Anda di halaman 1dari 28

1.

Teori-teori sel :
1. Robert Hooke (1665)
Orang yang pertama kali mencoba melihat struktur sel pada sayatan gabus di bawah
mikroskop. Dari hasil pengamatannya diketahui terlihat rongga-rongga yang dibatasi oleh
dinding tebal,rongga tersebut dinamakan sel.
2. Schleiden dan T Schwann (1804-1881 dan 1810-1882)
Teori : sel merupakan kesatuan struktural kehidupan.
3. Robert Brown (1831)
Pada tahun 1831, Brown mengamati struktur sel pada jaringan tanaman anggrek dan melihat
benda kecil yang terapung-apung dalam sel yang kemudian diberi nama inti sel atau nukleus.
Berdasarkan analisanya diketahui bahwa inti sel selalu terdapat dalam sel hidup dan kehadiran
inti sel itu sangat penting, yaitu untuk mengatur segala proses yang terjadi di dalam sel.
4. Felix Durjadin (1835)
Mengemukakan bahwa bagian penting dari sel adalah cairan atau sarcode yang ada pada
setiap sel.
5. J.Purkinye (1839)
Orang yang pertama kali menyebut isi sel (cairan) dengan protoplasma (zat yang pertama kali
dibentuk)
6. Max Schultze (1825-1874)
Ia menegaskan bahwa protoplasma merupakan dasar-dasar fisik kehidupan. Protoplasma
merupakan tempat terjadinya proses hidup. Sel merupakan kesatuan fungsional
7. Rudolf Virchow (1858)
Setiap sel berasal dari sel-sel yang telah ada sebelumnya (omnis cellula ex cellula)
8. Hanstein (1880)
Sel merupakan kantong yang berisi organesel
9. Ernst Ruska (1931)
Penemu mikroskop TEM sehingga dapat melihat sel lebih jelas
10. Watson dan Crick (1953)
Materi genetik diturunkan oleh sel kepada keturunannya
11. Lynn Margulis (1981)
Terdapat simbiosis di dalam evolusi sel
12. Edmund B Wilson (1983)
Sel sebagai kesatuan hereditas (penurunan sifat). Artinya sifat keturunan terdapat pada
kromosom, dan kromosom terdapat di dalam inti sel. Inti sel pada sel kelamin adalah
spermatozoa dan ovum.
13. Rene Dutrochet (1987)
Sel sebagai kesatuan pertumbuhan.Ia menyatakan bahwa suatu makhluk hidup dikatakan
tumbuh apabila ada pertambahan volume tubuh. Penambahan volume tubuh tersebut
disebabkan karena pertambahan volume sel dan pertambahan jumlah sel.
2. Komponen kimiawi dalam sel :
1. Karbohidrat
Komponen kimiawi sel yang pertama adalah karbohidrat. Karbohidrat sangat vital untuk
proses-proses fisiologi dalam sel makhluk hidup. Dengan rumus molekul Cn(H2O)n,
karbohidrat terdiri atas unsur karbon (C), oksigen (O), dan hidrogen (H). Pada tumbuhan,
karbohidrat dibentuk oleh sel-sel yang memiliki hijau daun (kloroplas mengandung klorofil)
melalui proses fotosintesis.
2. Lemak
Lemak dibangun oleh gliserol dan asam lemak. Lemak mempunyai sifat tidak larut dalam air,
tetapi dapat larut dalam pelarut organik, seperti kloroform, eter, dan alkohol. Dalam sel hidup,
lemak berfungsi sebagai komponen utama membran plasma, pembentukan hormon, dan
pembentukan vitamin. Lemak dalam sel mahluk hidup umumnya terdapat dalam bentuk lemak
sederhana, lemak gabungan, atau turunan lemak.
Lemak sederhana dibangun oleh satu gliserol dan tiga asam lemak (trigliserida). Asam lemak
penyusun lemak dapat berupa asam lemak jenuh atau asam lemak tak jenuh.
3. Protein
Protein merupakan komponen kimiawi sel yang memiliki susunan sangat kompleks. Pada sel
hidup protein memiliki dua peran penting, yaitu peran katalitik dan peran mekanik. Peran
katalitik ditunjukkan oleh enzim, sedangkan peran mekanik ditunjukkan oleh protein otot.
4. Asam Nukleat
Dalam komponen kimiawi sel, asam nukleat merupakan materi inti. Ada dua macam asam
nukleat, yaitu asam ribonukleat (RNA) dan asam deoksiribonukleat (DNA). Fungsi asam
nukleat adalah untuk mengontrol aktivitas sel dan membawa informasi genetik. Asam nukleat
merupakan polimer nukleotida. Hidrolisis nukleotida akan menghasilkan fosfat, gula pentosa
(yaitu ribosa atau deoksiribosa), serta basa nitrogen (basa organik).
5. Air
Air adalah senyawa utama komponen kimiawi sel yang jumlahnya terbesar dalam menyusun sel
(50 – 65% berat sel). Air adalah komponen esensial cairan tubuh yang terdiri dari plasma darah,
cairan intrasel (sitoplasma), dan cairan ekstrasel. Air dalam sel berfungsi sebagai pelarut dan
katalisator beberapa reaksi biologis.
6. Vitamin
Peran vitamin adalah mempertahankan fungsi metabolisme, pertumbuhan, dan sebagai
penghancur radikal bebas . Beberapa contoh vitamin yang saat ini telah ditemukan antara lain
A, B1, B2, B3, B5, B6, B12, C, D, E, K dan H.
7. Mineral
Mineral adalah komponen struktural sel yang berfungsi dalam pemeliharaan fungsi dan kerja
metabolisme, pengaturan enzim, menjaga keseimbangan asam dan basa. Di dalam sel, mineral
ada yang terkandung dengan jumlah yang besar (makroelemen) dan dalam jumlah sedikit
(mikroelemen. Beberapa contoh mineral makroelemen misalnya kalsium, magnesium, fosfor,
klor,natrium, dan belerang. Sedangkan contoh mineral mikroelemen antara lain zat besi,
yodium, seng, kobalt, fluorin.
3. Struktur sel dan fungsinya
 Struktur Sel Prokariotik.
1.Dinding Sel
" Dinding sel bakteri tersusun atas polisakarida, lemak, dan protein. Dinding sel
berfungsi sebagai perlindungan dan pemberi bentuk yang tetap. Pada dinding sel
terdapat pori-pori sebagai jalan keluar masuknya molekul."
2.Membran Plasma
" Membran sel atau membran plasma tersusunatas molekul lemak dan protein.
Fungsinya sebagai pelindung molekuler sel terhadap lingkungan di sekitarnya, dengan
jalan mengatur lalu lintas molekul dan ion-ion dari dan kendala sel."
3.Sitoplasma
" Sitoplasma tersusun atas air, protein, lemak, mineral, dan enzim-enzim. Enzim-enzim
digunakan untuk mencerna makanan secara ekstraseluler dan untuk melakukan proses
metabolisme sel.Fungsi sitoplasma diantara lain melindungi organel dari benturan,
menjaga bentuk sel, pelarut protein, tempat penyimpanan bahan-bahan kimia untuk
proses metabolisme, dsb."
4.Mesosom
" Mesosom berfungsi sebagai penghasil energi"
5.Ribosom
" Ribosom merupakan organel tempat berlangsungnya sintesis protein."
6.DNA
" Asam deoksiribonukleat (deoxyribonucleic acid, disingkat DNA) merupakan
persenyawaan yang tersusun atas gula deoksiribosa, fosfat, dan basa-basa nitrogen."
7.RNA
" Asam ribonukleat (ribonucleic acid, disingkat RNA merupakan persenyawaan hasil
transkripsi (hasil cetakan, hasil kopian) DNA."
 Struktur Sel Eukariotik.
" Perbedaan pokok antara sel prokariotik dan eukariotik adalah sel eukariotik memiliki
membran inti, sedangkan sel prokariotik tidak memiliki membran inti."
1.Membran Plasma.
" Membran plasma atau membran sel tersusun atas molekul-molekul lemak dan
protein. Molekul lemak tersusun atas dua lapis, terdapat dibagian tengah membran. di
sebelah luarnya terdapat lapisan protein porifer (protein tepi), yang menyusun tepi luar
dan dalam membran. Protein yang masuk ke lapisan lemak disebut protein integral.
Tebal membran plasma antara 5-10 nm." Berikut model membran mosaik cair.
Fungsi membran plasma:
Melindungi isi sel
Membran sel berfungsi mempertahankan isi sel.
Mengatur keluar masuknya molekul-molekul.
Membran plasma bersifat semipermeabel (selektif permeabel), artinya ada zat-zat
tertentu yang dapat melewati membran dan ada pula yang tidak.
Sebagai reseptor (penerima) rangsangan dari luar.
2.Sitoplasma
Sitoplasma artinya plasma sel, yakni cairan yang berada di dalam sel selain
nukleoplasma (plasma inti). Sitoplasma tersusun atas cairan dan padatan. Cairan
sitoplasma disebut sitosol. Padatan sitoplasma adalah organel-organel. Sitosol tersusun
atas air, protein, asam amino,vitamin, nukleotida, asam lemak, gula, dan ion-ion.
Sitosol disebut pula matriks sitoplasma.
Sitoplasma berfungsi sebagai tempat penyimpanan bahan-bahan kimia yang penting
bagi metabolisme sel, seperti enzim-enzim, ion-ion, gula, lemak, dan protein.
3.Nukleus
Inti sel atau nukleus merupakan organel terbesar yang berada di dalam sel. Nukleus
berdiameter sekitar 10um (mikrometer). Nukleus biasanya terletak di tengah sel dan
berbentuk oval atau bulat.
Nukleus memiliki arti penting bagi sel.Fungsi nukleus antara lain adalah:
Pengendai seluruh kegiatan sel., misalnya dengan memasukkan RNA dan unit ribosom
ke dalam RNA.
Pengaturan pembelahan sel.
Pembawa informasi genetik.
4.Sentriol
Sentriol merupakan organel uang dapat dilihat ketika sel mengadakan pembelahan.
Pada fase tertentu dalamdaur hidupnya sentriol memiliki silia atau flagela.
Sentriolhanya di jumpai pada selhewan, sedangkan pada sel tumbuhan tidak. Sentriol
teretak saling tegak lurus antar sesamanya di dekat nukleus. Pada pembelahan mitosis,
sentriol terbagi menjadi dua , tiap-tiap bagian menuju ke kutub sel. Maka terbentuklah
benang-benang spindel yang menghubungkan kedua kutub tersebut. Benang spindel
berfungsi "menarik" kromosom menuju ke kutub masing-masing.
5.Retikulum Endoplasma
Retikulum berasal dari kata reticular yang berarti anyaman benang/jala.Karena
letaknya memusat pada bagian retikulum endoplasma (disingkat RE). RE banyak
hanya dijumpai di dalam sel eukariotik, baik selhewanmaupun sel tumbuhan. RE
memiliki banyak bentuk (polimorfik).
Macam-macam Retikulum Endoplasma:
1.RE kasar
Membran RE yang berhadapan dengan sitoplasma ada yang ditempati ribosom,
sehingga tampak berbintil-bintil. RE demikian disebut RE kasar/RE berbintil. RE
kasarmerupakan penampung protein yang dihasikan ribosom. Protein yang
dihasilkan masuk ke dalam rongga RE.
2.RE halus
RE halus adalah RE yang tidak ditempati ribosom.
Fungsi Retikulum Endoplasma:
 menampung pertein yang disintesis oleh ribosom untuk disalurkan ke
kompleks Golgi dan akhirnya dikeluarkan dari sel (RE kasar).
 mensintesis lemak dan kolesterol (RE kasardan RE halus).
 menetralkan racun (detoksifikasi), misalnya RE yang ada di dalam sel-sel
hati.
 transportasi molekul-molekul dari bagian sel yang satu bagian sel yang
lain(RE kasar dan RE halus).
6.Ribosom
Ribosom tersusun atas RNA-ribosom (RNA-r) dan protein. Ribosom tidak memiliki
membran. Menurut bentuknya, ribosom terdiri dari unit besar dan unit kecil yang
masing-masing berbentuk bulat. Ribosom ada yang menempel pada membran RE, ada
pula yang melayang-layang di dalam sitoplasma. Fungsinya sam, yaitu untuk
mensintesis protein. Hanya saja, umumnya ribosom yang menempel paddaRE-lah
yang berfungsi mensintesis protein untuk di bawa ke luar sel melalui RE dan
kompleks Golgi. Sedangkan ribosom yang melayang mensintesis protein untuk
keperluan di dalam sel.
7.Kompleks Golgi
Kompleks Golgi sering disebut Golgi saja. Pada sel tumbuhan, kompleks Golgi
disebut diktiosom. Organel ini terletak di antara RE dan membran plasma. Selain
berfungsi menambahkan glioksilat pada protein, Golgi juga berfungsi untuk
mensintesis glikolipida, membentuk dinding sel tumbuhan, dan membentuk lisosom.
8.Badan mikro
Disebut badan mikro karena ukurannya kecil, hanya bergaris tengah 0,3-1,5um.
9.Peroksisom
Peroksisom mengandung enzim katalase. Enzim katalase berfungsi menguraikan
hidrogen peroksida (H2O2) menjadi oksigen dan air. Hidroperoksida merupakan
senyawa hasil sampingan dari proses pernapasan (oksida) sel yang bersifat meracuni
sel. Peroksisom terdapat pada sel hewan dan sel tumbuhan. Sel yang banyak
mengandung peroksisom adalah sel yang banyak melakukan oksidasi, misalnya sel
hati, ginjal, dan sel otot. Di samping itu, enzim katalase juga berperan dalam
metabolisme lemak dan fotorespirasi.
10.Glioksisom
Glioksisom hanya terdapat pada sel tumbuhan, terutama pada jaringan yang
mengandung lemak, seperti biji-bijian berlemak. Glioksisom menghasilkan enzim
katalase dan oksidase yang keduanya berperan dalam proses metabolisme lemak, yaitu
mengubah lemak menjadi gula. Proses metabolisme lemak menghasilkan energi yang
diperlukan untuk perkembangan biji.
11.Mitokondria
Mitokondria merupakan penghasil energi (ATP)karena berfungsi untuk respirasi.
Benruk mitokondria beraneka ragam . Namun, secara umum bentuk mitokondria
adalah butiran atau benang. Ukurannya seperti bakteri dengan diameter 0,5-1 um dan
3-10um. Mitokondria baru terbentuk dari pertumbuhan serta pembelahan
mitokondria yang telah ada sebelumnya (seperti pembelahan pada bakteri).
Mitokondria memilik dua membran, yaitu membran luar dan membran dalam.
Struktur membran luar seperti membran plasma. Pada membran dalam pelekukan ke
arah dalam membentuk krista. Matriks adalah cairan yang berada di dalam
mitokondria dan bersifat dsebagai gel.
12.Lisosom
Lisosom (lyso = pencrnaan, soma= tubuh) merupakan membran berbentuk kantong
kecil yang berisi enzim hidrolitik yang disebut lisozim. Enzim ini berfungsi dalam
pencernaan intrasel, yaitu mencerna zat-zat yang masuk ke dalam sel.
4. Perbedaan Dasar Sel Hewan dan Sel Tumbuhan
Sel Tumbuhan Sel Hewan
Memiliki dinding sel Tidak memiliki diinding sel
Mempunyai plastida (kromoplas, Tidak mempunyai plastida
kloroplas dan leukoplas)
Tidak memiliki sentriol Memiliki sentriol
Memiliki vakuola berukuran besar Memiliki vakuola berukuran
kecil
Perbedaan Lengkap Sel Hewan dan Sel Tumbuhan
Perbedaan Sel Tumbuhan Sel Hewan
Dinding Sel Ada Tidak Ada
Plastida Ada (kromoplas, Tidak Ada
kloroplas, dan leukoplas)
Sentriol Tidak Ada Ada
Vakuola Ada, vakuola berukuran Ada, vakuola
besar berukuran kecil
Sambungan antar Plasmodesmata Desmosome,
sel Tight junction
Tingkat Totipotensi Sangat Tinggi Rendah
Kuat karena dinding sel Lemah tanpa
vakuola kontraktil
Ketahanan
Tekanan
Sitokinesis sel Membentuk lempeng Membentuk
mitosis furrowing
Pembentukan Secara anastral Secara
Spindle Amphiastral
Flagela Jarang, hanya pada sperma Sering ditemukan
tumbuhan tertentu
Silia Sangat jarang Sering ditemukan
Ukuran Sel Besar Kecil
Organel Respirasi Kloroplast (plastida) dan Mitokondria
mitokondria
Sentrosom/Sentriol Tidak ada / Jarang Ada
ditemukan
Letak Inti Sel Berada di pheriperal
sitoplasma
Berada di tengah
sel
Elastisitas jaringan Rendah, karena adanya Tinggi, tidak
dinding sel adanya dinding
sel
Bentuk Sel Bentuk sel tumbuhan
kaku, jarang berubah
bentuk kecuali derivat sel Berbagai macam,
dapat berubah
ubah bentuk dan
tidak kaku
Glioksisom Tidak ada/Jarang
Ada
Lisosom
Jarang ditemukan Umumnya banyak
terdapat dalam sel
hewan
Matriks Ada
Ekstraselular
Tidak ada

5. Sebutkan organel organel sel beserta fungsinya


a. Membran Plasma
Fungsi membran sel
1) Sebagai batas antarsel.
2) Sebagai reseptor dari luar.
3) Mengatur lalu lintas berbagai jenis zat karena sifatnya selektif permiabel.
4) Sebagai pelindung isi sel agar tidak keluar.
b. Organel
1. Nukleous
Nukleous berperan dalam proses pembuatan RNA, ribosom yang akan dikeluarkan dari
inti menuju ke sitoplasma.
2. Retikulum Endoplasma
Fungsi RE
1. RE halus berperan dalam proses pembuatan lemak dan steroid.
2. Ribosom yang menempel pada permukaan membran RE kasar berperan dalam proses
pembuatan protein. Protein yang dihasilkan ribosom masuk ke dalam sisterna lalu
ditranspor melalui RE kasar ke organel lain, contohnya badan Golgi.
3. Ribosom
Ribosom berperan dalam sintesis protein.
4. Badan Mikro
Badan mikro dibagi menjadi dua macam, yaitu glioksisom dan peroksisom.
1) Glioksisom, berperan dalam menghasilkan enzim yang berfungsi untuk menguraikan
karbohidrat selama perkecambahan.
2) Peroksisom merupakan organel yang dijumpai dalam kloroplas pada tumbuhan,
sedangkan pada hewan dapat ditemukan pada sel-sel ginjal dan hati. Peroksisom
berfungsi untuk menghasilkan beberapa enzim metabolisme.
5. Badan Golgi
Pada sel hewan, badan Golgi menghasilkan enzim pencernaan dari kelenjar-kelenjar
pencernaan. Selain itu, badan Golgi juga berfungsi dalam sintesis polisakarida tertentu.
Badan Golgi pada sel tumbuhan berisi protein dan polisakarida untuk menbentuk dinding
sel. Selain itu juga menghasilkan lendir (musin).
6. Lisosom
Fungsi lisosom:
1) Eksositosis
2) Autofagosit, yaitu proses peleburan struktur-struktur yang tidak diinginkan dalam sel,
misalnya menghancurkan organel lain yang sudah tak berfungsi lagi.
3) Autolisis, yaitu proses penghancuran diri sel dengan cara membebaskan seluruh isi
lisosom di dalam sel.
4) Mencerna substansi yang diambil secara endositosis.
7. Mitokondria
Mitokondria berfungsi sebagai tempat berlangsungnya dekarboksilasi oksidatif, siklus
Krebs, dan transfer elektron yang merupakan bagian dari reaksi respirasi.
8. Sentrosom
Sentrosom berfungsi untuk mengatur gerakan kromosom dalam proses pembelahan sel.
6. Sebutkan dan jelaskan macam-macam transport membran
Transpor membran dibagi menjadi 2, yaitu:
1) Transpor pasif, yaitu transportasi yang tidak membutuhkan energi, transportasi ini terjadi
secara spontan dari zat yang berkonsentrasi tinggi ke zat yang memiliki konsentrasi rendah.
Transpor pasif ada beberapa macam, yaitu:
 Difusi, yaitu peristiwa berpindahnya zat pelarut dari yang berkonsentrasi tinggi ke zat
yang memiliki konsentrasi rendah. Proses perpindahan ini akan berhenti ketika
kerapatan dalam ruangan menjadi rata. Analisa proses difusi adalah seperti
menyebarnya molekul gula pada cairan teh yang tawar.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan proses difusi, yaitu :
- Ukuran partikel, semakin kecil bentuk partikel maka proses difusi akan semakin
cepat.
- Ketebalan membran, semakin tebal lapisan membran maka proses difusi akan
semakin lambat.
- Suhu, semakin tinggi suhu suatu partikel maka proses difusi akan semakin cepat.
- Luas suatu area, semakin luas area difusi maka proses difusi akan semakin cepat.
 Difusi terfasilitasi, yaitu proses difusi yang dibantu oleh protein pembawa seperti
proses pengangkutan glukosa dari lumen usus ke dalam pembuluh darah usus halus.
Caranya, glukosa akan diikat oleh protein pembawa lalu protein pembawa akan
mengubah bentuknya dan mendorong glukosa ke dalam sel. Setelah itu protein
pembawa akan kembali ke bentuk yang semula.
 Osmosis, yaitu proses berpindahnya suatu zat pelarut atau ion dari zat yang
berkonsentrasi tinggi ke zat yang memiliki konsentrasi rendah melalui suatu membran
atau disebut juga difusi melalui membran yang bersifat semipermeabel (hanya zat
tertentu yang bisa masuk ke dalam sel).
2) Transpor aktif, yaitu transportasi yang membutuhkan energi, dan transportasi ini melawan
gradien konsentrasi. Transpor ada beberapa macam, yaitu:
 Pompa kalium - natrium.
Ion kalium penting untuk mempertahankan muatan listrik yang berfungsi untuk
memacu transpor aktif zat zat lain. Sebenarnya ion kalium dan natrium dapat melewati
membran, namun karena ion kalium diluar sel mempunyai konsentrasi rendah
sedangkan didalam sel mempunyai konsentrasi yang tinggi dan sebaliknya ion natrium
di dalam sel memiliki konsentrasi yang rendah sedangkan di luar sel memiliki
konsentrasi yang tinggi maka untuk menukar 2 ion kalium dengan 3 ion natrium dan
memasukkan semua ion kalium ke dalam sel membutuhkan energi ATP.
Proses pompa kalium - natrium dimulai dari berubahnya protein intergal (protein
pembawa) yang memungkinkan ion 3 natrium untuk masuk kedalan protein itu.
Kemudian enzim akan memecah ATP dan fosfat akan menempel pada protein. Proses
pemecahan energi ATP mengubah bentuk protein yang memungkinkan keluarnya ion
natrium dan masuknya ion 2 kalium. Kemudian protein intergal melepaskan fosfat yang
menempel pada protein dan bentuknya pun berubah menjadi membuka ke dalam lalu
ion kalium keluar dari protein dan masuk ke dalam sel.
 Endositosis
Endositosis adalah proses pemasukan partikel atau cairan ke dalam sel melalui
membran. Endositosis terbagi menjadi dua, yaitu :
- Fagositosis : Proses dimana membran plasma membungkus partikel yang berukuran
kurang dari 250 nm yang berada di luar sel dan menangkapnya dalam suatu vakuola
makanan ( vakuola makanan yang terbentuk pada proses fagositosis disebut
fagosom ). Contoh proses fagositosis adalah sel amoeba yang memakan bakteri.
- Pinositosis : Proses dimana suatu sel memakan zat cair yang berukuran kurang dari
150 nm. Caranya, sel akan mengelilingi cairan yang akan dimakan lalu membentuk
sebuah gelembung dan disimpan dalam suatu vakuola yang disebut pinosom.
 Eksositosis
Eksosotosis adalah proses pengeluaran zat yang tidak diperlukan di dalam sel melalui
membran pada peristiwa sekresi ( proses keluarnya zat cair melalui kelenjar ). Caranya
zat akan di masukkan ke dalam vakuola lalu berjalan menuju tepi sel. Setelah berada di
tepi membran itu akan membuka dan zat zat tersebut akan keluar dari sel.
7. Fungsi membran plasma yang bersifat selektif permeable
Dalam sel,membran sel bersifat selektif permeabel.Selektif permeabel maksudnya adalah selektif
= pemilihan ,dan permeabel sesuatu zat yang bisa masuk membran sel secara terus
menerus.Berati bisa disimpulkan bahwa selektif permeabel itu pemilihan zat yang bisa masuk dan
yang tidak masuk dalam membran sel.
Fungsinya adalah pengatur zat yang masuk dan yang keluar dari membran sel seperti membiarkan
substansi yang berguna seperti O₂ ke dalam sel dan mencegah CO₂ masuk kedalamnya . Intinya
mencegah dari zat yang tidak berguna/racun
8. Jelaskan hubungan struktur membran sel beserta fungsinya
1. Fosfolipid
Molekul – molekul penyusun membran sel akan berkombinasi sedemikian rupa sehingga
membentuk lapisan fosfolipid rangkap (ganda). Disebut lapisan fosolipid ganda karena
memiliki dua bagian yang sifatnya saling bertolak belakang, yaitu daerah kepala yang bersifat
hidrofilik (dapat berinteraksi dengan air) dan daerah ekor yang bersifat hidrofobik (tidak dapat
berinteraksi dengan air).
2. Protein Membran
Selain fosolipid, pada membran sel juga terdapat protein membran. Terdapat dua jenis protein
pada lapisan fosfolipid, yaitu protein integral (protein yang terbenam dan menembus lapisan
fosfolipid) dan protein perifer (protein yang menempel pada lapisan luar fosfolipid). Protein
integral berperan dalam proses transpor molekuk yang keluar dan masuk sel, sedangkan
protein perifer berfungsi sebagai tempat menempelnya hormon atau enzim.
3. Glikolipid dan Glikoprotein (Karbohidrat)
Glikolipid adalah molekul karbohidrat yang menempel pada lemak sedangkan glikoprotein
adalah molekul karbohidrat yang menempel pada protein. Glikolipid dan glikoprotein ini
berfungsi sebagai tanda pengenal bagi sel. Setiap orang dan setiap sel memiliki susunan
glikolipid dan glikoprotein yang berbeda. Oleh karena itu jika ada sel asing yang masuk ke
dalam tubuh, maka sistem imun tubuh akan langsung bereaksi terhadap sel tersebut karena
mereka tidak mengenali struktur glikolipid dan glikoprotein sel asing tersebut.
4. Kolesterol
Kolesterol terletak pada bagian di dekat kepala fosfolipid. Fungsi kolesterol adalah untuk
menjaga kestabilan fosfolipid dalam segala keadaan. Pada saat keadaan panas, maka kolesterol
dapat menghambat pergerakannya agar fosfolipid tidak menjadi terlalu cair. Sedangkan ketika
suhu dingin, fosfolipi akan menghambat interaksi antar lemak sehingga membran lemak tidak
membeku.
5. Kerangka Membran (Sitoskeleton)
Sebenarnya kerangkan membran ini bukan bagian langsung dari membran sel, tetapi mereka
berikatan pada bagian dasar protein integral. Terdapat tiga jenis sitoskeleton utama, yaitu
mikrotubulus, mikrofilamen dan filamen intermediet. Fungsi utama dari sitoskeleton ini untuk
mempertahankan bentuk dan posisi organel – organel sel.

9. Sebutkan Urutan Tahapan Proses Sintesis Protein


Secara garis besar ekspresi gen berlangsung melalui dua tahap, yaitu transkripsi dan translasi.
1. Transkripsi
Informasi genetik dicetak dalam bentuk kode oleh DNA di dalam inti sel. Pembawa informasi
atau kode ini adalah mRNA (messenger RNA) atau RNA duta.
Kode-kode tercermin pada susunan atau urutan basa nitrogen yang teratur dalam mRNA. Ini
berarti kode atau informasi adalah mRNA sendiri. Pencetakan mRNA (kode) berdasarkan
DNA cetakan disebut transkripsi.
Transkripsi adalah pembentukan mRNA dari salah satu pita DNA (DNA cetakan) dengan
bantuan enzim RNA polimerase.
Proses transkripsi adalah sebagai berikut:
 RNA polimerase melekat pada molekul DNA sehingga menyebabkan sebagian dari
double helix terbuka.
 Akibat terbukanya pita DNA, basa-basa pada salah satu pita menjadi bebas, sehingga
memberi kesempatan pada basa-basa pasangannya menyusun mRNA. Misalnya;
Timin (T) dari DNA akan membentuk Adenin (A) pada mRNA, Sitosin (C) dari DNA
akan membentuk Guanin (G) pada mRNA, dan seterusnya. Oleh karena enzim RNA
polimerase bergerak di sepanjang pita DNA yang menjadi model. DNA yang
melakukan transkripsi adalah DNA sense/template.
 mRNA yang sudah selesai dicetak akan meninggalkan inti sel menuju sitoplasma dan
melekat pada ribosom. Ribosom adalah granula-granula dalam sitoplasma yang
berperan dalam sintesis protein. Biasanya berderet 4 atau 5 dan disebut polisom.

Transkripsi ini mirip dengan replikasi DNA, hanya bedanya:


 Basa Urasil RNA mengganti Timin DNA.
 mRNA yang terbentuk tidak tinggal berpasangan dengan pita DNA pembuatnya,
tetapi melepaskan diri meninggalkan inti sel.
 Replikasi DNA memberikan hasil yang tetap di dalam genom, sedangkan
pembentukan molekul RNA berlangsung dan hasilnya digunakan langsung dalam
waktu singkat untuk sintesis protein.
2. Translasi
Ribosom akan membaca kode yang ada pada mRNA dengan bantuan RNA lain, yakni RNA
transfer (tRNA). Di dalam sitoplasma banyak terdapat tRNA, asam-asam amino dan lebih dari
20 enzim-enzim amino hasil sintetase.
Prosesnya adalah sebagai berikut:
 Pemindahan asam amino dari sitoplasma ke ribosom dilakukan oleh tRNA. Asam
amino terlebih dahulu diaktipkan dengan ATP (Adenosin Trifosfat), proses ini
dipengaruhi oleh enzim amino asil sintetase. Hasilnya berupa Aminoil Adenosin
Monofosfat (AA-AMP) dan fosfat organik.
 AA-AMP diikat oleh tRNA untuk dibawa ke ribosom.
 Ujung bebas tRNA mengikat asam amino tertentu yang telah diaktifkan. Di bagian
lengkungan terdapat tiga basa nukleotida yang disebut antikodon, yang nantinya
berpasangan dengan tiga basa yang disebut kodon pada pita mRNA.
 Dalam ribosom terdapat situs (tempat) melekatnya mRNA dan dan dua situs tRNA (P
site dan A site) . Anti kodon pada tRNA harus sesuai dengan pasangan basa dari
kodon pada mRNA. Jika asam-asam amino yang terdapat pada P site telah bergabung
ke asam amino yang terdapat pada tRNA di A site maka ribosom akan bergerak
sepanjang mRNA ketiga basa berikutnya.
 tRNA yang telah melepaskan asam amino kemudian meninggalkan ribosom, bebas
dalam sitoplasma untuk selanjutnya mampu mengikat asam amino lain semacam yang
telah diaktifkan oleh ATP, sedangkan tRNA dengan rantai asam amino menempati P
site, tRNA berikutnya dengan asam amino akan datang ke ribosom ke P site.
Demikian seterusnya sehingga dalam polisom terangkai bermacam-macam asam
amino dan tersusun menjadi rangkaian polipeptioda yang selanjutnya akan
membentuk protein fungsional.
Translasi melibatkan ribosom, mRNA dan tRNA, dan asam amino.
Translasi meliputi tiga tahapan, yaitu: inisiasi, elongasi dan terminasi. Proses translasi akan
berakhir jika sampai ke kodon akhir. Perlu diingat bahwa pada setiap tahap diperlukan enzim
dan dua tahap pertama memerlukan energi.
Jadi dalam ribosom berlangsung penerjemahan urutan nukleotida DNA ke protein. Urutan
singkat sintesis protein fungsional adalah sebagai berikut:
 DNA membentuk mRNA untuk membawa kode sesuai urutan basa N-nya.
 mRNA meninggalkan inti, pergi ke ribosom dalam sitoplasma.
 tRNA datang membawa asam amino yang sesuai dengan kode yang dibawa oleh
mRNA. tRNA ini bergabung dengan mRNA sesuai dengan kode pasangan basa N-nya
yang seharusnya.
 Asam–asam amino akan berjajar-jajar dalam urutan yang sesuai dengan kode sehingga
terbentuklah rangkaian polipeptoda yang selanjutnya membentuk protein fungsional
Protein yang terbentuk merupakan enzim yang mengatur metabolisme sel dan reproduksi.
Urutan asam amino pada protein (polipeptida), ditentukan oleh urutan kodon triplet pada
mRNA.
10. Tahap Tahap Pembelahan Mitosis
1. Tahap Profase
Pada tahap-tahap profase ini, bagian dari benang-benang kromatin akan terjadi suatu proses
memendek dan juga menebal dan akan membentuk sebuah kromosom. Kemudian, pada
setiap bagian kromosom akan melakukan proses membelah dan juga memanjang menjadi dua
bagian, yakni pada masing-masing anak dari kromosom yang sering disebut dengan kromatid,
dan pada bagian dinding inti akan mulai melakukan proses melebur.
2. Tahap Metafase
Pada tahap-tahap metafase ini, bagian dari benang-benang yang terdiri dari sepasang
kromatid yang akan menuju ke bagian-bagian tengah dari sel dan akan langsung
menempatkan dirinya pada bagian bidang tengah dari sel-sel tersebut. Bidang ini biasa
disebut dengan bidang ekuator. Bidang ekuator merupakan suatu bidang tempat terjadinya
proses pembelahan sel.
3. Tahap Anafase
Pada tahap-tahap anafase ini , pada kedua bagian kromatid akan memisahkan dirinya dari
pasangannya dan akan melakukan pergerakan menuju ke bagian ujung atau bagian kutub sel-
sel yang mempunyai arah saling berlawanan.Mulai pada waktu tersebut, pada bagian kromatid
akan berlaku sebagai kromosom yang baru.
4. Tahap Telofase
Pada tahap-tahap telofase ini, pada setiap bagian dari kutub akan terbentuk kromosom-
kromom yang memiliki sifat identik. Maka bagian dari dinding inti sel-sel akan mengalami
proses pembentukan kembali. Pada bagian dari plasma sel yang akan terbagi menjadi dua
bagian yang sama biasa disebut dengan tahap sitokinesis. Tahap sitokinesis yang terjadi pada
sel hewan, biasanya ditandai dengan proses melekuknya bagian dari sel-sel ke dalam dan juga
ditandai dengan proses terbentuknya bagian dari membran sel. Sedangkan tahap sitokinesis
yang terjadi pada pada sel tumbuhan, biasanya ditandai dengan proses terbentuknya bagian
dari dinding sel dan tentunya juga ditandai dengan terbentuknya membran sel yang baru di
bagian tengah-tengah sel.

11. Perbedaan pembelahan mitosis pada sel hewan dan tumbuhan adalah sebagai berikut:

No. Sel tumbuhan Sel hewan


1. Tidak memiliki sentriol, kecuali sel Memiliki sentriol.
tumbuhan tingkat rendah.
2. Membentuk bidang pembelahan. Bidang pembelahan tidak ada.
3. Tidak ada penggentingan plasma Plasma membran menggenting ke
membran tetapi membentuk bidang pe dalam diikuti pembagian sitoplasma
mbelahan (sitokinesis).
4. Terjadi pada sel meristem. Terjadi pada sel tubuh yang bersifat
embrionik.

Perbedaan terletak pada telofase, selama proses mitosis di kedua, hewan dan sel tumbuhan.
Sentriol tidak hadir dalam sel tanaman, tetapi hadir dalam sel hewan.

Pembentukan aster tidak ada dalam sel tanaman dan hadir dalam sel hewan. plat sel terbentuk
selama proses mitosis dalam sel tanaman tapi tidak di sel hewan. Mengerutkan sitoplasma terjadi
pada sel hewan selama mitosis tapi tidak dalam sel tanaman.
Sentrosom penting bagi mitosis sel hewan tetapi tidak untuk mitosis sel tanaman. Mid tubuh
terbentuk di mitosis sel hewan tapi tidak dalam mitosis sel tanaman. Mitosis pada hewan terjadi
di seluruh tubuh tetapi hanya dalam meristem dalam kasus tanaman.

Perbedaan pembelahan meiosis pada sel hewan dan tumbuhan adalah sebagai berikut:

Pembeda Tumbuhan Hewan


Terjadi saat reproduksi Organ Jantan – Antera Organ Jantan – Testis Organ
seksual (sel gamet) Organ Betina – Ovarium Betina – Ovarium

Produksi sel gamet haploid Serbuk sari dan sel telur Sperma dan ovum
(n)
Peristiwa Ketika spora diproduksi Selama produksi gamet

12. Struktur dan fungsi jaringan pada tumbuhan


Tumbuhan tersusun atas banyak sel. Sel-sel itu pada tempat tertentu membentuk jaringan.
Jaringan adalah sekelompok sel yang mempunyai struktur dan fungsi yang sama dan terikat oleh
bahan antarsel membentuk suatu kesatuan.
Seiring tahap perkembangannya, jaringan penyusun tubuh tumbuhan dapat dibedakan menjadi
dua macam, yaitu jaringan meristem dan jaringan dewasa.
1. Jaringan Meristem
Jaringan meristem adalah jaringan yang sel penyusunnya bersifat embrional, artinya mampu
secara terus-menerus membelah diri untuk menambah jumlah sel tubuh. Sel meristem biasanya
merupakan sel muda dan belum mengalami diferensiasi dan spesialisasi. Ciri-ciri sel meristem
biasanya berdinding tipis, banyak mengandung protoplasma, vakuola kecil, inti besar, dan
plastida belum matang. Bentuk sel meristem umumnya sama ke segala arah, misalnya seperti
kubus.
Berdasarkan letaknya dalam tumbuhan, ada 3 macam meristem, yaitu meristem apikal,
meristem lateral, dan meristem interkalar. Meristem apikal terdapat di ujung batang dan ujung
akar.
Meristem interkalar merupakan bagian dari meristem apikal yang terpisah dari ujung (apeks)
selama pertumbuhan. Meristem interkalar (antara) terdapat di antara jaringan dewasa, misalnya
di pangkal ruas batang rumput. Meristem lateral terdapat pada kambium pembuluh dan
kambium gabus.
Berdasarkan asal terbentuknya, meristem dibedakan menjadi meristem primer dan meristem
sekunder.
a. Meristem Primer
Meristem primer adalah meristem yang berkembang dari sel embrional. Meristem primer
terdapat misalnya pada kuncup ujung batang dan ujung akar. Meristem primer menyebabkan
pertumbuhan primer pada tumbuhan. Pertumbuhan primer memungkinkan akar dan batang
bertambah panjang. Dengan demikian, tumbuhan bertambah tinggi.
Meristem primer dapat dibedakan menjadi daerah-daerah dengan tingkat perkembangan sel
yang berbeda-beda. Pada ujung batang terdapat meristem apikal. Di dekat meristem apikal
ada promeristem dan ujung meristematik lain yang terdiri dari sekelompok sal yang telah
mengalami diferensiasi sampai tingkat tertentu.
Daerah meristematik di belakang promeristem mempunyai tiga jaringan meristem, yaitu
protoderma, prokambium, dan meristem dasar. Protoderma akan membentuk epidermis,
prokambium akan membentuk jaringan ikatan pembuluh (xilem primer dan floem primer)
dan kambium. Meristem dasar akan membentuk jaringan dasar tumbuhan yang mengisi
empelur dan korteks seperti parenkima, kolenkima, dan sklerenkima. Tumbuhan monokotil
hanya memiliki jaringan primer dan tidak memiliki jaringan sekunder. Pada tumbuhan
dikotil terdapat jaringan primer dan jaringan sekunder.
b. Meristem Sekunder
Meristem sekunder adalah meristem yang berkembang dari jaringan dewasa yang telah
mengalami diferensiasi dan spesialisasi (sudah terhenti pertumbuhannya) tetapi kembali
bersifat embrional. Contoh meristem sekunder adalah kambium gabus yang terdapat pada
batang dikotil dan Gymnospermae, yang dapat terbentuk dari sel-sel korteks di bawah
epidermis.
Jaringan kambium yang terletak di antara berkas pengangkut (xilem dan floem) pada batang
dikotil merupakan meristem sekunder. Sel kambium aktif membelah, ke arah dalam
membentuk xilem sekunder dan ke luar membentuk floem sekunder. Akibatnya, batang
tumbuhan dikotil bertambah besar. Sebaliknya batang tumbuhan monokotil tidak
mempunyai meristem sekunder sehingga tidak mengalami pertumbuhan sekunder. Itulah
mengapa batang monokotil tidak dapat bertambah besar.
2. Jaringan Dewasa
Jaringan dewasa merupakan jaringan yang terbentuk dari diferensiasi dan spesialisasi sel-sel
hasil pembelahan jaringan meristem. Diferensiasi adalah perubahan bentuk sel yang
disesuaikan dengan fungsinya, sedangkan spesialisasi adalah pengkhususan sel untuk
mendukung suatu fungsi tertentu. Jaringan dewasa pada umumnya sudah tidak mengalami
pertumbuhan lagi atau sementara berhenti pertumbuhannya. Jaringan dewasa ini ada yang
disebut sebagai jaringan permanen. Jaringan permanen adalah jaringan yang telah mengalami
diferensiasi yang sifatnya tak dapat balik (irreversibel). Pada jaringan permanen sel-selnya
tidak lagi mengalami pembelahan. Jaringan dewasa meliputi jaringan epidermis, gabus
parenkima, xilem, dan floem. Selain itu ada bagian tumbuhan tertentu yang memiliki jaringan
kolenkima dan sklerenkima.
a. Epidermis
Jaringan epidermis ini berada paling luar pada alat-alat tumbuhan primer seperti akar, batang
daun, bunga, buah, dan biji. Epidermis tersusun atas satu lapisan sel saja. Bentuknya
bermacam-macam, misalnya isodiametris yang memanjang, berlekuk-lekuk, atau
menampakkan bentuk lain. Epidermis tersusun sangat rapat sehingga tidak terdapat ruangan-
ruangan antarsel. Epidermis merupakan sel hidup karena masih mengandung protoplas,
walaupun dalam jumlah sedikit. Terdapat vakuola yang besar di tengah dan tidak
mengandung plastida.
1) Jaringan epidermis daun
Jaringan epidermis daun terdapat pada permukaan atas dan bawah daun. Jaringan tersebut
tidak berklorofil kecuali pada sel penjaga (sel penutup) stomata. Pada permukaan atas
daun terdapat penebalan dinding luar yang tersusun atas zat kuting (turunan senyawa
lemak) yang dikenal sebagai kutikula, misalnya pada daun nangka. Selain itu ada yang
membentuk lapisan lilin untuk melindungi daun dari air, misalnya pada daun pisang dan
daun keladi. Ada pula yang membentuk bulu-bulu halus di permukaan bawah sebagai alat
perlindungan, misalnya pada daun durian. Sekelompok sel epidermis membentuk stomata
atau mulut daun. Stomata merupakan suatu celah pada epidermis yang dibatasi oleh dua
sel penutup atau sel penjaga. Melalui mulut daun ini terjadi pertukaran gas.
2) Jaringan epidermis batang
Seperi halnya jaringan epidermis daun, jaringan epidermis batang ada yang mengalami
modifikasi membentuk lapisan tebal yang dikenal sebagai kutikula, membentuk bulu
sebagai alat perlindungan.
3) Jaringan epidermis akar
Jaringan epidermis akar berfungsi sebagai pelindung dan tempat terjadinya difusi dan
osmosis. Epidermis akar sebagian bermodifikasi membentuk tonjolan yang disebut rambut
akar dan berfungsi untuk menyerap air tanah.
Stomata adalah celah yang terdapat pada epidermis organ tumbuhan. Pada semua
tumbuhan yang berwarna hijau, lapisan epidermis mengandung stomata paling banyak
pada daun. Stomata terdiri atas bagian-bagian yaitu sel penutup, bagian celah, sel tetangga,
dan ruang udara dalam. Sel tetangga berperan dalam perubahan osmotik yang
menyebabkan gerakan sel penutup yang mengatur lebar celah. Sel penutup dapat terletak
sama tinggi dengan permukan epidermis (panerofor) atau lebih rendah dari permukaan
epidermis (kriptofor) dan lebih tinggi dari permukaan epidermis (menonjol). Pada
tumbuhan dikotil, sel penutup biasanya berbentuk seperti ginjal bila dilihat dari atas.
Sedangkan pada tumbuhan rumput-rumputan memiliki struktur khusus dan seragam
dengan sel penutup berbentuk seperti halter dan dua sel tetangga terdapat masing-masing
di samping sebuah sel penutup.
b. Jaringan Gabus
Jaringan gabus atau periderma adalah jaringan pelindung yang dibentuk untuk menggantikan
epidermis batang dan akar yang telah menebal akibat pertumbuhan sekunder. Jaringan gabus
tampak jelas pas tetumbuhan dikotil dan Gymnospermae.
Struktur jaringan gabus terdiri atas felogen (kambium gabus) yang akan membentuk felem
(gabus) ke arah luar dan feloderma ke arah dalam. Felogen dapat dihasilkan oleh epidermis,
parenkima di bawah epidermis, kolenkima, perisikel, atau parenkima floem, tergantung
spesies tumbuhannya. Pada penampang memanjang, sel-sel felogen berbentuk segi empat
atau segi banyak dan bersifat meristematis. Sel-sel gabus (felem) dewasa berbentuk hampir
prisma, mati, dan dinding selnya berlapis suberin, yaitu sejenis selulosa yang berlemak. Sel-
sel feloderma menyerupai sel parenkima, berbentuk kotak dan hidup. Jaringan gabus
berfungsi sebagai pelindung tumbuhan dari kehilangan air. Pada tumbuhan gabus (Quercus
suber), lapisan gabus dapat bernilai ekonomi, misalnya untuk tutup botol.
c. Parenkima
Di sebelah dalam epidermis terdapat jaringan parenkima. Jaringan ini terdapat mulai dari
sebelah dalam epidermis hingga ke empulur. Parenkima tersusun atas sel-sel bersegi banyak.
Antara sel yang satu dengan sel yang lain terdapat ruang antarsel.
Parenkima disebut juga jaringan dasar karena menjadi tempat bagi jaringan-jaringan yang
lain. Parenkima terdapat pada akar, batang, dan daun, mengitari jaringan lainnya. Misalnya
pada xilem dan floem.
Selain sebagai jaringan dasar, jaringan parenkima berfungsi sebagai jaringan penghasil dan
penyimpan cadangan makanan. Contoh parenkima penghasil makanan adalah parenkima
daun yang memiliki kloroplas dan dapat melakukan fotosintesis. Parenkima yang memiliki
kloroplas disebut sklerenkima. Hasil-hasil fotosintesis berupa gula diangkut ke parenkima
batang atau akar. Di parenkima batang atau akar, hasil-hasil fotosintesis tersebut disusun
menjadi bahan organik lain yang lebih kompleks, misalnya tepung, protein, atau lemak.
Parenkima batang dan akar pada beberapa tumbuhan berfungsi untuk menyimpan cadangan
makanan, misalnya pada ubi jalar (Ipomoea batatas). Ada pula sel parenkima yang
menyimpan cadangan makanan pada katiledon (daun lembaga biji) seperti pada kacang
buncis (Phaseolus vulgaris).
d. Jaringan Penguat
Ada dua macam jaringan penguat pegat yang menyusun tubuh tumbuhan, yaitu kolenima dan
sklerenkima. Kolenkima mengandung protoplasma dan dindingnya tidak mengalami
signifikasi. Sklerenkima berbeda dari kolenkima, karena sklerenkima tidak mempunyai
protoplasma dan dindingnya mengalami penebalan dan zat lignin (lignifikasi).
1) Kolenkima
Sel kolenkima merupakan sel hidup dan mempunyai sifat mirip parenkima. Sel-selnya ada
Yat mengandung kloroplas. Kolenkima umumnya terletak di dekat perukaan dan di bawah
epidermis pada batang, tangkai daun, tangkai bunga, dan ibu tulang daun. Kolenkima
jarang terdapat pada akar. Sel kolenkima biasanya memanjang sejajar dengan pusat organ
tempat kolenkima itu terdapat.
Dinding sal kolenkima mengandung selulosa, pektin, dan hemiselulosa. Dinding sel
kolenkima mengalami penebalan yang tidak merata. Penebalan itu terjadi pada sudut-sudut
sel, dan disebut kolenkima sudut.
Fungsi jaringan kolenkima adalah sebagai penyokong pada bagian tumbuhan muda yang
sedang tumbuh dan pada tumbuhan herba.
2) Sklerenkima
Jaringan sklerenkima terdiri atas sel-sel mati. Dinding sel sklerenkima sangat kuat, tebal,
dan mengandung lignin (komponen utama kayu). Dinding sel mempunyai penebalan primer
dan kemudian penebalan sekunder oleh zat lignin. Menurut bentuknya, sklerenkima dibagi
menjadi dua, yaitu serabut sklerenkima yang berbentuk seperti benang panjang, dan
sklereid (sel batu). Sklereid terdapat pada berkas pengangkut, di antara sel-sel parenkima,
korteks batang, tangkai daun, akar, buah, dan biji. Pada biji, sklereid sering kali merupakan
suatu lapisan yang turut menyusun kulit biji.
Fungsi sklerenkima adalah menguatkan bagian tumbuhan yang sudah dewasa. Sklerenkima
juga melindungi bagian-bagian lunak yang lebih dalam, seperti pada kulit biji jarak, biji
kenari dan tempurung kelapa.
e. Jaringan Pengangkut
1) Xilem
Xilem berfungsi untuk menyalurkan air dan mineral dari akar ke daun. Elemen xilem
terdiri dari unsur pembuluh, serabut xilem, dan parenkima xilem. Unsur pembuluh ada
dua, yaitu pembuluh kayu (trakea) dan trakeid. Trakea dan trakeid merupakan sel mati,
tidak memiliki sitoplasma dan hanya tersisa dinding selnya. Sel-sel tersebut
bersambungan sehingga membentuk pembuluh kapiler yang berfungsi sebagai
pengangkut air dan mineral. Oleh karena pembuluh yang membentuk berkas, maka
dikatakan sebagai berkas pembuluh. Diameter xilem bervariasi tergantung pada spesies
tumbuhan, tetapi biasanya 20-700 µm. Dinding xilem mengalami penebalan zat lignin.
Trakea merupakan bagian yang terpenting pada xilem tumbuhan bunga, trakea terdiri atas
sel-sel berbentuk tabung yang berdinding tebal karena adanya lapisan selulosa sekunder
dan diperkuat lignin, sebagai bahan pengikat. Diameter trakea biasanya lebih besar
daripada diameter trakeid. Ujung selnya yang terbuka disebut perforasi atau lempeng
perforasi. Trakea hanya terdapat pada Angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup) dan
tidak terdapat pada Gymnospermae (tumbuhan berbiji terbuka) kecuali anggota
Gnetaceae (golongan melinjo).
Bagian trakeid dapat dibedakan dari trakea karena ukurannya lebih kecil, walaupun
dinding selnya juga tebal dan berkayu. Rata-rata diameter trakeid ialah 30 µm dan
panjangnya mencapai beberapa milimeter. Trakeid terdapat pada semua tumbuhan
Spermatophyta. Pada ujung sel trakeid terdapat lubang seperti saringan.
2) Floem
Floem berfungsi menyalurkan zat makanan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian
tumbuhan. Pada umumnya elemen floem disusun oleh unsur-unsur tapis, sel pengiris,
serabut floem, sklereid, dan parenkima floem. Unsur utama adalah pembuluh tapis dan
parenkima floem. Parenkima floem berfungsi menyimpan cadangan makanan. Persebaran
serabut floem sering kali sangat luas dan berfungsi untuk memberi sokongan pada tubuh
tumbuhan.
Pembuluh tapis terdiri atas sel-sel berbentuk silindris dengan diameter 25 µm dan
panjang 100-500 µm. Pembuluh tapis mempunyai sitoplasma tanpa inti. Dinding sel
komponen pembuluh tapis tidak berlignin sehingga lebih tipis daripada trakea. Pembuluh
tapis adalah pembuluh angkut utama pada jaringan floem. Pembuluh ini bersambungan
dan meluas dari pangkal sampai ke ujung tumbuhan
13. Perbedaan jaringan meristem primer dan meristem sekunder :
 Asal
Primer : Sudah ada sejak tumbuhan itu ada
Sekunder : Dari jaringan permanen yang mengalami diferensiasi
 Letak
Primer : Ujung akar dan ujung batang
Sekunder : Tumbuhan berkambium
 Pusat pertumbuhan
Primer : Titik Tumbuh Pusat ( TTP )
Sekunder : Titik Tumbuh Sekunder ( TTS )
 Ada tidaknya kambium
Primer : Tidak berkambium
Sekunder : Berkambium
 Ditemukan pada tumbuhan
Primer : Semua jenis tumbuhan
Sekunder : Hanya yang punya kambium
 Pertumbuhan
Primer : Bertambah tinggi dan panjang
Sekunder : Bertambah besar dan lebar
14.

Keterangan :
1. Jaringan Epidermis
Jaringan ini berfungsi untuk melindungi jaringan di bawahnya dari patogen, paparan cahaya,
kerusakan mekanis atau perubahan kondisi lingkungan yang ekstrim. Jaringan epidermis
mengalami modifikasi, yaitu:
 Kutikula. Kutikula terbentuk dari penebalan dinding sel luar epidermis atas. Kutikula
berfungsi sebagai jaringan di bawahnya serta mencegah penguapan, sehingga dapat
mengurangi kehilangan air melalui epidermis atas.
 Stoma. Stoma juga disebut dengan stomata karena berjumlah banyak. Stoma merupakan
alat pengambil CO¬2 sebagai salah satu zat anorganik untuk fotosintesis dan
mengeluarkan O2 sebagai hasil dari fotosintesis. Pada daun, stoma terletak di bagian
epidermis bawah.
 Trikomata. Trikomata disebut dengan sel rambut halus. Trikomata terbentuk di epidermis
atas atau bawah daun dan berfungsi untuk mencegah penguapan yang berlebihan.
2. Jaringan Mesofil
Jaringan mesofil tersusun dari jaringan-jaringan parenkim yang menempati sebagian besar
ruang pada daun. Jaringan ini terdiri dari dua jaringan, yaitu:
 Jaringan tiang
Jaringan tiang disebut juga sebagai jaringan pagar atau jaringan palisade. Jaringan
penyusun daun ini berbentuk memanjang, tersusun rapi dan rapat serta terletak di bawah
epidermis bagian atas daun. Fotosintesis lebih banyak terjadi di jaringan ini karena
jaringan ini memiliki kloroplas yang lebih banyak daripada jaringan bunga karang.
 Jaringan bunga karang
Jaringan bunga karang disebut juga jaringan spons. Jaringan penyusun daun ini
berbentuk hexagonal seperti pada sel-sel parenkim, tersusun sangat longgar dan lebih
berongga daripada jaringan palisade dan berfungsi sebagai tempat fotosintesis dan juga
tempat penyimpan cadangan makanan.
3. Berkas Pembuluh Xilem dan Floem
Xilem berfungsi untuk mengangkut air dan hara mineral yang dibawa dari xilem akar ke
daun. Floem berfungsi untuk mendistribusikan fotosintat (hasil fotosintesis) dari daun ke
seluruh bagian tumbuhan.
4. Jaringan Kolenkim dan Jaringan Sekretori
Kolenkim merupakan jaringan penguat, terletak di antara jaringan parenkim di lumen daun
dan berfungsi untuk menguatkan daun dari kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan.
Jaringan sekretori terdapat pada tumbuhan tertentu. Contoh dari jaringan sekretori pada daun
ini misalnya terdapat pada saluran getah, sel-sel kristal dan kelenjar yang biasanya dapat
ditemukan pada jaringan mesofil daun.
15. Perbandingan struktur batang dikotil dan monokotil
Dikotil Monokotil
Ikatan pembuluh tersusun dalam 1 Ikatan pembuluh tersebar
lingkaran
Floem terletak disebelah luar xylem Floem dan xilem bersebelahan

Terdapat kambium di antara floem dan Tidak terdapat kambium di antara floem dan xilem
xilem

Mengalami pertumbuhan sekunder Tidak mengalami pertumbuhan sekunder


Jaringan dasar dapat dibedakan menjadi Jaringan dasar tidak dibedakan menjadi korteks dan
korteks dan empulur empulur
Tidak terdapat sel-sel seludang Terdapat sel-sel seludang pembuluh
pembuluh
16. Langkah-langkah dasar kultur jaringan
1. Media
Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur jaringan. Komposisi
media yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman yang akan diperbanyak. Media yang
di gunakan biasanya terdiri dari garam mineral, vitamin, dan hormon. Selain itu di perlukan
juga bahan tambahan seperti agar, gula, dan lain-lain. Zat pengatur tumbuh (hormon) yang
ditambahkan juga bervariasi, baik jenisnya maupun jumlahnya, tergantung dengan tujuan dari
kultur jaringan yang dilakukan. Media yang sudah jadi ditempatkan pada tabung reaksi atau
botol-botol kaca. Media yang digunakan juga harus disterilkan dengan cara memanaskannya
dengan autoklaf.
Ada dua penggolongan media tumbuh : media padat dan media cair. Media padat umumnya
berupa padatan gel, seperti agar, dimana nutrisi dicampurkan pada agar. Media cair adalah
nutrisi yang dilarutkan di air. Media cair dapat bersifat tenang atau dalam kondisi selalu
bergerak, tergantung kebutuhan.
2. Intisiasi
Intisiasi adalah pengambilan eksplan dari bagian tanaman yang akan dikulturkan. Bagian
tanaman yang sering digunakan untuk kegiatan kultur jaringan adalah tunas.
Ada beberapa tipe jaringan yang di gunakan sebagai eksplan dalam pengerjaan kultur jaringan.
Pertama adalah jaringan muda yang belum mengalami diferensiasi dan masih aktif membelah
(meristematik) sehingga memiliki kemampuan regenerasi yang tinggi. Jaringan tipe pertama
ini bisa ditemukan pada tunas apikal, tunas aksiler, bagian tepi daun, ujung akar, maupun
kambium batang. Tipe jaringan kedua adalah jaringan parenkima, yaitu jaringan penyusun
tanaman muda yang sudah mengalami diferensiasi dan menjalankan fungsinya. Contoh
jaringan tersebut adalah jaringan daun yang sudah berfotosistesis dan jaringan batang atau
akar yang berfungsi sebagai tempat cadangan makanan.
3. Sterilisasi
Sterilisasi adalah bahwa segala kegiatan dalam kultur jaringan harus dilakukan di tempat yang
steril, yaitu dilaminar flow dan menggunakan alat-alat yang juga steril. Sterilisasi juga
dilakukan terhadap peralatan, yaitu menggunakan etanol yang disemprotkan secara merata
pada peralatan yang digunakan. Teknisi yang melakukan kultur jaringan juga harus steril.
4. Multiplikasi
Multiplikasi adalah kegiatan memperbanyak calon tanaman dengan menanam eksplan pada
media. Kegiatan ini dilakukan di laminar flow untuk menghindari adanya kontaminasi yang
menyebabkan gagalnya pertumbuhan eksplan. Tabung reaksi yang telah ditanami eksplan
diletakkan pada rak-rak dan ditempatkan di tempat yang steril dengan suhu kamar.
5. Pengakaran
Pengakaran adalah fase dimana eksplan akan menunjukan adanya pertumbuhan akar yang
menandai bahwa proses kultur jaringan yang dilakukan mulai berjalan dengan baik.
Pengamatan dilakukan setiap hari untuk melihat pertumbuhan dan perkembangan akar serta
untuk melihat adanya kontaminasi oleh bakteri ataupun jamur. Eksplan yang terkontaminasi
akan menunjukan gejala seperti berwarna putih atau biru (disebabkan oleh jamur) atau busuk
(disebabkan bakteri).
6. Aklimatisasi
Aklimatisasi adalah kegiatan memindahkan eksplan keluar dari ruangan aseptic ke bedeng.
Pemindahan dilakukan secara hati-hati dan bertahap, yaitu dengan memberikan sungkup.
Sungkup digunakan untuk melindungi bibit dari udara luar dan serangan hama penyakit karena
bibit hasil kultur jaringan sangat rentan terhadap serangan hama penyakit dan udara luar.
Setelah bibit mampu beradaptasi dengan lingkungan barunya maka secara bertahap sungkup
dilepaskan dan pemeliharaan bibit dilakukan dengan cara yang sama dengan pemeliharaan
bibit generatif.

17. Jelaskan struktur & fungsi jaringan pada hewan !


1. Jaringan epitelium : terdiri atas selapis/beberapa sel yang saling berhubungan erat antara satu
sama lain sehingga tidak ada celah atau ruang antarsel. Berfungsi untuk melindungi jaringan di
bawahnya, juga berfungsi sebagai kelenjar, penyerap, dan penerima rangsangan dari luar
tubuh.
2. Jaringan otot, berfungsi sebagai alat gerak aktif. Terdiri dari Otot Lurik (tersusun dari sel-sel
berbentuk silindris panjang, intinya terletak di tepi dan berjumlah banyak; termasuk otot
sadar); Otot Polos (tersusun atas sel-sel yang berbentuk lonjong dengan satu inti di tengah);
Otot Jantung (sperti otot lurik dengan inti di tengah).
3. Jaringan saraf, tersusun dari sel-sel neuron, yang terdiri dari badan sel, dendrit ( menerima
rangsangan dari sel saraf sebelumnya), dan neurit/akson (meneruskan rangsang).
4. Jaringan Penunjang/penyokong/penguat. Terdiri dari Jaringan Ikat (sebagai pengikat antara
satu jaringan dengan jaringan lain), Jaringan tulang rawan/kartilago (tersusun dari sel-sel
pembentuk tulang rawan/kartilago dan matriks), Jaringan Tulang/Osteon (tersusun atas sel-
sel tulang dengan matriks yang kokoh akibat pengapuran garam-garam mineral; berfungsi
sebagai alat gerak pasif, penyokong, tempat perlekatan otot, dan melindungi organ tubuh.),
Jaringan darah (terdiri atas sel darah, keping darah, dan plasma darah; berfungsi sebagai
proses pengangkutan oksigen dan CO2, imunitas tubuh, pembekuan darah, dll), Jaringan
Limfa/getah bening (terdiri atas bagian seluler dan plasma/cairan; berfungsi mengakngkut
cairan jaringan, protein,lemak, garam2 mineral, dll dari jaringan ke sistem pembuluh darah).
5. Jaringan Lemak/adiposa; disusun oleh sel - sel lemak berbentuk bulat atau poligonal. Berfungsi
sebagai menyimpan lemak, cadangan makanan, serta mencegah dan melindungi hilangnya
panas secara berlebihan

18. Bedakan berdasarkan letak dan bentuk jaringan epitel!


a. Epitel pipih selapis. Lokasi jaringan epitel: pembuluh limfe, endotel, kapsula glomerulus,
alveoli, peritonium, pleura, perikardium. Fungsi jaringan epitel: difusi, filtrasi.
b. Epitel kubus selapis . Lokasi jaringan epitel: tubula ginjal, saluran kelenjar ludah, kelenjar
keringat, permukaan ovari, permukaan dalam lensa mata, sel-sel berpigmen dari retina. Fungsi
jaringan epitel: sekresi dan absorbs.
c. Epitel silindris selapis. Lokasi jaringan epitel: lambung, usus, kelenjar pencernaan, kantong
empedu, saltran uterus, uterus, rongga hidung. Fungsi jaringan epitel: sekresi dan absorpsi.
d. Epitel pipih berlapis banyak. Lokasi jaringan epitel: epidermis, vagina, mulut, esofagus,
saluran anus, ujueg uretra. Fungsi jaringan epitel: proteksi.
e. Epitel kubus berlapis banyak. Lokasi jaringan epitel: kelenjar keringat, kelenjar minyak,
kelenjar tiroid, ovarium, zakar. Fungsi jaringan epitel: sekresi dan ekskresi.
f. Epitel silindris berlapis banyak. Lokasi jaringan epitel: saluran kelenjar ludah, saluran kelenjar
susu, uretra, laring, faring, langit-langit mulut. Fungsi jaringan epitel: sekresi dan pergerakan.
g. Epitel silindris berlapis banyak. Lokasi jaringan epitel: saluran reproduksi, rongga hidung,
saluran pernapasan, saluran ekskresi yang besar. Fungsi jaringan epitel: sekresi, proteksi dan
gerakan zat.
h. Epitel transisional. Lokasi jaringan epitel: saluran kencing, kandung kemih, ureter, ginjal.
Fungsi jaringan epitel: memungkinkan perubahan dalam bentuk.
19. Penyusun Jaringan Ikat
Jaringan ikat tersusun dari matriks dan sel-sel jaringan ikat. Matriks berfungsi sebagai tempat
melekatnya sesuatu. Sedangkan sel-sel jaringan ikat memiliki berbagai fungsi.
A. Matriks
Matriks adalah materi dasar untuk melekatkan sesuatu. Matriks tersusun oleh serabut dan
bahan dasar (cairan ekstraseluler). Berikut adalah serat dan bahan dasar matriks:
a. Serat kolagen.
Serat kolagen terbuat dari kolagen. Sifatnya tidak elastis, sangat kuat, dan mudah robek jika
ditarik mengikuti panjangnya. Serat ini terdapat di tendon yang berfungsi untuk
menghubungkan otot dan tulang. Selain di tendon, serat kolagen juga ditemukan di tulang
dan kulit. Penyusun utama serat kolagen adalah protein kolagen yang merupakan 25% dari
total seluruh protein di dalam tubuh.
b. Serat elastis.
Serat elastis memiliki sifat yang sangat elastis dan tingkat kelenturannya tinggi. Wujudnya
berupa untaian panjang dan berwarna kuning. Sifatnya mirip karet. Serat elastis terdapat di
pembuluh darah, ligamen, dan selaput tulang rawan pada laring. Serat elastin tersusun atas
elastin yang terdiri dari mukopolisakarida dan protein serta dikelilingi oleh glikoprotein
yang disebut fibrillin.
c. Serat retikuler.
Serat ini sangat tipis dan bercabang. Serat retikuler tersusun oleh kolagen dan dilanjutkan
oleh serabut-serabut kolagen. Serat ini memiliki elastisitas yang rendah. Perbedaan serat
retikuler dengan serat kolagen adalah serat retikuler lebih tipis daripada serat kolagen dan
dilapisi oleh glikoprotein. Fungsi serat retikuler adalah untuk menghubungkan jaringan ikat
dengan jaringan yang lain. Serat ini terdapat di hati, limpa, dan kelenjar limfe.
d. Bahan dasar.
Bahan dasar matriks adalah mukopolisakarida sulfat dan asam hialuronat. Matriks akan
bersifat lentur jika asam hialuronatnya tinggi (contoh di sendi) dan akan bersifat kaku jika
mukopolisakaridanya tinggi (contoh di tulang punggung). Fungsi lain dari asam hialuronat
adalah sebagai pengikat air, pelumas, dan peredam benturan. Komponen utama
mukopolisakarida adalah sulfat terutama kondroitin sulfat.
B. Sel-Sel Jaringan Ikat
Selain matriks, jaringan ikat juga tersusun oleh sel-sel jaringan ikat. Sel-sel ini memiliki
berbagai macam fungsi sesuai dengan masing-masing jenis selnya. Berikut adalah macam-
macam sel jaringan ikat:
a. Fibroblas.
Fibroblas adalah sel yang berbentuk serat dan berfungsi untuk mensekresikan protein.
b. Makrofag.
Makrofag adalah sel yang bentuknya tidak teratur dan berfungsi untuk pinositosis dan
fagositosis. Pinositosis adalah proses “meminum” partikel-partikel kecil—biasanya berupa
zat-zat buangan—yang berupa cairan. Sedangkan fagositosis adalah proses “memakan” sel-
sel mati dan bakteri.
c. Sel tiang.
Sel tiang adalah sel yang berfungsi sebagai penghasil heparin dan histamin. Heparin
berfungsi untuk mencegah pembekuan darah. Sedangkan histamin berfungsi untuk
meningkatkan permeabilitas kapiler darah.
d. Sel lemak.
Sel lemak berfungsi untuk menyimpan lemak. Sel-sel lemak membentuk jaringan lemak
(adiposa).
e. Sel plasma.
Sel plasma memiliki bentuk yang tidak teratur dan berfungsi untuk melawan patogen.
Sel ini kebanyakan ditemukan pada saluran pencernaan dan pernapasan.

20. Dalam tubuh hewan multiseluler terdapat empat jenis jaringan dasar, yaitu:
1. Jaringan Epitelum

Jaringan ini melapisi seluruh permukaan dalam dan luar dari tubuh dan organ tubuh.  Jaringan
epiteium berfungsi sebagai pelindung tubuh atau organ, pelapis saluran kelenjar, dan penerima
rangsangan.

1. Epithelium pipih (squamous)


2.  Epithelium batang (columnar/silindris)
3.  Epithelium kubus (cuboidal)
Berdasarkan bentuk dan susunannya, jaringan epitel dibedakan menjadi :

a. Epitel pipih berlapis tunggal,

Antara lain terdapat pada pembuluh darah, pembuluh limfa, selaput bagian dalam telinga,
kapsula glomerulus pada ginjal, pembuluh darah kapiler, selaput pembungkus jantung, dan
selaput perut.
Fungsinya terkait dengan proses difusi, osmosis,sekresi dan filtrasi atau penyaringan.

b. Epitel pipih berlapis banyak,

Berfungsi sebagai pelindung, terdapat pada epithelium rongga mulut, rongga hidung,
esophagus, epidermis, dan vagina.
Fungsinya terkait dengan proteksi atau perlindungan. 

c. Epitel kubus berlapis tunggal,

berfungsi untuk sekresi dan pelindung, terdapat pada lensa, permukaan ovary atau
indung telur, dan saluran nefron ginjal.

d. Epitel Kubus Berlapis banyak

Berfungsi sebagai pelindung dari gesekan dan pengelupasan, sekresi dan


absorbsi. Terdapat pada epitel yang membentuk saluran kelenjar minyak dan kelenjar keringat
pada kulit.

e. Epitel Silindris Berlapis Tunggal

Berfungsi ntuk penyerapan sari-sari makanan pada usus halus jejunum (Ileum), adsorbsi,
proteksi dan untuk sekeresi sebagai sel kelenjar. Terdapat pada epitel dalam lambung, jonjot
usus, kelenjar pencernaan, saluran pernapasan bagian atas. 

f. Epitel Silindris Berlapis Banyak

Berfungsi sebagai pelindung dan sekresi, terdapat pada saluran ekskresi kelenjar ludah dan
kelenjar susu, uretra serta permukaan alat tubuh yang basah.

g. Epitel Silindris Berlapis Banyak Semu (Epitel Silindris Bersilia)

Terdapat pada saluran ekskresi besar, saluran reproduksi jantan, saluran pernapasan. Fungsi
berhubungan dengan proteksi atau perlindungan, sekresi dan gerakan zat yang
melewati permukaan.

h. Epitel Transisional

Merupakan epitel berlapis yang sel-selnya tidak dapat digolongkan berdasarkan bentuknya.
Bila jaringan menggelembung, bentuknya berubah. Biasanya membran dasarnya tidak jelas.
Epital transisional merupakan jaringan epithelium yang tidak dapat dikelompokkan
berdasarkan bentuknya karena bentuknya berubah seiring dengan berjalannya fungsinya.
Biasanya terdapat pada ureter, urethra, dan kantong kemih.

2 Jaringan Otot

Otot berfungsi sebagai alat gerak aktif. Berdasarkan selnya, Jaringan otot dibedakan menjadi tiga,
yaitu otot lurik, otot jantung dan otot polos.

Yang pertama adalah otot lurik. Otot lurik terletak pada rangka atau tulang. Ciri-cir otot lurik
adalah berinti banyak ditepi, mempunyai pita-pita melintang gelap berseling terang seperti motif
lurik-lurik, dan bekerja secara sadar (sesuai kehendak kita).

Yang kedua adalah otot jantung, sesuai namanya, otot ini hanya terdapat di jantung. Strukturnya
mirip otot lurik tetapi bercabang dan berinti sel banyak di tengah serta bekerja secara tidak sadar
atau otonom (artiya tidak sesuai kehendak
kita).

Yang ketiga adalah otot polos. Otot polos terdapat pada organ-organ dalam tubuh, seperti usus
besar, usus kecil, lambung ginjal, dan hati. Bentuk otot ini berujung runcing, berinti sel  satu yang
terletak ditengah, dan bekerja secara tidak sadar atau otonom.

3. Jaringan saraf

Jaringan saraf adalah jaringan yang tersusun atas sel-sel saraf atau neuron yang berfungsi 
sebagai penghantar rangsang, yakni membawa rangsang dari alat penerima rangsang (reseptor) ke
otak kemudian diteruskan ke otot. Jaringan saraf hanya dimiliki hewan dan manusia.

Terdapat 3 macam sel saraf, yaitu :


1. Sel Saraf Sensorik
Berfungsi menghantarkan rangsangan dari reseptor (penerima rangsangan) ke sumsum tulang
belakang.

2.Sel Saraf Motorik


Berfungsi menghantarkan impuls motorik dari susunan saraf pusat ke efektor.

3.Sel Saraf Penghubung


Merupakan penghubung sel saraf yang satu dengan sel saraf yang lain.
Sel saraf mempunyai kemampuan iritabilitas dan konduktivitas.
Iritabilitas artinya kemampuan sel saraf untuk bereaksi terhadap perubahan lingkungan.
Konduktivitas artinya kemampuan sel saraf untuk membawa impuls-impuls.

4. Jaringan Penyokong

Jaringan penyokong adalah jaringan yang berfungsi untuk menopang tubuh. Jaringan penyokong
dapat dibedakan menjadi jaringan  ikat, tulang rawan, tulang darah, dan getah bening (limfa).

Jaringan ikat adalah jaringan yang berfungsi mengikat jaringan lain agar tetap pada tempatnya.
Contohnya tendon merupakan jaringan ikat yang menghubungkan otot dengan tulang dan ligamen
yang menghubungkan tulang dengan tulang.
Sel-sel jaringan ikat meliputi:
1.Fibroblas : berbentuk serat dan berfungsi untuk mensekresikan protein untuk membentuk
matriks
2.Makrophag : tidak mempunyai bentuk tetap dan terspesialisasi menjadi fagositosis
3.Sel lemak : menyerupai fibroblas dan berfungsi untuk menimbun lemak
4.Sel plasma : berbentuk seperti eritrosit dan berfungsi utnuk meghasilkan antibody.
5.Sel tiang (mast cell) : berfungsi untuk heparin dan histamine

Jaringan ikat berdasarkan struktur dan fungsinya:


• Jaringan ikat longgar
Bersifat elastis karena matriksnya mengandung serat kolagen, retikuler dan elastin.
Berfungsi sebagai pembungkus organ-organ tubuh dan menghubungkan bagian-bagian dari
jaringan lainnya.
• Jaringan ikat padat
Bersifat tidak elastis karena matriksnya tersusun atas serat kolagen yang berwarna putih dan padat
sehingga cairannya berkurang.
Berfungsi untuk menghubungkan berbagai organ tubuh seperti pada katub jantung, kapsul
persendian, fasia, tendon dan ligamen.

Jaringan tulang rawan adalah jaringan yang tersusun atas sel-sel tulang rawan.  Jaringan ini
melindungi alat tubuh yang lemah, seperti tulang daun telinga, tulang hidung, dan ujung tulang
keras pada persendian.

Jaringan tulang adalah jaringan yang tersusun atas sel-sel tulang yang bersifat keras dan kaku.
Hal ini dikarenakan sel-sel tersebut mengandung banyak zat kapur, seperti kalsium karbonat, dan
kalsium fosfat. Misalnya tulang lengan, tulang dad, tulang betis, dan tulang belakang.

Jaringan darah terdiri atas plasma dan butiran darah. Butiran darah terdiri atas sel darah merah
(eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah (trombosit). Jaringan darah berfungsi
mengangkut oksigen, karbon dioksida, sari makanan, zat sisa dan hormon.

Jaringan Limfa terdiri atas cairan limfa yang beredar pada pembuluh limfa. Jaringan ini
berfungsi mengangkut lemak dan sebagai pertahanan tubuh.
Berdasarkan uraian diatas setiap jaringan pada hewan mempunyai fungsi tertentu yaitu:
1. Epitelium, fungsinya = pelindung tubuh atau organ, pelapis saluran kelenjar, dan penerima
rangsangan.
2. Otot lurik, fungsinya   = Menggerakkan tubuh secara sadar
3. Otot jantung, fungsinya= memompa darah
4. Otot Polos, fungsinya= Menggerakkan tubuh secara tidak sadar
5. Saraf, fungsinya
6. Tendon, fungsinya= merekatkan otot ke tulang
7. Ligamen, fungsinya= Penghubung antar tulang
8. Tulang, fungsinya =menegakkan dan menopang tubuh serta melindungi organ
9. Darah, fungsinya= Mengangkut oksigen , arbon dioksida, sari-sari makanan, zat sisa, hormon
dan lainnya.
10. Limfa, fungsinya= mengangkut lemak dan pertahanan tubuh

Anda mungkin juga menyukai