Disusun oleh :
Kelompok II
Farmasi B 2013
(1350705011110005)
(135070501111007)
(135070501111015)
(135070501111016)
Elan Aisyafuri
(135070501111022)
pembawa atau pemberi rasa. Salah satu contohnya adalah sirupus simplex
(Ansel, 1989).
Secara umum, proses pembuatan sediaan sirup dibagi menjadi dua, yaitu
cara pemanasan dan cara agitasi. Apabila menggunakan cara pemanasan.
Cepat, merupakan salah satu kelebihan dari pembuatan sirup dengan cara
pemanasan. Cara agitasi dimaksudkan
Nama lain
: Piridina maleat
Nama kimia
: 2-Pyridinepropanamine, b-(4chlorophenyl)-N,N-dimethyl
Struktur kimia
Rumus molekul
: C16H19CIN2.C4H4O4
Berat molekul
: 390.87
Kelarutan
(95%)
dan
dalam
10
bagian
: 1% b/v 4 sampai 5
Titik didih
Stabilitas
Inkompatibilitas
Sifat khusus
:-
Koefisien partisi
: 9,2
Nama lain
: (+)-Pseudoefedrin hidroklorida
Nama kimia
:-
Struktur kimia
Rumus molekul
: C10H15NO.HCL
Berat molekul
: 201.70
Kelarutan
Ph larutan
: 4.6 sampai 6
Titik didih
Stabilitas
Inkompatibilitas
Sifat khusus
:-
Koefisien partisi
:-
Nama lain
Nama kimia
: -D-fructofuranosyl--D-glucopyranoside
[57-50-1]
Struktur kimia
Rumus molekul
: C12H22O11
Berat molekul
: 342.30
Kelarutan
Ph larutan
: 4 sampaI 6
Titik didih
Stabilitas
Inkompatibilitas
:Serbuk
sukrosa
mungkin
saja
Sifat khusus
:-
Khasiat
Koefisien partisi
: 67% w/w
Nama lain
Nama kimia
Struktur kimia
Rumus molekul
: - CH2 - COOH
Berat molekul
: 90000-700000.
Kelarutan
pH larutan
: 7-9
Titik didih
:-
Titik leleh
: 227 C
Stabilitas
Inkompatibilitas
Sifat khusus
:-
Koefisien partisi
:-
Kegunaan
Nama lain
xylifin
Nama kimia
: Xylo-pentana-1,2,3,4,5.pentanol
Struktur kimia
Rumus molekul
: C2H12O5
Berat molekul
:152,15
Kelarutan
Ph larutan
:5-7
Titik didih
: 215 C 217 C
Titik leleh
:-
Stabilitas
Inkompatibilitas
Sifat khusus
Koefisien partisi
:-
Nama lain
:-
Nama kimia
: Dihidrogen oksida
Struktur kimia
Rumus molekul
: H20
Berat molekul
: 16.02
Kelarutan
Ph larutan
:7
Titik didih
: 100 C
Titik leleh
Stabilitas
Inkompatibilitas
Sifat khusus
Koefisien partisi
Kegunaan
: Pelarut
Nama lain
Nama kimia
:-
Struktur kimia
Rumus molekul
: C18H14N2Na2O8S2
Berat molekul
: 496,42 g/mol
Kelarutan
Ph larutan
:2-4
Titik didih
: >300 C
Titik leleh
:-
Stabilitas
Inkompatibilitas
:-
Sifat khusus
:-
Koefisien partisi
:-
Rentangan Kadar
Kadar Formulasi
Fungsi
(HOPE, 2009)
Pseudoefedrin
15mg/5ml
Bahan aktif
CTM
1 mg/5ml
Bahan aktif
Xylitol
0,5mg/5ml
Pemanis
HCl
buatan
CMC Na
0,1% - 1%
0,1%
Stabilizing
agent
FD & C Red
Sirupus simplex
qs
Pewarna
85%
Ad 60 ml
Pemanis
dan
pembawa
4.2 Rasionalisasi Formula
-
formulasi
ini
digunakan
CMC
Na
sebesar
0,1%,
untuk
Xylitol digunakan sebagai pemanis buatan yang memiliki sifat larut air.
Merupakan gula alcohol berantai lima (polyol), yang memiliki tingkat
kemanisan 0,8-1,2 kali dari sukrosa dan tahan panas. Selain itu xylitol
V. Perhitungan
Jumlah sediaan sirup yang dibuat adalah 5 botol masing masing 60 ml.
Pada masing masing bahan dilebihkan 5 %.
Perhitungan bahan yang dibutuhkan untuk membuat sediaan sirup Masha
Junior adalah:
a. Pseudoefedrin HCl 15mg / 5 ml
15 mg x 60 ml = 180 mg ( untuk 1 botol)
5 ml
15 mg x 300 ml = 900 mg ( untuk 5 botol)
5 ml
5
x 900 mg = 45 mg
100
Total pseudoefedrin HCl yang dibutuhkan: 900 + 45 = 945 mg
Air untuk melarutkan pseudoefedrin HCl adalah dalam 10 bagian air,
sehingga air yang dibutuhkan 90 ml.
b. Chlorpenirmin Maleat 1 mg / 5 ml
1 mg x 60 ml = 12 mg ( untuk 1 botol)
5 ml
1 mg x 300 ml = 60 mg ( untuk 5 botol)
5 ml
x 60 mg = 3 mg
100
Total Chlorpeniramin maleat yang dibutuhkan: 60 + 3 = 63 mg
Air untuk melarutkan CTM adalah dalam 10 bagian air, sehingga air
yang dibutuhkan 1 ml.
c. Xylitol 0.5 mg / ml
0.5 mg x 60 ml = 6 mg ( untuk 1 botol)
5ml
0.5 mg x 300 ml = 30 mg ( untuk 5 botol)
5ml
5
x 30 mg = 1.5 mg
100
Total Chlorpeniramin maleat yang dibutuhkan: 30 + 1.5 = 31.5 mg
Air untuk melarutkan Xylitol adalah dalam 10 bagian air, sehingga air
yang dibutuhkan 30 ml.
d. CMC Na
0.1 g x 60 ml = 60 mg ( untuk 1 botol)
100ml
0.1 g x 300 ml = 300 mg ( untuk 5 botol)
100ml
5
x 300 mg = 15 mg
100
Total xylitol yang dibutuhkan: 300 + 15 = 315 mg
Air panas untuk membuat mucilago CMC Na adalah dalam 20 bagian
air, sehingga air yang dibutuhkan 60 ml.
e. Sukrosa
85 g x 60 ml = 51 g ( untuk 1 botol)
100 ml
85 g x 300 ml = 255 g ( untuk 5 botol)
100ml
5
100
x 255 g =12.75 g
Bobot 300 ml ( 5
Bobot 1800 ml ( 30
(1 botol)
botol)
botol)
Pseudoefedrin HCl
180 mg
900 mg
5.4 g
CTM
12 mg
60 mg
360 mg
Xylitol
6 mg
30 mg
180 mg
CMC Na
60 mg
0.3 g
1.8 g
Sukrosa
51 g
255 g
1530 g
FDC Red
qs
Qs
Qs
Ad 60 ml
Ad 300 ml
Ad 1800 ml
BAHAN
Air murni
- Dipanaskan
Sukrosa
-Ditimbang 255g
-Dilarutkan dalam
300ml aq
-Dibuat SS
CMC Na
Pseudoefedrin
HCL
-Ditimbang 0,3 g
CTM
-Ditimbang 0,06g
-Ditimbang 0,9 g
-Dilarutkan
dalam 6ml aq
-Dilarutkan dalam 90
ml aq
-Dibuat mucilago
-Di larutkan
dalam 1ml aq
-Disaring
Hasil 4
Hasil 1
Hasil 5
Hasil 2
Xylitol
-Ditimbang
xylitol sebanyak
2,5 g
Hasil 3
Hasil
Prinsip:
Perbandingan berat piknometer yang berisi sampel dengan berat piknometer
yang diisi dengan air
Tujuan :
Untuk dapat mengukur bobot jenis dari sediaan
Metode :
Evaluasi bobot jenis digunakan piknometer bersih, kering, dan sudah
dikalibrasi dengan menetapkanbobot piknometer dan bobot aor yang telah
dididihkan pada suhu 25C . atur suhu zat uji hingga 20C dan dimasukkan
piknometer yang sudah diisi zat uji hingga 25C buang kelebihan lalu
ditimbang. Kurangkan bobot piknometer kosong dari bobot piknometer yang
telah diisi hasilnya (FI IV, Hal 1030):
Bobot jenis = (bobot pikno-sampel) bobot pikno
(bobot pikno-air) bobot pikno
Penafsiran Hasil : 8.4 Evaluasi pH
Prinsip:
Pengukuran pH sediaan dengan menggunakan potensiometri
Tujuan :
Untuk dapat menentukan pH dari sediaan
Metode :
Penetapan pH dilakukan dengan cara potensiometri atau kolorimetri. Semua
larutan untuk penetapan pH menggunakan air bebas karbondioksida p.
pengukuran pada suhu 25C2C, kecuali dinyatakan lain dalam masingmasing (FI IV, hal. 1039).
Penafsiran hasil :
Sediaan sirup yang dihasilkan akan memiliki pH 4,0 - 6,0
8.5 Evaluasi Volume Terpindahkan
Prinsip:
Membandingkan volume awal sediaan dengan volume akhir sediaan yang
dipindahkan untuk mengetahui kemudahan sediaan untuk dituang
Tujuan :
Perlakuan
1.
Dididihkan air
2.
Air
yang
didinginkan
Hasil Pengamatan
Didapatkan air mendidih
sudah
dalam
tertutup
3.
Ditimbang sebanyak 63
dalam 1 ml aquadest
gram
Dilarutkan dalam 1 ml
aquadest
3.3 Xylitol
mg
Dilarutkan dalam 3 ml
aquadest
3.4 CMC Na
Didapatkan
sirupus
simplex
yang
gram
Dilarutkan dalam 315 ml
aquadest
4.
Pencampuran hasil
Didapatkan
campuran
larutan
pengadukan
secara
menggunakan
batang
hingga
campuran
5.
6.
Ditambahkan
sirupus
8.
9.
10.
hasil
evaluasi
pH,
volume
terpindahkan,
dan
viskositas.
Parameter
Evaluasi Organoleptis
Spesifikasi
Bau: cherry
Hasil Pengamatan
Hari 1
bentuk)
Warna : merah
Rasa: manis
Bentuk : cair
Warna : merah
Bentuk : cair
Hari 2
Bau: tidak berbau
Rasa: manis
Warna : merah
Bentuk : cair
Hari 3
Bau: tidak berbau
Rasa: manis
Warna : merah
Bentuk : cair
Hari 4
Bau: tidak berbau
Rasa: manis
Warna : merah
Bentuk : cair
Hari 5
Bau: tidak berbau
Rasa: manis
Warna : merah
Bentuk : cair
2
Evaluasi kejernihan
3.
Hari 1
2,2811
4.
Evaluasi pH (25C)
4,0-6,0
Hari 1
5,95
Hari 5
5,95
5.
Uji volume
60-61ml/botol
terpindahkan
Hari 1
Botol 1 = 60ml
Botol 2 = 60ml
Botol 3 = 60ml
Botol 4 = 60ml
Botol 5 = 60ml
Rata-rata volume
terpindahkan = 60ml/
botol
6.
Evaluasi viskositas
Tidak dilakukan
Bobot pikno
Bobot pikno
Bobot
kosong
kosong+air
pikno+sampel
Bobot jenis
Rata-rata=g/ml
Bobot jenis = rata-rata bobot jenis SD
=
Komposisi
Tiap 5 ml sirup mengandung Pseudoefedrin HCl 15 mg dan CTM 1mg.
Indikasi
Mengatasi bersin-bersin dan hidung tersumbat karena pilek
Kontraindikasi
Dosis dan cara pemberian
Diminum 3x sehari
2-5 tahun :1/2 sdt
6-12 tahun :1sdt
>12 tahun :2sdt
Efek samping
insomnia, sakit kepala, eksitasi, tremor, takikardia, pusing dan mengantuk
Perhatian
1. Tidak boleh diberikan lebih dari dosis yang dianjurkan
rentang yang ditetapkan namun itu dapat teratasi dengan penambahan asam sitrat
atau sering di sebut dengan proses Adjustment sehingga pH yang di dapat dapat
masuk kerentang PH yang diinginkan yakni 5,95.
Pada evaluasi di hari pertama setelah sediaan jadi masih di dapatkan hasil
yang baik pada warna, bau dan rasa sesuai dengan yang diinginkan yakni warna
merah dengan rasa yang manis namun tidak berbau bahan obat untuk bentuknya
tidak terlalu kental oleh penambahan CMC Na sedangkan hasil bobot jenis yang
di dapatkan 2,2811g/ml dengan uji volume terpindahkan 60ml/botol dan pH yang
di dapat masih masuk rentang pH yang diinginkan yakni 5,95. Hingga hari ke 5 di
adakan evaluasi hasil yang didapat menunjukan hasil yang sama yakni pada uji
organoleptis warna, bau dan rasa sama seperti awal dibuat serta pada tampilan
fisik tidak didapatkan mikroba atau endapan di atas sediaan itu membuktikan
bahwa hanya dengan penambahan pemanis dapat pengawetkan sediaan dan di hari
terakhir di lakukan uji pH menunjukan hasil pH yang tetap yakni 5,95.
XI. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan, digunakan formulasi yakni
Pseudoefedrin HCl dan CTM sebagai bahan aktif, sirupus simpleks dan xylitol
sebagai pemanis, CMC Na sebagai pengental, FD C Red 40 sebagai pewarna dan
aquadest bebas CO2 sebagai pelarut dengan metode pembuatannya adalah metode
agitasi. Evaluasi yang dilakukan diantaranya evaluasi organoleptis, bobot jenis,
kejernihan, pH, dan volume terpindahkan. Pada sirup ini tidak menggunakan
pengawet namun hanya menggunakan pemanis, dan dengan penamhabahan
pemannis ini sirup yang dihasilkan dapat bertahan lama. Sehingga dengan
penambahan pemanis saja dapat menggantikan pengawet.
Dapus
Anonim, 1973. FARMAKOPE INDONESIA EDISI III. Jakarta ; Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
Anonim, 1995. FARMAKOPE INDONESIA EDISI IV. Jakarta ; Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
Anonim, 2013. MSDS ; FD & C Red 40. Diakses tanggal 3 Maret 2015.
Pukul 14.50 WIB.
Anief, M. 1996. Ilmu Meracik Obat Cetakan 6. Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press.
Ansel, H. C., 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi 4. Jakarta : UI
Press.
Raymond, Paul J., dan Marian., 2009. Handbook of Pharmaceutical
Excipients Sixth Edition. London : Royal Pharmaceutical Society of Great
Britain.
lapisan
monomolekuler
surfaktan
yang
dapat
mencegah
infeksi
bakteri,
membunuh
jamur
penyebab
keputihan,
Nama lain
Struktur kimia
:-
Nama Kimia
:-
Rumus Molekul
:-
Berat Molekul
:-
Kelarutan
pH larutan
: 5-8
Titik Didih
: > 450C
Titik Leleh
: 21C - 25C
Stabilitas
Inkompatibilitas
Nama lain
Struktr Kimia
:-
Nama Kimia
: Acacia
Rumus Molekul
:-
Berat Molekul
: 240.000 580.000
Kelarutan
pH larutan
: 4,5 -5,0
Titik Didih
:-
Stabilitas
Inkompatibilitas
:-
Koefisien Partisi
:-
Nama Lain
Struktur Kimia :
Nama Kimia
: Methyl-4-hydrobenzoate
Rumus Molekul
: C8H8O3
Berat Molekul
: 152,15
Kelarutan
pH larutan
:-
Titik Lebur
: 125C - 128C
Stabilitas
D.
Sifat Khusus
:-
Koefisien Partisi
:-
Nama Lain
Struktur Kimia :
Nama Kimia
: Propyl-4-hydroxibenzoate
Rumus Molekul
: C10H12O3
Berat Molekul
: 180,20
Kelarutan
pH larutan
:-
Titik Lebur
: 95C - 98C
Inkompatibilitas
Sifat Khusus
:-
Koefisien Partisi
:-
Nama Lain
Struktur Kimia :
Nama Kimia
: B-D-Fruktofuranosil-D-Glukopiranosid
: 342, 30
: Sangat mudah larut dalam air, lebih mudah larut
dalam air mendidih, sukar larut dalam etanol, tidak
larut dalam kloroform dan tidak larut dalam eter
pH Larutan
:-
Titik Leleh
: 160C - 168C
Sifat Khusus
: -
Nama Lain
: Dihidrogen Oksida
Struktur Kimia
:-
Nama Kimia
: Aquadest
Rumus Molekul
: H2O
Berat Molekul
: 16,02
Kelarutan
:-
pH
:7
Titik Didih
: 100C
G.
Stabilitas
:-
Inkompatibilitas
:-
Sifat Khusus
:-
Koefisien Partisi
:-
Nama Lain
: Allura red
Struktur Kimia
Nama Kimia
Rumus Molekul
: C18H14N2Na2O8S2
Berat Molekul
: 496,42 g/mol
Kelarutan
pH stabil
: 2,0 14,00
Titik Leleh
: 7300C
Inkompatibilitas
Sifat Khusus
:-
Koefisien Partisi
:-
H. Raspberry (MSDS)
Pemerian
:-
Nama Lain
: Raspberry flavour
Struktur Kimia
:-
Nama Kimia
:-
Rumus Kimia
:-
Berat Molekul
:-
Kelarutan
:-
pH
:-
Titik Leleh
:-
Wadah dan Penyimpanan : Pada wadah tertutup dan tempat yang sejuk
Stabilitas
:-
Inkompatibilitas
:-
Sifat Khusus
:-
Koefisien Partisi
:-
Rentangan Kadar
Kadar Formulasi
Fungsi
30%
Bahan aktif ;
(HOPE, 2009)
VCO
Fase
minyak
(fase
terdispersi)
Gom Arab
10% - 20%
15%
Emulgator
Methyl Paraben
0,015% - 0,2%
0,18%
Pengawet
Propyl Paraben
0,01% - 0,02%
0,02%
Pengawet
0,02%
0,02%
Antioksidan
85%
15%
Pemanis
FD & C Red
qs
Pewarna
Raspbery
qs
Flavoring
BHT
Sirupus simplex
agent
Aq. Bebas CO2
VCO (Virgin Coconut Oil) adalah bahan aktif yang digunakan dalam
sediaan emulsi ini sebesar 30%, yaitu sebanyak 30 gram dalam 100 ml air.
VCO mengandung 92% asam lemah rantai sedang yang bisa diserap
melalui dinding usus sesampainya di saluran cerna, proses ini lebih cepat
karena tanpa melalui proses hidrolisis dan enzimatik, selanjutnya langsung
dipasok ke aliran darah dan langsung dibawa ke organ hati untuk
dimetabolisme. Karena VCO sendiri kaya akan asam laurat, maka
penggunaan emulsi VCO ini ditujukan untuk meningkatkan daya tahan
tubuh anak-anak. Digunakan sebagai fase minyak.
Unuk membuat sedian emulsi bertahan lama, atau terhindar dari reaksi
oksidasi kimia pada fase minyak emulsi, maka diperlukan penambahan
agen antioksidan, yang mana cara kerjanya adalah dengan mengorbankan
dirinya sendiri untuk teroksidasi, sehingga bahan aktif VCO 30% tidak
mengalami oksidasi maupun degradasi. Antioksidan yang digunakan
adalah Butylated Hidroxy Toluene (BHT), karena, BHT sendiri tidak akan
menyebabkan perubahan asam pada sediaan emulsi VCO30% ini, seperti
Natrium Metabisulfit. BHT sendiri tidak memerlukan kombinasi dengan
antioksidan lain atau dapat bekerja tunggal, seperti BHA yang perlu
dikombinasikan dengan BHT, ataupun antioksidan lain. BHT akan
dilarutkan ke dalam fase minyak. Dengan pemilihan konsentrasi BHT
sebanyak 0,02% ini, diharapkan dapat bekerja maksimal dalam sediaan
emulsi.
Emulsi merupakan penggabungan dari dua fase, yaitu minyak dan air.
Fase minyak dalam sediaan ini berasal dari bahan aktifnya, yaitu VCO,
dan fase airnya berasal dari aquades bebas CO2.
V. Perhitungan
Jumlah sediaan emulsi yang dibuat adalah 5 botol masing masing 100
ml.
Pada masing masing bahan dilebihkan 5 %.
Perhitungan bahan yang dibutuhkan untuk membuat sediaan emulsi
Cocoemulsion adalah:
a. VCO 30%
30 g x 100 ml = 30 g ( untuk 1 botol)
100ml
30 g x 300 ml = 90 g ( untuk 5 botol)
100ml
5
x 90 g = 4.5 g
100
Total VCO yang dibutuhkan: 90 + 4.5 = 94.5 g
b. Gum Arab
15 g x 100 ml = 15 g ( untuk 1 botol)
100ml
15 g x 300 ml = 45 g ( untuk 5 botol)
100ml
5
x 45 g = 2.25 g
100
Total Gum Arab yang dibutuhkan: 45 + 2.25 = 47.25 g
Air yang digunakan untuk membuat mucilago gum arab adalah 0.5
bagian dari Gum arab, yaitu sebesar 7.8 ml
x 38.25 mg = 1.91 g
100
Total Sukrosa yang dibutuhkan: 38.25 + 1.91 = 40.16 g
Air yang dibutuhkan untuk melarutkan sukrosa adalah ad 78.75 ml
d. Metil Paraben
0.18 g x 100 ml = 0.18 g ( untuk 1 botol)
100ml
0.18 g x 300 ml = 0.54 g ( untuk 5 botol)
100ml
5
x 0.54 mg = 0.027 g
100
Total metil paraben yang dibutuhkan: 0.54 + 0.027 = 0.567 mg
Air yang dibutuhkan untuk melarutkan metil paraben adalah ad 4.5 ml
e. Propil paraben
0.02g x 100 ml = 0.02 g ( untuk 1 botol)
100 ml
0.02 g x 300 ml = 0.06 g ( untuk 5 botol)
100ml
6
x 0.06 g =0.003 g
100
Total propil paraben yang dibutuhkan: 0.06 + 0.003 = 0.063 gram
f. BHT
0.02 g x 100 ml = 0.02 g ( untuk 1 botol)
100 ml
0.02 g x 300 ml = 0.06 g ( untuk 5 botol)
100ml
7
x 0.06 g =0.003 g
100
Total BHT yang dibutuhkan: 0.06 + 0.003 = 0.063 gram
VI. PENIMBANGAN
Bobot 100 ml
Bobot 300 ml ( 3
(1 botol)
botol)
VCO 30%
30 g
90 g
94.5 g
Gom arab
15 g
45 g
47.5 g
Sukrosa
12.75 g
38.25 g
40.16 g
Metil paraben
0.18 g
0.54 g
0.567 g
Propil paraben
0.02 g
0.06 g
0.163 g
BHT
0.02 g
0.06 g
0.063 g
BAHAN
Bobot 300 ml + 5 %
nd
Perlakuan
Hasil Pengamatan
dididihkan menggunakan
mendidih
penangas air
2.
4.
0,150 gram
gram
5.
VCO30%
6.
7.
Dicampurkan BHT 0,150 gram ke BHT 0,150 gram larut dalam sedikit
dalam sedikit VCO 30 %
VCO30%
Dimasukkan larutan
minyak
10.
11.
sebanyak 118,125 ml
sebanyak 118,125ml
14.
sebanyak 78,75 ml
16.
merah muda
19.
Parameter
Evaluasi Organoleptis
Spesifikasi
Bau: rasberry
Hasil Pengamatan
Hari 1
Bau: rasberry
bentuk)
Rasa: manis
Warna : merah
Evaluasi kejernihan
Keruh
Hari 1
Keruh
3.
Hari 1
1,037 7,07.10-4
4.
Evaluasi pH (25C)
5,5-7,8
Hari 1
6,08
Hari 5
4,34 0,036
5.
Uji volume
100-101ml/botol
terpindahkan
Hari 1
Botol 1 = 100ml
Botol 2 = 100ml
Botol 3 = 100ml
Rata-rata volume
terpindahkan = 100ml/
botol
6.
Evaluasi viskositas
7.
Tidak dilakukan
diamati di mikroskop
hasilnya emulsi minyak
dalam air karena:
Dengan reagen
methylene blue
terlihat warna dasar
berwarna biru
namun droplet tidak
berwarna bitu
Dengan sudah III
terlihat droplet
berwarna merah
sedangkan warna
dasar tidak
berwarna merah
8.
Hari ke-1
Hari ke-2
Hari ke-3
Hari ke-4
Hari ke-5
Bau
Rasberry
Raspberry
tengik
tengik
tengik
Rasa
Manis
Manis
Manis
Manis
Manis
Warna
Merah
Merah
Merah
Merah
Merah
muda
muda
muda
muda
muda
Suspensi
Suspensi
Suspensi
Suspensi
Suspensi
(cair)
(cair)
(cair)
(cair) dan
Hari
Bentuk
mulai
mulai
mulai
dua lapisan
dua lapisan
Bobot pikno
Bobot
Bobot jenis
kosong
kosong+air
pikno+sampel
23,68
48,10
49,0040
1,037
23,68
48,09
49,0038
1,038
23,68
48,10
49,0036
1,037
Rata-rata 1,037
Hari ke-5
6,08
4,37
4,30
4,35
Rata-rata 6,08
Rata-rata 4,34
Foto
hasil
mikroskop
pengamatan
dengan
dibawah
menggunakan
Foto
Hasil
pengamatan
dibawah
Foto hasil pengamatan setelah dilakukan uji freeze thawing. Pada sediaan emulsi
tidak membentuk ketidakstabilan emulsi.
9.3 Cocoemulsion (Virgin Coconut Oil) Emulsion
Komposisi
Tiap 15 ml (1 sendok takar) COCOEMULSION mengandung Virgin Coconut
Oil 4.5 mL.
Indikasi
Meningkatkan daya tahan tubuh dengan khasiat Virgin Coconut oil sebagai
antioksidan.
Kontraindikasi
Dosis dan Cara Pemberian
Untuk anak > 6 tahun: 15 ml satu kali sehari.
Untuk anak 6- 12 tahun: 15 ml dua kali sehari
Untuk anak > 12 tahun : 15 ml tiga kali sehari
Efek samping
Jarang terjadi namun dapat terjadi gangguan pencernaan, yaitu diare
Kemasan
COCOEMULSION, Box, 1 botol @ 100 ml.
Penyimpanan
Wadah tertutup rapat, di tempat sejuk dan kering dibawah 30 derajat.
X. Pembahasan
Emulsi merupakan salah satu sediaan farmasi yang umum di dapatkan di
pasaran. Secara farmasetika, proses emulsifikasi memungkinan adanya ahli
Farmasi dapat membuat suatu sediaan yang stabil dan rata dari campuran dua
cairan yang tidak bisa bercampur berdasarkan konstituen dan maksud
pemakaiannya. Emulsi cair bisa dipakai secara oral, topical, atau parenteral.
Emulsi semi solid digunakan secara topical. Banyak sediaan farmasi yang
pembuatan
emulsi
VCO,
didapatkan
hasil
berupa
organoleptis, uji pH, uji volume terpindahkan, uji homogenitas, uji tipe
emulsi, freeze thawing, dan bobot jenis. Pada uji organolpetik, uji yang
didapatkan warna emulsi yang terjadi adalah merah muda karena pewarna
yang digunakan berwarna merah (FD & C Red), rasa dominan manis dan
sedikit pahit karena perasa yang digunakan adalah raspberry, aroma yang
dihasilkan sesuai dengan perasa yang digunakan yaitu aroma raspberry, akan
tetapi pada hari pertama pengamatan didapatkan bau sedikit tengik. Hal
tersebut dapat dikarenakan antioksidan yang digunakan (BHT) tidak bekerja
secara optimal. Untuk uji pH didapatkan hasil pH emulsi yaitu 6.08 dimana
pH tersebut berada pada rentang spesifikasi produk seharusnya yaitu 5.5 - 7.8.
Nilai pH hari terakhir evaluasi didapatkan pH 4.34 + 0.36. Nilai tersebut tidak
sesuai dengan rentang nilai pH bahan aktif dari emulsi. Hal tersebut dapat
dikarenakan ketidakstabilan pH selama penyimpanan, dimana emulsi
disimpan dalam ruang terbuka. Dimana suatu sediaan emusli ini dapat
terpapar gas karbon dioksida, yang mana dapat menyebabkan penurunan pH
pada sediaan. Selain itu, pada formulasi sediaan emulsi ini juga tidak
menggunakan larutan buffer pH, yang mana fungsinya dapat menjaga
kestabilan pH sediaan. Perubahan pH yang terjadi juga dapat dikarenakan
pada proses pembuatan emulsi dimana pada proses pembuatan adalah tidak
steril.
Degradasi dari banyak senyawa obat dalam larutan dapat dipercepat atau
diperlambat secara ekponensial oleh nilai pH yg naik atau turun dari rentang
pH nya. Nilai pH yang di luar rentang dan paparan terhadap temperatur yang
tinggi adalah faktor yang mudah mengkibatkan efek klinik dari obat secara
signifikan, akibat dari reaksi hidrolisis dan oksidasi. Larutan obat atau
suspensi obat dapat stabil dalam beberapa hari, beberapa minggu, atau
bertahun-tahun pada formulasi aslinya, tetapi ketika dicampurkan dengan
larutan lain yg dapat mempengaruhi nilai pH nya, senyawa aktif dapat
terdegradasi dalam hitungan menit.
Sistem pH dapar yang biasanya terdegradasi dari asam atau basa lemah
dan garamnya biasanya ditambahkan ke dalam sediaan cair ditambahkan
untuk mempertahankan pHnya pada rentang dimana terjadinya degradasi obat
minimum.
Pada uji volume terpindahkan antara spesifikasi produk dengan hasil
praktikum sudah sesuai yakni sebanyak 100 ml emulsi yang terpindahkan.
Untuk uji penentuan bobot jenis, hasil praktikum didapatkan 1,037 7,07.104
XI. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan, digunakan formulasi yakni
VCO 30% sebagai bahan aktif, propil paraben sebagai antimikroba, BHT sebagai
antioksidan, gom acasia sebagai emulgator, sirupus simpleks sebagai pemanis,
metil paraben sebagai pengawet, FD&C red 40 sebagai pewarna dan aquadest
bebas CO2 sebagai pelarut. Dalam pembuatan sediaan emulsi diperlukan
emulgator yang sesuai dengan bahan aktifnya dan jumlahnya juga disesuaikan,
agar kestabilan emulsi dapat dipertahankan tetap berupa satu fase (tidak
mengalami breaking). Selain itu dapat dipertimbangkan konsentrasi dari zat
antioksidan yang digunakan, karena pada sediaan emulsi ini tetap berbau tengik,
yang merupakan akibat dari proses oksidasi dari fase minyak emulsi. Dan untuk
menjaga kestabilan kimia, yaitu pH sediaan, diperlukan suatu zat buffer.
Dapus :
Anonim, 1973. FARMAKOPE INDONESIA EDISI III. Jakarta ; Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
Anonim, 1995. FARMAKOPE INDONESIA EDISI IV. Jakarta ; Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
Anief, M. 2000. Ilmu Meracik Obat Cetakan 6. Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press.
Ansel, H. C., 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi 4. Jakarta : UI
Press.
Raymond, Paul J., dan Marian., 2009. Handbook of Pharmaceutical
Excipients Sixth Edition. London : Royal Pharmaceutical Society of Great
Britain.
Rowe, R.C., PJ. Sheshky, dan ME. Quinn, 2009. Pharmaceutical Design.
London : Pharmaceutical Press.
Sumardjo, Damin, 2006. Pengantar Kimia : Buku Panduan Kuliah
Mahasiswa Kedokteran dan Program Strata 1 Fakultas Bioeksata. Jakarta
: EGC.
terdispersi dalam fase cair. Untuk mendispersikan partikel tidak larut dalam
pembawanya dan meningkatkan viskositas sediaan suspense agar kecepatan
sedimentasi diperlambat, digunakan suatu suspending agent (Sumardjo, 2006).
Mekanisme kerja suspending agent adalah untuk memperbesar kekentalan
(viskositas), agar kecepatan sedimentasi diperlambat. Tetapi kekentalan yang
berlebihan akan mempersulit rekonstitusi dengan pengocokan (Yoshita, 2003).
Beberapa jenis suspending agent yang sering digunakan adalah CMC Na,
carbopol, veegum, tragacanth, bentonit magma, carbomer, dan lain-lain. Dapat
digunakan secara tunggal maupun kombinasi. Pemilihan suspending agent
harus mempertimbangkan kemungkinan inkompatibilitas, khususnya dilihat
dari jenis muatan awal partikel terdispersi serta muatan flocculating agent dan
suspending agent (Sumardjo, 2006).
Flokulasi adalah terbentuknya agregat partikel yang susunannya lebih
longgar dan mudah didispersikan kembali. Ketika menggunakan control
system terflokulasi, perumus mengangkat partikel deflokulasi, disperse basah
dari partikel dan mencoba menghasilkan flokulasi dengan penambahan
sejumlah flocculating agent, yang biasa digunakan adalah senyawa elektrolit,
polimer, maupun surfaktan. Tujuannya adalah untuk mengontrol flokulasi
dengan menambahkan flocculating agent yang menghasilkan volume
sedimentasi maksimum (Troy, dkk., 1885).
Formula umum suspensi terdiri dari zat aktif, suspending agent, dan
eksipien lain, seperti pemanis, pengawet, dapar, weting agent dan flocculating
agent. Proses pembuatan suspensi secara singkat adalah zat terdispersi
dibasahi dahulu dengan pembasah, ditambahkan suspending agent sedikit
demi sedikit, ditambahkan eksipien lain seperti pengawet, perasa, pewarna,
yang sebelumnya telah dilarutkan masing-masing. Tambahkan zat pembawa
atau fase pendispersi sampai volume yang diinginkan (Troy, dkk., 1885).
Zat aktif yang digunakan adalah Sulfamethoxazol, yang merupakan obat
golongan sulfonamide, bekerja secara kompetitif dengan PABA, dimana
PABA dibutuhkan bakteri untuk hidupnya. Dengan adanya sulfonamide ini,
pertumbuhan bakteri akan terhambat (bakteriostatik), karena masuknya PABA
ke dalam molekul, sehingga pembentukan asam dihidrofolat terhambat.
Nama lain
: Sulamethoxazolium
Nama kimia
: N-(5-metil-3-isoksazolit)sulfanomida
Struktur kimia
Rumus kimia
: C10H11N3O3S
Berat molekul
: 253,28
Kelarutan
PH larutan
:-
: 168 C 172 C
Stabilitas
Inkompatibilitas
Sifat khusus
: Antibakteri
:-
Nama lain
Nama kimia
Struktur kimia
:-
Rumus kimia
:-
Berat molekul
: 840.000
Kelarutan
PH larutan
:5-8
:-
Stabilitas
Inkompatibilitas
Sifat khusus
: Agent pensuspensi
:-
Nama lain
: Croderol,glycerine,glycol 6-100
Nama kimia
: Propane-1,2,3-triol [56-81-5]
Struktur kimia
Rumus kimia
: C3H8O3
Berat molekul
: 92,09
Kelarutan
PH larutan
:-
Stabilitas
Inkompatibilitas
Sifat khusus
:-
:-
Nama lain
Nama kimia
: -D-fructofuranosyl--D-glucopyranoside
[57-50-1]
Struktur kimia
Rumus kimia
: C12H22O11
Berat molekul
: 342,30
Kelarutan
PH larutan
:-
Titik leleh
: 160 C 168 C
Stabilitas
Inkompatibilitas
Sifat khusus
:-
:-
Nama lain
: Aquadestilata
Nama kimia
: Dihidrogen oksida
Struktur kimia
:-
Rumus molekul
: H20
Berat molekul
: 16.02
Kelarutan
:-
Ph larutan
:7
Titik didih
: 100 C
Titik leleh
:-
Stabilitas
:-
Inkompatibilitas
:-
Sifat khusus
:-
Koefisien partisi
:-
Kegunaan
: Pelarut
Nama lain
Nama kimia
:-
Struktur kimia
Rumus molekul
: C16H10N12NO2O,S2
Berat molekul
: 452,32
Kelarutan
Ph larutan
:-
Titik didih
:-
Titik leleh
:-
Stabilitas
Inkompatibilitas
Sifat khusus
:-
Koefisien partisi
:-
Nama lain
Nama kimia
Struktur kimia
Rumus molekul
: C7H6O2
Berat molekul
: 122.12
Kelarutan
Ph larutan
: 2,8
Titik didih
: 249,2 C
Titik leleh
: 122 C
Stabilitas
Inkompatibilitas
Sifat khusus
:-
Koefisien partisi
:-
Rentangan
Kadar Formulasi
Fungsi
50mg/5ml
Bahan aktif ;
Kadar (HOPE,
2009)
Sulfamethoxazol
fase terdispersi
Tragacanth
1% - 2%
1%
Suspending
agen
Gliserin
5%
5%
Wetting agen
Asam benzoat
0,1%
0,1%
pengawet
FD & C Yellow
qs
Pewarna
Sirupus simplex
85%
15%
Pemanis
Ad 60ml
Aq bebas CO2
Pembawa ;
fase
pendispersi
b. Rasionalisasi Formula
-
FD & C Yellow adalah pewarna yellow sunset atau oranye yang biasanya
digunakan untuk makanan, obat-obatan maupun kosmetik yang sudah
distandardisasi oleh Badan POM. Pewarna ini digunakan dalam sediaan
suspensi, sehingga dapat menarik hati konsumen untuk meminumnya.
Digunakan FD & C Yelow ini secukupnya, sampai batas warna oranye
yang diinginkan.
Dewasa
Anak-anak
BB ideal anak
90 kg
Rata-rata
15 kg
= 20 mg x 15 kg
= 300 mg sehari 2 kali, sehingga
dosis 1 kali minum 150 mg
x 3 g = 150 mg
100
Total Sulfametoksazol yang dibutuhkan: 3000 + 150 = 3150 mg
b. Tragakan
100ml
5
x 3 g = 150 mg
100
Total Tragakan yang dibutuhkan: 3000 + 150 = 3.15 g
Air yang dibutuhkan untuk membuat mucilago tragakan adalah 20
bagian dari jumlah tragan, sehingga air yang dibutuhkan:
3.15
x 20 ml = 63 ml
x 63.75 mg = 3.2 g
100
Total Sukrosa yang dibutuhkan: 63.75 + 3.2 = 66.95 g
Air yang dibutuhkan untuk melarutkan sukrosa adalah ad 78.75 ml
d. Gliserin
5 ml x 60 ml = 3 ml ( untuk 1 botol)
100ml
5 ml x 300 ml = 15 ml ( untuk 5 botol)
100ml
5
x 15 ml = 0.75 ml
100
Total gliserin yang dibutuhkan: 15 + 0.75 = 15.75 ml
e. Asam Benzoat
0.1 g x 60 ml = 0.06 g ( untuk 1 botol)
100 ml
0.1 g x 300 ml = 0.3 g ( untuk 5 botol)
100ml
8
x 0.3 g =0.015 g
100
Total asam benzoat yang dibutuhkan: 0.3 + 0.015 = 0.315 gram
Air yang dibutuhkan untuk melarutkan asam benzoat adalah 94.5 ml
VI. PENIMBANGAN
Bobot 100 ml
Bobot 300 ml ( 3
(1 botol)
botol)
Sulfametoksazol
600 mg
3g
3.15 g
Tragakan
600 mg
3g
3.15 g
Sukrosa
12.75 g
63.75 g
66.95 g
Gliserin
3 ml
15 ml
15.75 ml
Asam benzoat
0.06 g
0.3 g
0.315 g
BAHAN
Bobot 300 ml + 5 %
Metode :
Untuk penetapan volume terpindahkan, tuang isi perlahan-lahan dari tiap
wadah ke dalam gelas ukur kering terpisah dengan kapasitas gelas ukur tidak
lebih dari dua setengah kali volume yang diukur dan telah dikalibrasi, secara
hati-hati untuk menghindarkan pembentukan gelembung udara pada waktu
penuangan dan di dalam tidak lebih dari 30 menit (FI IV , hal 1261).
Penafsiran Hasil ;
Sediaan emulsi yang dihasilkan pada kelima botol yang dibuat volume
terpindahkannya 60-61ml/botol
8.5 Evaluasi Homogenitas
Prinsip :
Sebagian sampel diamati pada gelas objek secara visual
Tujuan :
Untuk mengetahui distribusi partikel/granul dari suatu emulsi
Metode:
Susunan partikel yang terbentuk dari sediaan akhir diamati secara visual.
Metodenya sampel diambil pada berbagai tempat setelah emulsi dikocok.
Sampel diteteskan pada gelas objek dan diratakan dengan gelas objek lain
hingga lapisan tipis terbentuk. Setelah itu susunan partikel yang terbentuk
diamati visual (FI III, Hal 33).
Penafsiran hasil :
Sediaan suspensi yang dihasilkan homogeny
8.6 Evaluasi Volume Sedimentasi
Prinsip :
Perbandingan antara volume akhir (Vu) sedimentasi dengan volume asal (Vo)
sebelumterjadi pengendapan. Semakin besar nilai Vu semakin baik
suspendibilitasnya.
Tujuan :
Untuk mengetahui kestabilan suspensi
Metode:
Sediaan dimasukkan ke dalam tabung sedimentasi yang berskala. Volume
yang diisikan berupa volume awal (Vo). Setelah beberapa waktu/hari diamati
Perlakuan
Aquadest dididihkan dan
Hasil Pengamatan
Didapatkan aquadest bebas CO2
Dilarutkan dalam 63 ml
aquadest
2.4 sukrosa
Ditimbang sebanyak 66,95
gram
Dilarutkan dalam 78,75 ml air
panas
2.5 asam benzoat
Ditimbang sebanyak 0,315
gram
Dilarutkan dalam 94,5 ml air
dan diaduk hingga homogen
3.
4.
homogeny
6.
homogeny
7.
orange
9.
gelas ukur
10.
11.
rapi
terkemas rapi
homogenitas, volume
volume terpindahkan
Parameter
Evaluasi Organoleptis
Spesifikasi
Bau: tidak berbau
Hasil Pengamatan
Hari 1
bentuk)
Warna : kuning
Rasa: manis
Warna : kuning
Bentuk : suspensi (cair)
Hari 2
Bau: tidak berbau
Rasa: manis
Warna : kuning
Bentuk : suspensi (cair)
Hari 3
Bau: tengik
Rasa: agak kecut
Warna : merah bening
Bentuk: suspensi
(cair)Hari 4
Bau: tengik
Rasa: agak kecut
Warna : merah bening
Bentuk : suspensi
(cair)Hari 5
Bau: tengik
Rasa: agak kecut
Warna : merah bening
Bentuk : suspensi (cair)
2
Evaluasi kejernihan
keruh
Hari 1
Suspensi keruh
3.
Hari 1
1,266 7,07.10-5
4.
Evaluasi pH (25C)
5,5-7,8
Hari 1
3,34 0,044
Hari 5
3,34 0,01
5.
Uji volume
60-61ml/botol
terpindahkan
Hari 1
Botol 1 = 60ml
Botol 2 = 60ml
Botol 3 = 60ml
Botol 4 = 60ml
Botol 5 = 60ml
Rata-rata volume
terpindahkan = 60ml/
botol
6.
Tinggi sedimentasi
F= 1
Didapatkan sedimentasi
volume akhir
Hari ke-1= 60ml
Hari ke-2 = 52ml
Kemampuan redipersi
Baik ,mudah
didispersikan kembali
5.
Gelas ukur = 1 kali
Hari ke-1
Hari ke-2
Hari ke-3
Hari ke-4
Hari ke-5
Tidak
Tidak
tengik
Tengik
Tengik
berbau
berbau
Rasa
Manis
Manis
Agak kecut
Agak kecut
Agak kecut
Warna
Orange
Orange
Merah
Merah
Merah
bening
bening
bening
Hari
Bau
Bentuk
Suspensi
Suspensi
Suspensi
Suspensi
Suspensi
(cair)
(cair)
(cair)
(cair)
(cair)
Bobot pikno
Bobot
kosong
kosong+air
pikno+sampel
Bobot jenis
23,2629
47,9188
51,0449
1,1267
23,2630
47,9268
51,0489
1,1266
23,2630
47,9193
51,0401
1,1266
Rata-rata=1,266
g/ml
Hari ke-1
Hari ke-5
1.
3,39
3,33
2.
3,32
3,34
3.
3,31
3,35
Rata-rata
3,34
3,34
Volume
Hari 1
Hari 2
Hari 3
Hari 4
Hari 5
60ml
52ml
48ml
48ml
46ml
60ml
60ml
60ml
60ml
60ml
0,86
0,8
0,8
0,76
sedimentasi
akhir
Volume
awal
Volume
sedimentasi
Hari 2
Hari 3
Hari 4
Hari 5
Komposisi
Tiap 15 ml (1 sendok takar) SULFASUS mengandung Sulfamethoxazole 150
mg.
Indikasi
Mengatasi infeksi yang disebabkan oleh bakteri
Kontraindikasi
Hipersensitif pada obat golongan sulfa, anemia megaloblastik karena
kekurangan asam folat, gagal ginjal berat, bayi dengan usia <2 bulan.
untuk
menjamin
stabilitasnya,
sebagai
stabilisator
dapat
menjaga
homogenitas
dari
partikel.
Beberapa
faktor
yang
kemampuan
redispersi
didapatkan
suspensi
yang
mudah