Anda di halaman 1dari 9

1.

Pengertian Sel
Struktur sel prokariotik dan eukariotik Istilah sel pertama kali dikemukakan oleh Robert
Hooke, Ilmuwan Inggris, pada tahun 1665 yang berarti ruangan kosong. Ia meneliti sayatan
gabus di bawah mikroskop yang terdiri atas ruangan-ruangan yang dibatasi oleh dinding. Hal
tersebut benar karena sel-sel gabus merupakan sel-sel yang telah mati sehingga di dalam sel
tersebut kosong, tidak berisi. Pada tahun 1839, seorang biolog Perancis, Felix Durjadin meneliti
beberapa jenis sel hidup dan menemukan isi dalam rongga sel yang penyusunnya disebut sarcode.
Johanes Purkinje (1789-1869) mengadakan perubahan nama Sarcode menjadi protoplasma. Max
Schultze (1825-1874), seorang anatomi mengemukakan protoplasma merupakan dasar fisik
kehidupan. Theodore Schwann (1801-1881), seorang pakar zoologi Jerman, meneliti secara
cermat dan intensif sel-sel hewan; dan Mathias Schleiden (1804 1881), pakar botani Jerman
meneliti sel-sel tumbuhan. Berdasarkan hasil pengamatannya, kedua peneliti tersebut
mengemukakan bahwa baik tubuh hewan maupun tubuh tumbuhan terdiri atas sel-sel.
Perkembangan pengetahuan tentang sel tidak terlepas dari perkembangan ilmu di bidang lainnya.
Dengan teknik pewarnaan secara histokimia dan penggunakan mikroskop elektron,
terungkap bahwa di dalam sitoplasma, terdapat berbagai macam organel (organ kecil). Semua sel
mempunyai sifat-sifat dasar secara umum. Semua sel dibatasi oleh membran plasma. Di
dalamnya terdapat bahan semicair yang dinamakan sitosol yang mengandung organel-organel.
Semua sel mengandung kromosom, yang membawa gen-gen (DNA, asam nukleat deoksiribosa).
Semua sel mengandung ribosom yang merupakan organel kecil yang berfungsi membentuk
protein menurut instruksi dari gen.
Berdasarkan keadaan intinya, sel dibedakan dalam dua macam, yaitu: sel prokariotik dan
sel eukariotik. Pada sel prokariotik, materi inti (DNA) terdapat dalam nukleoid yang tidak
dibatasi oleh membran inti. Contoh sel prokariotik ialah bakteri, dan gangang biru yang termasuk
Monera. Sedangkan pada sel eukariotik terdapat membran inti, yang memisahkan materi inti
(DNA dan protein histon membentuk kromosom) dari sitoplasma. Sel eukariotik dijumpai pada
Tumbuhan, Hewan, Cendawan, dan Protista. Sel bakteri dibatasi oleh membran plasma. Di
dalamnya terdapat nukleoid (DNA) tanpa dibatasi oleh membran inti, dan ribosomDi sebelah luar
dari membran plasma terdapat dinding sel yang disusun oleh peptidoglikan (kompleks gula dan
protein).
Pada sebagian bakteri sel tersebut dibungkus oleh kapsul (disusun oleh gula). Bakteri
mempunyai alat gerak berupa flagel. Pada permukaan sel bakteri terdapat pili yang dapat
digunakan untuk menempel pada substratnya. Pada bakteri fotosintetik dan ganggang hijau biru
terdapat klorofil yang tersebar dalam sitoplasma, tanpa membran yang membatasinya dengan
bagian sel lainnya. Jadi, sel prokariotik ada yang mempunyai klorofil tetapi tidak dalam kloroplas
(plastid yang berwarna hijau). Sel prokariotik mempunyai ukuran yang jauh lebih kecil (kurang
lebih sepersepuluhnya) dari sel eukariotik (Campbell et al, 2006).
Pada sel tumbuhan, sel hewan, dan sel eukariotik lainnya, selain membran plasma yang
membatasi sel dengan lingkungan luarnya, juga terdapat sistem membran dalam (internal) yang
membatasi organel- organel di bagian dalam sel dengan sitoplasma. Nukleus (inti) dibatasi oleh
membran inti sehingga bahan-bahan yang ada di dalamnya terpisah dari sitoplasma. Vakuola
terpisah dari sitoplasma karena dibatasi oleh membran (tonoplas). Demikian juga pada organel
bermembran lainnya, yang terpisah satu sama lain sehingga masing-masing organel
menyelenggarakan reaksi-reaksi kimia secara terpisah. Dengan kata lain, sel eukariotik telah
mengalami kompartementasi, terbagi dalam beberapa ruang. Perbedaan sel prokariotik dan sel
eukariotik Keterangan:
- (tidak ada); + (ada) Berdasarkan jumlah kromosom dan fungsinya, sel dibedakan ke
dalam dua kelompok, yaitu sel somatik dan sel reproduktif. Sel somatik merupakan sel-sel
penyusun tubuh, dengan jumlah kromosom 2n (diploid). Dalam proses pertumbuhan makhluk
hidup multiseluler sel somatic mengalami proses pembelahan mitosis. Sel reproduktif berfungsi
untuk perbanyakan makhluk hidup secara seksual. Sel ini dibentuk melalui proses meiosis
sehingga mempunyai jumlah kromosom n (haploid). Bagian sel ada yang bersifat hidup dan ada
yang mati. Bagian sel yang hidup dikenal sebagai protoplasma, terdiri atas inti dan sitoplasma.
Bagian mati berupa dinding sel dan isi vakuola. Sel-sel pada tubuh hewan dan tumbuhan
termasuk dalam golongan sel eukariotik, sedangkan pada mikroorganisme ada yang eukariotik
misalnya protozoa, protista, dan fungi. Ada pula yang bersifat prokariotik misalnya pada bakteri
dan ganggang biru.

2. Struktur dan Fungsi sel


Struktur sel dibagi menjadi struktuk sel prokariotik dan eukariotik.
a. Struktur sel prokariotik
Semua sel prokariotik mempunyai membram plasma, nukleoid (berupa DNA dan RNA),
dan sitoplasma yang mengandung ribosom.sel prokariotik tidak memiliki membram inti. karena
tidak mempunyai membram inti maka bahan inti yang berada di dalam sel mengadakan kontak
langsung dengan protoplasma.ciri lain dari sel prokariotik adalah tidak memiliki sistem
endomembram (membram dalam),sepert reticulum endoplasma dan komplek golgi.selain itu, sel
prokariotik juga tidak memiliki mitokondria dan kloropas, namun mempunyai struktur yang
berfungsi sama, yaitu mesosom dan kromatofor.

b. Struktur sel eukariotik


Perbedaan pokok antara sel prokariotik dan eukariotik adalah sel eukariotik memiliki
membram inti, sedangkan sel prokariotik tidak.selain itu sel, eukariotik memiliki
sistemendomembram, yakni memiliki organel-organel bermembram seperti retikulum
endoplasma, komplek Golgi, mitokondria, dan lisosom. sel eukariotik juga memiliki sentriol,
sedangkan sel prokariotik tidak.
3. Bagian utama sel dan organel sel
1. Membran plasma
Membran sel atau membran plasma tersusun atas molekul lemak dan protein.Membran sel
bersifat semipermeabel.fungsinya sebagai pelindung molekuler sel terhadap lingkungan di
sekitarnya, dengan jalan mengatur lalu lintas molekul dan ion-ion dari luar dan ke dalam sel.

2. Nukleus atau inti sel


Inti sel memiliki membran inti susunan molekul membran inti sama dengan susunan
molekul membran sel,yaitu berupa lipoprotein.
Dalam inti sel terdapat:
a) Nukleolus atau (anak inti),befumngsi menyintesis berbagai macam molekul RNA
(asam ribonukleat) yang di gunakana dalam perakitan ribosom.
b) Nukleoplasma(cairan inti) merupakan zat yang tersusun dari protein.
c) Butiran kromatin yang terdapat pada nukluoplasma.Pada saat sl membelah, butiran
kromatin menebal menjadi struktur benang yang di sebut kromosom yang
mengandung DNA atau asam deoksiribonukleat yang berfungsi menyampaikan
informasi genetic melalui sintesis protein.

3. Sitoplasma
Sitoplasma tersusun atas air, protein, lemak, mineral, dan enzim-enzim di pergunakan
untuk mencerna makanan secara ekstraseluler dan untuk melakukan proses metabolisme sel.
metabolisme terdiri dari proses penyusunan (anabolisme) dan penguraian (katabolisme) zat-zat.
Sitoplasma mengandung organel-organel sel berikut ini :
A. Retikulum Endoplasma
Retikulum berasal dari kata Reticular yang berarti anyaman benang atau jala, karena
letaknya memusat pada bagian dalam sitoplasma ( endoplasma ),maka disebut sebagai retikulum
endoplasma (disingkat RE ).RE merupakan perluasan membran yang saling berhubungan yang
membentuk saluran pipih didalam sitoplasma.Fungsi dari RE diantaranya sebagai alat
transportasi zat-zat yang diperlukan inti sel dari luar inti sel.
Berdasarkan ada tidak nya ribosom RE dibagai dua tipe yaitu :
1) RE kasar/granuler ; bila pada permukaan membrane RE ini ditempeli ribosom
sehingga tampak berbintil-bintil. RE kasar merupakan penampung protein yang
dihasilkan ribosom.Protein yang dihasilkan masuk kedalam rongga RE.fungsi REK
adalah mendukung sintesis protein dan menyalurkan bahan genetic antara inti sel
dengan sitoplasma.
2) RE halus ; bila pada membrane RE ini tidak ditempeli ribosom sehingga tampak
halus. Sel-sel kelenjar mengandung lebih banyak RE dibandingkan sel-sel bukan
kelenjar
B. Badan golgi
Badan golgi adalah sekelompok kantong (vesikula) pipih yang dikelilingi membran.
Organel ini terdapat hamper disemua sel eukariotik. Badan golgi di bangun oleh membran yang
berbentuk sisterna, tubulus dan vesikula. Sisterna membentuk pembuluh halus (tubulus).Dari
tubulus dilepaskan kantong kecil yang berisi bahan-bahan yang diperlukan seperti enzim-enzim
atau pembentuk dinding sel.
Fungsi Kompleks Golgi antara lain:
 Mengangkut dan mengubah secara kimia materi materi yg ada didalamnya
 Menghasilkan lender, lili pada tanaman perca, dan secret yg bersifat lengket
 Kadang kadang untuk transport lemak
 Pembentukan lisosom
 Membuat enzim pencerSnaan yg belum aktif
 Mensintesis polisakarida untuk bahan bahan dinding sel pada tumbuhan

C. Ribosom
Ribosom berupa organel kecil bergaris tengah 17-20 mikron tersusun oleh RNA ribosom
dan protein.Ribosom terdapat bebas di sitoplasma atau melekat pada REK.Tiap ribosom terdiri
dari 2 subunit yang berbeda ukuran yang saling berhubungan dalam suatu ikatan yang di
stabilkan oleh ion magnesium. Ribosom berfungsi untuk sintesis protein.

D. Lisosom
Lisosom merupakan kantong yang di kelilingi membran tunggal yang digunakan sel untuk
mencerna makro molekul. Lisosom dihasilkan oleh badan golgi yang penuh protein.Lisosom
berisi berbagai jenis enzim yang dapat memecahkan polisakarida, lipid, fosfolipid, asam nukleat
dan protein.Lisosom berfungsi sebagai tempat pembuatan enzim-enzim pencernaan.

E. Mitokondria
Mitokondria merupakan penghasil energi ( ATP ) karena berfungsi untuk respirasi .
Secara umum dapat dikatakan bahwa mitokondria berbentuk butiran atau benang .
Mitokondria  mempunyai sifat plastis ,artinya bentuknya mudah berubah . Ukurannya seperti
bakteri dengan diameter 0,5-1 mikrometer dan panjang 3-10 mikrometer.Mitokondria
mempunyai 2 lapisan membran yaitu membran dalam dan membran luar.Membran luar memiliki
prmukaan halus dan membran dalam berlekuk-lekuk (krista). Pada terdapat enzim untuk
fosfolirasi oksidatif dan sistem transpor elektron.
Membran dalam membagi mitokondria menjadi 2 ruang yaitu:
 Ruang intermembran
Merupakan ruangan diantara diantara membran luar dan membran dalam.
Membran luar dapat di lalui semua molekul kecil, tetapi tidak dapat dilalui protein
dan molekul besar .
 Matriks mitokondria merupakan ruang yang diselubungi oleh membran dalam.
F. Peroksisom.
Struktur ini mirip dengan lisosom, mengandung enzim-enzim seperti katalase. Enzim ini
bekerja mengkatalisis prombakan peroksida yang bersifat racun menjadi molekul netral H2O dan
O2.

G. Sentriol
Sentriol merupakan organel yang dapat dilihat ketika sel mengadakan pembelahan.Pada
fase tertentu dalam daur hidupnya sentriol memiliki silia atau flagela.Sentriol hanya dijumpai
pada sel hewan , sedangkan pada sel tumbuhan tidak.

4. Pengertian Biologi Molekuler


Istilah biologi molekular pertama kali dikemukakan oleh William Astbury pada tahun
1945. Pengertian biologi molekular pada saat ini merupakan ilmu yang mempelajari fungsi dan
organisasi jasad hidup (organisme) ditinjau dari struktur dan regulasi molekular unsur atau
komponen penyusunnya (Yuwono, 2007).
Biologi Molekuler juga merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari hubungan
antara struktur dan fungsi molekul-molekul hayati serta kontribusi hubungan tersebut terhadap
pelaksanaan dan pengendalian berbagai proses biokimia. Secara lebih ringkas dapat dikatakan
bahwa Biologi Molekuler mempelajari dasar-dasar molekuler setiap fenomena hayati. Oleh
karena itu, materi kajian utama di dalam ilmu ini adalah makromolekul hayati, khususnya asam
nukleat, serta proses pemeliharaan, transmisi, dan ekspresi informasi hayati yang meliputi
replikasi, transkripsi, dan translasi.
Perkembangan  ilmu biologi molekular tidak dapat dipisahkan dengan berbagai macam
disiplin ilmu-ilmu yang lain, sperti biologi sel, genetika, biokimia, kimia organik, dan biofisika.
Pada dasarnya ilmu-ilmu tersebut mempelajarai satu subjek yang sama yaitu mahlik hidup,
namun dengan pendekatan dan sudut pandang yang berbeda.
Mahluk hidup yang menjadi objek dalam biologi molekular meliputi dua kelompok besar
yaitu : organisme selular, dan organisme nonselular. Organisme selular tersusun atas satuan atau
unit yang disebut sel. Sel mempunyai komponen subselular dan organel yang terorganisasi dalam
satu-kesastuanyang holistik. Contoh dari organisme seluler meliputi bakteri, jamur, tumbuhan,
hewan, dan manusia. Sementara organisme nonselular meliputi prion, viroid, dan virus.
Dalam mempelajari biologi molekular, pada hakikatnya akan berkaitan dengan analisis
makromolekul. Analisis makromolekul tersebut dapat dilakukan denagn berdasarkan atas reaksi
atau dengan mempelajari struktur fisiknya. Beberapa metode yang digunakan dalam studi biologi
molekular anatara lain penggunaan radioisotop, sentrifugasi, dan elektroforesis.
A. Radioisotop
Isotop adalah elemen-elemen kimia yang mempunyaijumlah proton yang sama di dalam
inti atomnya, tetapi massa atomnya (jumlah prton dan neutron) berbeda. Beberapa isotop bersifat
labil dan mengalami peluruhan secara spontan yang kadang-kadang diikuti oleh oleh penyebaran
radiasi elektromagnetik. Atom-atom yang memiliki sifat demikaian dinamakan sebagai
radioisotop. Penggunaan radioisotop untuk mendeteksi hasil suatu reaksi kimia terdiri dari
autoradiografi dan penggunaan alat seperti Geiger-Muller counter atau scintillation counter.
B. Sentrifugasi
Sentrifugasi digunakan untuk fraksionasi sel atau pemisahan bagian-bagian sel atau
organel dan juga pemisahan molekuler. Prinsip sentrifugasi berdasarkan atas fenomena bahwa
partikel yang tersuspensi di dalam suatu wadah (tabung) akan mengendap ke dasar wadah karena
pengaruh gravitasi. Laju pengendapan akan dipercepat dengan alat sentrifuge dengan cara diputar
dengan kecepatan tinggi.
C. Elektroforesis
Elektroforesis merupakan suatu metode pemisahan molekular selular berdasarkan
ukurannya dengan menggunakan medan listrik yamg dialirkan pada suatu medium yang
mengandung sampel yang akan dipisahkan. Teknik ini dapat digunakan untuk menganalisis
DNA, RNA, maupun protein.
 
5. Sejarah & Perkembangan Biologi Molekuler
Biologi Molekuler merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari hubungan
antara struktur dan fungsi molekul-molekul hayati serta kontribusi hubungan tersebut terhadap
pelaksanaan dan pengendalian berbagai proses biokimia. Secara lebih ringkas dapat dikatakan
bahwa Biologi Molekuler mempelajari dasar-dasar molekuler setiap fenomena hayati.
Meskipun sebagai cabang ilmu pengetahuan tergolong relatif masih baru, Biologi
Molekuler telah mengalami perkembangan yang sangat pesat semenjak tiga dasawarsa yang lalu.
Kebanyakan dari kemajuan-kemajuan itu pada awalnya adalah berkat kerja yang baik para
peneliti yang memberi perhatian pada jasad renik. Menurut Francois Jacob dan James D. Watson
penemuan sukses di tahun 1950-an dan 960-an yang dapat digunakan dalam mempelajari sel dan
organ pada organisme tingkat tinggi  adalah berupa :
 Penemuan struktur DNA
 Peranan RNA (sintesis protein)
 Kode genetic
 Cara pengaturan gen pada bakteri
Telah diadakan pendekatan molekuler dalam biologi dan akan sangat mempengaruhi tiap
disiplin ilmu dalam biologi seperti : Histologi, Sitologi ,Anatomi,Embriologi, Genetika, fisiologi,
evolusi.  Perbedaannya adalah, pada saat itu para ahli biologi dalam studinya menggunakan sel-
sel prokariotik, terutama suatu tipe bakteri Eschericia coli. Berbeda dengan waktu ini yang
menggunakan sel eukariotik. Tetapi kebanyakan sifat-sifat yang menyebabkan organisme tingkat
tinggi berbeda dengan bakteri sekarang sudah dapat ditunjukkan pada tingkat molekuler.
Pada akhir abad ke-19 timbul 2 teori, yaitu teori evolusi dan teori sel, yang mendorong
adanya konversi dalam biologi dari masa lalu yang observasional menjadi ilmu eksperimental
yang aktif.dalam teori evolusinya, Darwin dan Wallace melihat ketidaktetapan dunia hayati.
Mereka mengajukan hipotesa bahwa perubahan-perubahan massa tanah, fluktuasi suhu dan hujan
lokal, dan perubahan iklim jangka lama, merupakan penyebab ‘seleksi alam’. Di lingkungan
selektif itu dapat muncul jenis-jenis baru, sedang jenis –jenis lama yang tidak bisa menyesuaikan
diri akan mati.
Pada akhir abad ke-17 ahli berkebangsaan Belanda, Anton Van Leeuwenhoek, membuat
mikroskop yang pertama. Alat ini menunjukkan padanya adanya partikel-partikel kecil yang tidak
dapat dilihat dengan mata biasa. Pada waktu yang hampir bersamaan, Robert Hooke mengamati
unitunit mikroskopik yang menyusun gabus, suatu jaringan mati. Ia menamakan unit-unit tersebut
sel. Setelah mikroskop yang modern, teknik-teknik pengawetan jaringan, serta alat-alat untuk
membuat irisan tipis telah ada pada awal abad ke-19 para penyelidik tidak hanya melihat bahwa
jaringan disusun oleh unit-unit sel, tetapi juga bahwa sel-sel dapat membelah. Mulailah diketahui
bahwa tiap sel menunjukkan kehidupan. Hingga dapat dinyatakan bahwa ada satu prinsip
universal mengenai perkembangan untuk bagian-bagian dasar pada organisme, walaupun
berbeda, dan prinsip ini adalah pembentukan sel-sel.
Menurut kepercayaan orang dahulu tidak ada suatu bagianpun dari organisme yang
dulunya hidup. Selain itu, dulu diduga bahwa suatu bentuk primitif protoplasma, suatu “blastema
primitif”, merupakan bahan asal kebanyakan organisme. Namun, teori sel sangat melemahkan
pendapat ini dengan dalil organisme dapat timbul dari organisme-organisme penyusunnya.suatu
kesimpulan dari teori sel adalah paling penting jika sel-sel masing-masing dapat tumbuh dan
membelah, maka sel-sel itu adalah subyek yang cocok untuk studi organisme hidup. Sbelum
jaman Louis Pasteur, organisme bersel satu yang diamati Leeuwenhoek dianggap timbul sebagai
“generatio spontanea”. Tetapi percobaan Pasteur memunyai bobot untuk melawan konsep
tersebut. Menjelang akhir abad ke-19 teori sel diterima secara luas dan dasar biologi modern telah
ada.
Pada awal abad ke-19 ditemukan bahwa suatu bagian utama ekstrak yang berasal dari sel-
sel tumbuhan dan hewan adalah bahan yang sangat kompleks yang menghasilkan endapan
“fibrous” jika ekstrak tersebut dipanasi atau dicampur dengan asam.G.J. Mulder berkesimpulan
di tahun 1838 bahwa bahan “fibrous” tersebut adalah protein. Pada tahun 1900, 16 dari 20 asam
amino standard yang menjadi penyusun protein telah diketahui.Pada tahun 1865 hukum-hukum
dasar pewarisan ditemukan oleh Gregor Mendel. Namun kesimpulan-kesimpulannya ini jauh
lebih awal dari ilmu yang bersangkutan sehingga diabaikan begitu saja. Baru pada tahun 1900
kesimpulan-kesimpulan tersebut diterima dalam dunia ilmu pengetahuan. Adalah suatu hal yang
wajar jika teori sel mengakar lebih kuat dahulu sebelum para ahli biologi memahami hubungan
antara genetika Mendel dengan pembelahan sel. Setelah itu orang memalingkan perhatiannya
kepada sperma dan sel telur yang persatuannya merupakan langkah pertama dalam semua
pembelahan sel pada organisme tingkat tinggi.
Berkat penemuan ini selanjutnya berkembang dan diketahui proses-proses pembelahan
mitosis dan meiosis. Tidak hanya berhenti disitu, para ahli biologi semakin gencar melakukan
penelitian dan mendapatkan penemuan yang berguna bagi dunia ilmu pengetahuan, mulai dari
inti sel dan kromosom, enzim, DNA (menetapkannya sebagai bahan genetik), struktur DNA,
virus, basa nitrogen, dan banyak lagi. Sejak tahun 1975 teknik-teknik baru telah memungkinkan
manusia untuk mengisolasi segmen DNA dan memurnikannya dalam jumlah besar. Pada
umumnya pendekatan molekuler diterapkan pada sel-sel euakariotik.
 
6. Kaitan Biologi Molekuler dengan ilmu Lain
Para peneliti biologi molekular menggunakan teknik-teknik khusus yang khas biologi
molekular (lihat subbab Teknik di bagian lain artikel), namun kini semakin memadukan teknik-
teknik tersebut dengan teknik dan gagasan-gagasan dari genetika dan biokimia. Tidak terdapat
lagi garis tegas yang memisahkan disiplin-disiplin ilmu ini seperti sebelumnya. Secara umum
keterkaitan bidang-bidang tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
 Biokimia – telaah zat-zat kimia dan proses-proses vital yang berlangsung pada
makhluk hidup.
 Genetika – telaah atas efek perbedaan genetik pada makhluk hidup (misalnya telaah
mengenai mutan).
 Biologi molekular – telaah dalam skala molekul atas proses replikasi, transkripsi, dan
translasi bahan genetik.
Telah diadakan pendekatan molekuler dalam biologi dan akan sangat mempengaruhi tiap
disiplin ilmu dalam biologi seperti :
1) Histologi :
Bidang biologi yang mempelajari tentang struktur jaringan secara detail menggunakan
mikroskop pada sediaan jaringan yang dipotong tipis. Histologi dapat juga disebut sebagai ilmu
anatomi mikroskopis.
2) Sitologi :
Ilmu yang mempelajari tentang sel. Pemeriksaan sitologi yang sering digunakan untuk
mendeteksi kanker payudara adalah dengan cairan antara selaput pembungkus paru (cairan
pleura).
3) Anatomi :
Cabang dari biologi yang berhubungan dengan struktur dan organisasi dari makhluk
hidup.
4) Embriologi:
Cabang ilmu yang mempelajari perkembangan embrio dalam rahim ibu.
5) Genetika :
Cabang biologi yang mempelajari pewarisan sifat pada organisme maupun suborganisme
(seperti virus dan prion)
6) Fisiologi :
Turunan biologi yang mempelajari bagaimana kehidupan berfungsi secara fisik dan
kimiawi.
7) Evolusi :
Ilmu yang mempelajari perubaan-perubahan pada makhluk hidup dalam jangka waktu
yang sangat lama.
Semakin banyak bidang biologi lainnya yang memfokuskan diri pada molekul, baik
secara langsung mempelajari interaksi molekular dalam bidang mereka sendiri seperti pada
biologi sel dan biologi perkembangan, maupun secara tidak langsung (misalnya dengan
menggunakan teknik biologi molekular untuk menyimpulkan ciri-ciri historis populasi atau
spesies) seperti pada genetika populasi dan filogenetika.

Anda mungkin juga menyukai