PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
Melihat pengaruh bahan pengental dan alat pengaduk dengan
konsentrasi bahan pensuspensi serta konsentrasi bahan pembasah yang
paling baik hasil pengamatan praktikum praktikum suspensi II.
1
Suspensi memiliki kelebihan dalam hal disintegrasi dan kelarutan
yang lebih baik dibandingkan sediaan tablet. Umumnya suspensi yang
tersedia di pasaran antara lain: antibiotik, antasida dan analgesik. Sebagian
besar obat yang diformulasi dalam bentuk suspensi oral telah diperkenalkan
di pasaran, untuk menanggulangi masalah pengenceran yang kurang tepat,
terkait dengan kekeliruan ketika pelabelan. (Ahmed,2010)
1. Sistem Flokulasi
Dalam sistem flokulasi, partikel flokulasi terikat lemah,
cepat mengendap dan pada penyimpanan tidak terjadi cake dan
mudah tersuspensi kembali.
2. Sistem Deflokulasi
Partikel deflokulasi mengendap perlahan dan akhirnya
membentuk sedimen, akan terjadi agregasi, dan akhirnya terbentuk
cake yang keras dan sukar tersuspensi kembali.
2
3. Formulasi Suspensi
Untuk membuat suspensi stabil secara fisik ada dua cara, yaitu:
a. Penggunaan “structured vehicle” untuk menjaga partikel deflokulasi
dalam suspensi. Structured vehicle adalah larutan hidrokoloid seperti
tilose, gom, bentonit, dan lain-lain.
b. Penggunaan prinsip-prinsip flokulasi untuk membentuk flok, meskipun
cepat terjadi pengendapan, tetapi dengan pengocokan ringan mudah
disuspensikan kembali.
(Syamsuni, 2006)
6. Redispersi
Uji redispersi dilakukan setelah evaluasi volume sedimentasi selesai
dilakukan. Tabung reaksi berisi suspensi yang telah dievaluasi volume
sedimentasinya diputar 180 derajat dan dibalikan ke posisi semula.
Kemampuan redispersi baik bila suspensi telah terdispersi sempurna dan
3
diberi nilai 100%. Setiap pengulangan uji redispersi pada sampel yang sama,
maka akan menurunkan nilai redispersi sebesar 5%.
7. Pengukuran pH
(Emilia dkk, 2013)
4
BAB II
DATA PREFORMULASI
Warna : Putih
Rasa : Tidak berasa.
Bau : Tidak berbau
Organoleptik : Serbuk hablur
Mikroskopik :-
Polimorfis :-
Ukuran partikel :-
Kelarutan
Air : Praktis tidak larut
Etanol : Tidak larut
0,1 NHCL : Sangat sukar larut
Dapar pH 7,4 : Mudah Larut
Lain
–
Lain : Air dengan As. Asetat 1N => Larut Air dengan As.
Klorida 3N => Larut Air dengan As. Nitrat 2N => Larut
Titik Lebur :-
Bobot jenis
Sebenarnya :
Bulk : 11
pH ( %dalam air ) :
pKa koefisien partisi : -
Kecepatan disolusi :-
Data stailitas dalam sediaan : -
5
Sirupus simplex
(Farmakope Indonesia III hal 567)
Propilenglikol
( Farmakope Indonesia IV hal. 712, Excipient edisi 6 hal. 592 )
Pemerian : cairan kental, jernih, tidak berwarna, tidak berbau; rasa agak
manis higroskopik
Berat Molekul : 76, 09
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, dengan aseton, dengan etanol (95%)
P dan dengan kloroform P; larut dalam 6 bagian eter P; tidak
dapat dicampur dengan eter minyak tanah P dan beberapa minyak
essensial tetapi tidak dapat bercampur dengan minyak lemak.
Berat Jenis : 1,038 g/cm
OTT : Dengan zat pengoksidasi seperti Pottasium Permanganat
6
Konsentrasi : 10-25%
Stabilitas : Higroskopis dan harus disimpan dalam wadah tertutup rapat,
lindungi dari cahaya, ditempat dingin dan kering. Pada suhu yang
tinggi akan teroksidasi menjadi propionaldehid asam laktat, asam
piruvat& asam asetat. Stabil jika dicampur dengan etanol, gliserin,
atau air.
Khasiat : Bersifat antimikroba, desinfektan, pelembab, plastisazer,
pelarut,stabilitas untuk vitamin.
Penyimpanan : Disimpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya,
sejuk dan kering.
Inkompatibilitas : Inkompatibel dengan larutan asam kuat dan dengan larutan garam
7
dari beberapa logam Pengendapan terjadi pada pH 2 dan pada saat
pencampuran dengan etanol 95%. Membentuk kompleks dengan
gliserin dan pektin.
Sorbitol
(Handbook of Pharmaceutical Exipient 6th Ed. Hal. 679, Farmakope Indonesia
IV hal.756)
Pemerian : Serbuk, butiran atau kepingan putih, rasa manis, higroskopis,
berbau lemah.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol
95%, dalam methanol dan dalam asam asetat.
Kegunaan : Wetting agent
Konsentrasi : 3 – 15 %
OTT : Ion logam trivalent dalam asam kuat dan dalam
suasana alkali
Stabilitas : Stabil terhadap bahan pengkatalis, larutan asam dan alkali.
8
BAB III
METODE KERJA
Alat
Bahan
- Aquadest - Propilenglikol
- CaCO3 - Sirupus Simplex
- CMC Na - Sorbitol
9
10. Dittambahkan aquadest ad 200ml
11. Diamati pengendapan dan rasa
10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Formula 1
Hari ke
Pengujian
1 2 3 4 5 6
Warna Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau
Rasa +++ +++ +++ +++ +++ ++
Bau +++ +++ +++ +++ +++ ++
Tinggi
0,5 cm 1 cm 1,3 cm 1,5 cm 1,6 cm 1,8 cm
Endapan
Tinggi
7 cm 6,2 cm 6,2 cm 6,4 cm 6,4 cm 6,4 cm
Suspensi
Waktu
7” 5” 11” 15” 20” 20”
Dispersi
Waktu
2’ 2’10” 2’15” 2’20” 3’10” 4’20”
Teredispersi
Tinggi Busa 0,4 0,4 - - - -
b. Formula 2
Hari ke
Pengujian
1 2 3 4 5 6
Warna Pink Pink Pink Pink Pink Pink
Rasa +++ +++ +++ +++ +++ ++
Bau +++ +++ +++ +++ +++ ++
Tinggi
0,3 cm 1,2 cm 1,2 cm 1,5 cm 1,6 cm 1,7 cm
Endapan
Tinggi
7 cm 6,2 cm 6,2 cm 6,4 cm 6,4 cm 6,5 cm
Suspensi
Waktu
6” 9” 11” 15” 18” 18”
Dispersi
Waktu
3’ 3’15” 3’15” 3’20” 3’25” 3’25”
Teredispersi
Tinggi Busa 0,4 0,4 - - - -
11
c. Formula 3
Hari ke
Pengujian
1 2 3 4 5 6
Warna Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau
Rasa +++ +++ +++ +++ +++ ++
Bau +++ +++ +++ +++ +++ ++
Tinggi
0,2 cm 0,5 cm 0,6 cm 0,6 cm 1 cm 1 cm
Endapan
Tinggi
7 cm 6,8 cm 6,8 cm 6,7 cm 6,6 cm 6,6 cm
Suspensi
Waktu
4” 7” 11” 13” 14” 14”
Dispersi
Waktu
5’ 5’05” 5’15” 5’15” 5’25” 3’25”
Teredispersi
Tinggi Busa - - - - - -
Kecepatan Viskositas
( Rpm ) (Cp) dr ROS SS Faktor Kesalahan
5 0 0 0 0 200
10 0 0 0 0 100
20 32 0,64 4,599 0,144 50
50 40 2 14,374 0,359 20
100 55 5,5 39,528 0,718 10
100 55 5,5 39,528 0,718 10
50 40 2 14,374 0,359 20
20 25 0,5 3,593 0,144 50
10 20 0 0 0 100
5 0 0 0 0 200
Perhitungan:
𝜂 𝜂
Rpm 5 dr = Rpm 5 dr =
𝑓𝑘 𝑓𝑘
0 0
= =
200 200
=0 =0
12
𝜂 𝜂
Rpm 10 dr = Rpm 10 dr =
𝑓𝑘 𝑓𝑘
0 0
= =
100 100
=0 =0
𝜂 𝜂
Rpm 20 dr = Rpm 20 dr =
𝑓𝑘 𝑓𝑘
32 25
= =
50 50
= 0,64 = 0,5
𝜂 𝜂
Rpm 50 dr = Rpm 50 dr =
𝑓𝑘 𝑓𝑘
40 40
= =
20 20
=2 =2
𝜂 𝜂
Rpm 100 dr = Rpm 100 dr =
𝑓𝑘 𝑓𝑘
55 55
= =
10 10
= 5,5 = 5,5
Rate of Shear
RPM 5 RPM 5
= 0 X 7,187 = 0 X 7,187
=0 =0
13
RPM 10 RPM 10
= 0 X 7,187 = 0 X 7,187
=0 =0
RPM 20 RPM 20
= 4,599 = 3,593
RPM 50 RPM 50
= 2 X 7,187 = 2 X 7,187
= 14,374 = 14,374
= 39,528 = 39,528
14
Shearing Stress
RPM 5 RPM 5
1 1
SS = ROS X SS = ROS X
1 1
=0x =0x
0,0 0,0
=0 =0
RPM 10 RPM 10
1 1
SS = ROS X SS = ROS X
1 1
=0x =0x
0,0 0,0
=0 =0
RPM 20 RPM 20
1 1
SS = ROS X SS = ROS X
1 1
= 4,599 x = 3,593 x
32 25
= 0,144 = 0,144
RPM 50 RPM 50
1 1
SS = ROS X SS = ROS X
1 1
= 14,374 x = 14,374 x
40 40
= 0,359 = 0,359
15
RPM 100 RPM 100
1 1
SS = ROS X SS = ROS X
1 1
= 39,538 x = 39,538 x
55 55
= 0,718 = 0,718
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
-10 -0.1 0 10 20 30 40 50
sharing stress
4.3 Pembahasan
16
Suspensi adalah sistem yang secara termodinamik tidak stabil, bila
dikocok dalam waktu yang lama partikel-partikel mengalami agregasi dan
pengendapan yang kadang-kadang bisa menimbulkan caking. Caking
merupakan salah satu masalah yang sangat sulit yang harus diatasi pada saat
formulasi sediaan suspensi. Caking tidak dapat diatasi hanya dengan
pengecilan ukuran partikel dan peningkatan viskositas medium, caking dapat
diatasi dengan flokulasi yaitu apabila partikel bergabung dengan ikatan yang
lemah. Dalam pembuatan suspensi harus diperhatikan beberapa faktor antara
lain sifat partikel terdispersi (derajat pembasahan partikel), zat pembasah,
medium pendispersi serta komponen - komponen formulasi seperti pewarna,
pemberi rasa dan pengawet yang digunakan.
17
200 ml. Pada formula 3 menggunakan kalsium karbonat (CaCO3) sebanyak
10 gr, PG 3 gr, CMC 1 gr, syrup simplex 20 gr, sorbitol 60 gr, dan ad aquadest
200 ml.
18
BAB V
Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Formula yang terbaik pada suspensi III adalah Formula 3
2. Bahan aktif yang digunakan adalah CaCO3
3. Uji viskositas dilakukan untuk mengetahui kecepatan sedimentasi
suspensi serta mengetahui apakah larutan suspensi mudah dituang atau
tidak.
4. Sumber kontaminasi mikroorganisme di dalam sediaan suspensi
disebabkan adanya bahan pembantu yang dapat menjadi sumber nutris
bagi mikroorganisme.
19
DAFTAR PUSTAKA
Ahmed, Aejaz dan Asgar Ali. 2012. Formulation and In vitro Evaluation
of Readyuse Suspension of Ampicilin Trihydrate. International
Journal of Applied Pharmaceutics Vol 2, Issue 3, 2010
Ansel, Howard. 2005. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi IV. UI
Press. Jakarta
Departemen Kesehatan Republik Indonesia . 1979 . Farmakope Indonesia
Edisi III . Jakarta : Dekpes RI
Emilia, W. Taurina, dan A. Fahrurroji. 2013. Formulasi dan Evaluasi
Stabilitas Fisik Suspensi Ibuprofen dengan Menggunakan Natrosol
HBR sebagai Bahan Pensuspensi. Jurnal UNTAN. 1-12
Joenes., Pharmaceutics : The Science of Dosage Form Design, Philadelphia,
1991
Syamsuni, H. A. 2006. Ilmu Resep. Jakarta.EGC
20
LAMPIRAN
Perhitungan
Formula 1
100 ml
100ml
100 ml
100
100 ml
Colorinng qs
Essence qs
Aquadest ad 200 ml
Formula 2
100ml
21
CMC Na 0,5 gram x 200 ml = 1 gram
100 ml
100 ml
Colorinng qs
Essence qs
Aquadest ad 200 ml
Formula 3
100ml
100 ml
101
Sorbitol 30 gram x 200 ml = 60 gram
100 ml
22
Colorinng qs
Essence qs
Aquadest ad 200 ml
23