Anda di halaman 1dari 45

Prokariota dan

Eukariota
MIKROBIOLOGI VIROLOGI
Mahluk hidup dapat dibedakan berdasarkan struktur dasar selnya , yaitu :

Prokariota Eukariota
Prokariota
 Organisme yang terdiri dari sel-sel yang tidak
memiliki membran inti sel atau organel
terbungkus membran
 Kebanyakan prokariota terdiri dari hanya satu
sel dan disebut sebagai organisme uniseluler
 Reproduksi terjadi melalui pembelahan biner
Eukariota
 Organisme yang terdiri dari sel-sel yang memiliki inti
yang terikat membran serta organel terikat membran
 Reproduksi dengan pembelahan sel secara mitosis (satu
sel membelah untuk menghasilkan dua sel identik
secara genetik) dan meiosis (reproduksi seksual )
 Materi genetik pada eukariota yang terkandung dalam
inti dalam sel (DNA dalam kromosom)
 Terdiri atas sel hewan dan sel tumbuhan
Prokariota Eukariota

Definisi organisme yang terdiri dari Organisme yang terdiri atas


sel-sel yang tidak memiliki sel-sel yang memiliki inti
inti sel atau organel yang terikat membran serta
terbungkus membran organel terikat membran

Nukleus tidak memiliki inti Memiliki inti sejati, yang


dibatasi oleh membran
ganda
pengaturan DNA Memiliki lingkaran linear
melingkar
Ukuran sel kecil (<5 pM) besar (<10 pM)

Sel selalu uniseluler Sebagian besar multi-seluler

Protein tidak mengandung protein berisi protein dalam DNA


dalam DNA-nya untuk membentuk kromatin

Ribosom berisi ribosom kecil berisi ribosom besar


Prokariota Eukariota

Sitoplasma Tidak ada sitoskeleton Selalu memiliki sitoskeleton

pembelahan sel pembelahan biner Mitosis, meiosis

Reproduksi aseksual aseksual atau seksual

bentuk Umumnya uniseluler Umumnya multiseluler

membran plasma Tidak ada karbohidrat dan sterol Ada Sterol dan karbohidrat

contoh Bakteri dan Archaea Sel hewan dan sel tumbuhan


Struktur Prokariotik
Morfologi Bakteri
1. Bentuk sel
2. Struktur sel

Bentuk sel bakteri  tiga bentuk pokok :


bulat (spherical)  kokus (coccus)
batang (rod)  basil
spiral  spirilum

 dua bentuk tambahan


filamen (filamentous)
pleomorf (pleomorphic)
Bakteri berbentuk bulat < berbentuk batang.

Contoh bakteri bentuk bulat : Staphylococcus aureus


Contoh bakteri bentuk batang : Pseudomonas aeruginosa
Contoh bakteri bentuk spiral : Treponema pallidum

Contoh bakteri bentuk filamen : Actinomyces sp


Contoh bakteri bentuk pleomorf : Mycoplasma
Bentuk batang (basil)
Contoh : spirillum  kaku
spirochet  fleksibel

Contoh beberapa bakteri berbentuk spiral yang patogen :


Treponema pallidum  penyebab sifilis
Borrelia vincentii  angina
Leptospira icterohaemorrhagiae  Weil’s disease
(jaundice)
Alat untuk mengukur bakteri
Mikrometer okuler dan obyektif.

Bentuk dan ukuran sel bakteri sangat dipengaruhi oleh


medium (media, substrat), keadaan lingkungan (suhu,
penyinaran) dan usia.
Ukuran beberapa spesies bakteri sesudah
pewarnaan :
Bakteri Lebar Panjang
Staphylococcus aureus diameter 0,8 – 1,0 μm
Escherichia coli 0,5 – 0,7 μm 1,0 – 3,0 μm
Proteus vulgaris 0,5 – 1,0 μm 1,0 – 3,0 μm
Salmonella typhi 0,6 – 0,7 μm 2,0 – 3,0 μm
Lactobacillus acidophilus 0,6 – 0,9 μm 1,5 – 6,0 μm
Ukuran bakteri dari kultur muda (6 – 12 jam) lebih besar dari
ukuran bakteri yang berasal dari kultur tua (>24 jam), karena :
1. Perubahan komposisi dan pH medium akibat dari
penimbunan limbah (hasil metabolisme)
2. Peningkatan tekanan osmose dari medium
3. Ada sel-sel bakteri yang sudah mati
4. Bentuk pleomorfisme dari sel-sel bakteri yang tua
Struktur bakteri
Eksternal Internal
membran sitoplasma* mesosome
dinding sel sitoplasma*
simpai (kapsul) komponen genetik*
(DNA)
pili (fimbriae) ribosoma*
flagel vakuola
endospora
* Struktur tetap
Dua kelompok struktur bakteri :

1. Struktur tetap  dipunyai oleh semua sel bakteri, karena


penting untuk kelangsungan hidupnya, contoh :
sitoplasma, membran sitoplasma, komponen genetik
(DNA) dan ribosoma.
2. Struktur tidak tetap  tidak dimiliki oleh semua sel
bakteri, mempunyai fungsi tertentu, contoh : dinding sel,
flagela, pili, simpai, vakuola gas, endospora.
Struktur Eksternal

Dinding sel
Fungsi :
 Memberi dan mempertahankan bentuk sel bakteri
 Menahan tekanan osmose bagian dalam sel yang
tinggi (5 – 20 atm)
 Berperan pada proses pembelahan sel
 Beberapa bagian sebagai penentu antigenik utama
 Sebagaipenghasil endotoksin (pada lapisan LPS
Gram negatif)
Perbedaan struktur dinding sel
Karakteristik Gram positif Gram negatif

As.teikhoat Lipopolisakharida (LPS),


Struktur kimia fosfolipida, lipoprotein
peptidoglikan (LP)*, peptidoglikan

lebih tebal (20 –


Ketebalan 80 nm) lebih tipis (8 – 11 nm)
Membran luar tidak ada ada
Rongga periplasmik sempit/tidak ada ada
Porin tidak ada ada
Permeabilitas
lebih permeabel kurang permeabel
terhadap molekul
1. Dinding sel prokariota memiliki peptidoglikan.
2. Peptidoglikan memberikan kekokohan pada dinding sel
bakteri.
3. Peptidoglikan : senyawa organik makromolekul dengan unit
terkecilnya Monomer Tetrapeptida Glikan (MTG).
4. MTG terdiri dari 2 gula amino : N-asetilglukosamin dan N-
asetil asam muramat, terikat dengan ikatan β-1,4 dan
membentuk rantai paralel yang panjang.
5. Pada N-asetil asam muramat terdapat rantai pendek yang
terdiri dari asam-asam amino (L-alanin, D-asam glutamat,
D-alanin dan asam diamino pimelat)
6. Antara lapisan glikan terbentuk ikatan silang antara 2 rantai
pendek asam amino yang terikat. Pembentukan ikatan
silang ini berbeda antara Gram positif dan Gram negatif.
PEPTIDOGLIKAN
Hanya ditemukan pada prokariota
N-asetil asam muramat tidak pernah ditemukan pada
eukariota
ADP khas untuk prokariota terutama pada bakteri Gram
negatif
Pada bakteri Gram positif berbentuk bulat ditemukan lisin
sebagai pengganti ADP
Gram positif
• 90% dinding selnya terdiri dari peptidoglikan (±40 lapisan
glikan)  kokoh dan resisten terhadap lisis osmose
• Asam teikhoat (unit gliserol dan ribitol terikat melalui ikatan
fosfodiester). As.teikhoat merupakan antigen permukaan
• Lisozim (enzim pada putih telur, saliva dan air mata) merusak
ikatan β-1,4 antara N-Asetil Glukosamin dan N-Asetil Muramat
pada peptidoglikan sehingga bakteri Gram positif dapat
kehilangan dinding selnya  protoplas
• Antibiotik golongan penisilin dan sefalosporin menghambat
sintesis peptidoglikan dengan menghambat tahapan
transpeptidasi = pembentukan ikatan silang rantai pendek
asam amino  disfungsi peptidoglikan  lisis
• Antibiotik golongan β-laktam hanya aktif terhadap sel bakteri
muda yang aktif melakukan pembelahan sel dan sintesis
peptidoglikan
Gram negatif
• Lapisan peptidoglikan tipis (3 – 12% dari berat kering dinding
sel)
• Selain peptidoglikan, ada membran luar terdiri dari lipoprotein,
fosfolipida dan lipopolisakharida serta porin yang dapat
mencegah masuknya antibiotik golongan β-laktam dan enzim
lisozim ke dalam sel
Lipopolisakarida (LPS) : LIPID A
Polisakarida
LIPID A = endotoksin (dilepas pada desintegrasi sel)
Ciri endotoksin :
 Bagian integral dari LPS
 Tahan pemanasan dengan autoclave
 Toksisitasnya tidak sebesar eksotoksin
 Tidak dapat diubah menjadi toksoid
 Efek pirogenik (dapat diamati 15 menit setelah
pemberian IV pada dosis 0,002 μg/kgBB)
Membran sitoplasma (membran sel)
1. Mempunyai ukuran sangat tipis (5 – 10 nm)
2. Lapisan fleksibel yang memisahkan sitoplasma dari dinding sel
3. Terdiri dari fosfolipida dwilapis (40%) dan protein (60%), pada
eukariota ada tambahan sterol

Struktur membran sitoplasma, peptidoglikan dan


membran luar pada bakteri Gram negatif
Fungsi membran sitoplasma
1. Transpor aktif/pasif molekul
2. Sekresi enzim ekstrak seluler
3. Respirasi/enzim respirasi
4. Pembelahan sel
5. Sintesis dinding sel

 Transpor aktif : membran sel mempunyai sifat permeabilitas


selektif dan dibantu enzim golongan permease (dapat
terinduksi, stereospesifik dan lain-lain)
 Contoh enzim ekstraseluler : amilase
 Respirasi berlangsung pada membran sitoplasma
Mekanisme aksi obat antibakteri
1. Penghambatan sintesis dinding sel
2. Penghambatan fungsi membran sel
3. Penghambatan sintesis protein
4. Penghambatan sintesis asam nukleat

Jewetz, M. and Adelberg, 2005, Mikrobiologi Kedokteran, diterjemahkan dari bahasa Inggris oleh N. Widorini, Penerbit
Salemba Medika, Jakarta.
Mekanisme aksi obat antibakteri
Penghambatan sintesis dinding sel
1. Sebagian besar dinding sel bakeri mengandung peptidoglikan yang kaku
untuk melindungi sel dari lingkungan yang hipotonik.
2. Obat-obatan seperti penisilin dan sefalosporin bereaksi dengan satu atau
lebih enzim yang diperlukan dalam proses ini karena tekanan osmotik
dalam sel bakteri lebih tinggi daripada di luar sel.
3. Kerusakan dinding sel bakteri akan menyebabkan terjadinya lisis, yang
merupakan efek bakterisidal pada bakteri yang peka

Talaro, K.P., dan Talaro, A. 2002, Foundation in Microbiology, 4th ed., The McGraw-Hill
Company, New York.
Mekanisme aksi obat antibakteri
Penghambatan fungsi membran sel
1. Kelompok ini adalah polimiksin, golongan polien serta berbagai
antibakteri kemoterapeutik, misalnya antiseptik surface active agents.
2. Polimiksin sebagai senyawa ammonium-kuaterner yang dapat merusak
membran sel setelah bereaksi dengan fosfat pada fosfolipid membran sel
mikroba.
3. Kerusakan membran sel menyebabkan keluarnya berbagai komponen
penting dalam sel mikroba seperti protein, asam nukleat, dan nukleotida

(Setiabudy dkk., 2011)


Mekanisme aksi obat antibakteri
Penghambatan sintesis protein
1. Sel mikroba perlu mensintesis berbagai protein untuk kelangsungan
hidupnya.
2. Sintesis protein berlangsung dalam ribosom, dengan bantuan mRNA dan
tRNA.
3. Pada bakteri, ribosom terdiri atas dua sub unit, yaitu berdasarkan konstanta
sedimentasi dinyatakan sebagai 30S dan 50S. Selain itu juga berfungsi
pada sintesis protein, dimana kedua komponen akan bersatu pada pangkal
rantai mRNA menjadi ribosom 70S.
4. Penghambatan sintesis protein terjadi dengan cara terikatnya salah satu
komponen ribosom dengan antimikroba. Akibatnya akan terbentuk protein
yang abnormal dan nonfungsional bagi sel mikroba.

(Setiabudy dkk., 2011)


Mekanisme aksi obat antibakteri
Penghambatan sintesis asam nukleat

Antimikroba akan berikatan dengan enzim polimerase-RNA sehingga


menghambat sintesis RNA dan DNA oleh enzim tersebut.

(Setiabudy dkk., 2011)


Antibiotik Perusak Struktur Membran
Sitoplasma
Polimiksin : interaksi dengan fosfolipida membran sitoplasma
pada bakteri Gram negatif, akibatnya terjadi
perubahan permeabilitas selektif membran sitoplasma
sehingga terjadi pengeluaran ion-ion dan metabolit penting.
Polimiksin memiliki toksisitas selektif rendah, karena juga
merusak struktur membran sel manusia.
Golongan polien (amfoterisin B dan nistatin) bersifat antifungi,
karena membentuk komplek dengan ergosterol pada
membran sitoplasma fungi  kerusakan struktur membran
sitoplasma.
Golongan polien tidak merusak struktur membran sel manusia
dan bakteri.
Antibakteri
Flavonoid
1. Menghambat sintesis asam nukleat
2. Menghambat fungsi membran sitoplastik
3. Menghambat metabolisme energi
4. Menghambat porin pada membran sel
5. Mengganggu permeabilitas membran
6. Melemahkan patogenitas
7. Membentuk senyawa kompleks dengan protein ekstraseluler dan terlarut yang
mengakibatkan fosfolipid tidak mampu mempertahankan bentuk membran sel
sehingga akan bocor. Dalam hal ini bakteri akan mengalami hambatan pertumbuhan
hingga kematian

Xie, Y., Yang, W., Tang, F., Chen. X., Ren. L. 2014, Antibacterial Activities of Flavonoids:
Structure-Activitiy Relationship and Mechanism, Current Medicinal Chemistry.
Robinson, T., 1995, Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi, Bandung: Penerbit ITB.
Antibakteri
Fenolik
1. Merusak sel
2. Menginaktifkan enzim
3. Mendenaturasi protein yang menyebabkan dinding sel bakteri mengalami kerusakan
karena penurunan permeabilitas
4. Pada konsentrasi tinggi fenol dapat menembus dan menganggu dinding sel bakteri
dan mengendapkan protein dalam sel bakteri, sedangkan pada konsentrasi rendah
fenol dapat menginaktifkan sistem enzim penting di dalam sel bakteri.
Antibakteri
Alkaloid
Menghambat pertumbuhan bakteri dengan cara mengganggu komponen penyusun
peptidoglikan pada sel bakteri sehingga lapisan dinding sel tidak terbentuk secara utuh
dan menyebabkan kematian pada sel tersebut.

Tanin
Mengganggu sintesa peptidoglikan sehingga pembentukan dinding sel menjadi kurang
sempurna. Keadaan tersebut akan menyebabkan sel bakteri menjadi lisis karena tekanan
osmotik maupun fisik sehingga permeabilitas sel itu akan terganggu sel bakteri menjadi
mati

Saponin
Menurunkan tegangan permukaan sehingga mengakibatkan naiknya permeabilitas
atau kebocoran sel yang mengakibatkan senyawa intraseluler keluar.
Simpai (kapsul)
1. Dikeluarkan oleh sel bakteri sebagai hasil metabolisme
dalam bentuk lendir, mempunyai BM tinggi, terdiri dari
polisakarida, kadang-kadang polipeptida.
2. Secara umum bakteri patogen mempunyai simpai tebal,
seperti Streptococcus pneumoniae (penyebab pneumonia
paru-paru), Haemophilus influenzae (meningitis) dan
Bacillus anthracis (antraks).

Fungsi simpai :
a. Mencegah bakteri mengalami kekeringan pada kondisi
lingkungan yang kering
b. Sebagai lapisan pelindung terhadap fagosit
c. Pencegahan masuknya virus ke dalam sel bakteri (virus
sukar menemukan “receptor site”)
Susunan kimia simpai

Bakteri Simpai Subsatuan


Leuconostoc dekstran Glukosa
mesenteroides
Bacillus anthracis polipeptida As.D glutamat
Acetobacter xylinum selulose Glukosa
rhamnosa, glukosa,
Polisakarida tipe II asam glukoronat
Streptococcus
pneumoniae galaktosa, glukosa,
Polisakarida tipe IV rhamnosa
Pili (fimbriae)
1.Tonjolan-tonjolan pada permukaan sel
bakteri
2.Sering ada pada bakteri Gram negatif
3.Mempunyai struktur protein  lektin yang
mudah terikat pada residu gula yang khusus
pada polisakharida permukaan sel
Dengan pili/fimbriae, bakteri Gram negatif
1. Melekat satu dengan yang lain
2. Melekat pada sel/jaringan hidup
3. Melakukan konjugasi
- perpindahan plasmid dari sel donor ke resipien
- perpindahan faktor R yang ada pada plasmid antara
marga-marga dari familia Enterobacteriaceae, misalnya
Escherichia, Salmonella, Shigella, Klebsiella dan lain-lain.
- faktor R pada plasmid resisten terhadap kanamisin,
streptomisin, neomisin, gentamisin, tetrasiklin,
kloramfenikol, ampisilin, sefalosporin
- 95% dari E.coli yang resisten terhadap berbagai antibiotik
adalah akibat dari pemindahan plasmid yang memiliki
faktor R selama proses konjugasi
Flagel
1. Dihasilkan oleh membran sitoplasma
2. Dengan flagel bakteri dapat bergerak
3. Separuh dari bakteri berbentuk batang dan hampir
semua bakteri berbentuk spiral memiliki flagel
4. Terdiri dari protein
5. Berbentuk seperti benang dengan ukuran lebar 12
– 18 nm
Pengelompokan flagel
ENDOSPORA
Fungsi endospora
 Denganendospore bakteri dapat bertahan hidup
dalam keadaan kekurangan nutrisi.
 Endospora dapat bertahan dari serangan
lingkungan yang dapat membunuh bakteri
seperti suhu tinggi, penyinaran UV tinggi,
pengeringan, kerusakan kimia dan kerusakan
enzimatik sehingga bakteri tidak mudah
terbunuh oleh zat antimikroba.
Sporulasi / sporogenesis

Anda mungkin juga menyukai