Anda di halaman 1dari 3

Minyak atsiri adalah salah satu jenis minyak nabati.

Minyak atsiri sering juga disebut


juga sebagai essential oil. Bahan baku minyak ini diperoleh dari berbagai bagian tanaman
seperti daun, bunga, buah, biji, kulit biji, batang, akar atau rimpang. Salah satu ciri utama
minyak atsiri yaitu mudah menguap dan beraroma khas (Rusli, 2010). Minyak atsiri
mengandung bermacam-macam senyawa, tetapi secara umum dapat digolongkan dalam
empat senyawa dominan, yaitu terpen, komponen hidrokarbon berantai lurus, senyawa
turunan benzen dan senyawa lain yang spesifik untuk masing-masing tanaman (Guenther,
1948). Minyak atsiri dapat dimanfaatkan dalam berbagai hal terutama dalam industri farmasi
dan kosmetik, misalnya untuk parfum, sabun, lotions, shampo, obat-obatan dan lain-lain.
Secara konvensional ada beberapa metode yang bisa diterapkan untuk memperoleh minyak
atsiri dari tumbuhan asalnya. Metode konvensional itu adalah penyulingan, ekspresi,
ekstraksi dengan pelarut mudah menguap, pengikat dengan lemak padat dan lain-lain
(Agusta, 2000).

Destilasi merupakan proses pemisahan komponen-komponen antara dua atau lebih


jenis zat yang memiliki karakteristik berbeda dalam suatu campuran, misalnya menggunakan
perbedaan titik didih yang cukup tinggi antara campuran tersebut. Destilasi umumnya
berkaitan dengan pemisahan suatu campuran yang terdiri dua atau lebih cairan melalui
pemanasan. Pemanasan dimaksudkan untuk menguapkan komponen-komponen yang lebih
mudah menguap (titik didih lebih rendah) dan kemudian uap yang diperoleh dikondensasikan
kembali menjadi cair dan kemudian ditampung dalam suatu bejana penerima. Metode yang
digunakan pada praktikum kali ini yaitu destilasi uap yang dikerjakan dengan cara
memanaskan cairan dengan air atau uap air yang secara aktif dimasukkan kedalamnya
melalui pipa. Operasi biasanya diinginkan untuk dua cairan yang tidak dapat dicampur.
Metode lain yang diterapkan untuk mendestilasi campuran yang peka terhadap panas ialah
destilasi vakum. Prinsipnya tekanan dalam sistem diperkecil untuk menurunkan titik didih
dari cairan yang didestilasi (Cook dan Cullen, 1986).

Minyak kayu manis adalah miyak atsiri yang didapatkan dari tumbuhan kayu manis
(Cinnamomi Burmanii Cortex). Komponen kimia yang terkandungnya adalah sinamat
aldehid (Cinnamic aldehyde), Eugenol, methyl-n-amyl Ketene, furfural, 1- -Pinene, 1-
Phellandrene, p-Cymene, benzaldehyde, nonyl aldehyd, hydrocinnamic aldehyde,
cuminaldehyde, 1-Linalool, kariofilene, Linalyl Isobutyrate. Kulit kayu manis jenis rempah-
rempah yang banyak digunakan sebagai bahan pemberi aroma dan citarasa dalam makanan
dan minuman, dan bahan adiktif pada pembuatan parfum serta obat-obatan. Kulit kayu manis
mengandung minyak atsiri dan oleoresin. (Hembing dan Wijayakusuma, 2001)

Pertama yang dilakukan yaitu mencuci buret terlebih dahulu dengan menggunakan
etanol (90%) P dan eter P, tujuan dari pencucian adalah untuk mencegah kontaminan yang
dapat mempengaruhi hasil percobaan, kemudian buret dicuci dengan asam dan dibilas dengan
air dengan tujuan untuk menghilangkan lemak. Kemudian buret disimpan dalam lemari
pengering. Ditimbang simplisia kulit kayu manis sebanyak 100 gram kemudian dimasukan
kedalam labu destilasi yang sebelumnya telah dimasukkan batu didih, batu didih ini bertujuan
untuk mempercepat proses pendidihan, selain itu juga untuk meratakan panas sehingga panas
menjadi homogen pada seluruh bagian larutan dan untuk menghindari titik lewat didih dan
juga supaya tidak terjadi letupan atau ledakan jika larutan yang dipanaskan super heated dan
mengeluarkan uap panas (Khasani, 1990). Kemudian ditambahkan aquadest sebanyak
500mL, penambahan air disini bertujuan supaya simplisia terendam dan isolasi minyak atsiri
yang terkandung didalam simplisia dapat lebih optimal sehingga didapatkan jumlah minyak
atsiri yang lebih banyak. Air disini dapat menembus pori-pori sel dan membawa komponen
yang terkandung didalamnya untuk keluar, selain itu air merupakan pelarut yang bersifat
polar dan air dapat menarik metabolit yang bersifat polar maupun non-polar. Pelarut polar
termasuk pelarut yang tidak selektif sehingga dapat menarik hamper seluruh metabolit yang
terdapat pada tanaman, termasuk minyak atsiri. Kemudian kran buret diputar searah buret dan
buret diisi dengan air hingga penuh. Dipanaskan dengan penangas, sehingga penyulingan
berjalan lambat tetapi teratur. Setelah penhyulingan selesai, didiamkan minimal selama 15
menit. Kemudian dicatat volume minyak atsiri yang di dapat.

Dari hasil destilasi uap 100gram simplisia kayu manis (Cinnamomi Burmanii Cortex)
didapatkan volume minyak atsiri sebanyak 0,3mL dan kadar minyak atsiri yang didapat
adalah 0,3%.
Daftar Pustaka

Rusli, M.S. 2010. “Sukses Memproduksi Minyak Atsiri”. Cetakan pertama hal.2. Jakarta :
Agromedia Pustaka

Guenther, E. 1984. “The Essential Oil”. Terjemahan oleh S.Ketaren Jilid II hal.287-289.
Jakarta : UI Press

Agusta, Andria. 2000. “Minyak aktsiri Tumbuhan Tropika Indonesia”. Bandung

Cook, T.M dan Cullen, D.J. 1986. “Industri Operasi Kimia”. Jakarta : Gramedia

Hembing, H.M dan Wijayakusuma. 2001. “Tumbuhan Berkhasiat Obat Indonesia : Rempah,
Rimpang, dan Umbi”. Jakarta : Milenia Populer

Khasani, Imam. 1990. “Prosedur Alat-alat Kimia Dasar”. Yogyakarta : Liberty

Anda mungkin juga menyukai