Anda di halaman 1dari 10

BAB 1.

SEL

A. Sejarah Penemuan Sel


Pada tahun 1665, Robert Hooke mengamati sayatan gabus dari batang Quercus suber menggunakan
mikroskop. Ia menemukan adanya ruang-ruang kosong yang dibatasi dinding tebal dalam
pengamatannya. Robert Hooke menyebut ruangruang kosong tersebut dengan istilah cellulae artinya
sel. Sel yang ditemukan Robert Hooke merupakan sel-sel gabus yang telah mati. Sejak penemuan
itu, beberapa ilmuwan berlomba untuk mengetahui lebih banyak tentang sel. Ilmuwan Belanda
bernama Antonie van Leeuwenhoek (1632–1723) merancang sebuah mikroskop kecil berlensa
tunggal. Mikroskop itu digunakan untuk mengamati air rendaman jerami. Ia menemukan organisme
yang bergerak-gerak di dalam air, yang kemudian disebut bakteri. Antonie van Leeuwenhoek
merupakan orang pertama yang menemukan sel hidup.
a. Sel Merupakan Kesatuan atau Unit Struktural Makhluk Hidup
Teori ini dikemukakan oleh Jacob Schleiden (1804–1881) dan Theodor Schwan (1810–1882).
Tahun 1839 Schleiden, ahli botani berkebangsaan Jerman, mengadakan pengamatan
mikroskopis terhadap sel tumbuhan. Pada waktu yang bersamaan Theodor Schwan melakukan
pengamatan terhadap sel hewan. Dari hasil pengamatannya mereka menarik kesimpulan sebagai
berikut.
1) Tiap makhluk hidup terdiri dari sel.
2) Sel merupakan unit struktural terkecil pada makhluk hidup.
3) Organisme bersel tunggal terdiri dari sebuah sel, organisme lain yang tersusun lebih dari
satu sel disebut organisme bersel banyak.
b. Sel Sebagai Unit Fungsional Makhluk Hidup
Max Schultze (1825–1874) menyatakan bahwa protoplasma merupakan dasar fisik kehidupan.
Protoplasma bukan hanya bagian struktural sel, tetapi juga merupakan bagian penting sel
sebagai tempat berlangsung reaksi-reaksi kimia kehidupan. Berdasarkan hal ini muncullah teori
sel yang menyatakan bahwa sel merupakan kesatuan fungsional kehidupan.
c. Sel Sebagai Unit Pertumbuhan Makhluk Hidup
Rudolph Virchow (1821–1902) berpendapat bahwa omnis cellula ex cellulae (semua sel berasal
dari sel sebelumnya).
d. Sel Sebagai Unit Hereditas Makhluk Hidup
Ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong penemuan unit-unit penurunan sifat yang terdapat
dalam nukleus, yaitu kromosom. Dalam kromosom terdapat gen yang merupakan unit pembawa
sifat. Melalui penemuan ini muncullah teori bahwa sel merupakan unit hereditas makhluk hidup.
Penemuan-penemuan yang mendukung perkembangan teori sel sebagai berikut.
1) Robert Brown (1812), Biolog Skotlandia, menemukan benda kecil terapung dalam cairan
sel yang ia sebut nukleus.
2) Felix Durjadin (1835), beranggapan bahwa bagian terpenting sel adalah cairan sel yang
sekarang disebut protoplasma.
3) Johanes Purkinye (1787–1869), orang pertama yang mengajukan istilah protoplasma untuk
menamai bahan embrional sel telur.

B. Struktur dan Fungsi Bagian-Bagian Sel


1. Struktur Sel Prokariotik
Semua sel prokariotik mempunyai membran plasma,
nukleoid berupa DNA dan RNA, serta sitoplasma yang
mengandung ribosom. Sel prokariotik tidak memiliki
membran inti sehingga bahan inti yang berada dalam sel
mengadakan kontak langsung dengan protoplasma. Sel
prokariotik juga tidak memiliki sistem endomembran
(membran dalam), seperti retikulum endoplasma dan
kompleks Golgi. Selain itu, sel prokariotik juga tidak
memiliki mitokondria dan kloroplas, tetapi mempunyai
struktur yang berfungsi sama dengan keduanya, yaitu mesosom dan kromatofor. Contoh sel
prokariotik adalah bakteri (Bacteria) dan Sianobakteri (Cyanobacteria).

Adapun bagian-bagian sel bakteri sebagai berikut.


a. Dinding Sel
Dinding sel bakteri dan Archae tersusun atas peptidoglikan, lipid, dan protein. Dinding sel berfungsi
sebagai pelindung dan pemberi bentuk yang tetap. Pada dinding sel terdapat pori-pori sebagai jalan
keluar masuknya molekul-molekul.
b. Membran Plasma
Membran sel atau membran plasma tersusun atas molekul lipid dan protein. Membran plasma
berfungsi sebagai pelindung molekular sel terhadap lingkungan di sekitarnya, dengan jalan
mengatur lalu lintas molekul dan ion-ion dari dalam.
c. Sitoplasma
Sitoplasma tersusun atas air, protein, lipid, mineral, dan enzim-enzim. Enzim-enzim digunakan
untuk mencerna makanan secara ekstraselular dan untuk melakukan proses metabolisme sel.
Metabolisme sel meliputi proses penyusunan (anabolisme) dan penguraian (katabolisme) zat-zat.
d. Mesosom
Kadang-kadang pada tempat tertentu, membran plasma melekuk ke dalam membentuk bangunan
yang disebut mesosom. Mesosom berfungsi sebagai penghasil energi. Biasanya mesosom terletak
dekat dinding sel yang baru terbentuk pada saat pembelahan biner sel bakteri. Pada membran
mesosom terdapat enzim-enzim pernapasan yang berperan dalam reaksi-reaksi oksidasi untuk
menghasilkan energi.
e. Ribosom
Ribosom merupakan organel tempat berlangsungnya sintesis protein. Ukurannya sangat kecil,
berdiameter antara 15–20 nm (1 nanometer = 10–9 meter). Di dalam sel E. coli terkandung 15.000
butir ribosom atau sekitar 25% massa total sel bakteri.
f. DNA
DNA atau asam deoksiribonukleat merupakan persenyawaan yang tersusun atas gula deoksiribosa,
fosfat, dan basa-basa nitrogen. DNA berfungsi sebagai pembawa informasi genetik, yaitu sifat-sifat
yang harus diwariskan kepada keturunannya. Oleh sebab itu, DNA disebut pula sebagai materi
genetik. Pembahasan lebih mendetail akan Anda jumpai di kelas XII.
g. RNA
RNA atau asam ribonukleat merupakan persenyawaan hasil transkripsi DNA. Jadi, bagian tertentu
DNA melakukan transkripsi membentuk RNA. RNA membawa kode-kode genetik sesuai pesanan
DNA. Selanjutnya, kode-kode genetik itu akan diterjemahkan dalam bentuk urutan asam amino
dalam proses sintesis protein.

2. Struktur Sel Eukariotik


Semua sel eukariotik memiliki membran inti. Selain itu, sel eukariotik memiliki sistem
endomembran, yakni
memiliki organel-organel
bermembran seperti
retikulum endoplasma,
kompleks Golgi,
mitokondria, dan lisosom.
Sel eukariotik juga
memiliki sentriol.
Perhatikan Gambar
berikut tentang struktur
sel eukariotik di bawah
ini.

a. Membran Sel (Selaput Plasma)


Membran sel merupakan bagian terluar sel yang membatasi bagian dalam sel dengan lingkungan luar.
Membran sel merupakan selaput selektif permeabel, artinya hanya dapat dilalui molekul-molekul
tertentu seperti glukosa, asam amino, gliserol, dan berbagai ion.
Membran sel mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut.
1) Sebagai reseptor (penerima) rangsang dari luar, seperti hormon dan bahan kimia lain, baik dari
lingkungan luar maupun dari bagian lain dalam organisme itu sendiri.
2) Melindungi agar isi sel tidak keluar meninggalkan sel.
3) Mengontrol zat-zat yang boleh masuk maupun keluar meninggalkan sel. Hal inilah yang
menyebabkan membran plasma bersifat semipermeabel (selektif permeabel).
4) Sebagai tempat terjadinya kegiatan biokimiawi, seperti reaksi oksidasi dan respirasi.
Berdasarkan analisis kimiawi dapat diketahui bahwa hampir seluruh membran sel terdiri atas lapisan
protein dan lapisan lipid (lipoprotein). Membran plasma terdiri atas dua lapisan, yaitu berupa lapisan
lipid rangkap dua (lipid bilayer).
Lapisan lipid disusun oleh fosfolipid. Fosfolipid adalah lipid yang mengandung gugus fosfat dan terdiri
atas bagian kepala (polar head) dan bagian ekor (nonpolar tail). Bagian kepala bersifat hidrofilik (suka
air), sedangkan bagian ekor bersifat hidrofobik (tidak suka air). Lipid terdiri atas fosfolipid, glikolipid,
dan sterol.
1) Fosfolipid, yaitu lipid yang mengandung gugusan fosfat.
2) Glikolipid, yaitu lipid yang mengandung karbohidrat.
3) Sterol, yaitu lipid alkohol terutama kolesterol.
Lapisan protein membran sel terdiri atas glikoprotein. Lapisan protein membentuk dua macam lapisan,
yaitu lapisan protein perifer atau ekstrinsik dan lapisan protein integral atau intrinsik. Lapisan protein
perifer membungkus bagian kepala (polar head) lipid rangkap dua bagian luar. Lapisan protein integral
membungkus bagian kepala (polar head) lipid rangkap dua bagian dalam. Lebih jelasnya dapat dilihat
pada Gambar berikut.

Struktur membran sel dan fosfolipid


b. Sitoplasma
Sitoplasma merupakan materi yang mengisi antara inti dan selaput plasma. Sitoplasma yang berada
dalam nukleus disebut nukleoplasma. Pada sel tumbuhan, sitoplasma dibedakan menjadi dua, yaitu yang
berbatasan dengan selaput plasma disebut ektoplasma dan yang di bagian dalam disebut endoplasma.
Ektoplasma lebih jernih dan kompak. Ektoplasma pada sel hewan berupa selaput plasma itu sendiri.
Endoplasma sel tumbuhan mengandung banyak plastida (zat warna).
Komponen utama penyusun sitoplasma sebagai berikut.
1) Cairan seperti gel (agar-agar atau jeli) yang disebut sitosol.
2) Substansi simpanan dalam sitoplasma. Substansi ini bervariasi tergantung tipe selnya. Sebagai
contoh, sitoplasma sel hati mengandung simpanan molekul glikogen, sedangkan sitoplasma sel
lemak mengandung tetesan lemak besar.
3) Jaringan yang strukturnya seperti filamen (benang) dan serabut yang saling berhubungan. Jaringan
benang dan serabut disebut sitoskeleton yang berfungsi sebagai kerangka sel.
4) Organel-organel sel.
Matriks sitoplasma atau bahan dasar sitoplasma disebut sitosol. Sitoplasma dapat berubah dari fase solke
gel dan sebaliknya. Matriks sitoplasma tersusun atas oksigen 62%, karbon 20%, hidrogen 10%, dan
nitrogen 3% yang tersusun dalam senyawa organik dan anorganik Adapun fungsi sitosol sebagai berikut.
1) Sumber bahan kimia penting bagi sel karena di dalamnya terdapat senyawa-senyawa organik terlarut,
ion-ion, gas, molekul kecil seperti garam, asam lemak, asam amino, nukleotida, molekul besar seperti
protein, dan RNA yang membentuk koloid.
2) Tempat terjadinya reaksi metabolisme, seperti glikolisis, sintesis protein, dan sintesis asam lemak.
c. Sitoskeleton
Sitoskeleton atau rangka sel tersusun atas tiga jenis serabut yang berbeda yaitu, mikrofilamen,
mikrotubulus, dan filamen intermediar. 1)Mikrofilamen tersusun atas dua macam protein, yaitu
aktin dan miosin. Mikrofilamen banyak terdapat pada sel-sel otot. 2) Mikrotubulus adalah rantai-
rantai protein yang membentuk spiral. Mikrotubulus terdapat pada gelendong sel, yaitu berupa
benang-benang spindel yang menghubungkan dua kutub sel pada waktu sel membelah berfungsi
mengarahkan gerakan komponen-komponen sel, mempertahankan bentuk sel, serta membantu
dalam pembelahan mitosis. 3) Filamen intermediar adalah rantai molekul protein yang membentuk
untaian yang saling melilit. Filamen ini berdiameter 8 – 10 nm. Disebut serabut intermediar karena
ukurannya di antara ukuran mikrofilamen dan mikrotubulus.
d. Nukleus
Nukleus atau inti sel merupakan bagian penting sel yang berperan sebagai pengendali kegiatan sel.
Nukleus merupakan organel terbesar yang berada dalam sel. Nukleus berdiameter sekitar 10 Pm, terletak
di tengah sel dan berbentuk bulat atau oval. Nucleus memiliki arti penting bagi sel karena mempunyai
beberapa fungsi berikut.
1) Pengatur pembelahan sel.
2) Pengendali seluruh kegiatan sel, misalnya dengan memasukkan RNA dan unit ribosom ke dalam
sitoplasma.
3) Pembawa informasi genetik.

Struktur nucleus
Di dalam nukleus terdapat matriks yang
disebut nukleoplasma, nukleolus, RNA, dan
kromosom. Kromosom tersusun atas protein
dan DNA. Setiap nukleus tersusun atas
beberapa bagian penting sebagai berikut.
1) Membran Nukleus (Selaput Inti)
Selaput inti merupakan bagian terluar inti
yang memisahkan nukleoplasma dengan sitoplasma. Selaput inti terdiri atas dua lapis membran
(bilaminair), setiap lapis merupakan lapisan bilayer. Ruang antara membran disebut perinuklear atau
sisterna. Pada membran ini terdapat porus yang berfungsi untuk pertukaran molekul dengan sitoplasma.
Berdasarkan ada tidaknya selaput inti, dibedakan dua tipe sel yaitu sel prokariotik (tidak memiliki
selaput inti) dan sel eukariotik (memiliki selaput inti).
2) Nukleoplasma
Nukleoplasma adalah cairan inti (karyotin) yang bersifat transparan dan semisolid (kental).
Nukleoplasma mengandung kromatin, granula, nukleoprotein, dan senyawa kimia kompleks. Pada saat
pembelahan sel, benang kromatin menebal dan memendek serta mudah menyerap zat warna disebut
kromosom.
3) Nukleolus
Nukleolus atau anak inti tersusun atas fosfoprotein, orthosfat, DNA, dan enzim. Nukleolus terbentuk
pada saat terjadi proses transkripsi (sintesis RNA) di dalam nukleus.

e. Retikulum Endoplasma
Retikulum endoplasma merupakan organel yang tersusun oleh membran yang terbentuk seperti jala.
Retikulum sendiri berasal dari kata reticular yang berarti anyaman benang atau jala. Letaknya memusat
pada bagian dalam sitoplasma (endoplasma), sehingga disebut sebagai retikulum endoplasma (RE).
Membran RE merupakan kelanjutan dari membran nukleus hingga ke membran plasma. Jadi, RE
merupakan saluran penghubung antara nukleus dengan bagian luar sel. Dalam sel terdapat dua tipe
retikulum endoplasma sebagai berikut.
1) Retikulum Endoplasma Kasar
Permukaan retikulum endoplasmanya diselubungi oleh ribosom yang tampak berbintil-bintil sehingga
disebut RE kasar. Ribosom adalah tempat sintesis protein. Protein ini akan ditampung oleh RE kasar
yaitu dalam rongga RE.
2) Retikulum Endoplasma Halus
RE halus adalah RE yang tidak ditempeli ribosom sehingga permukaannya halus.
Retikulum endoplasma mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut.
1) Mensintesis lemak dan kolesterol (RE kasar dan RE halus).
2) Menampung protein yang disintesis oleh ribosom untuk disalurkan ke kompleks Golgi dan akhirnya
dikeluarkan dari sel (RE kasar).
3) Transportasi molekul-molekul dari bagian sel yang satu ke bagian sel yang lain (RE kasar dan RE
halus).
4) Menetralkan racun (detoksifikasi), misalnya RE yang ada di dalam sel-sel hati.
f. Ribosom
Ribosom merupakan struktur paling kecil yang tersuspensi dalam sitoplasma dan terdapat di sel
eukariotik maupun prokariotik. Pada sel eukariotik, ribosom terdapat bebas dalam sitoplasma atau terikat
RE. Ribosom tersusun atas protein dan RNA. Ribosom terdiri dari dua subunit, yaitu
subunit kecil dan subunit besar. Ribosom berperan dalam sintesis protein.
g. Kompleks Golgi
Kompleks Golgi dijumpai pada hampir semua sel tumbuhan dan hewan. Pada sel tumbuhan, kompleks
Golgi disebut diktiosom. Badan Golgi (ditemukan tahun 1898 oleh Camillio Golgi) tersebar dalam
sitoplasma dan merupakan salah satu komponen terbesar dalam sel. Antara badan Golgi satu dengan
yang lain berhubungan dan membentuk struktur kompleks seperti jala. Badan Golgi sangat penting pada
sel sekresi. Kompleks Golgi dan RE mempunyai hubungan erat dalam sekresi protein sel. Di depan telah
dikatakan bahwa RE menampung dan menyalurkan protein ke Golgi. Golgi mereaksikan protein itu
dengan glioksilat sehingga terbentuk glikoprotein untuk dibawa ke luar sel. Oleh karena hasilnya
disekresikan itulah maka Golgi disebut pula sebagai organel sekretori.

Gambar 1.21 Gambar 1.22


Kompleks Golgi Protein disekresikan melalui membran

Selain itu, kompleks Golgi juga mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut.
1) Tempat sintesis polisakarida seperti mukus, selulosa, hemiselulosa, dan pektin (penyusun dinding sel
tumbuhan).
2) Membentuk membran plasma.
3) Membentuk kantong sekresi untuk membungkus zat yang akan dikeluarkan sel, seperti protein,
glikoprotein, karbohidrat, dan lemak.
4) Membentuk akrosom pada sperma, kuning telur pada sel telur, dan lisosom.
h. Lisosom
Lisosom berasal dari kata lyso = pencernaan dan soma = tubuh, merupakan membran kantong kecil yang
berisi enzim hidrolitik yang disebut lisozim. Lisosom adalah organel berbentuk agak bulat dan dibatasi
membran tunggal. Umumnya berdiameter 1,5 Pm, walaupun kadang-
kadang ditemukan lisosom berdiameter 0,05 Pm. Lisosom terdapat
hampir pada semua sel eukariotik, terutama sel-sel yang bersifat
fagositik seperti leukosit. Lisosom berisi enzim-enzim hidrolitik
seperti protease, lipase, nuklease, fosfatase, dan enzim pencerna yang
lain. Perhatikan Gambar di samping.

Enzim lisosom adalah suatu protein yang diproduksi oleh ribosom dan
kemudian masuk ke RE. Dari RE, enzim dimasukkan ke dalam
membran kemudian dikeluarkan oleh sitoplasma menjadi lisosom. Selain itu, ada pula enzim yang
dimasukkan terlebih dahulu ke Golgi. Enzim itu dibungkus membran kemudian dilepaskan dalam
sitoplasma oleh Golgi. Jadi, proses pembentukan lisosom dapat dilakukan secara langsung oleh RE atau
oleh Golgi.Struktur lisosom Proses pencernaan oleh lisosom berlangsung misalnya saat sel menelan
bakteri secara fagositosis. Bakteri itu dimasukkan ke dalam vakuola. Vakuola yang berisi bakteri segera
dihampiri lisosom. Membran lisosom dan membran vakuola bersinggungan dan bersatu. Enzim lisosom
masuk ke dalam vakuola dan mencerna bakteri. Substansi hasil pencernaan lisosom disimpan dalam
vesikel kemudian ditranspor ke membran plasma dan dikeluarkan dari sel.
Secara rinci lisosom mempunyai fungsi sebagai berikut.
1) Melakukan pencernaan intrasel.
2) Autofagi yaitu menghancurkan struktur yang tidak dikehendaki, misalnya organel lain yang sudah
tidak berfungsi.
3) Eksositosis yaitu pembebasan enzim keluar sel, misalnya pada pergantian tulang rawan pada
perkembangan tulang keras.
4) Autolisis yaitu penghancuran diri sel dengan membebaskan isi lisosom ke dalam sel, misalnya
terjadi pada saat berudu menginjak dewasa dengan menyerap kembali ekornya.
5) Menghancurkan senyawa karsinogenik.
i. Badan Mikro
Badan mikro hampir menyerupai lisosom, berbentuk agak bulat, diselubungi membran tunggal, dan di
dalamnya berisi enzim katalase dan oksidase. Organela ini disebutbadan mikro karena ukurannya kecil,
hanya bergaris tengah 0,3–1,5 Pm. Terdapat dua tipe badan mikro, yaitu peroksisom dan glioksisom.
Peroksisom terdapat pada sel hewan, fungi, dan daun tanaman tingkat tinggi. Perhatikan Gambar 1.24
untuk mengetahui letak peroksisom di dalam sel. Peroksisom berperan dalam oksidasi substrat
menghasilkan H2O2 (bersifat racun bagi sel) yang selanjutnya dipecah menjadi H2O + O2. Peroksisom
penting dalam penyerapan cahaya dan respirasi sehingga berhubungan erat dengan kloroplas dan
mitokondria. Peran lain peroksisom selain melindungi sel dari H2O2, juga berperan dalam perubahan
lemak menjadi karbohidrat dan perubahan purin dalam sel. Glioksisom terdapat pada sel tanaman.
Glioksisom berperan dalam metabolisme asam lemak dan tempat terjadinya siklus glioksilat.
j. Mitokondria
Mitokondria berbentuk bulat panjang atau seperti tongkat terdapat pada sel eukariotik aerob.
Mitokondria dibatasi dua lapis membran yang kuat, fleksibel, dan stabil, serta tersusun atas lipoprotein.
Membran dalam membentuk tonjolantonjolan yang disebut krista untuk memperluas permukaan
Mitokondria memiliki DNA sendiri yang mengkode sintesis protein spesifik. Mitokondria berfungsi
dalam oksidasi makanan, respirasi sel, dehidrogenasi, fosforilasi oksidasif, dan sistem transfer elektron.
Oksidasi zat makanan di dalam mitokondria menghasilkan energi dan zat sisa. Secara sederhana
reaksinya dapat ditulis sebagai berikut.
C6H12O6 + O2 →CO2 + H2O + Energi (glukosa)
Berkaitan dengan fungsi tersebut mitokondria sering disebut the power house of cell.
k. Kloroplas
Kloroplas hanya terdapat pada sel tumbuhan dan Algae tertentu. Pada tumbuhan biasanya berbentuk
cakram dengan diameter 5–8 Pm dan tebal 2–4 Pm. Kloroplas dibatasi membran ganda. Di dalam
kloroplas terdapat klorofil (pigmen fotosintetik) dan pigmen lain yang terletak pada membran atau pada
bahan dasar di dalam kloroplas. Bahan dasar kloroplas berupa cairan disebut stroma.

Struktur kloroplas
Kloroplas berfungsi sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis. Peran pigmen untuk menangkap
cahaya matahari yang akan diubah menjadi energi kimia.
l. Sentriol
Sel hewan dan beberapa mikroorganisme serta tumbuhan tingkat
rendah mengandung dua sentriol dalam sitoplasma. Sentriol terletak
di dekat permukaan luar nukleus. Setiap sentriol terdiri atas sebaris
silinder sebanyak sembilan mikrotubul. Perhatikan Gambar 1.27 di
samping. Sentriol berperan dalam proses pembelahan sel.

Secara ringkas fungsi beberapa organel sel dijelaskan seperti dalam Tabel berikut.
Tabel Fungsi Organel-Organel Sel
Jenis Organel Fungsi Pembentukan
Nukleus Sintesis DNA dan RNA, serta penyusunan subunit ribosom (dalam
nukleolus).
Ribosom Sintesis polipeptida dan sintesis protein.
RE kasar Sintesis protein membran dan vesikel transpor serta sekresi protein
dan enzim hidrolitik.
RE halus Sintesis lipid, metabolisme karbohidrat dalam sel hati, detoksifikasi
dalam sel hati, penimbunan ion kalsium.
Badan Golgi Modifikasi, penimbunan sementara, dan transpor makro molekul,
pembentukan lisosom, dan vesikel transpor.
Jenis Organel Fungsi Pemecahan
Lisosom Pencernaan makanan, bakteri dan organel yang rusak, kerusakan
beberapa sel selama perkembangan embrio.
Peroksisom Bermacam-macam proses metabolik, dengan memecah H2O2
menghasilkan H2O + O2.
Vakuola Pencernaan (seperti lisosom), penimbunan senyawa kimia,
pembesaran sel, keseimbangan cairan.
Jenis Organel Fungsi Pemrosesan Tenaga
Kloroplas Perubahan energi cahaya menjadi energi kimia gula (pada
tumbuhan dan beberapa protista).
Mitokondria Perubahan energi kimia makanan menjadi energi yang siap
digunakan (ATP).
Jenis Organel Fungsi Penyokong Pergerakan dan Komunikasi Antarsel
Sitoskeleton (termasuk silia, Pemeliharaan bentuk sel, perlekatan organel, pergerakan organel
flagela, dalam sel,
dan sentriol dalam sel hewan) pergerakan sel, transmisi mekanik sinyal dari luar ke dalam sel.
Dinding sel (pada tumbuhan, Pemeliharaan bentuk sel dan penyokong skeleton, melindungi
fungi, permukaan sel,
dan beberapa protista) mengikat sel dengan jaringan.
Matriks ekstraselular (pada Mengikat sel dengan jaringan, melindungi permukaan, pengaturan
hewan) aktifitas sel.
Penghubung sel Komunikasi antarsel, mengikat sel dengan jaringan.

Anda mungkin juga menyukai