDI S1 FARMASI PROGRAM STUDI S1 FARMASI
UNIVERSITAS MEGA REZKY MAKASSAR UNIVERSITAS MEGA REZKY MAKASSAR

Gambar 1.
Suplemen Makanan M150 + H2SO4 Gambar 2.
Pekat Kafein + I2 + HCL + NaOH

3. Theobram 3. Theopilin
LABORATORIUM ANALISIS FARMASI LABORATORIUM ANALISIS FARMASI
PROGRAM STUDI S1 FARMASI PROGRAM STUDI S1 FARMASI
UNIVERSITAS MEGA REZKY MAKASSAR UNIVERSITAS MEGA REZKY MAKASSAR

Gambar 3. Gambar 4.
Cokelat + HNO3 dilut + AgNO3 Theopylin + NH4OH + AgNO3

Anda mungkin juga menyukai