Berdasarkan strukurnya bakteri terbagi menjadi dua yaitu struktur dasar dan struktur
tambahan.
1. Struktur dasar meliputi dinding sel, membrane plasma, sitoplasma, ribosom, granula,
DNA.
2. Struktur tambahan meliputi kapsul, flagellum, pili, fimbria, klorosom, vakuola,
endospore.
Susbtansi-substansi (solut) dapat melewati membran sitoplasma, dapat dengan cara sebagai
berikut :
1. Difusi pasif
Proses difusi pasif, tidak bersifat spesifik untuk setiap solut, tetapi akan terjadi jika
terdapat perbedaan konsentrasi zat terlarut di luar sel dengan di dalam sel bakteri. Pada
proses ini, terjadi pergerakan substansi kimia (solut) yang melintasi membran sitoplasma,
dari area yang berkonsentrasi tinggi ke area yang berkonsetrasi yang lebih rendah. Difusi
pasif, berfungsi untuk menyamakan konsentrasi solut di kedua sisi membran sitoplasma.
2. Transpor aktif
Proses transpor aktif bersifat sangat spesifik (memperlakukan solut secara spesifik).
Transpor aktif berfungsi untuk menyimpan solut di dalam sel dengan konsentrasi yang
lebih tinggi daripada di luar sel. Membran atau selaput sitoplasma,
3) Sitoplasma.
a. Nukleoid
Sel-sel prokariot tidak memiliki nukleus sebagai tempat tersimpannya materi
genetik seperti pada eukaryotik, yang ada adalah suatu daerah yang disebut nukleoid
yang tidak dikelilingi oleh membran dan tidak mengadakan mitosis dan meiosis.
Strukturnya merupakan suatu masa amorf (tak berbentuk) yang lobuler terdiri dari
banyak kromatin yang fibriler.
Nukleoid terdiri dari molekul DNA yang membentuk kromosom. Molekul
DNA
mengandung informasi genetika dari sel bakteri. Bakteri juga mengandung DNA
yang membentuk lingkaran kecil disebut plasmid. Plasmid mengandung materi
genetika yang tidak penting bagi pertumbuhan sel dan bisa hilang tanpa
mengakibatkan sel mati.
Fibril-fibril yang tampak pada nukleotid merupakan DNA yang
panjang(sekitar 1400 nm) dan tipis (3 nm), fleksibel dan sirkuler. Filamen sirkuler
DNA semacam ini pada umumnya disebut kromosom bakteri. Pada bakteri DNA
ekstrakromosom yang berbentuk cincin-cincin kecil, dapat berreplikasi secara
autonom (tidak seirama dengan kromosom) dan dapat juga bertindak sebagai
determinan genetik dinamakan episom (plasmid).
4) Ribosom.
Ribosom merupakan tempat biosintesis protein. Ribosom terdapat baik pada sel
prokariotik maupun sel eukariotik, yang berfungsi sebagai tempat sintesis protein. Ribosom
disusun oleh dua subunit, setiap subunit mengandung protein dan sebuah tipe dari RNA
disebut ribosomal RNA (rRNA). Ribosom prokariotik berbeda dari ribosom eukariotik dalam
kandungan jumlah protein dan molekul rRNA, ribosom prokariotik juga lebih kecil dan
kurang padat jika dibandingkan dengan ribosom sel eukariotik. Ribosom sel prokariotik
(termasuk sel bakteri) disebut ribosom 70S, dan sel eukariotik dikenal sebagai ribosom 80S.
Ribosom bakteri 70S, dari kira-kira 800.000 dalton, dipisahkan ke dalam subunit 30S dan
50S. Subunit 30S mengandung RNA 16S, sebaliknya subunit 50S mengandung keduanya
RNA 23S dan 5S. Huruf S menujukkan unit Svedberg, yang menunjukkan laju relatif
sedimentasi (pengendapan) selama sentrifuge kecepatan tinggi.
5) Granula.
Granula ini berfungsi sebagai tempat menyimpan cadangan makanan karena bakteri
akan menyimpan cadangan makanan yang dibutuhkan. Granula-granula tersebut mengandung
bermacam-macam substansi seperti glikogen, metafosfat anorganik, asam polihidroksibutirat,
belerang atau senyawa yang mengandung nitrogen yang berperan sebagai cadangan nutrisi
untuk sel yang di kenal dengan nama badan inklusi. Beberapa macam inklusi tertentu terdapat
pada satu spesies bakteri, sedangkan pada spesies lain tidak memilikinya. Oleh sebab itu,
jenis-jenis inklusi dapat digunakan untuk mengidentifikasi spesies bakteri.
6) Plasmid (Molekul DNA)
Kebanyakan bakteri memiliki plasmid. Plasmid merupakan molekul DNA kecil di
dalam sel yang secara fisik terpisah dari DNA kromosom dan bisa bereplikasi secara
independen. Pada bakteri plasmid berfungsi sebagai pembawa sifat non-esensial bagi
pertumbuhan bakteri yang berperan secara langsung dalam metabolisme dan segala kegiatan
biologis yang membantu pertumbuhan bakteri.
Struktur Tambahan.
1. Flagella
Flagella (tunggal = flagellum) adalah filamen yang memanjang ke arah luar sel.
Flagel merupakan alat gerak bakteri sehingga bakteri dapat bergerak dan berputar. Flagel
disusun oleh sub unit-sub unit protein disebut flagelin. Ukuran flagel berdiameter 12-18 nm
dan panjangnya lebih dari 20 nm. Flagella yang agak kaku berfungsi sebagai poros yang
mendorong sel dengan cara memutar searah atau berlawanan arah dengan jarum jam.
4. Endospora (Spora).
Endospora akan terbentuk bila sel bakteri berada pada kondisi lingkungan buruk
seperti suhu yang tinggi, kekeringan (kadar air minim), senyawa kimia beracun (disinfektan,
antibiotik) dan radiasi sinar UV. Endospora merupakan fase dimana bakteri tertentu
menebalkan dinding selnya sebagai bentuk pertahanan diri dari kondisi lingkungan yang
kurang menguntungkan, contoh pada Bacillus dan Clostridium. Endospora memiliki dinding
yang amat tebal jika dibandingkan dengan sel vegetatifnya, sehingga Endospora sangat sukar
diwarnai dengan pewarna biasa, dan harus menggunakan pewarna spesifik. Pewarna yang
biasa digunakan adalah malachite green.
5. Vakuola.
Beberapa bakteri yang hidup di air dan dapat berfotosintesis memiliki vakuola.
Vakuola berfungsi sebagai pencernaan makanan dan osmoregulaotr sel. Vakuola gas pada
bakteri berfungsi untuk mengatur jumlah gas sehingga bakteri akan meningkatkan atau
mengurangi kepadatan selnya secara menyeluruh serta dapat bergerak ke atas atau kebawah
didalam air. Dengan adanya vakuola gas pada bakteri menyebabkan bakteri dapat mengapung
dipermukaan air sehingga memperoleh sinar matahari untuk melakukan fotosintesis.
6. Klorosom.
Klorosom hanya terdapat pada bakteri yang melakukan fotosintesis. Klorosom
berbentuk lipatan yang terletak dibawah membran plasma mengandung klorofil dan pigmen
fotosintetik.