Anda di halaman 1dari 35

EMULSI

Lucia Hendriati
APLIKASI
• External use (penggunaan luar)
Sediaan topikal (cream, lotion)
• Internal use (penggunaan dalam)

EMULSI
Sediaan per oral untuk menutup rasa yang
tidak enak dan meningkatkan absorbsi
obat
EMULSI
DEFINISI
Sistem heterogen terdiri dari dua zat cair yang tidak saling bercampur. Zat cair
terdispersi dalam bentuk tetesan kecil dengan diameter 0,1 – 10 mm.

Secara termodinamika tidak stabil

EMULSI
Tersusun dari 3 komponen : fase terdispers, medium pendispers dan
emulsifying agent.
EMULSI
Keuntungan sediaan emulsi
• Rasa tidak enak dapat tertutupi (misal
minyak ikan)
• Fase air dapat ditambah perasa

EMULSI
• Hilangnya rasa minyak di lidah
• Kecepatan absorbsi naik
KETERBATASAN
• Harus dikocok sebelum digunakan
• Perlu ketelitian teknis untuk menakar
• Kondisi penyimpanan mempengaruhi

EMULSI
stabilitas
• Peka terhadap kontaminan mikroba
MACAM SEDIAAN EMULSI
Dua fase Tiga fase

- o/w atau m/a : bagian non - w/o atau a/m : bagian

EMULSI
polar (minyak) terdispersi polar (air) terdispersi dalam w/o/w atau o/w/o
dalam bagian polar (air) bagian non polar (minyak)
EMULSI
EMULSI
KOMPOSISI EMULSI

Corrigen

EMULSI
Fase air Fase minyak Emulgator odoris, coloris,
saporis
Klasifikasi emulsi berdasar asalnya
• Emulsi vera : dari biji-bijian alam yang sudah
mengandung minyak dan emulgator alam(terutama
protein).
Prinsip pembuatan : tumbuk halus, tambahkan air

EMULSI
hingga emulsi kental, aduk peras. Misal : arachidis
semen, cocos nucifera, oleum sesami
• Emulsi artifisial : dibuat dengan mencampurkan
fase minyak, fase air dan emulgator
Karbohidrat:
Contoh Emulgator
Surfaktan;
- Akasia - Sorbitan monooleat
- Agar - Sorbitan monolaurat
- Pektin - Na lauril sulfat
- Tragakan - Polisorbat
Protein : Bahan padat:

EMULSI
- Kasein - Aluminium hidroksida
- Kuning telur - Bentonit
- Gelatin - Magnesium hidroksida
Alkohol berat molekul tinggi
- Setil alkohol
- Gliseril monostearat
- Stearil alkohol
MEKANISME EMULSIFYING
AGENT
• Mengurangi tegangan antar muka, misal : surfaktan
• Pembentukan film antar muka yang kaku dan kuat, misal :
koloid hidrofilik yang membentuk lapisan multimolekuler

EMULSI
yang mengelilingi fase dispers
• Pembentukan lapisan ganda elektrikal (electrical double
layer), yang meminimalkan pengendapan globul dengan
cara menghasilkan daya elektrik yang mencegah antar
globul saling berikatan.
Pembuatan emulsi dengan gom
Pembuatan emulsi terdiri dari 2 tahapan :
• Pembuatan emulsi primer atau konsentrat
(corpus emulsi)

EMULSI
• Pengenceran dari emulsi primer
Emulsi dg partikel padat fines)
1. Dry gum method/continental method
4 bg minyak + 2 bg air + 1 bg gum ad corpus emulsi +
air ad volume ttt
2. Wet gum method/English method
2 bg air + 1 bg gum + 4 bg minyak ad tbt corpus emulsi

EMULSI
3. Bottle method  untuk minyak menguap
2 minyak atsiri + 1 pga + air, kocok di botol
4. Baudrimont method
minyak + pga (1/2 x minyak) + air (11/2 x minyak) ad
tbt corpus emusi
Tabel Rasio Gom arab
Minyak Contoh Minyak: air:
gom arab
Fixed oil Minyak ikan, minyak 4:2:1

EMULSI
Minyak kacang 3:2:1
mineral Parafin cair 2:2:1
Minyak atsiri Pepermin, adas
SURFAKTAN SEBAGAI
EMULGATOR

EMULSI
EMULSI
EMULSI
Na Lauryl sulfat

EMULSI
Na dodecyl sulfat
Hydrophyllic-Lipophyllic Balance
• Untuk emulsi dengan emulgator surfaktan
• Merupakan karakteristik suatu surfaktan
• Memiliki rentang antara 1 – 20 (1 – 40)
• Bila nilai HLB kecil, surfaktan lebih bersifat lipofilik. Bila

EMULSI
nilai HLB tinggi, surfaktan bersifat hidrofilik
• HLB 3-6 untuk emulsi w/o, HLB 8 – 10 emulsi o/w
• HLB butuh (Required HLB) = jumlah HLB yang
dibutuhkan fase minyak agar stabi secara fisika
Nama kimia Nama dagang Nilai HLB
Akasia Gom arab 12,0
Gelatin Gelatin 9,8
Sorbitan seskuioleat Arlacel 83 3,7
Natrium lauril sulfat Natrium lauril sulfat 40
Sorbitan monolaurat Span 20 8,6
Sorbitan monopalmitat Span 40 6,7
Sorbitan monostearat Span 60 4,7
Sorbitan tristearat Span 65 2,1
Sorbitan monooleat Span 80 4,3
Sorbitan trioleat Span 85 1,8

EMULSI
Trietanolamin oleat Trietanolamin oleat 12
Polioksietilen 20 sorbitan monolaurat Tween 20 16,7
Polioksietilen 20 sorbitan monopalmitat Tween 40 15,6
Polioksietilen 20 sorbitan monostearat Tween 60 14,9
Polioksietilen (4) sorbitan monostearat Tween 61 9,6
Polioksietilen sorbitan tristearat Tween 65 10,5
Polioksietilen 20 sorbitan monoleat Tween 80 15,0
Polioksietilen (5) sorbitan monoleat Tween 81 10,0
Polioksietilen 20 sorbitan trioleat Tween 85 11,0
EMULSI
Cuplikan tabel HLB butuh
Bahan o/w w/o
Asam stearat 156
Cetyl alkohol 15-

EMULSI
Stearyl alkohol 14-
Lanolin anhidrat 106
Parafin liq 125
Vaselin 125
Cuplikan tabel nilai HLB surfaktan
Surfaktan HLB
Tween 20 16,7
Tween 60 15,0

EMULSI
Tween 80 14,9
Span 20 8,6
Span 60 4,7
Span 80 4,3
Contoh aplikasi
R/ Petrolatum 25  HLB 8
Cetyl alk 20  HLB 15
Emulsifyer 2
Preservative 0,2
Aqua ad 100

Jumlah fase minyak (25+20) bgn = 45 bgn

EMULSI
HLB butuh petrolatum 25/45 bgn x 8 = 4,5 bg
cetyl alkohol 20/45 x 15 bgn = 6,7 bgn
HLB butuh total= (4,5+6,7) =11,2 = HLB emulgator
Cari emulgator dengan nilai HLB 11,2
Jika tidak ada : lakukan kombinasi
Ex : Tween 60 (HLB 14,9) + Span 60 (HLB 4,7)
% tween 60 = 100(11,2-4,7) = 64% dari 2%
(14,9-11,2)
% span 60 = 100% – 64% = 36% dari 2%

EMULSI
Cara lain : metode aligasi
Tween 60 14,9 6,5 6,5/10,2 = 64 %
11,2
Span 60 4,7 3,7 3,7/10,2 = 36 %
10,2
FORMULA SEDIAAN EMULSI
• Bahan obat dalam bentuk minyak
• Pengemulsi
• Pengawet

EMULSI
• Anti oksidan
• Pemberi aroma
• Pemanis
• Aqua
Pembuatan emulsi
• Emulsi tidak dapat terbentuk secara spontan ketika
dua bahan cair dicampurkan.
• Emulsi dapat dibuat secara manual maupun
mekanik.

EMULSI
• Pembuatan emulsi secara manual sebaiknya
menggunakan mortir yang memiliki permukaan yang
kasar untuk mempermudah pembentukan globul.
• Agar emulsi dapat terbentuk dengan baik, perlu diperhatikan hal
berikut ini:
• Penimbangan atau pengukuran komponen emulsi primer harus tepat
untuk mencegah emulsi pecah ketika proses pengenceran dan
penyimpanan.

EMULSI
• Alat harus bersih dan kering.
• Jumlah yang tepat dan teliti. Usahakan tidak ada yang hilang pada
waktu penimbangan dan pemindahan bahan-bahan.
• Saat mencampur, semua bahan sudah tersedia dan sudah
tertimbang.
Penentuan tipe emulsi
• Metode pengenceran (drop dilution test)
tipe m/a dapat diencerkan dengan air
tipe a/m dapat diencerkan dengan minyak
• Metode pewarnaan (dyes solubility test)
zat warna dapat merata pada fase luar

EMULSI
- Metode konduktivitas listrik (electrical conductivity
test) : bila terjadi aliran listrik pada elektrode  tipe
o/w
- Metode arah creaming (direction of creaming test)
Densitas fase minyak > fase air. Jika creaming ke
atas berarti o/w, ke bawah berarti w/o
Pengawet dan antioksidan
• Pengawet : untuk mencegah pertumbuhan
mikroorganisme, biasanya masuk ke
dalam fase air. Contoh pengawet :metil

EMULSI
paraben, propil paraben, benzyl alkohol,
asam sorbat, benzalkonium klorid
• Antioksidan : mencegah oksidasi terutama
fase minyak. Contoh : asam askorbat,
STABILITAS
• Creaming : globul terflokulasi dan
terkonsentrasi pada satu daerah. Karena BJ
minyak< BJ air, maka minyak akan naik ke
atas. Bila dikocok dapat terdispersi kembali.

EMULSI
Bagaimana mengatasinya?
EMULSI

Anda mungkin juga menyukai