Anda di halaman 1dari 5

STRUKTUR MIKROORGANISME

Berdasarkan strukurnya bakteri terbagi menjadi dua yaitu struktur dasar dan struktur
tambahan.
1. Struktur dasar meliputi dinding sel, membrane plasma, sitoplasma, ribosom, granula,
DNA.
2. Struktur tambahan meliputi kapsul, flagellum, pili, fimbria, klorosom, vakuola,
endospore.

Struktur Utama (Dasar).


1) Dinding Sel
Dinding sel bakteri memiliki struktur yang kompleks dan agak kaku. Dinding sel
bakteri menentukan bentuk bentuk sel. Meskipun tidak mengandung enzim dan tidak
bersifat semipermeabel, namun dinding sel diperlukan agar sel bakteri dapat berfungsi
secara normal. Dinding sel yang kaku memungkinkan bakteri dapat mengatasi
konsentrasi osmosis yang berbeda-beda dan sitoplasma tidak mengembang
melampaui batas dinding yang kaku itu. Sejauh ini diketahui bahwa ketebalan dinding
sel bakteri berkisar 10-35 nm.

Komposisi kimiawi dinding sel bakteri.


Susunan dan struktur dinding sel prokariot sangat unik dan khas, serta tidak
ditemukan pada sel eukariotik. Penyebab kakunya dinding sel bakteri karena
kandungan peptidoglikan (PG).

Peptidoglikan tersusun oleh:

(1) N-asetilglokosamin (NAG),


(2) Asam N-Asetilmuramat (NAM),
(3) Peptida yang terdiri dari asam amino: alanin, glutamat, diaminopimelat, atau lisin
dan alanin.

Letak NAG (N-asetil glukosamin) dan NAM (N-asetil muramic) berselang-


seling membentuk tulang punggung dinding sel, Pada NAM terdapat 4 asam
amino. Asam amino ini membentuk ikatan silang dengan asam amino NAM
lainnya.
Peptidoglikan disebut juga mukopeptida, glikopeptida, muropeptida atau
murein peptidoglikan. Serat-serat peptidoglikan membentuk anyaman yang kuat
namun tidak padat (tidak solid) sehingga tidak menghalangi masuknya air, zat-zat
makanan, seperti mineral, glukosa, asam amino atau bahkan molekul organik.
Berdasarkan perbedaan kandungan dari dinding sel, bakteri dapat digolongkan
menjadi dua yaitu bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif. Bakteri Gram
positif dinding selnya tersusun PG (petidoglikan) sehingga dinding selnya kaku.
Pada bagian luar PG (petidoglikan) terdapat senyawa yang disebut asam teikhoat.
Bakteri Gram negatif mengandung PG (petidoglikan) dalam jumlah yang jauh
lebih sedikit, akan tetapi di bagian luar PG terdapat membran luar yang tersusun
atas lipoprotein dan fosfolipid serta mengandung lipopolisakarida. Karena
perbedaan komposisi dinding sel ini, bakteri Gram positif dan negatif memiliki
ketahanan yang berbeda. Bakteri Gram positif lebih rentan terhadap antibiotika
penisilin karena antibiotika ini dapat merusak PG. Sebaliknya karena jumlah PG
yang lebih banyak, bakteri Gram positif biasanya lebih tahan terhadap kerusakan
mekanis.

Ciri-ciri Bakteri Gram Positif.


1. Struktur dinding sel tebal sekitar 15-80 nm, berlapis tunggal (monolayer)
2. Dinding sel sebagian besar tersusun dari peptidoglikan dan sebagian lagian terdiri dari
polisakarida dan asam teikoat.
3. Bersifat lebih rentan terhadap penisilin, tidak peka terhadap streptomisin.
4. Lebih resisten terhadap gangguan fisik.
5. Toksin yang dibentuk berupa eksotoksin dan endotoksin

Ciri-ciri Bakteri Gram Negatif.


1. Komposisi dinding sel yang tipis sekitar 10-15 nm terdiri dari kandungan lipid yang
tinggi dan peptidoglikan.
2. Memiliki membrane plasma ganda yang diselimuti oleh membrane luar permeabel Lebih
tahan atau kuat terhadap antibiotik.
3. Tidak memilliki asam teikoa
4. Toksin yang dibentuk endotoksin

2) Membran Sel (Plasma)


Struktur membran sitoplasma atau membran sel berada di sebelah dalam dari dinding sel.
Oleh karena itu, jika dilihat dari struktur lapisan pada sel sel bakteri, membran plasma
dilindungi oleh dinding sel bakteri, yang mana sifat dinding sel bakteri yang lebih kaku jika
dibandingkan dengan membran sitoplasma. Mesosom merupakan struktur di mana membran
sitoplasma yang melipat ke dalam (invaginasi) sitoplasma. Mesosom berfungsi dalam sintesis
dinding sel, dan pembelahan nukleus sel bakteri. Membran sitoplasma penting untuk
mengendalikan lalu lintas substansi kimiawi dalam larutan, masuk ke dalam dan keluar sel.

Susbtansi-substansi (solut) dapat melewati membran sitoplasma, dapat dengan cara sebagai
berikut :

1. Difusi pasif
Proses difusi pasif, tidak bersifat spesifik untuk setiap solut, tetapi akan terjadi jika
terdapat perbedaan konsentrasi zat terlarut di luar sel dengan di dalam sel bakteri. Pada
proses ini, terjadi pergerakan substansi kimia (solut) yang melintasi membran sitoplasma,
dari area yang berkonsentrasi tinggi ke area yang berkonsetrasi yang lebih rendah. Difusi
pasif, berfungsi untuk menyamakan konsentrasi solut di kedua sisi membran sitoplasma.

2. Transpor aktif
Proses transpor aktif bersifat sangat spesifik (memperlakukan solut secara spesifik).
Transpor aktif berfungsi untuk menyimpan solut di dalam sel dengan konsentrasi yang
lebih tinggi daripada di luar sel. Membran atau selaput sitoplasma,

memiliki beberapa fungsi antara lain:


 Permeabilitas selektif dan pengangkutan larutan
 Pengangkutan elektron dan fosforilasi oksidatif
 Pengangkutan eksoenzim hidrolitik
 Berlaku sebagai tempat enzim dan molekul pembawa yang berfungsi dalam
biositesis DNA, polimer dinding sel dan lipid selaput.
 Mengandung reseptor dan protein lain dari sistem khemotaksis.

3) Sitoplasma.
a. Nukleoid
Sel-sel prokariot tidak memiliki nukleus sebagai tempat tersimpannya materi
genetik seperti pada eukaryotik, yang ada adalah suatu daerah yang disebut nukleoid
yang tidak dikelilingi oleh membran dan tidak mengadakan mitosis dan meiosis.
Strukturnya merupakan suatu masa amorf (tak berbentuk) yang lobuler terdiri dari
banyak kromatin yang fibriler.
Nukleoid terdiri dari molekul DNA yang membentuk kromosom. Molekul
DNA
mengandung informasi genetika dari sel bakteri. Bakteri juga mengandung DNA
yang membentuk lingkaran kecil disebut plasmid. Plasmid mengandung materi
genetika yang tidak penting bagi pertumbuhan sel dan bisa hilang tanpa
mengakibatkan sel mati.
Fibril-fibril yang tampak pada nukleotid merupakan DNA yang
panjang(sekitar 1400 nm) dan tipis (3 nm), fleksibel dan sirkuler. Filamen sirkuler
DNA semacam ini pada umumnya disebut kromosom bakteri. Pada bakteri DNA
ekstrakromosom yang berbentuk cincin-cincin kecil, dapat berreplikasi secara
autonom (tidak seirama dengan kromosom) dan dapat juga bertindak sebagai
determinan genetik dinamakan episom (plasmid).

4) Ribosom.
Ribosom merupakan tempat biosintesis protein. Ribosom terdapat baik pada sel
prokariotik maupun sel eukariotik, yang berfungsi sebagai tempat sintesis protein. Ribosom
disusun oleh dua subunit, setiap subunit mengandung protein dan sebuah tipe dari RNA
disebut ribosomal RNA (rRNA). Ribosom prokariotik berbeda dari ribosom eukariotik dalam
kandungan jumlah protein dan molekul rRNA, ribosom prokariotik juga lebih kecil dan
kurang padat jika dibandingkan dengan ribosom sel eukariotik. Ribosom sel prokariotik
(termasuk sel bakteri) disebut ribosom 70S, dan sel eukariotik dikenal sebagai ribosom 80S.
Ribosom bakteri 70S, dari kira-kira 800.000 dalton, dipisahkan ke dalam subunit 30S dan
50S. Subunit 30S mengandung RNA 16S, sebaliknya subunit 50S mengandung keduanya
RNA 23S dan 5S. Huruf S menujukkan unit Svedberg, yang menunjukkan laju relatif
sedimentasi (pengendapan) selama sentrifuge kecepatan tinggi.

5) Granula.
Granula ini berfungsi sebagai tempat menyimpan cadangan makanan karena bakteri
akan menyimpan cadangan makanan yang dibutuhkan. Granula-granula tersebut mengandung
bermacam-macam substansi seperti glikogen, metafosfat anorganik, asam polihidroksibutirat,
belerang atau senyawa yang mengandung nitrogen yang berperan sebagai cadangan nutrisi
untuk sel yang di kenal dengan nama badan inklusi. Beberapa macam inklusi tertentu terdapat
pada satu spesies bakteri, sedangkan pada spesies lain tidak memilikinya. Oleh sebab itu,
jenis-jenis inklusi dapat digunakan untuk mengidentifikasi spesies bakteri.
6) Plasmid (Molekul DNA)
Kebanyakan bakteri memiliki plasmid. Plasmid merupakan molekul DNA kecil di
dalam sel yang secara fisik terpisah dari DNA kromosom dan bisa bereplikasi secara
independen. Pada bakteri plasmid berfungsi sebagai pembawa sifat non-esensial bagi
pertumbuhan bakteri yang berperan secara langsung dalam metabolisme dan segala kegiatan
biologis yang membantu pertumbuhan bakteri.

Struktur Tambahan.
1. Flagella
Flagella (tunggal = flagellum) adalah filamen yang memanjang ke arah luar sel.
Flagel merupakan alat gerak bakteri sehingga bakteri dapat bergerak dan berputar. Flagel
disusun oleh sub unit-sub unit protein disebut flagelin. Ukuran flagel berdiameter 12-18 nm
dan panjangnya lebih dari 20 nm. Flagella yang agak kaku berfungsi sebagai poros yang
mendorong sel dengan cara memutar searah atau berlawanan arah dengan jarum jam.

Berdasarkan letak dan jumlah flagel dapat dibagi menjadi:


 Atriks ialah bakteri yang btidak memilki flagel contoh: Klebsiella sp, Shigella sp
 Monotriks ialah bakteri yang memiliki flagel tunggal pada salah satu ujungnya
contoh: Vibrio.
 Lopotriks ialah bakteri yang memiliki banyak flagella pada salah satu ujungnya
contoh: Rhodospiriullum rubrum.
 Amfitrik ialah bakteri yang memiliki flagel pada kedua ujungnya contoh:
Pseudomonas aeruginosa.
 Peritriks ialah bakteri yang memiliki flagel yang terletak
pada seluruh permukaan sel contoh: Salmonella

2. Pili dan Fimbriae.


Banyak bakteri Gram negatif, memiliki apendiks mirip rambut, yang lebih pendek,
lebih lurus dari flagella, dan digunakan untuk perlekatan dan transfer Deoxyribonucleic Acid
(DNA) daripada untuk motilitas. Struktur ini mencakup protein, yang disebut pilin. Struktur
pilin terdiri atas dua tipe yaitu pili (tunggal = pillus) dan fimbriae (tunggal = fimbria).
Fimbriae berjumlah sedikit sampai beberapa ratus buah persel bakteri. Fimbriae berperan
lebih ke perlekatan antara satu sel dengan sel bakteri lain, dan ke suatu permukaan.
Sedangkan Pili biasanya lebih panjang dari fimbriae dan jumlahnya hanya satu atau dua buah
per sel bakteri. Pili dilibatkan dalam hal motilitas dan transfer DNA pada sel bakteri.
Beberapa pili digunakan untuk membawa bakteri bersama-sama yang memungkinkan transfer
DNA dari satu sel ke sel lain, yang mana proses ini dinamakan konjugasi. Pili yang terlibat
dalam proses konjugasi dinamakan pili (seks) konjugasi.

3. Kapsul atau Lendir.


Kapsul atau lender pada bakteri berfungsi untuk melindungi bakteri dari lingkungan
luar juga sebagai tempat penyimpanan makanan. Kapsul atau selubung lendir merupakan
suatu lapisan di permukaan luar sel yang terbentuk dari akumulasi senyawa-senyawa yang
kaya akan air. contohnya bakteri yang memiliki kapsul terdapat pada bakteri Pneumcoccus sp.
Kapsul dapat menyebabkan timbulnya sifat virulen/ infeksi terhadap inangnya. Jika bakteri
kehilangan kapsul, maka ia dapat kehilangan virulensinya.
Bentuk kapsul pada bakteri dapat dilihat dengan menggunakan metode pengecatan
negatif memakai tinta cina atau nigrosin. Setelah diwarnai kapsul akan tampak transparan
diantara background yang berwarna gelap. Kapsul tersusun atas polisakarida yang terdiri atas
glukosa, gula amino, rhamnosa, serta asam organik seperti asam piruvat dan asam asetat. Ada
pula yang mengandung peptida yaitu kapsul pada bakteri Bacillus sp.

4. Endospora (Spora).
Endospora akan terbentuk bila sel bakteri berada pada kondisi lingkungan buruk
seperti suhu yang tinggi, kekeringan (kadar air minim), senyawa kimia beracun (disinfektan,
antibiotik) dan radiasi sinar UV. Endospora merupakan fase dimana bakteri tertentu
menebalkan dinding selnya sebagai bentuk pertahanan diri dari kondisi lingkungan yang
kurang menguntungkan, contoh pada Bacillus dan Clostridium. Endospora memiliki dinding
yang amat tebal jika dibandingkan dengan sel vegetatifnya, sehingga Endospora sangat sukar
diwarnai dengan pewarna biasa, dan harus menggunakan pewarna spesifik. Pewarna yang
biasa digunakan adalah malachite green.

5. Vakuola.
Beberapa bakteri yang hidup di air dan dapat berfotosintesis memiliki vakuola.
Vakuola berfungsi sebagai pencernaan makanan dan osmoregulaotr sel. Vakuola gas pada
bakteri berfungsi untuk mengatur jumlah gas sehingga bakteri akan meningkatkan atau
mengurangi kepadatan selnya secara menyeluruh serta dapat bergerak ke atas atau kebawah
didalam air. Dengan adanya vakuola gas pada bakteri menyebabkan bakteri dapat mengapung
dipermukaan air sehingga memperoleh sinar matahari untuk melakukan fotosintesis.

6. Klorosom.
Klorosom hanya terdapat pada bakteri yang melakukan fotosintesis. Klorosom
berbentuk lipatan yang terletak dibawah membran plasma mengandung klorofil dan pigmen
fotosintetik.

Anda mungkin juga menyukai