Anda di halaman 1dari 54

TUGAS PORTOFOLIO BIOLOGI

NAMA : ARHYA HAFIDZ HAFIDIN

KELAS : XI MIPA 7

1. Komponen Penyususn Kimia


Sel Seluruh bagian sel tersusun atas beberapa komponen senyawa kimia. Kegiatan dan
kehidupan sel juga merupakan akibat dari reaksi-reaksi kimia yang berlangsung di dalam
sel. Komponen kimiawi sel yang meliputi seluruh aktivitas sel tersebut dikenal dengan
nama protoplasma. Protoplasma merupakan substansi kompleks yang tersusun atas unsur-
unsur kimia. Sebagian besar protoplasma terdiri atas air, namun bahan yang memberi ciri
pada strukturnya justru adalah protein dan beberapa senyawa kimia lain. Bentuk senyawa
dari komponen kimiawi penyusun sel (protoplasma) tersebut dapat berupa senyawa
organik dan senyawa anorganik. Senyawa organik dalam komponen sel bisa berupa
karbohidrat, lemak, protein, dan asam nukleat. Sedangkan komponen senyawa
anorganiknya bisa berupa air, vitamin, ataupun mineral. Berikut ini kita akan bahas
mengenai komponen kimiawi penyusun sel tersebut secara mendalam.
a) Karbohidrat
Komponen kimiawi sel yang pertama adalah karbohidrat. Karbohidrat sangat vital untuk
proses-proses fisiologi dalam sel makhluk hidup. Dengan rumus molekul (H2O)n.
Karbohidrat terdiri atas unsur karbon (C), oksigen (O), dan hidrogen (H). Pada tumbuhan,
karbohidrat dibentuk oleh sel-sel yang memiliki hijau daun (kloroplas mengandung
klorofil) melalui proses fotosintesis. Berdasarkan fungsinya, karbohidrat dapat
dikelompokkan menjadi karbohidrat sederhana (sebagai sumber energi di dalam sel),
karbohidrat rantai pendek (sebagai cadangan energi), serta karbohidrat rantai panjang
(sebagai komponen struktural organel dan bagian sel lainnya). Sedangkan berdasarkan
struktur ikatan molekulnya, karbohidrat digolongkan menjadi monosakarida, disakarida,
dan polisakarida.
b) Lemak
Komponen kimiawi sel selanjutnya ialah lemak. Lemak tersusun atas unsur karbon,
hidrogen, dan oksigen. Lemak dibangun oleh gliserol dan asam lemak. Dalam sel hidup,
lemak berfungsi sebagai komponen utama membran plasma, pembentukan hormon, dan
pembentukan vitamin.
c) Protein
Protein tersusun atas karbon , hidrogen, oksigen dan nitrogen. Protein merupakan unsur
organik terbesar yang menyusun sebuah sel. Protein merupakan polimer dari asam amino
yang saling berikatan dengan ikatan peptida. Protein merupakan peyusun protoplasma
terbesar setelah air, protein tersusun atas Protein struktural dan protein fungsional. Protein
struktural adalah protein penyusun organel sel. Misal Membrane, Mitokondria, Ribosom,
Retikulum endoplasma, sedangkan Protein fungsional adalah protein yang terlibat dalam
metabolisme tubuh Meliputi enzim-enzim dan hormon yang berfungsi mengaturreaksi-
reaksi kimia yang menjaga sel tetap hidup.
d) Asam Nukleat
Dalam komponen kimiawi sel, asam nukleat merupakan materi inti. Ada dua macam
asam nukleat, yaitu asam deoksiribonukleat (DNA) dan asam ribonukleat (RNA). Fungsi
asam nukleat adalah untuk mengontrol aktivitas sel dan membawa informasi genetik.
Asam nukleat merupakan polimer nukleotida.
e) Air
Air adalah senyawa utama komponen kimiawi sel yang jumlahnya terbesar dalam
menyusun sel (50 – 65% berat sel). Air adalah komponen esensial cairan tubuh yang
terdiri dari plasma darah, cairan intrasel (sitoplasma), dan cairan ekstrasel. Air dalam sel
berfungsi sebagai pelarut dan katalisator beberapa reaksi biologis.
f) Vitamin
Komponen kimiawi selanjutnya adalah vitamin. Vitamin memang dibutuhkan dalam
jumlah kecil, akan tetapi ia harus ada untuk menunjang berbagai fungsi sel dalam proses
metabolismenya. Peran vitamin adalah mempertahankan fungsi metabolisme,
pertumbuhan, dan sebagai penghancur radikal bebas . Beberapa contoh vitamin yang saat
ini telah ditemukan antara lain A, B1, B2, B3, B5, B6, B12, C, D, E, K dan H.
g) Mineral
Mineral adalah komponen struktural sel yang berfungsi dalam pemeliharaan fungsi dan
kerja metabolisme, pengaturan enzim, menjaga keseimbangan asam dan basa. Di dalam
sel, mineral ada yang terkandung dengan jumlah yang besar (makroelemen) dan dalam
jumlah sedikit (mikroelemen. Beberapa contoh mineral makroelemen misalnya kalsium,
magnesium, fosfor, klor,natrium, dan belerang. Sedangkan contoh mineral mikroelemen
antara lain zat besi, yodium, seng, kobalt, fluorin.

2. Struktur Organel Sel dan Fungsinya


Sel memiliki organel-organel sel yang melaksanakan fungsi-fungsi tertentu. Organel-
organel sel tersebut adalah:
a) Membran sel
Membran sel sering disebut juga membran plasma yang bersifat semipermeabel.
Artinya, membran sel hanya dpat dilewati oleh zat tertentu, tetapi tidak dapat dilewati
oleh zat lainya. Zat yang dapat melewati ialah air, zat yang larut dalm lemak dan ion
tertentu.
Membran sel berfungsi pelindung sel dan pengatur keluar masuknya zat dari dan ke
dalam sel. Pada sel tumbuhan terdapat dinding sel yang berfungsi :
 Melindungi bagian sel yang terletak lebih dalam
 Memperkokoh sel
 Mencegah agar sel tidak pecah
 Menjadi tempat berpindahnya air dan mineral
b) Inti sel
Nukleus biasanya berbentuk oval atau bulat ang berada di tengah-tengah sel. Di dalam
inti sel (nukleus) terdapat (nukleolus) dan benang kromosom. Cairan ini tersusun atas
air, protein, dan mineral. Kromosom merupakan pembawa sifat menurun yang di
dalamnya terdapat DNA (deoxyribonucleicacid) atau RNA (ribonucleicacid). Inti sel
(nukleus) diselubungi membrane luar dan dalam yang terdiri atas nukleoplasma dan
kromosom. Nukleus berfungsi sebagai pusat pengatur kegiatan sel.
c) Retikulum endoplasma
Retikulum endoplasma yaitu struktur benang-benang yang bermuara di inti sel
(nukleus). Ada dua jenis RE yaitu RE granuler (RE kasar) dan RE Agranuler (RE
halus). Retikulum endoplasma berfungsi menyusun dan menyalurkan zat-zat ke
Dalam sel (alat transportasi zat-zat dalam sel). Fungsi RE kasar adalah
mengumpulkan protein dari dan ke membran sel. Sedangkan, fungsi RE halus adalah
untuk mensintesis lipid, glikogen (gula otot), kolesterol, dan gliserida. Pada RE kasar
terdapat ribosom dan RE halus tidak terdapat ribosom. Terdapat dua bentuk retikulum
endoplasma, yaitu retikulum endoplasma kasar dan retikulum endoplasma halus.
Retikulum endoplasma kasar disebut demikian karena permukaannya ditempeli
banyak ribosom. Ribosom yang mulai mensintesis protein dengan tempat tujuan
tertentu, seperti organel tertentu atau membran, akan menempel pada retikulum
endoplasma kasar. Kebanyakan protein menujuke badan Golgi, yang akan mengemas
dan memilahnya untuk diantarkan ketujuan akhirnya. Retikulum endoplasma halus
tidak memiliki ribosom pada permukaannya.

d) Ribosom
Ribosom berbentuk butiran-butiran bulat yang melekat sepanjang retikulum
endoplsma ada pula yang soliter (hidup sendiri terpisah) yang bebas di sitoplasma.
Ribosom berfungsi sebagai tempat untuk sintesis protein.
e) Badan golgi
Badan golgi merupakan kumpulan ruang, gelembung kecil, dan kantong kecil yang
bertumpuk-tumpuk. Pada sel tumbuhan badan golgi disebut diktiosom. Badan golgi
berfungsi sebagai alat pengeluaran (sekresi) protein, dan lendir maka disebut organel
sekresi.
f) Mitokondria
Mitokondria memiliki membran dalam dan luar, yang berbentuk seperti cerutu dan
berlekuk-lekuk (Krista). Di dalam mitokondria berlangsung proses respirasi untuk
menghasilkan energi. Mitokondria berfungsi sebagai penghasil energi sehingga di beri
julukan “ The Power House”
g) Lisosom
Lisosom merupakan kantong kecil yang bermembran tunggal yang mengandung
enzim pencernaan. Lisosom berfungsi mencerna bagian-bagian sel yang rusak atau zat
asing yang masuk ke dalam sel serta penghasil dan penyimpan enzim pencernaan
seluler.
h) Vakuola
Vakuola adalah ruangan yang terdapat di dalam sel. Pada sel tumbuhan yang sudah
tua, vakuola tampak berukuran besar dab berisi cadangan makanan dan pigmen. Pada
sel hewan, vakuola berukuran kecil. Vakuola mengandung garam organik, glikosida,
butir pati, dan enzim. Adapun selaput pembatas antara vakuola dan sitoplasma ialah
tonoplasma.
i) Plastida
Plastida merupakan badan bermembran rangkap yang mengandung membran tertentu.
Plastida mengandung pigmen hijau (klorofil) disebut kloroplas, sedangkan yang berisi
amilum disebut amiloplas. Plastida hanya terdapat pada sel tumbuhan. Ada tiga jenis
plastida yaitu lekoplas, kloroplas, dan kromoplas. Lekoplas adalah plastida berwarna
putih yang berfungsi sebagai penyimpan makanan dan terdiri dari amiloplas (untuk
menyimpan amilum), elaioplas (untuk menyimpan lemak/minyak), dan proteoplas
(untuk menyimpan protein). Kloroplas yaitu plastid yang memiliki pigmen waran
hijau.
j) Sentrosom
Struktur berbentuk bintang yang berfungsi dalam pembelahan sel (mitosis maupun
metosis). Organel ini hanya terdapat pada sel hewan yang berfungsi aktif dalam
pembelahan sel. Sel tumbuhan dan sel hewan memiliki perbedaan yang cukup terlihat
dengan adanya perbedaan organel yang ada pada sel tersebut.

1. Proses –proses di dalam sel


a) Transpor melalui membran
Membran sel bersifat semipermeabel sehingga hanya zat-zat tertentu yang dapat
menembusnya. Misalnya, H2O, CO2, O2, molekul polar kecil (gliserol) dan molekul
polar besar (hidrokarbon) dapat dengan mudah menembus membrane sel. Sementara
itu, glukosa dan ion-ion tidak dapat dengan bebas keluar-masuk sel karena ukurannya
atau ditolak oleh permukaan membran. Macam-macam mekanisme transport pada
membran sel dan sel adalah sebgai berikut.
1) Difusi
Difusi adalah proses pergerakan partikel-partikel (molekul atau ion) suatu zat dari
larutan yang konsentrasinya tinggi ke larutan yang konsentrasinya rendah dengan
atau tanpa melalui membran. Molekul kecil yang tidak bermuatan akan lebih mudah
berdifusi dibandingkan dengan molekul bermuatan (ion-ion), seperti Na+ dan
Clkarena membrane sel kurang permeable terhadap ion-ion. Selain itu, zat yang
dapat larut dalam lipid (molekul hidrofobik) lebih mudah berdifusi melalui
membrane sel dibandingkan dengan zat yang tidak larut dalam lipid (molekul
hidrofilik). Faktor-faktor yang mempengaruhi proses difusi adalah sebagai berikut:
a. Suhu; makin tinggi suhu, makin besar terjadinya difusi.
b. Konsentrasi; makin besar perbedaan konsentrasi antara dua larutan yang
berdifusi, makin besar terjadinya difusi.
c. Ukuran molekul; makin besar ukuran molekul, makin lambat terjadinya difusi.
d. Media; difusi di udara lebih mudah daripada difusi di dalam larutan.
e. Luas permukaan; makin luas permukaan difusi, makin besar terjadinya difusi.
Selain difusi sederhana, terjadi juga difusi terfasilitasi. Molekul hidrofolik yang
berukuran lebih besard ari 7-8 A (Angstrom) tidak dapat masuk ke dalam sel difusi
sederhana. Akan tetapi, teryata molekul tersebut dapat masuk juga kedalam sel.
Mengapa hal ini bisa terjadi? Hal ini berlangsung melalui difusi terfasilitas.
Misalnya, laktosa tidak dapat menembus. membran sel, tapi setelah terbentuk enzim
permease di dalam membrane sel maka laktosa dapat masuk ke dalam sel.
2) Osmosis
Osmosis merupakan difusi pelarut melalui membrane semipermeabel. Pelarut
yang bersifat universal adalah air, sedangkan membran semipermeabel atau
selektif permeabel adalah membran yang hanya dapat dilalui oleh molekul
tertentu. Jadi osmosis adalah difusi air dari daerah yang berkonsentrasi rendah
(hipotonik) ke daerah berkonsentrasi tinggi (hipertonik) melalui membrane
semipermeabel. Pergerakan molekul air melalui membran semipermeabel selalu
dari larutan hipotonik menuju ke larutan hipertonik sehingga perbandingan
konsentrasi zat terlarut kedua larutan seimbang (isotonik). Misalnya, sebuah sel
diletakan di dalam air murni. Konsentrasi zat terlarut di dalam sel lebih besar
(hipertonik) karena adanya garam, mineral, sam-asam organik dan berbagai zat
lain yang dikandung sel. Dengan demikian, air akan terus mengalir kedalam sel
sehingga konsentrasi larutan didalam sel dan diluar sel sama. Namun, membran
sel memiliki kemampuan yang terbatas untuk mengembang sehingga sel tersebut
pecah (lisis). Pada sel darah merah, peristiwa ini disebut hemolisis. Pada sel
tumbuhan, peristiwa ini dapat teratasi karena sel tumbuhan memiliki dinding sel
yang menahan sel mengembang lebih lanjut. Pada sel tumbuhan, keadaan ini
disebut tekanan turgor. Keadaan sel seperti ini membuat tanaman kokoh dan tidak
layu. Di alam, air jarang ditemukan dalam keadaan murni, air selalu mengandung
garam-garam dan mineral-mineral tertentu. Dengan demikian, air aktif keluar dan
masuk sel. Hal tersebut berkaitan dengan konsentrasi zat terlatut pada sitoplasma.
Pada saat air di dalam sitoplasma maksimum, sel akan mengurangi kandungan
mineral garam dan zat-zat yang terdapat di dalam sitoplasma. Hal ini membuat
konsentrasi zat terlarut di luar sel sama besar dibandingkan konsentrasi air
didalam sel. Jika sel dimasukan kedlam larutan hipertonik, air akan terus menerus
keluar dari sel. Sel akan mengerut (krenasi), mengalami dehidrasi dan bahkan
dapat mati. Pada sel tumbuhan, hal ini menyebabkan sitoplasma mengerut dan
terlepas dari dinding sel. Peristiwa ini disebut plasmolisis. Dengan demikian, pada
saat tertentu, sel perlu meningkatkan kembali kandungan zat-zat dalam sitoplasma
untuk menaikan tekanan osmotik di dalam sel. Cara sel mempertahankan tekanan
osmotiknya ini disebut osmoregulasi.Demikian seterusnya, sel selalu aktif dan hal
tersebut dilakukan untuk mempertahankan kondisi setimbang antara sel dan
lingkungannya. Proses metabolisme membutuhkan air, mineral atau garam dan
berbagai zat yang terkandung dalam sitoplasma. Akibatnya, tekanan osmotik dan
konsentrasi molekul-molekul lain berubah sehingga terjadi aliran difusi dan
osmosis yang terus menerus dari sel ke luar atau dari luar ke dalam sel.

3) Transpor Aktif
Perbedaan utama antara transpor aktif, osmosis dan difusi adalah energi yang
dikeluarkan sel. Pada osmosis dan difusi, sel tidak mengeluarkan energi apa pun
untuk memindahkan zat melewati membran sel karena zat berpindah sesuai
dengan gradient konsentrasi. Dengan kata lain, difusi dan osmosis terjadi secara
spontan. Transpor aktif merupakan mekanisme pemindahan molekul atau zat
tertentu melalui membran sel, berlawanan arah dengan gradien konsentrasi.
(perbedaan konsentrasi). Oleh karena itu, harus ada energi tambahan dari sel yang
digunakan untuk membantu perpindahan tersebut. Energi tambahan yang
digunakan dalam proses transport aktif berasal dari ATP yang dihasilkan oleh
mitokondria melalui proses respirasi. Selain itu, pada membran sel terdapat
lapisan protein.Salah satu jenis protein yang terdapat di membran sel tersebut
adalah protein transport. Protein transport mengenali zat tertentu yang masuk atau
keluar sel. Zat yang dipindahkan dengan cara transport aktif pada umumnya
adalah zat yang memiliki ukuran molekul cukup besar sehingga tidak mampu
melewati membran sel. Sel mengimbangi tekanan osmosis lingkungannya dengan
cara menyerap atau mengeluarkan molekul-molekul tertentu. Dengan demikian,
terjadi aliran air masuk atau keluar sel. Kemampuan mengimbangi tekanan
osmosis dengan transport aktif menjadi sangat penting untuk bertahan hidup.
Contoh transport aktif adalah pemompaan natrium (Na+) dan kalium (K+) pada
sel-sel hewan dengan pompanya berupa kelompok protein khas yang terdaoat di
dalam membran sel. Protein khas tersebut dapat menukar natrium (Na+) kedalam
dan kalium (K+) ke luar sel dengan menggunakan energy dari ATP. Pertukaran ini
bersifat relative seimbang sehingga biasanya ion kalium yang dimasukan kedalam
sel hanya 2 untuk menukar 3 ion natrium yang dikelurakan.Disamping itu juga
terdapat system transport yang terpadu yaitu melalui transport aktif dan difusi
terfasilitasi. Contoh sistem transport terpadu adalah transport glukosa dari epitel
usus halus ke darah. Adanya sistem transport penggandengan glukosa di epitel
usus halus memungkinkan glukosa ditranspor dari usus halus ke darah melalui sel.
4) Edositosis
Istilah endositosis membran sel membentuk pelipatan ke dalam (invaginasi) dan
“memakan” benda yang akan dipindahkan ke dalam sel. Di dalam sel, benda
tersebut dilapisi oleh sebagian membran sel yang terlepas membentuk selubung.
Terdapat tiga bentuk endositosis, yaitu:
 Fagositosis Fagositosis merupakan proses endositosis dimana benda yang
dimakan (dimasukan) ke dalam sel berupa zat atau molekul padat. Proses
“makan” pada sel darah putih (leukosit) merupakan contoh fagositosis.
Endositosis membrane sel pada sel darah putih, diawali dengan membentuk
vakuola yang membrane sel berasal dari sel darah putih. Pada vakuola ini,
terjadi proses pencernaan, penyerapan dan pengeluaran sisa-sisa makanan.
 Pinositosis Pinositosis merupakan proses endositosis, dimana benda yang
dimasukan ke dalam sel berupa zat cair atau larutan. Semua jenis sel hewan
dapat melakukan proses pinositosis. Tahapan terjadinya pinositosis adalah
sebagai berikut:
1. Molekul-molekul medium kultur mendekati membran sitoplasma.
2. Molekul-molekul mulai melekat (menempel) pada plasma, hal ini terjadi
karena adanya konsentrasi yang sesuai antara protein dan ion tertentu pada
medium sekeliling sel dengan di dalam sel.
3. Mulai terbentuk invaginasi pada membran sitoplasama.
4. Invaginasi semakin ke dalam sitoplasma.
5. Terbentuk kantong dalam sitoplasma dan saluran pinositik
6. Kantong mulai lepas dari membran plasama dan membentuk gelembung-
gelembung kantong gelembung-gelembung kantong mulai mempersiapkan
diri untuk melakukan fragmentasi.
7. Gelembung-gelembung kantong mulai mempersiapkan diri untuk
melakukan fragmentasi.
8. Gelembung pecah menjadi gelembung yang lebih kecil.
 Endositosis dengan Bantuan Reseptor Endositosis dengan bantuan reseptor
merupakan proses endositosis dimana benda molekul yang diterima atau
dimasukan kedalam sel bersifat spesifik. Di dalam lekukan membrane plasma
terdapat reseptor protein yang akan berikatan dengan protein molekul yang
akan diterima sel.
5) Eksositosis
Proses amoeba mengeluarkan sisa-sisa makanan melalui vakuolanya adalah salah
satu contoh eksositosis. Vakuola atau selubung membran melingkupi sisa zat
makanan yang sudah dicerna. Kemudian, selubung membran tersebut bergabung
kembali dengan membrane sel sehingga sisa zat makanan akan dibuang keluar sel.
Membran yang menyelubungi sel tersebut akan bersatu atau berfusi dengan
membran sel. Cara ini adalah salah satu mekanisme yang digunakan sel-sel
kelenjar untuk mensekresikan hasil metabolisme. Misalnya, sel-sel kelenjar di
pankreas yang mengeluarkan enzim ke saluran pankreas yang bermuara di usus
halus. Suatu zat yang diendositosis bisa langsung dieksositosis ke sisi lain dari
membrane sel tanpa mengalami perubahan apa-apa. Proses endositosis akan
mengambil sedikit bagian membrane sel menjadi membran vakuola sehingga luas
permukaan sel berkurang. Akan tetapi, hal ini diimbangi oleh proses eksositosis
yang mempunyai kecepatan sama. Oleh karena itu, membrane sel yang hilang
dapat diperbarui.

b) Sintesis Protein untuk Menyusun Sifat Morfologis dan Fisiologis Sel Sintesis protein
adalah proses pencetakan atau pembentukan protein yang terjadi di dalam sel. Secara
garis besar, sintesis protein dilakukan melalui dua tahap, yaitu transkripsi dan translasi.
Transkripsi merupakan proses pencetakan mRNA oleh DNA di dalam inti sel. Adapun
translasi merupakan penerjemah kode oleh tRNA yang dibawa oleh mRNA. menjadi
urutan asam amino-asam amino yang membentuk suatu polipeptida (protein). Pada
pembahasan sebelumnya kita sudah mengetahui tentang macam-macam organel. Salah
satunya adalah ribosom. Ribosom berfungsi sebagai tempat sintesis protein dalam sel.
Pada ribosom terdapat paling sedikit tiga sjenis RNA yaitu mRNA, rRNA, dan tRNA,
yang diperlukan untuk membaca kode yang dikirimkan dari inti sel sehingga kode itu
dapat dibaca jenis protein yang bagaimana yang akan disintesis di dalam ribosom.
Ribosom terdapat dalam kondisi bebas di dalam sitoplasma, ada juga yang menempel
dalam retikulum endoplasma. Kedua ribosom ini berbeda dalam hal kegunaan atau
peran dari protein yang dibuatnya. Protein-protein yang dibuat oleh ribosom yang
bebas dalam sitoplasma umumnya digunakan oleh sel itu sendiri untuk menyusun sifat
morfologis dan fisiologisnya. Sementara itu, protein-protein yang lain dibuat oleh
ribosom yang menempel pada retikulum endoplasma akan ditampung dalam ruangan
retikulum endoplasma, berguna sebagai enzim protein, pengangkut protein, reseptor
pada permukaan sel dan sebagainya. Protein menunjukan sifat morfologis dan
fisiologis sel. Sel akan memiliki sifat morfologis dan fisiologi yang berbeda-beda
tergantung dari jumlah, jenis, dan urutan asam amino-asam amino yang menyusun
protein. Jenis dan urutan asam amino ditentukan oleh DNA. DNA merupakan salah
satu materi genetic yang terdapat di dalam inti sel (nucleus).

2. Perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan


Struktur mendasar sel hewan dan sel tumbuhan sebenarnya sama saja, hanya saja karena
masing-masing jenis sel tumbuhan dan sel hewan mengalami berbagai stimulus yang
berbeda dari lingkungan, hal ini memunculkan perbedaan pada dua jenis sel tersebut.
Contohnya dari segi peran ekologis, baik sel tumbuhan dan sel hewan memiliki peran
yang sangat berbeda. Tumbuhan berperan sebagai produsen makanan, sementara hewan
berperan sebagai konsumen tumbuhan atau hewan lain. Sel hewan dan sel tumbuhan
terdapat perbedaan pada komponen organel sel yang menyusunnya. Sel hewan tidak
memiliki dinding sel sehingga bentuk sel hewan tidak tetap seperti sel tumbuhan. Pada sel
hewan terdapat dua sentriol berbentuk silindris ayau bulat panjang. Sentrisol tidak
memiliki membran, DNA, dan RNA. Sentrisol berfungsi membentuk perlengkapan
pembelahan sel. Sentrisol merupakan struktur yang hampir sama dengan tubuh basal.
Tubuh basal terdapat di bagian dasar dari setiap silia dan flagella. Tubuh basal membantu
pengaturan mikrotubulus yang menyusun silia dan flagella. Sel hewan, terdapat daerah
sumber penyebaran mikrotubulus bernama sentrosom yang bertindak sebagai pusat
pengatur mikrotubulus. Sel tumbuhan mempunyai struktur membran sel, inti sel, dan
ditoplasma yang didalamnya terdapat organel-organel sel yang tidak jauh berbeda dengan
sel hewan, hanya saja pada sel tumbuhan tidak ditemukan sentriol, akan tetapi, sel
tumbuhan memilki dinding sel, plastida dan vakuola. Sentriol tidak terdapat pada sel
tumbuhan karena telah diketahui bahwa perlengkapan pembelahan sel terbentuk tanpa
adanya sentriol atau struktur lain yang tampak dalam sentrosom.

1. Jaringan Meristem
Pertumbuhan pada tumbuhan tidak bisa dipisahkan dari peran dan fungsi jaringan
meristem. Jaringan meristem telah mendorong terjadinya pertumbuhan pada tumbuhan,
baik itu pertumbuhan primer maupun pertumbuhan sekunder. Jaringan meristem atau
disebut juga jaringan embrional adalah jaringan yang sel-selnya aktif membelah secara
mitosis, sehingga tumbuhan mengalami pertambahan tinggi dan volume.
a. Ciri-Ciri Jaringan Meristem
Jaringan meristem memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1) Terdiri atas sel-sel muda yang aktif membelah dan berukuran kecil.
2) Susunan selnya sangat rapat, sehingga tidak memiliki ruang antarsel.
3) Bentuk selnya bulat, lonjong, poligonal, kuboid, atau prismatik, dengan dinding
sel yang tipis.
4) Sel-selnya memiliki banyak protoplasma yang memenuhi isi sel.
5) Sel-selnya memiliki satu atau dua inti sel yang berukuran besar.
6) Vakuola selnya sangat kecil atau tidak ada sama sekali, dengan plastida yang
belum matang atau berupa proplastida.
7) Sel-selnya belum mengalami diferensiasi atau spesialisasi dalam mendukung
fungsi tertentu pada tumbuhan.
8) Beberapa berfungsi sebagai jaringan penyimpan makanan.

b. Fungsi Jaringan Meristem


Jaringan meristem berfungsi sebagai jaringan embrionik untuk membentuk selsel
baru. Sel-sel baru ini nantinya akan berdiferensiasi menjadi jaringan lain. Pada
jaringan meristem, tidak ditemukan fungsi khusus seperti pada jaringan dewasa.
Akan tetapi, keberadaan jaringan meristem sangat penting bagi pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan. Hal ini dikarenakan jaringan meristem menjadi kunci
terbentuknya jaringan dewasa melalui proses diferensiasi atau spesialisasi.

c. Jenis-Jenis Jaringan Meristem


Jaringan meristem dapat dibedakan berdasarkan posisinya pada tubuh tumbuhan dan
berdasarkan asal-usulnya.
1) Berdasarkan posisinya pada tubuh tumbuhan
Berdasarkan posisinya pada tubuh tumbuhan, jaringan meristem dibagi menjadi
tiga.
a) Meristem apikal
Meristem apikal adalah meristem yang terletak di ujung batang utama, ujung
lateral, dan ujung akar. Pertumbuhan meristem apikal menyebabkan
pertambahan panjang (tinggi) pada tumbuhan, baik ke arah atas pada apikal
batang maupun ke arah bawah pada apikal akar. Pertumbuhan ini disebut
pertumbuhan primer. Ada dua teori yang berkaitan dengan aktivitas titik
tumbuh, yaitu teori tunika-korpus dan teori histogen.
 Teori tunika korpus
Teori tunika korpus dikemukakan oleh Schmidt. Menurut teori ini, titik
tumbuh terdiri atas dua lapisan, yaitu sebagai berikut.
1. Tunika, merupakan lapisan pinggir yang terdiri atas satu atau
beberapa lapis sel yang berukuran relatif kecil. Tunika mengalami
pembelahan ke arah lateral atau samping dan akan berdiferensiasi
menjadi epidermis.
2. Korpus, merupakan bagian pusat dari titik tumbuh yang terdiri atas
sel-sel yang berukuran relatif besar. Korpus mengalami pembelahan
ke segala arah dan akan membentuk seluruh jaringan selain epidermis.
 Teori histogen
Teori histogen dikemukakan oleh Hanstein. Menurut teori ini, titik tumbuh
dibagi menjadi tiga lapisan, yaitu sebagai berikut:
1. Dermatogen, merupakan lapisan luar yang akan berkembang menjadi
epidermis.
2. Periblem, merupakan lapisan tengah yang akan berkembang menjadi
korteks.
3. Plerom, merupakan lapisan dalam yang akan berkembang menjadi
stele atau silinder pusat.
b) Meristem interkalar
Meristem interkalar adalah meristem yang terletak diantara jaringan dewasa
atau jaringan yang sudah terdiferensiasi. Meristem interkalar dapat ditemukan
pada pangkal ruas batang tumbuhan golongan rumputrumputan (Poaceae),
beberapa anggota spesies dari Caryophyllaceae dan Polygonaceae, serta paku
ekor kuda (Equisetum sp.). Meristem interkalar menyebabkan ruas batang
bertambah panjang dan juga menyebabkan terbentuknya bunga. Jaringan yang
terbentuk dari meristem interkalar termasuk jaringan primer.

c) Meristem lateral
Meristem lateral adalah meristem yang terletak sejajar dengan permukaan
batang atau akar. Contohnya adalah kambium gabus (felogen) dan kambium
vaskuler (kambium pembuluh). Meristem lateral menyebabkan terjadinya
pertumbuhan sekunder pada batang maupun akar sehingga batang dan akar
akan membesar. Aktivitas meristem lateral akan membentuk jaringan
sekunder.

2) Berdasarkan asal-usulnya
Berdasarkan asal-usulnya, jaringan meristem dibagi menjadi tiga, yaitu
promeristem, meristem primer, dan meristem sekunder.
a) Promeristem
Pada fase embrio, tumbuhan sudah memiliki sel-sel yang aktif membelah
berupa promeristem atau meristem primordial. Promeristem merupakan bagian
awal dari meristem yang sudah ada, yaitu berupa daerah kecil pada ujung akar
dan ujung batang. Menurut teori Haberlandt, promeristem akan berkembang
menjadi protoderm, prokambium, dan meristem dasar.
a. Protoderm akan berkembang menjadi epidermis.
b. Prokambium akan berkembang menjadi jaringan pengangkut.
c. Meristem dasar akan berkembang menjadi parenkim (jaringan dasar).
b) Meristem primer
Meristem primer merupakan jaringan yang berasal dari perkembangan
promeristem. Meristem primer memiliki sel-sel yang berkembang langsung
dari sel-sel embrionik yang terdapat di ujung batang dan ujung akar. Meristem
primer menyebabkan pertumbuhan primer, yaitu pertumbuhan vertikal yang
mengakibatkan perpanjangan batang dan akar.
c) Meristem sekunder
Meristem sekunder merupakan jaringan yang berasal dari sel-sel dewasa yang
berubah sifatnya menjadi sel-sel meristematik. Sel-sel meristem sekunder
berbentuk pipih atau prisma dan memiliki vakuola yang besar di bagian
tengahnya. Contohnya adalah kambium vaskuler dan kambium gabus
(felogen).
1. Kambium vaskulern
Kambium vaskuler merupakan lapisan sel-sel yang aktif membelah di antara pembuluh
angkut xilem dan floem. Kambium ini ditemukan pada tumbuhan dikotil,
Gymnospermae, dan beberapa monokotil seperti Agave, Aloe, Yucca, dan Dracaena.
Kambium menyebabkan pertumbuhan sekunder, sehingga batang bertambah besar.
Aktivitas kambium vaskuler ke arah luar akan membentuk FLoem (pembuluh tapis) dan
ke arah dalam akan membentuk xilem (pembuluh kayu).
2. Kambium gabus (felogen)
Kambium gabus (felogen) adalah jaringan kambium yang membentuk lapisan periderm
(pelindung). Kambium ini terletak di bawah epidermis batang dan akar yang sudah tua.
Aktivitas kambium gabus ke arah luar akan membentuk felem (lapisan gabus) dan ke arah
dalam akan membentuk feloderm (korteks sekunder). Pada umumnya, felem merupakan
sel-sel mati, sedangkan feloderm merupakan sel-sel hidup.
1. Jaringan Dewasa (Jaringan Permanen)
Jaringan embrional atau jaringan meristem akan berkembang menjadi jaringan dewasa
atau jaringan permanen. Jaringan dewasa adalah jaringan yang sudah mengalami
diferensiasi menjadi bentuk lain sesuai dengan fungsinya. Jaringan dewasa memiliki
ciriciri sebagai berikut:
a) Tidak melakukan aktivitas pembelahan.
b) Sel-selnya berukuran relatif besar dibandingkan dengan sel-sel meristem.
c) Mengalami penebalan pada dinding sel sesuai dengan fungsinya.
d) Sel-selnya memiliki vakuola yang besar, sehingga mengandung sedikit sitoplasma.
e) Terdapat ruang antarsel.
f) Kadang-kadang, sel-selnya telah mengalami kematian.
2. Jaringan Pelindung (Epidermis)
Jaringan epidermis adalah jaringan yang tersusun dari lapisan sel-sel yang penutupi
permukaan organ tumbuhan, seperti daun, batang, dan akar. Jaringan epidermis
berkembang dari protoderm dan umumnya tersusun dari selapis sel, misalnya pada
epidermis atas dan epidermis bawah daun. Jaringan epidermis memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
a) Umumnya tersusun atas selapis sel.
b) Sel-selnya tersusun rapat satu sama lain, tidak terdapat ruang antarsel.
c) Dinding selnya memiliki ketebalan yang berbeda-beda. Pada organ-organ tertentu,
dinding sel bagian luar mengalami penebalan, seperti pada lapisan kutikula daun dan
batang.
d) Umumnya tidak memiliki kloroplas, sehingga tidak dapat melakukan fotosintesis.
Akan tetapi, pada sel-sel epidermis yang telah bermodifikasi menjadi sel penjaga
stomata dan pada beberapa tumbuhan air atau tumbuhan yang hidup di tempat
lembab, terdapat kloroplas.
e) Bentuk selnya bervariasi, misalnya bentuk heksagonal pada daun Aloe, cristata,
bentuk tubuler pada daun dikotil, dan bentuk memanjang pada daun monokotil.
f) Sel-selnya memiliki banyak vakuola dan protoplas yang dapat menyimpan berbagai
hasil metabolisme
3. Jaringan Dasar (Parenkim)
Jaringan parenkim merupakan jaringan yang terbentuk dari sel-sel hidup, dengan struktur
morfologi dan _ siologi yang bervariasi. Jaringan parenkim disebut jaringan dasar karena
terdapat pada hampir seluruh bagian tubuh tumbuhan. Contohnya, parenkim palisade
yang terdapat di daun dan parenkim penimbun yang terdapat di akar. Jaringan parenkim
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1) Tersusun dari sel-sel hidup yang berukuran besar.
2) Bentuk selnya polihedron dengan dinding sel primer.
3) Memiliki inti sel yang berukuran besar dengan banyak vakuola.
4) Letak selnya tidak terlalu rapat, sehingga terdapat ruang antarsel.
5) Dapat bersifat meristematik.
4. Jaringan Pengangkut (Vaskuler)
Jaringan pengangkut adalah jaringan yang berfungsi untuk mengangkut air dan garam
a) Xilem
Xilem adalah jaringan pengangkut yang berfungsi mengangkut air dan garam mineral
dari akar menuju daun. Tersusun atas yang umumnya berupa sel mati dengan dinding
tebal dari bahan lignin.
b) Floem
Floem adalah jaringan pengangkut yang berfungsi mengangkut dan mendistribusikan
zat makanan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tubuh tumbuhan. Floem
tersusun dari sel-sel hidup dan sel-sel mati
5. Jaringan Penyokong (Penguat)
Jaringan penyokong adalah jaringan yang menunjang bentuk tubuh tumbuhan. Ciriciri
jaringan penyokong adalah memiliki sel-sel berdinding tebal dan kuat, serta telah
mengalami spesialisasi pada sel-selnya. Jaringan penyokong memiliki fungsi sebagai
berikut.
1.) Menegakkan batang dan menguatkan daun.
2.) Melindungi embrio biji.
3.) Melindungi tumbuhan dari gangguan mekanis.
4.) Memperkuat jaringan aerenkim (parenkim penyimpan udara).
5.) Melindungi jaringan pengangkut.
6. Jaringan Sekretoris
Jaringan sekretoris adalah sekumpulan sel yang berfungsi menghasilkan suatu zat.
Jaringan sekretoris disebut juga kelenjar internal, karena senyawa yang dihasilkan tidak
keluar dari tubuh. Pada tumbuhan terdapat struktur sekresi khusus, yaitu berupa sel atau
sekelompok sel yang mensekresikan senyawasenyawa tertentu. Berdasarkan tempat
penyimpanan materi yang akan disekresikan, ada dua macam sekresi, yaitu sekresi
intraseluler dan sekresi ekstraseluler.

1. Jaringan Epitelium
Jaringan epitelium (epitel) adalah jaringan yang melapisi permukaan luar tubuh atau
membatasi permukaan suatu rongga tubuh. Jaringan epitelium yang melapisi permukaan
luar tubuh disebut epidermis, sedangkan jaringan epitelium yang membatasi permukaan
suatu rongga tubuh disebut mesotelium. Sementara itu, jaringan epitelium yang
membatasi organ dalam disebut endotelium. Seluruh jaringan epitelium terletak pada
suatu lamina basalis (lapisan membran basal) yang memisahkan epitelium dari jaringan di
bawahnya, seperti jaringan ikat, pembuluh darah, dan jaringan saraf. Permukaan sel yang
berhadapan dengan lumen disebut permukaan apikal, sedangkan permukaan sel yang
berhadapan dengan membran basal disebut permukaan basal. Sementara itu, permukaan
sel yang terletak di antara sel-sel disebut permukaan lateral. Jaringan epitelium memiliki
ciri-ciri sebagai berikut :
a. Sel-sel penyusunnya tersusun rapat sehingga hampir tidak ada ruang antarsel.
b. Tidak mengandung pembuluh darah dan pembuluh limfa, tetapi mengandung sel
saraf.
c. Sel-sel memiliki daya regenerasi yang tinggi.
d. Bentuk selnya bervariasi, seperti bersisi, bersudut banyak (poligonal), atau tidak.

Jaringan epitelium memiliki fungsi sebagai berikut:


a. Transportasi, Pengangkutan zat-zat antarjaringan atau rongga yang dipisahkan.
b. Absorpsi, misalnya penyerapan sari-sari makanan pada usus halus.
c. Pelindung jaringan di bawahnya.
d. Sekresi, menghasilkan zat atau enzim dari epitelium membran maupun kelenjar.
e. Ekskresi, membuang sisa-sisa metabolisme air, karbon dioksida, dan garamgaram
tertentu.
f. Eksteroreseptor, menerima rangsangan dari lingkungan.
2. Jaringan Ikat (Jaringan Penyambung)
Jaringan ikat adalah jaringan yang berfungsi untuk mengikat atau menyokong jaringan
lain. Jaringan ikat berkembang dari jaringan mesenkim yang berasal dari lapisan
embrional mesoderm. Jaringan ikat memiliki fungsi sebagai berikut:
a. Pengikat dan penyambung jaringan yang satu dengan jaringan yang lain. Contohnya
tendon yang menghubungkan jaringan tulang dengan jaringan otot.
b. Penyokong dan pembentuk struktur tubuh. Contohnya jaringan ikat tulang.
c. Pelindung suatu organ. Contohnya jaringan ikat yang membungkus organorgan
tubuh, seperti pleura yang membungkus paru-paru.
d. Penyimpan energi, misalnya jaringan ikat lemak.
e. Pengangkutan zat-zat dalam tubuh, misalnya jaringan ikat darah dan jaringan ikat
limfa.
f. Pertahanan tubuh terhadap serangan bibit penyakit, misalnya jaringan ikat darah yang
mengandung sel-sel darah putih penghasil antibodi. Jaringan ikat tersusun dari dua
komponen utama, yaitu bahan intersel (matriks) dan selsel penyusun jaringan ikat

3. Macam-Macam Jaringan Ikat


Jaringan ikat dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu jaringan ikat sejati, jaringan ikat
cair, dan jaringan ikat penyokong.
1) Jaringan Ikat
Sejati Jaringan ikat sejati dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu jaringan ikat
longgar dan jaringan ikat padat.
2) Jaringan Ikat Longgar
Jaringan ikat longgar memiliki ciri-ciri, yaitu susunan serat-seratnya longgar dan
memiliki banyak substansi dasar. Serat-serat penyusunnya terdiri atas serat kolagen
dan serat elastin. Jaringan ikat longgar dapat ditemukan di sekitar organ tubuh atau
pembungkus pembuluh darah dan saraf
3) Jaringan Ikat Padat
Jaringan ikat padat tersusun dari serat-serat yang berimpitan padat dengan sedikit sel
dan substansi dasar. Serat yang dominan adalah serat kolagen, sehingga jaringan ikat
padat sering disebut dengan jaringan kolagen. Jaringan ikat padat bersifat tidak
elastis. Fungsi jaringan ikat padat adalah untuk menghubungkan suatu organ dengan
organ yang lain. Jaringan ikat padat dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu
jaringan ikat padat teratur dan jaringan ikat padat tidak teratur.
4) Jaringan Ikat Cair
Jaringan ikat cair adalah jaringan ikat yang sel-sel penyusunnya terdapat di dalam
suatu matriks berupa larutan atau berbentuk cairan. Jaringan ikat cair terdiri atas
jaringan darah dan jaringan limfa (getah bening).
a. Jaringan Darah
Jaringan darah terdiri atas plasma darah, trombosit, dan sel-sel darah. Plasma
darah berupa cairan yang mengandung berbagai macam protein, asam amino,
peptida, enzim, hormon, vitamin, dan mineral. Trombosit berbentuk lempengan,
tidak berinti, dan berperan dalam proses pembekuan darah. Sel-sel darah terdiri
atas eritrosit (sel darah merah) dan leukosit (sel darah putih). Eritrosit berbentuk
bulat dengan cekungan di tengah (bikonkaf), tidak berinti, dan sitoplasmanya
mengandung hemoglobin untuk mengikat oksigen dan karbon dioksida. Leukosit
memiliki bentuk bervariasi, berinti, dapat bergerak amuboid, dan berperan dalam
pertahanan tubuh terhadap infeksi.
b. Jaringan Limfa (Getah Bening)
Jaringan limfa adalah cairan yang dikumpulkan dari berbagai jaringan dan
kembali ke dalam aliran darah. Pada saat limfa melewati nodus limfa, akan
ditambahkan antibodi (immunoglobulin) dan sebagian besar sel-sel yang terdiri
dari limfosit. Nodus limfa terdapat di dalam tonsil, limpa, timus, dan sepanjang
saluran pencernaan. Limfa yang mengalir dari dinding usus halus berwarna
seperti susu karena mengandung lemak. Limfa dapat membeku, tetapi prosesnya
lebih lama dibandingkan dengan pembekuan darah. Hasil pembekuan limfa lebih
lunak daripada pembekuan darah.
5) Jaringan Ikat Penyokong
Jaringan ikat penyokong adalah jaringan ikat yang berfungsi sebagai penyokong
tubuh. Ada dua macam jaringan ikat penyokong, yaitu jaringan tulang rawan
(kartilago) dan jaringan tulang keras (osteon).
a) Jaringan Tulang Rawan (Kartilago) Tulang rawan merupakan hasil spesialisasi
dari jaringan ikat berserat dengan matriks elastis. Jaringan tulang rawan tersusun
dari sel-sel yang disebut kondrosit dan matriks dari bahan kondroitin sulfat.
Kondrosit berbentuk lonjong atau bulat dan memiliki inti dengan beberapa anak
inti di dalamnya

b) Jaringan Tulang Keras (Osteon) Jaringan tulang keras tersusun dari matriks dan
komponen seluler. Matriks tulang sangat padat dan kaku, mengandung
glikosaminoglikans, serat osteokolagen, garam anorganik kalsium fosfat,
kalsium karbonat, sedikit kalsium fluorida, serta magnesium fluorida
1. Jaringan Otot
Jaringan otot merupakan alat gerak aktif. Jaringan otot terdiri atas sel-sel otot atau serat-
serat otot yang tersusun dalam berkas-berkas. Setiap sel otot memiliki membran yang
disebut sarkolema. Sarkolema memisahkan sel otot satu dengan sel otot yang lain. Sel
otot juga memiliki sitoplasma yang disebut sarkoplasma. Serat otot disebut miofibril.
Miofibril tersusun dari satuan-satuan yang lebih kecil yang disebut miofilamen.
Miofilamen ada yang tebal dan ada yang tipis. Miofi lamen tipis mengandung aktin dan
Miofilamen tebal mengandung miosin. Aktin dan miosin menyebabkan sel otot bersifat
kontraktil. Pada setiap miofibril terdapat beberapa unit pita terang dan pita gelap yang
disebut sarkomer.

2. Jaringan Saraf
Jaringan saraf adalah jaringan yang berfungsi untuk menghantarkan impuls (rangsangan).
Jaringan saraf menghantarkan impuls dari alat-alat indra ke pusat saraf (otak dan sumsum
tulang belakang), serta menghantarkan impuls dari pusat saraf ke organ lainnya. Jaringan
saraf tersusun dari dua macam sel, yaitu neuron (sel saraf ) dan neuroglia (sel
penyokong).

1. Fungsi Rangka
Rangka merupakan alat gerak pasif yang tersusun atas tulang yang saling berhubungan.
Tulang-tulang yang menyusun rangka tubuh manusia mempunyai bentuk beraneka ragam
sesuai dengan keduduanya dalam tubuh serta fungsinya. Secara umum fungsi rangka
adalah:
- Alat gerak pasif
- Memberikan bentuk tubuh
- Menahan dan menegakkan tubuh
- Tempat melekatnya otot
- Melindungi organ vital seperti otak, jantung, dan paru-paru
- Tempat pembentukan sel darah pada sumsum tulang
- Tempat penyimpanan kalsium dan fosfor

Berdasarkan letaknya, tulang penyusun rangka tubuh manusia dikelompokkan menjadi


dua macam, yaitu:
a. Rangka Aksial yang terdiri dari:
1) Tulang tengkorak
2) Tulang belakang
3) Tulang rusuk dan dada
b. Rangka Apendikular yang terdiri dari:
1) Tulang gelang bahu
2) Tulang gelang panggul
3) Tulang anggota gerak

A. Rangka Aksial
1) Tulang Tengkorak
Tulang tengkorak dibagi atas dua bagian, yaitu tulang tengkorak bagian kepala dan
tulang tengkorak bagian muka (wajah) Tulang tengkorak bagian kepala (tulang
tempurung atau kranium) Tulang tengkorak bagian kepala (kranium) mengelilingi
dan melindungi otak. Saat bayi dilahirkan, tulang tengkorak bagian kepala belum
menyatu sempurna. Namun dalam pertumbuhan dan perkembangannya tulang
tengkorak tersebut menyatu membentuk tempurung kepala. Hubungan tulang
tengkorak bagian kepala merupakan hubungan tulang yang tidak dapat digerakkan.
Tulang tengkorak bagian kepala terdiri atas 10 buah tulang yaitu:
- 1 tulang tengkorak belakang
- 1 tulang dahi
- 2 tulang ubun-ubun
- 2 tulang pelipis
- 2 tulang tapis
- 2 tulang baji
Tulang tengkorak bagian muka (wajah)
Tulang-tulang tengkorak bagian muka menyatu dan tidak dapat digerakan, kecuali
tulang rahang bawah. Tulang tengkorak bagian muka terdiri atas:
- 2 tulang rahang atas
- 2 tulang rahang bawah
- 2 tulang pipi
- 2 tulang mata
- 2 tulang hidung
- 2 tulang langit-langit
- 1 tulang pangkal lidah
2) Tulang belakang
Fungsi tulang belakang adalah:
- Menyangga tulang tengkorak
- Menyokong tubuh
- Menjaga kesetabilan tubuh
- Tempat melekatnya tulang-tulang rusuk Tulang belakang terdiri atas 33 ruas
yang terbagi atas:
- 7 ruas tulang leher
- 12 ruas tulang punggung
- 5 ruas tulang pinggang
- 5 ruas tulang kelangkang yang menyatu
- 4 ruas tulang ekor yang menyatu
3) Tulang dada dan rusuk Tulang dada merupakan tempat melekatnya tulang rusuk
bagian depan. Tulang dada terdiri atas 3 bagian, yaitu:
a) Bagian hulu (tungkai)
b) Bagian badan (bagian tengah)
c) Bagian taju pedang (terbuat dari tulang rawan)

Tulang rusuk terdiri dari 3 jenis tulang, yaitu:


a) 7 pasang tulang rusuk sejati.
b) 3 pasang tulang rusuk palsu.
c) 2 pasang tulang rusuk melayang.
B. Rangka Apendikular
1) Tulang gelang bahu Tulang gelang bahu terdiri atas:
- 2 tulang belikat
- 2 tulang selangka yang melakat pada tulang dada
2) Tulang gelang panggul Tulang gelang panggul terdiri atas 3 jenis tulang yang
berkaitan erat sehingga membentuk suatu lingkaran yang berlubang. Ketiga tulang
tersebut adalah:
- 2 tulang pinggul (tulang usus)
- 2 tulang duduk
- 2 tulang kemaluan
3) Tulang Anggota Gerak Tulang anggota gerak dibedakan atas 2 kelompok, yaitu
sepasang tulang anggota gerak bagian atas (lengan atau tangan) dan sepasang tulang
anggota gerak bagian bawah (kaki atau tungkai).
a) Tulang anggota gerak bagian atas (lengan atau tangan) Fungsi utama tulang anggota
gerak bagian atas adalah untuk melakukan berbagai aktivitas. Tulang anggota gerak
bagian atas (lengan atau tangan) terdiri atas:
- 2 tulang lengan atas
- 2 tulang pengumpil
- 2 tulang hasta
- 16 atau (2 x 8) ruas pergelangan tangan
- 10 atau (2 x 5) tulang telapak tangan
- 28 atau (2 x 14) tulang jari tangan.
b) Tulang anggota gerak bagian bawah (kaki atau tungkai) Fungsi utama tulang
anggota gerak bagian bawah adalah untuk menopang berat tubuh dan mengatur
gerak tubuh ketika berjalan. Tulang anggota gerak bagian bawah (kaki atau tungkai)
terdiri atas:
- 2 tulang paha
- 2 tulang tempurung lutut
- 2 tulang kering
- 2 tulang betis
- 14 atau (2 x 7) tulang pergelangan kaki
- 10 atau (2 x 5) tulang telapak kaki
- 28 atau (2 x 14) tulang jari kaki
2. Jenis Tulang
a. Tulang rawan
Tulang rawan bersifat lentur, tersusun atas sel-sel tulang rawan (kondrosit) yang
mensekresikan matriks (kondrin) berupa hialin atau kolagen. Pada tulang rawan
mengandung sedikit zat kapur, itulah sebabnya tulang rawan bersifat lentur. Pada masa
bayi atau masa pertumbuhan sebagian besar tulang masih berupa tulang rawan. Seiring
dengan pertumbuhan bayi dan pertambahan usia, tulangtulang rawan banyak
mengandung sel-sel dan mengalami penulangan (osifikasi) sehingga tulang tidak lentur
lagi karena tumbuh menjadi keras. Akan tetapi ada juga beberapa tulang yang tidak
mengalami penulangan. Misalnya, pada bagian persendian, daun telinga, hidung,
bronkus, trakea, dan ruas-ruas tulang belakang.
b. Tulang keras (tulang sejati)
Pembentukan tulang keras berawal dari kartilago (berasal dari mesenkim). Tulang
keras tersusun dari jaringan tulang keras, yang terdiri dari sel-sel tulang (osteosit) yang
membentuk lingkaran. Di tengah-tengah sel tulang terdapat saluran Havers. Di dalam
saluran Havers terdapat pembuluh kapiler yang berfungsi untuk mengangkut sari
makanan dan oksigen pada sel tulang. Pada tulang keras banyak mengandung zat
kapur (kalsium) dan sedikit mengandung zat perekat. Matriks akan mengeluarkan
kapur dan fosfor yang menyebabkan tulang menjadi keras. Proses pengerasan tulang
disebut penulangan atau osifikasi. Jenis osifikasi adalah desmal dan kondral. Kondral
meliputi perikondral dan enkondral. Desmal merupakan penulangan pada tulang keras,
sedangkan kondral adalah penulangan pada tulang rawan. Sel-sel tulang keras yang
telah mati akan membentuk rongga bekas sel tulang yang disebut lakuna. Setiap lakuna
dapat berhubungan satu sama lainnya melalui saluran-saluran kecil yang disebut
kanalikuli. Tulang keras terdapat pada seluruh tulang anggota gerak. Lapisan luarnya
keras (tulang kompak) dan mengelilingi rongga yang disebut rongga sumsum. Jadi,
tulang tidak rapat, tetapi berongga di tengahnya. Seandainya semua tulang rapat tanpa
rongga, tubuh kita sangat berat dan akan sulit digerakkan.

3. Bentuk Tulang
Rangka adalah susunan tulang-tulang dengan sistem tertentu. Berdasarkan bentuknya
tulang-tulang yang menyusun rangka tubuh dapat dibagi menjadi empat macam, yaitu:
a. Tulang pipih
Tulang pipih berbentuk pipih atau tipis, contohnya adalah tulang rusuk, tulang belikat,
tulang dada. dan tulang tengkorak. Di dalamnya berisi sumsum merah, tempat
pembuatan sel darah merah dan sel darah putih. Tulang pipih memiliki dua lapisan
tulang kompakta yang disebut lamina eksterna dan interna osiskrani yang dipisahkan
oleh satu lapisan tulang spongiosa yang disebut diploe.
b. Tulang pendek
Tulang pendek berbentuk kubus atau pendek tidak beraturan, contohnya ruasruas
tulang belakang, pangkal lengan, pergelangan tangan, pergelangan kaki dan pangkal
kaki. Di dalamnya berisi sumsum merah, tempat pembuatan sel darah merah dan sel
darah putih.Tulang ini memiliki inti tulang spongiosa yang dikelilingi tulang
kompakta. Bentuk pendek dan bulat.
c. Tulang pipa
Tulang pipa terdiri atas epifisis (bagian ujung tulang yang membesar seperti bongkol)
dan diafisis (bagian tengah tulang di antara dua epifisis). Di antara diafisis dan epifisis
terdapat tulang rawan berbentuk lempengan atau cakram epifisis. Jika cakra epifisis
masih aktif, maka tulang pipa masih dapat memanjang. Cakra epifisis tidak aktif lagi
sekitar umur 20 tahun.
d. Tulang tak berbentuk
Tulang tak berbentuk memiliki bentuk yang tidak teratur. Tulang ini tidak memiliki
bentuk, seperti pipa, pendek, atau pipih. Contoh tulang tak berbentuk, yaitu wajah dan
tulang belakang.
4. Osifikasi
Osifikasi (proses pembentukan tulang) adalah proses dimana sel-sel mesenkim dan
kartilago diubah menjadi tulang selama perkembangan. Awal pembentukan rangka
berupa tulang rawan, pada manusia terbentuk secara sempurna pada akhir bulan kedua
atau awal bulan ketiga pembentukan embrio. Pembentukan tulang ini bertahap dari dalam
ke luar. Sel-sel osteoblas juga menempati jaringan pengikat yang ada di sekeliling rongga.
Sel-sel tulang ini mengelilingi saluran haversi yang berisi pembuluh darah kapiler arteri,
vena, dan serabut saraf membentuk satu sistem yang disebut sistem havers. Pembuluh
darah sistem havers mengangkut zat fosfor dan kalsium menuju matriks sehingga matriks
tulang menjadi keras. Kekerasan tulang diperoleh dari kekompakan sel-sel penyusun
tulang. Apabila matriks tulang berongga, maka akan membentuk tulang spons, contohnya
tulang pipih. Sedangkan, jika matriks tulang menjadi padat dan rapat, maka akan
terbentuk tulang keras atau tulang kompak, contohnya tulang pipa berbentuk tabung
dengan kedua ujung membulat. Rongga sumsum tulang dan rongga tulang spongiosa
mengandung sumsum tulang kuning (terdiri atas sel lemak) dan sumsum tulang merah
(tempat pembentukan sel darah merah). Proses osifikasi pada tulang pipa terjadi dalam
beberapa tahap, yaitu:
a. Penulangan diawali dari tulang rawan yang banyak mengandung osteoblas. Bagian
yang paling banyak mengandung osteoblas adalah epifisis dan diafisis.
b. Tulang rawan yang telah dihasilkan memiliki rongga yang akan terisiosteoblas.
c. Kemudian osteosit dibentuk ke arah luar, atau berbentuk konsentris (saluran Havers).
d. Di sekitar osteosit, dibentuk matriks tulang dari senyawa protein yang mengandung
kalsium dan fosfor.
e. Pembentukan pusat osifikasi sekunder muncul pada setiap epifisis. Osifikasi sekunder
ini menyebabkan pemanjangan tulang.
5. Hubungan Antartulang
Hubungan antartulang di dalam tubuh disebut artikulasi. Agar artikulasi dapat bergerak,
diperlukan struktur khusus yang disebut sendi. Terbentuknya sendi dimulai dari kartilago
di daerah sendi. Mula-mula kartilago akan membesar lalu kedua ujungnya akan diliputi
jaringan ikat. Kemudian kedua ujung kartilago membentuk sel-sel tulang, keduanya
diselaputi oleh selaput sendi (membran sinovial) yang liat dan menghasilkan minyak
pelumas tulang yang disebut cairan sinovial. Di dalam sistem rangka manusia, terdapat
tiga jenis hubungan antartulang yaitu sinartrosis, amfiartrosis, dan diartrosis.
a. Sinartrosis
Sinartrosis adalah hubungan hubungan antartulang yang direkatkan oleh suatu jaringan
ikat yang mengalami osifikasi sehingga tidak memungkinkan adanya gerakan.
b. Amfiartrosis
Amfiartosis adalah hubungan antartulang yang dihubungkan oleh kartilago sehingga
memungkinkan terjadinya sedikit gerakan.
c. Diartrosis.
Diartrosis adalah hubungan antartulang yang memungkinkan terjadinya gerakan tulang
secara lebih bebas Jenis hubungan antartulang yang bersifat diartrosis adalah sebagai
berikut:
1) Sendi Engsel
Sendi engsel merupakan hubungan antara bonggol tulang yang masuk ke dalam
mangkuk tulang yang tidak terlalu dalam dan adanya bagian pengganjal. Pada
sendi engsel, gerakannya satu arah seperti gerak engsel pintu. Contohnya sendi
pada siku, lutut, mata kaki, dan ruas antarjari.
2) Sendi Putar
Pada sendi putar, ujung tulang yang satu dapat mengitari ujung tulang yang lain.
Bentuk seperti ini memungkinkan gerakan rotasi dengan satu poros. Contohnya
sendi antara tulang hasta dan tulang pengumpil dan sendi antara tulang atlas
dengan tulang tengkorak. Pada sendi putar, ujung tulang yang satu dapat mengitari
ujung tulang yang lain. Bentuk seperti ini memungkinkan gerakan rotasi dengan
satu poros. Contohnya sendi antara tulang hasta dan tulang pengumpil dan sendi
antara tulang atlas dengan tulang tengkorak.
3) Sendi Pelana
Sendi pelana merupakan hubungan antartulang yang memungkinkan terjadinya
gerakan dua arah. Contohnya adalah sendi antara tulang telapak tangan dengan
pergelangan tangan dan dengan ruas jari tangan.
4) Sendi Peluru
Pada sendi peluru, kedua ujung tulang berbentuk lekuk dan bongkol. Bentuk ini
memungkinkan gerakan bebas ke segala arah. Misalnya sendi antara tulang gelang
bahu dan lengan atas, antara tulang gelang panggul dan paha.
5) Sendi Luncur atau Sendi Geser
Pada sendi ini, kedua ujung tulang agak rata sehingga menimbulkan gerakan
menggeser. Contohnya sendi antartulang pergelangan tangan dan antartulang
pergelangan kaki. Pada sendi ini, kedua ujung tulang agak rata sehingga
menimbulkan gerakan menggeser. Contohnya sendi antartulang pergelangan
tangan dan antartulang pergelangan kaki.
6) Sendi Kondoloid
Sendi kondiloid terjadi di antara dua tulang yang permukaannya berbentuk oval.
Berupa gerak ke samping dan gerak maju mundur, tetapi tidak mengitari poros.
Contohnya sendi pada tulang pergelangan tangan.

Otot merupakan alat gerak aktif karena kemampuannya untuk melakukan kontraksi
(memendek) dan relaksasi (memanjang atau kembali ke ukuran semula). Dalam tubuh
otot menyusun 40% berat tubuh. Otot dapat menggerakkan tulang karena ada bagian otot
yang melekat pada tulang yang disebut tendon. Tanpa otot kita tidak akan bisa
menggerakkan bagian tubuh kita. Terkadang selepas berolahraga tubuh kita terasa lelah
sampai sulit untuk bergerak. Hal ini dikarenakan saat berolahraga otot kita akan
berkontraksi lebih sering dan lebih lama dari biasanya sehingga bisa mengalami kelelahan
otot yang membuat kita menjadi sulit bergerak. Ada 4 sifat atau kemampuan yang
dimiliki otot, yaitu:
- Kontraktibilitas, yaitu kemampuan otot memendek dan menegang.
- Ekstensibilitas, yaitu kemampuan otot memanjang
- Kemampuan elastisitas atau kekenyalan.
- Kepekaan terhadap rangsangan (irritabilitas)

1. Macam-Macam Otot
Berdasarkan bentuk, susunan, dan cara kerjanya, otot manusia dibedakan 3 macam, yaitu:
otot lurik (otot rangka), otot polos, dan otot jantung.
a. Otot lurik (otot rangka)
Di sebut otot lurik karena sel otot ini memiliki bagian yang gelap dan terang yang
memberikan penampakan seperti lurik. Disebut otot rangka, karena otot ini melekat
pada tulang (rangka) yang berfungsi sebagai alat gerak aktif. Otot lurik terdapat pada
sebagian besar tubuh dan anggota gerak. Ujung otot lurik yang melekat pada tulang
disebut urat otot (tendon). Tendon merupakan jaringan ikat yang kuat dan liat.

b. Otot polos
Otot polos disebut juga otot dalam karena merupakan otot yang menyusun organ
dalam tubuh manusia yaitu :
- saluran pencernaan (usus dan lambung)
- pembuluh darah.
- saluran pernapasan.
- saluran kelamin.
- dindin rahim (uterus)
Ciri-ciri otot polos
- Sel-selnya berbentuk gelendong yang kedua ujungnya meruncing
- Selnya hanya memiliki 1 inti yang terletak di tangah sel
- Bekerja secara tidak sadar (tanpa perintah otak) sehingga disebut otot tak
sadar
- Reaksi kerjanya lambat dan teratur
- Tidak mudah lelah
- Terdapat pada bagian-bagian dalam tubuh, seperti pencernaan makanan,
pembuluh darah, alat pernapasan, alat ekskresi, saluran kelamin, dan
dinding rahim (uterus)
c. Otot jantung
Disebut otot jantung, kerena hanya terdapat pada jantung. Otot jantung berfungsi
menggerakan jantung untuk memompa darah kse seluruh bagian tubuh. Kontraksi dan
relaksasi otot jantung menyebabkan bilik jantung menyempit dan melebar secara
berirama sehingga menimbulkan datak jantung. Otot jantung terdapat pada jantung
Ciri-ciri otot jantung
- Sel otot jantung berbentuk silindris dan bercabang disebut sinsitium.
- Memiliki serat-serat seperti otot lurik, namun serat lurik otot jantung lebih
sedikit dibandingkan otot lurik.
- Bekerja secara tidak sadar (tidak dipengaruhi kehendak, tetapi dipengaruhi
oleh saraf otonom, yaitu simpatik dan parasimpatik
- Reaksi kerjanya lambat dan teratur.
- Memiliki daya tahan kerja yang lama (tidak mudah lelah) dan bekerja
seumur hidup manusia tanpa istirahat.
- Memiliki banyak inti dan masing-masing inti sel terdapat di tengah-tengah
serabut otot. - Otot jantung memiliki keistimewaan dibandingkan otot yang
lain, karena memiliki struktur seperti otot lurik tetapi bekerja seperti otot
polos. Fungsi otot jantung adalah menggerakkan jantung untuk memompa
darah ke seluruh tubuh.

2. Mekanisme Kerja Otot


Otot bekerja dengan cara berkontraksi. Jika mendapat rangasangan maka otot akan
berkontraksi. Kontraksi otot ditandai dengan otot jadi memendek, menegang, dan
menggembung pada bagian tengahnya. Kontraksi otot menyebab tulang tertarik, sehingga
terjadi gerakan. Bila otot tidak bekerja maka otot akan berelaksasi yaitu mengendur atau
kembali ke ukuran semula. Untuk kembali ke keadaan semula setelah berkontraksi, maka
perlu bantuan gerakan otot lain yang sifat kerjanya berlawanan yaitu otot antagonis dan
otot sinergis.
3. Sumber Energi untuk Gerak Otot
Otot memerlukan energi untuk bergerak. Berikut ini merupakan sumber energi untuk
gerak otot.
1) ATP (adenosine tri fosfat)
ATP ini nantinya akan terurai menjadi ADP (adenosine difosfat) dan energi.
Selanjutnya, ADP tadiakan diurai kembali menjadi AMP (adenosine monofosfat)
dan energi yang bisa kita rumuskan menjadi seperti berikut ini. ATP ADP + P +
Energi ADP AMP + P + Energi
2) Keratin fosfat
Keratin fosfat ini nantinya akan diurai menjadi keratin, fosfat dan energi.
Pemecahan ATP dan keratin fosfat berfungsi untuk menghasilkan energi pada saat
kontraksi otot. Untuk melakukan proses tersebut tidak diperlukan oksigen.
3) Glikogen (gula otot)
Untuk bergerak otot juga memerlukan gula dalam bentuk glikogen. Glikogen ini
akan dilarutkan menjadi laktasidogen. Kemudian diubah kembali menjadi glukosa
dan asam laktat. Molekul gula ini yang akan diubah menjadi CO2, H2O dan energi.
Proses ini akan terjadi saat otot relaksasi dan memerlukan oksigen, sehingga fase
relaksasi ini disebut fase aerob. Apabila di dalam otot mengandung banyak asam
laktat maka otot akan terasa lelah atau pegal. Asam laktat ini bisa dioksidasi dengan
bantuan oksigen.

4. Tahapan Mekanisme Kerja Otot


Saat otot bekerja harus melalui tahapan-tahapan. Berikut ini merupakan tahapan dari
mekanisme kerja otot.
a. Tahap pertama yang terjadi adalah impuls syaraf tiba di neuronmuscular junction dan
mengakibatkan pembebasan asetilkolin. Munculnya asetilkolin ini memicu
depolarisasi yang kemudian menyebabkan pembebasan ion Ca2 dan reticulum
sarkoplasma.
b. Tahap yang ke 2 yaitu terjadinya peningkatan jumlah Ca2 sehingga menyebabkan ion
ini terikat pada troponin dan mengakibatkan perubahan struktur pada troponin.
c. Tahapan yang ke tiga yaitu perombakan ATP yang akan membebaskan energi yang
akan menyebabkan myosin mampu menarik aktin ke dalam dan juga melakukan
pemendekan otot. Hal ini terjadi di sepanjang myofibril pada sel otot.
d. Selanjutnya myosin akan terlepas dari aktin dan jembatan aktomiosin akan terputus
ketika molekul ATP terikat di kepala myosin. Setelah ATP terurai, kepala myosin
dapat bertemu lagi dengan aktin di tropomiosin.
e. Terakhir proses kontraksi otot ini dapat berlangsung selama tersedia nya ATP dan ion
Ca2. Pada saat impuls terhenti, ion Ca2 akan kembali ke reticulum sitoplasma.

1. Kelainan dan Gangguan pada Sistem Gerak Manusia


a. Kelainan dan Gangguan pada Tulang
Beberapa kelainan dan gangguan pada tulang antara lain:
1) Retak tulang (fisura), merupakan retaknya tulang pipa, disebabkan karena
kecelakaan
2) Patah tulang (faktura), disebabkan karena kecelakaan. Patah tulang dibedakan
atas:
 Patah tulang terbuka, apabila patahnya tulang sampai menembus otot dan
kulit
 Patah tulang tertutup, apabila patahnya tulang tidak sampai menembus otot
dan kulit.
3) Polio, merupakan penyakit dimana keadaan tulang menjadi lumpuh layuh karena
infeksi virus polio
4) Sipilis, merupakan penyakit dimana keadaan tulang menjadi lumpuh layuh karena
infeksi bakteri Treponema pallidum
5) Layuh sendi, merupakan keadaan tulang yang tidak berdaya karena kerusakan
pada discus epifise.
6) Kelainan pada tulang belakang, merupakan kelainan dimana tulang belakang
bengkok akibat kebiasaan sikap duduk yang salah. Kelainan atau bengkoknya
tulang belakang dibedakan 3 macam, yaitu:
 Skilosis, merupakan tulang belakang yang bengkok ke kanan atau ke kiri.
 Kiforis, merupakan tulang belakang yang bengkok ke belakang (bongkok)
 Lordosis, merupakan tulang belakang yang bengkok ke depan.
 Subluksasi, merupakan gangguan yang terjadi pada daerah vertebra leher
sehingga posisi kepala mengalami perubahan menjadi ka arah kiri atau ke
kanan.
7) Osteoporosis, yaitu keadaan tulang yang rapuh dan dapat patah
8) Nekrosa, yaitu matinya sel-sel tulang yang disebabkan oleh kerusakan
periosteumyang bertugas membangun sel tulang.
9) Osteomalasia, yaitu terjadinya kelambatan proses osifikas pada saat bayi. Jika
telah dawasa biasanya akan menimbulkan pembentukan kaki yang bertipe O atau
X.
10) Rachitis, merupakan penyakit tulang, di mana tulang kurang keras karena
kekurangan vitamin D. Akibat rakhitis adalah tulang kaki (tibia dan fibula)
menjadi bengkok sehingga tampak membentuk huruf O atau X. Rakhitis dapat
pula menyebabkan penyakiot dada mertapi, yaitu batang tulang belakang
memendek.
11) Mikrosefalus, yaitu kepala kecil, karena pertumbuhan tulang tengkorak terhambat
akibat kurangnya zat kapur saat pembentukan tulang tengkorak pada waktu bayi.
Akibat lebih lanjut dapat berdampak pada gangguan mental
12) TBC tulang, akibat pengaruh penyakit TBC atau tumor ganas, sehingga tulang jadi
rusak dan membusuk.
b. Kelainan dan Gangguan pada Sendi
Beberapa kelainan dan gangguan pada sendi antara lain:
1) Rheumatic
2) Radang sendi
a. arthritis eksudatif, yaitu radang yang terjadi pada cairan sinovial sehingga
menimbulkan rasa ngilu pada saat digerakkan.
b. arthritis sika, yaitu berkurangnya minyak sinofial pada rongga sendi yang
disebabkan oleh virus, misalnya HIV.
c. Osteoartritis, merupakan arthritis yang disebabkan oleh penipisan kartilago
sehingga gerak sendi jadi terganggu.
d. Goutartritis, merupakan arthritis yang disebabkan karena kegagalan
metabolisme asam urat sehingga terjadi penimbunan asamurat dalam sendi.
3) Memar, disebabkan karena adanya kerusakan pada selaput sendi yang
menyebabkan sendi bergeser.
4) Dislokasi, merupakan keadaan dimana sendi bergeser dari kedudukan semula
karena ligament atau jaringan penggantung rusak.
5) Urai sendi, merupakan terlepasnya ujung tulang dari selaput sendi.
6) Keseleo atau terkilir, terjadi akibat gerakan mendadak yang tak terbiasa
dilakukan, yang dapat menyebabkan rasa sakit yang hebat dan disertai
pembengkakan.
7) Ankilosis, merupakan gangguan persendian dimana tulang tidak dapat
digerakkan lagi.
c. Kelainan dan Gangguan pada Otot Beberapa kelainan dan gangguan pada otot antara
lain:
1) Atrofi, merupakan suatu keadaan mengecilnya otot sehingga kehilangan
kemampuan berkontraksi.
2) Hipertrofi otot merupakan kebalikan dari atrofi otot, yaitu otot menjadi besar dan
lebih kuat. Hipertrofi otot dapat disebabkan oleh aktivitas otot yang berlebihan
seperti bekerja dan berolahraga.
3) Tetanus, adalah otot yang terus menerus berkontraksi akibat serangan bakteri
Clostridium tetani.
4) Kaku leher terjadi karena adanya peradangan pada otot leher akibat gerakan
yang sala atau hentakan secara mendadak. Leher menjadi sakit dan kaku apabila
digerakkan.
5) Miastemia gravis, adalah melemahnya otot secara berangsur-angsur sehingga
menyebabkan kelumpuhan bahkan kematian.
6) Hernia abdominalis terjadi karena sobeknya dinding otot perut sehingga usus
turun ke bawah dan masuk ke dalam rongga perut.
7) Kram (Kejang otot), terjadi karena kontraksi otot yang terus menerus atau
bekerja terlalu berat sehingga otot mengejang dan terasa sakit. Kram juga dapat
terjadi karena cuaca dingin atau gejala ketidak seimbangan air dan ion di dalam
tubuh.
2. Teknologi yang Berhubungan dengan Gangguan pada Sistem Gerak Manusia Seiring
dengan kemajuan ilmu pengetahuan, para ilmuwan telah berhasil mengembangkan
teknologi guna mengatasi kelainan pada sistem gerak, terutama tulang. Teknologi itu di
antaranya adalah :
a) Penyembuhan Patah tulang
 Pemasangan gips, yaitu bahan kapur yang diletakkan disekitar tulang yang patah.
Pembidaian, yaitu dengan menempatkan benda keras disekeliling tulang yang patah.
 Pembedahan internal, yaitu pembedahan untuk menempatkan batang logam atau
piringan pada tulang yang patah.
 Penarikan, yaitu menggunakan beban untuk menahan anggota gerak yang
mengalami deformitas dan mempercepat penyembuhan.
b) Penyembuhan kanker/tumor tulang
 Kemoterapi, biasanya menggunakan obat-obatan yang sangat kuat untuk
mencoba membunuh sel kanker.
 Radioterapi, yaitu pengobatan kanker dengan menggunakan sinar radioaktif
seperti sinar X, electron, sinar Gamma atau partikel lain.
 Operasi bertujuan untuk menghilangkan tumor lokal pada tulang.
c) Pergantian sendi
Pergantian sendi dilakukan dengan cara pembedahan untuk mengganti sendi yang
rusak dengan logam. Bonggol sendi diganti dengan logam campuran.
d) Transplantasi sumsum
Transplantasi sumsum yaitu sumsum merah dari seseorang ditransplantasikan kepada
orang lain. Dalam hal ini, diperlukan teknik khusus untuk memindahkan sumsum dari
donor yang sehat dan menyuntikkannya ke resipien tanpa merusaknya, karena sumsum
sangat lunak.
e) Penanggulangan skoliosis kongenitalis
Skoliosis kongenitalis adalah suatu kelainan pada lengkung tulang belakang bayi yang
baru lahir. Skoliosis ini dapat menyebabkan kelainan bentuk yang serius pada anak
yang sedang tumbuh. Oleh karena itu, seringkali dilakukan tindakan pengobatan
dengan memasang penyangga sedini mungkin. Jika keadaan anak semakin memburuk,
perlu dilakukan pembedahan.
f) Implan
Implan adalah pemasangan suatu material dari benda rigid atau kaku pada tulang
belakang yang mengalami gangguan.
g) Tangan bionik
Tangan bionik adalah tangan buatan yang fungsional sehingga dapat digunakan untuk
memegang benda dan melakukan gerakan kombinasi tangan, misalnya mengetik.
h) Kaki bionic
Kaki bionik merupakan kaki buatan yang dilengkapi dengan perangkat Bluetooth.
Chip komputer ditanamkan pada setiap kaki untuk mengirimkan sinyal ke motor
dikedua sendi buatan sehingga lutut dan mata kaki dapat berpindah dan melakukan
gerakan yang terkoordinasi, misalnya berdiri, berjalan dan mendaki. Kaki bionik ini
menggunakan energy dari baterai.
i) Kursi Roda
Adalah alat bantu yang digunakan oleh orang yang mengalami kesulitan berjalan. Alat
ini dapat digerakkan dengan didorong oleh pihak lain, digerakkan dengan
menggunakan tangan atau dengan menggunakan mesin otomatis.
j) Penanggulangan kaki
O Penanggulangan kaki O dilakukan dengan pemakaian sepatu khusus yang harus
selalu dipakai.
k) Viskosuplementasi
Viskosuplementasi adalah menyuntikkan asam hialuronat ke celah-celah sendi untuk
memperbaiki gizi dan pelumasan.
l) Pencangkokan tulang rawan
Teknik ini adalah menanam tulang rawan pasien dan memindahkan jaringan tersebut
ke area yang rusak.
m) Vertebloplasti
Vertebroplasti adalah teknik perbaikan patah tulang pada bagian tulang belakang
dengan cara memasukkan semen tulang melalui jarum suntik khusus. Pemberian
semen tulang di maksudkan untuk menyangga dan memberi kekuatan pada tulang dari
dalam. Dalam hal ini semen akan mengeras setelah 15 menit kemudian dan keesokan
harinya pasien sudah dapat berjalan.
n) Veselplasti
Veselplasti adalah teknik bedah endolaparoskopik terbaru. Teknik ini merupakan hasil
perkembangan dari teknik Vertebroplasti. Di sebut veselplasti karena teknik ini
menggunakan balon sebagai pengganti pembuluh darah buatan. Kemudian balon
tersebut diisi dengan bahan tulang yang memiliki sistem hidrolik sehingga pasien
dapat tegak seperti sediakala.
o) Sekrup Berbahan Tulang
Pada teknik ini, sekrup tulang berfungsi menghubungkan bagian-bagian tulang yang
akhirnya tumbuh menjadi tulang. Teknik ini di harapkan dapat mengurangi biaya
pengobatan dan beban fisik si pasien. Perlu di ketahui, harga sekrup metal yang di
gunakan dalam perawatan patah tulang dapat mencapai 100.000 yen persatuannya

Dalam proses kelangsungan hidupnya, manusia memerlukan makanan dan oksigen untuk
melangsungkan metabolisme. Proses metabolisme, selain menghasilkan zat-zat yang berguna
juga menghasilkan sampah (zat sisa) yang harus dikeluarkan dari tubuh. Bahan-bahan yang
diperlukan tubuh seperti makanan, oksigen, hasil metabolisme dan sisanya diangkut dan
diedarkan didalam tubuh melalui sistem peredaran darah. Hasil pencernaan makanan dan
oksigen diangkut dan diedarkan oleh darah keseluruh jaringan tubuh, sementara sisa-sisa
metabolisme diangkut oleh darah dari seluruh jaringan tubuh menuju organ-organ
pembuangan. Sistem sirkulasi adalah sistem transportasi yang berfungsi untuk mengangkut
berbagai zat di dalam tubuh, pada manusia berupa sistem peredaran darah. Sistem peredaran
darah terdiri dari darah dan alat peredaran darah. Berikut beberapa fungsi peredaran darah
yang menunjukkan betapa pentingnya darah bagi manusia.

a. Mengedarkan oksigen dari pari-paru ke seluruh tubuh dan mengangkut karbon dioksida
sisa aktivitas sel dari tubuh ke paru-paru untuk dibuang
b. Mengangkut nutrisi yang diperlukan untuk metabolisme tubuh dari sistem pencernaan dan
membawa sisa metabolisme ke ginjal untuk dibuang
c. Mengangkut hormone
d. Mengangkut sistem kekebalan tubuh
e. Mengatur suhu tubuh

Darah tidak bisa mengalir dengan sendirinya ke seluruh tubuh. Dibutuhkan sebuah mesin
pemompa agar darah dapat mengalir di dalam tubuh, organ tersebut adalah jantung. Darah
yang terdapat di dalam tubuh akan tetap terus berada di dalam pembuluh-pembuluh darah,
yaitu pada pembuluh besar dan pembuluh kecil.

1. Jantung
Jantung adalah organ sistem peredaran darah yang bertugas memompa darah dan
mengalirkan darah dalam pembuluh darah, yang terletak pada rongga dada di antara
kedua paru-paru, di atas diafragma dengan posisi condong ke kiri. Jantung dilapisi oleh
perikardium yang mengandung cairan perikardia. Perikardium berfungsi untuk
melindungi jantung agar tidak terluka karena bergesekan ketika berdetak.
a. Struktur Jantung
Jantung tersusun oleh tiga lapisan, yaitu perikardium (pembungkus luar), miokardium
(otot Jantung), dan endokardium (pembatas ruang jantung). Jatung terdiri dari empat
ruang, yaitu serambi kanan, serambi kiri, bilik kanan, dan bilik kiri.
1) Atrium/serambi kanan berfungsi meneriama darah dari seluruh tubuh mengandung
CO2 (darah kotor).
2) Atrium/serambi kiri berfungsi menerima darah dari paru-paru banyak mengandung
O2 (darah bersih).
3) Ventrikel/bilik kanan berfungsi menerima darah dari serambi kanan kemudian
dipompa ke paru-paru
4) Ventrikel/bilik kiri berfungsi menerima darah dari serambi kiri kemudian dipompa
ke seluruh tubuh

Antara bilik kanan dan serambi kanan terdapat katup valvula trikupidalis, yang
berfungsi mencegah agar darah dari bilik kanan tidak kembali ke serambi kanan.
Antara bilik kiri dan serambi kiri terdapat katup valvula bikuspidalis, yang berfungsi
mencegah agar darah dari bilik kiri tidak kembali ke serambi kiri.

b. Mekanisme Kerja Jantung


Jika Serambi jantung mengembang, darah dari seluruh tubuh dan paru-paru masuk ke
serambi. Kemudian darah dari serambi jantung menguncup dan darah masuk ke
dalam bilik. Apabila bilik menguncup maka darah dipompa menuju seluruh tubuh
dan paru-paru.
c. Tekanan Darah dan Denyut Jantung
Otot jantung mempunyai kekuatan untuk berdenyut sendiri secara terus menerus.
Sebuah sistem terintegrasi yang berada di dalam jantung mengawali denyutan dan
merangsang ruang-ruang pada jantung secara sistematis. Impuls menyebar ke semua
bagian atrium dan ke simpul atrioventrikel. Kemudian, dorongan akan dilanjutkan ke
otot ventrikel melalui serabut purkinje. Hal ini berjalan cepat supaya kontraksi
ventrikel merasa pada apeks jantung dan menyebar bersama cepat ke .arah pangkal
arteri besar yang meninggalkan jantung’. Tekanan darah adalah ukuran seberapa
kuatnya jantung meompa darah ke seluruh tubuh.

2. Pembuluh darah
Pembuluh darah adalah jalur bagi darah yang mengalir berasal dari jantung menuju ke
jaringan tubuh, dan sebaliknya. Menurut struktur dan fungsinya, pembuluh darah dibagi
menjadi tiga macam, yaitu:
a. Pembuluh Darah Nadi (Arteri)
Pembuluh darah arteri adalah pembuluh darah yang membawa darah meninggalkan
atau keluar jantung. Arteri condong terdapat agak lebih dalam di jaringan badan.
Pembuluh arteri banyak mengandung oksigen (O2) kecuali arteri pulmonalis yang
membawa darah dari jatung ke paru-paru mengandung karbon dioksida (CO2).
b. Pembuluh Darah Balik (Vena)
Pembuluh darah balik (vena) adalah pembuluh darah yang mengangkut darah menuju
ke jantung. Pembuluh balik terdiri atas tiga lapisan, seperti pembuluh arteri. Dari
susunan dalam ke arah luar adalah endotel, otot polos dan jaringan elastik, serta
jaringan ikat fibrosa. Pembuluh balik banyak mengandung karbon dioksida (CO2)
kecuali vena pulmonalis yang membawa darah dari paru-paru ke jatung mengandung
oksigen (O2)
c. Pembuluh Kapiler
Pembuluh darah kapiler merupakan pembuluh yang menghubungkan ujung pembuluh
nadi terkecil dengan ujung pembuluh balik. Meskipun diameter sebuah kapiler benar-
benar kecil, kuantitas kapiler yang timbul berasal dari sebuah arteriol tergolong besar
supaya keseluruhan daerah sayatan melintang yang tersedia untuk aliran darah
meningkat
3. Sistem Peredaran Darah
Sistem peredaran darah manusia dikendalikan oleh organ jantung yang berguna untuk
memompa darah agar mampu mengalir ke semua tubuh. Saat otot jantung berelaksasi,
jantung dalam keadaan mengembang, volumenya besar, dan tekanannya kecil.
Berdasarkan cara kerjanya sistem peredaran darah dibagi menjadi dua, yaitu peredaran
darah kecil dan peredaran darah besar.
1) Peredaran darah Kecil Peredaran darah kecil merupakan peredaran darah yang
mengalirkan darah dari jantung ke paru-paru dan lagi lagi ke jantung. Urutannya
adalah Jantung (bilik kanan) > Arteri pulmonalis > paru-paru > vena pulmonalis >
jantung (serambi kiri).
2) Peredaran Darah Besar Peredaran darah besar adalah peredaran darah yang
mengalirkan darah yang kaya oksigen dari bilik kiri jantung lalu diedarkan ke
semua jaringan tubuh. Urutannya adalah Jantung (bilik kiri) > Aorta > seluruh
tubuh > vena cava > jantung (serambi kanan).

Darah memiliki banyak kegunaannya bagi tubuh, makanya darah mempunyai komposisi yang
kompleks. Tanpa darah, bisa dipastikan bahwa oksigen dan sari makanan akan sulit untuk
dihantarkan dengan baik ke seluruh tubuh. Darah tersusun dari kombinasi antara plasma
darah dan sel-sel darah, yang semuanya beredar di seluruh tubuh. Sel-sel darah ini kemudian
dibagi lagi menjadi tiga jenis, yaitu sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit.

1. Komponen Darah
Darah merupakan bagian tubuh yang sangat penting. Darah dalam tubuh terdiri atas
plasma darah dan sel-sel darah. Komposisi susunan darah tersebut meliputi 55% plasma
darah dan 45% sel – sel darah yang terdiri atas eritrosit, leukosit, dan trombosit. Dalam
plasma darah terbagi lagi atas 90% air dan 10% zat terlarut, meliputi protein, garam
mineral, bahan organik, sisa metabolik, hormon, dan gas.
a. Plasma Darah
Plasma darah mengandung protein yang tersusun atas albumin, globulin, dan
fibrinogen. Albumin mempunyai peran untuk menjaga tekanan osmotik darah.
Globulin berfungsi sebagai antibodi. Fibrinogen berperan dalam pembekuan darah.
Plasma darah memiliki banyak fungsi penting dalam tubuh, di antaranya adalah:
1) Mengangkut limbah
2) Menjaga keseimbangan cairan tubuh
3) Membantu proses pembekuan darah
4) Menjaga suhu tubuh
5) Membantu melawan infeksi
6) Menjaga keseimbangan asam dan basa

b. Eritrosit (Sel darah merah)


Eritrosit (sel darah merah) merupakan bagian utama dari sel – sel darah. Ratarata
jumlah eritrosit dalam setiap satu milimeter adalah adalah 5 miliar. Bentuk eritrosit
berupa bikonkaf, melengkung ke dalam. Berupa piringan dan pada bagian tengah
berupa cekungan. Rata – rata panjang diameter eritrosit adalah 8 mikrometer, rata-rata
tebal bagian luarnya adalah 2 mikrometer, dan rata-rata bagian tengahnya adalah 1
mikrometer. Pada eritrosit (sel darah merah), terdapat hemoglobin yang berperan
dalam memberi warna merah pada darah. Karakteristik Eritrosit:
1) Bentuk bikonkaf dan tidak berinti.
2) Terbentuk di sumsum tulang.
3) Umur sel 120 hari.
4) Jumlahnya 4 – 5 juta/mm3.
5) Berfungsi mengangkut CO2 dan O2.
c. Leukosit (Sel Darah putih)
Fungsi leukosit adalah melacak kemudian melawan mikroorganisme atau molekul
asing penyebab penyakit atau infeksi, seperti bakteri, virus, jamur, atau parasit.
Sehingga keberadaan leukosit sangat berkaitan erat dengan sistem kekebalan tubuh.
Jumlah leukosit di dalam tubuh dalam keadaan normal adalah 4 × 109 sampai dengan
11 × 109 sel darah putih untuk setiap satu liter darah. Dalam tubuh, sel darah putih
mempunyai kemampuan fagositosis dan diapedesis. Fagositosis adalah kemampuan
memakan benda asing bagi sel darah putih. Sedangkan diapedesis adalah kemampuan
untuk menembus keluar pori-pori membran kapiler dan menuju ke jaringan.
Karakteristik sel darah putih:
1) Bentuk tidak tetap dan berinti.
2) Terbentuk di sumsum tulang, limfa dan kelenjar getah bening.
3) Umur sel 12 hari.
4) Jumlahnya 6.000 – 9.000 /mm3
5) Berfungsi untuk membunuh kuman dan membentuk antibodi sel darah putih
secara garis besar dikelompokkan menjadi dua, yaitu granulosit dan agranulosit

d. Trombosit (Keping Darah)


Trombosit atau yang sering disebut sebagai keping darah. Komponen darah inilah
yang berperan dalam pembekuan darah jika ada bagian tubuh yang mengalami luka.
Pada keadaan normal, tubuh mampu menghasilkan benangbenang fibrin yang akan
menutup luka pada tubuh jika seseorang mengalami luka. Karakteristik Trombosit
sebagai berikut:
1) Bentuk tidak teratur dan tidak berinti.
2) Terbentuk di sumsum tulang belakang.
3) Umur sel 6 – 9 hari.
4) Jumlahnya 200.000 – 400.000 untuk setiap mm3.
5) Berperan pada pembekuan darah.
2. Mekanisme Pembekuan Darah
Bagaimana tubuh memberikan respon jika ada bagian tubuh yang mengalami luka?
Ketika kulit terluka, darah akan mengalir keluar untuk beberapa waktu sebelum akhirnya
berhenti dan mengering. Proses pembekuan darah ini termasuk mekanisme yang sangat
penting dalam tubuh, guna mencegah terjadinya kehilangan darah berjumlah banyak
akibat luka. Respon yang diberikan pertama adalah pecahnya trombosit yang mampu
menghasilkan trombokinase kemudian dihasilkan protrombin. Dengan bantuan Ca2+ dan
vitamin K akan membentuk trombin. Kemudian dibentuk fibrinogen yang akan menjadi
benang-benang fibrin dan menutup luka.

3. Golongan Darah
Golongan darah pada manusia digolongkan menjadi 4, yaitu golongan A, B, O, dan AB.
Pengelompokan ini didasarkan kandungan aglutinogen (antigen) pada sel darah merah
dan aglutinin (antibodi) pada plasma darah. Antigen pada sel darah merah merupakan
suatu bagian berupa glikoprotein atau glikolipid yang bersifat genetis, meliputi antigen A
dan antigen B. Sedangkan aglutinin adalah antibodi yang bereaksi dengan antigen.
Aglutinin terdapat pada permukaan sel darah merah dan terdiri dari dua jenis, yaitu
aglutinin α dan β. Pengenalan aglutinin dan aglutinogen tersebut berguna untuk
menghindari penggumpalan darah pada saat transfusi darah. Penggumapalan darah akan
terjadi ketika kedua aglutinin bereaksi dengan antigen. Proses tersebut dinamakan
aglutinasi (penggumpalan darah). Sehingga perlu dicermati kandungan aglitunogen pada
sel darah merah dan aglutinin pada plasma darah

Selain golongan darah, ada faktor lain yang menentukan dalam transfusi darah, yaitu suatu
antigen yang dimiliki manusia yang dinamakan rhesus. Berdasarkan faktor Rhesus, darah
manusia digolongkan menjadi dua, yaitu Rhesus positif (Rh+) dan Rhesus negatif (Rh-).
Rhesus negatif adalah darah yang di dalam eritrositnya tidak mengandung antigen rhesus,
tetapi dalam plasma darahnya mampu membentuk antibodi atau aglutinin rhesus. Jika darah
seseorang yang bergolongan rhesus positif ditransfusikan ke golongan rhesus negatif, maka
akan terjadi penggumpalan walaupun golongan darahnya sama. Jika seorang ibu yang
memiliki golongan darah Rh- mengandung anak Rh+ makan anak kedua akan mengalami
penyakit Erytroblatosis fetalis (sel darah merah memiliki Hb yang rendah) sehingga
kemampuan mengangkat oksigen rendah.

1. Penyakit pada Sistem Peredaran Darah Jika sistem peredaran darah mengalami gangguan,
maka akan berdampak pada fungsi tubuh secara menyeluruh. Fungsi utama dari sistem
sirkulasi adalah untuk memasok oksigen, hormon, dan nutrisi penting lainnya ke sel-sel
tubuh dan jaringan. Kelainan dan penyakit pada sistem sirkulasi manusia Antara lain:
a. Anemia
Anemia merupakan suatu keadaan kekurangan eritrosit (Hemoglobin). Kekurangan
hemoglobin menyebabkan suplai oksigen ke jaringan menurun sehingga dapat
mengganggu fungsi kerja sel. Gejala anemia antara lain di tandai dengan muka pucat,
cepat lelah, sakit kepala, timbulnya titik-titik hitam pada mata, jantung berdebar-debar,
dan bertambahnya kecepatan denyut nadi di pergelangan tangan.
b. Talasemia
Talasemia merupakan suatu kelainan pada eritrosit yang berakibat sel tersebut mudah
rapuh dan cepat rusak. Talasemia termasuk penyakit keturunan yang dapat terjadi pada
perempuan maupun laki-laki.
c. Leukemia
Leukemia atau kanker darah merupakan suatu penyakit yang di sebabkan oleh
kelebihan produksi leukosit. Leukemia terjadi akibat sumsum tulang atau jaringan
limpa bekerja secara tidak normal sehingga produksi leukosit menjadi berlipat ganda,
sedangkan produksi eritrosit dan trombosit menurun. Pada saat demikian, jumlah
leukosit dapat mencapai 500.000 sel per mm3.
d. Agranulositosis
Agranulositosis merupakan kebalikan dari leukemia yang berakibat pada menurunnya
daya tahan terhadap penyakit. Penyakit ini dapat menyebabkan seorang pasien
meninggal karena infeksi yang tidak dapat ia lawan.
e. Hemofilia
Hemofilia merupakan suatu penyakit yang berakibat sukarnya darah membeku ketika
terjadi pendarahan. Hemofilia termasuk penyakit keturunan yang terjadi hampir pada
semua keturunan berjenis kelamin laki-laki.
f. Hipertrofi
Hipertrofi merupakan suatu keadaan yang menyebabkan menebalnya otot-otot jantung.
Kelainan ini terjadi akibat katup-katup jantung tidak berfungsi secara wajar sehingga
jantung tidak bekerja secara esktra agar darah terus mengalir. Pada waktu tertentu,
jantung tidak dapat lagi memberi cukup oksigen kepada jaringan.
g. Jantung coroner
Jantung koroner merupakan penyakit jantung yang di sebabkan oleh tersumbatnya
arteri koroner, yaitu pembuluh yang menyuplai darah ke jantung. Penyumbatan
pembuluh tersebut dapat terjadi karena adanya endapan lemak, terutama berupa
kolesterol pada lapisan dalam dinding pembuluh. Penyumbatan pembuluh arteri
demikian di kenal dengan istilah arteriosklerosis.
h. Embolisme coroner
Embolisme koroner merupakan suatu keadaan yang menyebabkan arteri koroner terisi
oleh bekuan darah secara mendadak. Bekuan darah berasal dari bagian tubuh lain yang
terbawa oleh aliran darah ke arteri koroner. Jika seluruh arteri terisi (tersumbat), maka
dapat menyebabkan kematian.
i. Varises
Varises merupakan suatu pelebaran pada pembuluh balik (vena). Varises sering terjadi
pada bagian bawah tubuh. Hemaroid atau wasir merupakan varises yang terjadi pada
daerah dubur.
j. Hipertensi
Hipertensi merupakan suatu keadaan yang di tandai dengan tekanan sistoldi atas 150
mmHg atau tekanan diastol di atas 100 mmHg. Hipertensi atau yang di kenal sebagai
tekanan darah tinggi di tandai dengan badah lemah, pusing, napas pendek dan palpitasi
jantung. Hipertensi dapat menyebabkan pecahnya pembuluh arteri dan kapiler.jika
terjadi pada otak, maka di sebut pendarahan otak.
k. Hipotensi
Hipotensi merupakan suatu keadaan yang di tandai dengan tekanan sistol dan
diastolnya di bawah ukuran normal. Tekanan darah ideal adalah 120 mmHg untuk
sistol dan 70 atau 80 mmHg untuk diastol. Hipotensi atau tekanan darah rendah di
tandai dengan gejala badan cepat lelah, tangan dan kaki terasa dingin, dan mudah
pusing ketika bangun dari tidur.
l. Trombus (embolus)
Trombus adalah kelainan pada jantung karena adanya gumpalan di dalam nadi tajuk.
Gumpalan ini menyebabkan penyumbatan di dalam nadi sehingga otot jantung
kekurangan makanan dan oksigen. Hal ini, menyebabkan sebagian otot jantung mati
sehingga terjadi serangan jantung. Pengobatan dapat dilakukan dengan tekhnik
angioplasty yaitu teknik dimana suatu balon yang tipis dan panjang dimasukkan
kedalan pembuluh darah yang menyempit, kemudian balon itu ditiup menggelembung
dengan tekanan tinggi sehingga melebarkan pembuluh darah.
m. Angina
Penyakit pada peredaran darah yang pertama adalah angina yang ditandai dengan berat
dan berulang ketidaknyamanan dada dan nyeri, disebabkan karena kurangnya pasokan
darah atau suplai oksigen pada otot jantung. Pada dasarnya, itu diwujudkan sebagai
komplikasi yang disebabkan oleh penyempitan pembuluh darah. Angina sering
dianggap sebagai tanda peringatan serangan jantung yang akan datang. Jadi, sesegera
mungkin menghubungi dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
n. Aterosklerosis
Aterosklerosis adalah penyakit sistem peredaran darah, akibat akumulasi deposit
lemak dalam dinding pembuluh darah, terutama arteri. Dengan kata lain, arteri
terutama dipengaruhi oleh aterosklerosis. Selama periode waktu, arteri mengeras dan
dinding kehilangan elastisitasnya. Komplikasi aterosklerosis termasuk penyakit
jantung dan serangan jantung.
o. Kardiomiopati
Penyakit dan gangguan sistem peredaran darah termasuk kardiomiopati, yang
disebabkan karena melemahnya otot jantung atau miokardium. Pada tahap awal, otot-
otot ventrikel atau otot ruang jantung yang lebih rendah terpengaruh. Jika tidak
diobati, menyebar ke otot-otot jantung atas. Dalam kasus yang parah, kardiomiopati
dapat menyebabkan gagal jantung kongestif dan bahkan menyebabkan kematian.
p. Cacat jantung
bawaan Cacat jantung bawaan muncul pada saat lahir dan bisa ringan atau berat. Janin
mungkin menunjukkan perkembangan yang tidak lengkap atau organ jantung tidak
normal (abnormal), menyebabkan gejala seperti murmur jantung pada bayi. Penyebab
pasti penyakit jantung bawaan tidak diketahui. Dalam beberapa kasus, masalah genetik
menyebabkan cacat ini, sementara yang lain berkembang tanpa alasan apapun.
q. Kolesterol tinggi
Kolesterol tinggi atau hiperkolesterolemia ditandai dengan meningkatnya kolesterol.
Ada dua jenis utama dari kolesterol, yaitu low-density lipoprotein (LDL) atau
kolesterol jahat dan high density lipoprotein (HDL) atau kolesterol baik. Tingginya
kadar kolesterol jahat (LDL) meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.
r. Serangan jantung
Myocardial infarction (MI) adalah istilah teknis untuk serangan jantung. Serangan
jantung sering menyerang banyak orang, dan ini adalah salah satu contoh penyakit
yang mengganggu peredaran darah. Serangan jantung dapat terjadi ketika suplai darah
terhenti atau terputus dari jantung, biasanya disebabkan oleh gumpalan darah.
Beberapa serangan jantung kecil, tetapi yang lain bisa mengancam jiwa.
s. Stroke
Penyakit pada peredaran darah yang juga sering menyerang adalah stroke. Penyakit ini
dapat terjadi ketika salah satu pembuluh yang mengarah ke otak tersumbat oleh
gumpalan darah atau pecah. Ini menghentikan aliran darah dan mencegah oksigen
masuk ke otak.
2. Teknologi Sistem Peredaran Darah Manusia
Banyak orang yang mengalami gangguan-gangguan pada sistem peredaran darah. Dengan
kemajuan teknologi ada beberapa penemuan yang dapat membantu dalam hal
pengambilan tindakan untuk proses penyembuhan segala jenis gangguan dan kerusakan
pada sistem peredaran darah pada tubuh manusia. Diantaranya adalah sebagai berikut ini.
a. Elektrokardiograf (ECG)
Penemuan pertama teknologi dari sistem peredaran darah manusia yang digunakan
dalam dunia klinis ini adalah elektrokardiograf atau ECG. Elektrokardiograf ini
memiliki fungsi guna mengetahui struktural dari sistem peredaran darah manusia,
mendiagnosis akan adanya sebuah gumpalan darah di dalam aliran pembuluh darah,
arah aliran darah dalam tubuh.
b. Angioplasti
Penemuan yang kedua akan adanya teknologi dari sebuah sistem peredaran darah
manusia yang digunakan dalam dunia kesehatan adalah angioplasti. Bilamana Anda
mengalami masalah atau gangguan Iskemia yang disebabkan oleh penyempitan
maupun tersumbatnya aliran peredaran darah karena tertimbun banyaknya lemak
maupun zat yang tidak dibutuhkan oleh tubuh, maka Anda dapat memilih
menggunakan metode penyembuhan dengan memanfaatkan salah satu dari penemuan
teknologi sistem peredaran darah manusia yaitu angioplasti.
c. Transplantasi jantung
Merupakan salah satu tindakan medis yang perlu diambil apabila seseorang mengalami
kerusakan pada bagian jantung. Caranya adalah dengan mencari seseorang yang mau
mendonorkan jantung miliknya pada seseorang yang akan melakukan transplantasi
jantung tersebut. Yang perlu diperhatikan adalah tidak semua jenis jantung akan sama
dengan penerima donor jantung tersebut. Oleh sebab itu, sebelum mendonorkan
jantung, maka cek terlebih dahulu apakah jantung pendonor akan sama dengan jantung
penerima donor jantung tersebut.
d. Terapi gen
Menjadi salah satu pengobatan klinis yang mengatasi masalah pada sistem peredaran
darah manusia. Dengan bantuan teknologi tertentu, maka segala masalah tentang
medis terutama masalah pada peredaran darah manusia ini akan dapat
disembuhkan.Dengan adanya kemajuan dari teknologi sistem peredaran darah manusia
ini pun menjadikan salah satu metode klinis untuk menyembuhkan beragam jenis
penyakit dalam aliran darah manusia.
e. Operasi By Pass Jantung
Merupakan Operasi yang biasanya dilakukan ke penderita penyumbatan pembuluh
darah, dan penderita Penyakit Jantung Koroner (PJK). Operasi ini bertujuan untuk
mengembalikan pasokan darah ke jantung dengan cara membuat saluran baru supaya
aliran darah ke jantungnya lancar.
f. Scanning Radioactive
Yaitu pemindaian sistem peredaran darah dengan menggunakan bahan radioaktif.
Langkah memilih tindakan scanning radio active yang menjadi salah satu dari
penemuan teknologi sistem peredaran darah manusia ini sangat tepat apabila seorang
pasien mengalami masalah yang cukup serius pada bagian sistem peredaran darah
terbuka yang terfokus pada bagian jantung. Dengan melakukan tindakan scanning
radioactive ini maka dokter ahli dapat mengetahui tentang adanya gangguan gangguan
yang mungkin dialami oleh pasien terutama pada bagian jantung. Langkah pertama
yang diambil oleh dokter adalah dengan menyuntikkan cairan radioactive ke dalam
tubuh pasien dan kemudian dokter akan menganalisis dari reaksi pasien yang telah
disuntik cairan radioaktif.
g. Pacemaker
Merupakan sebuah penemuan teknologi sistem peredaran darah manusia yang terakhir
digunakan dalam metode penyembuhan dari gangguan dan kerusakan sistem peredaran
darah dalam tubuh manusia. Pacemaker sendiri merupakan sebuah alat bantu untuk
detak jantung manusia yang kemudian alat tersebut dipasangkan ke dalam organ
jantung manusia sehingga pacemaker ini membantu pasien untuk tetap dapat
mengalirkan aliran darah ke seluruh tubuh secara sempurna meskipun dengan kondisi
jantung yang bermasalah. Jadi, alat pacemaker ini menggantikan peran jantung dalam
hal memompa peredaran darah dalam tubuh.
Pencernaan makanan adalah proses perubahan makanan dari ukuran yang besar menjadi
kecil. Proses pencernaan pada manusia terdiri dari dua jenis, yaitu pencernaan secara
mekanik dan pencernaan secara kimiawi. Proses pencernaan tersebut berlangsung di dalam
saluran pencernaan atau organ-organ pencernaan. Makanan dapat diserap oleh saluran
pencernaan makanan dan diedarkan ke seluruh tubuh setelah berbentuk molekul-molekul
yang kecil.

1. Proses Pencernaan Manusia


Pencernaan makanan merupakan proses mengubah makanan dari ukuran besar menjadi
ukuran yang lebih kecil dan halus, serta memecah molekul makanan yang kompleks
menjadi molekul yang sederhana dengan menggunakan enzim dan organorgan
pencernaan. Enzim ini dihasilkan oleh organ-organ pencernaan dan jenisnya tergantung
dari bahan makanan yang akan dicerna oleh tubuh. Zat makanan yang dicerna akan
diserap oleh tubuh dalam bentuk yang lebih sederhana. Proses pencernaan makanan pada
tubuh manusia dapat dibedakan atas dua macam, yaitu :
a. Proses pencernaan secara mekanik
Yaitu proses perubahan makanan dari bentuk besar atau kasar menjadi bentuk kecil
dan halus. Pada manusia dan mamalia umumnya, proses pencernaan mekanik
dilakukan dengan menggunakan gigi.
b. Proses pencernaan secara kimiawi (enzimatis)
Yaitu proses perubahan makanan dari zat yang kompleks menjadi zat-zat yang lebih
sederhana dengan menggunakan enzim. Enzim adalah zat kimia yang dihasilkan oleh
tubuh yang berfungsi mempercepat reaksi-reaksi kimia dalam tubuh. Proses
pencernaan makanan pada manusia melibatkan alat-alat pencernaan makanan. Alat
pencernaan dapat dibedakan atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan.
Kelenjar pencernaan menghasilkan enzim-enzim yang membantu proses pencernaan
kimiawi. Kelenjar-kelenjar pencernaan manusia terdiri dari kelenjar air liur, kelenjar
getah lambung, hati (hepar), dan pankreas. Berikut ini akan dibahas satu per satu
proses pencernaan yang terjadi di dalam saluran pencernaan makanan pada manusia
2. Alat Pencernaan Makanan
A. Saluran Pencernaan Manusia
Saluran pencernaan makanan merupakan saluran yang menerima makanan dari luar
dan mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan jalan proses pencernaan
(penguyahan, penelanan, dan pencampuran) dengan enzim zat cair yang terbentang
mulai dari mulut sampai anus. Saluran pencernaan makanan pada manusia terdiri dari
beberapa organ berturut-turut dimulai dari mulut (cavum oris), kerongkongan
(esofagus), lambung (ventrikulus), usus halus (intestinum), usus besar (colon), dan
anus.
1) Mulut
Proses pencernaan dimulai sejak makanan masuk ke dalam mulut. Di dalam mulut
terdapat alat-alat yang membantu dalam proses pencernaan, yaitu gigi, lidah, dan
kelenjar ludah (air liur). Di dalam rongga mulut, makanan mengalami pencernaan
secara mekanik dan kimiawi. Beberapa organ di dalam mulut, yaitu:
a) Gigi
Gigi berfungsi untuk mengunyah makanan sehingga makanan menjadi halus.
Keadaan ini memungkinkan enzim-enzim pencernaan mencerna makanan lebih
cepat dan efisien. Gigi dapat dibedakan atas empat macam yaitu gigi seri, gigi
taring, gigi geraham depan, dan gigi geraham belakang. Secara umum, gigi manusia
terdiri dari tiga bagian, yaitu mahkota gigi (korona), leher gigi (kolum), dan akar
gigi (radiks). Mahkota gigi atau puncak gigi merupakan bagian gigi yang tampak
dari luar. Setiap jenis gigi memiliki bentuk mahkota gigi yang berbeda-beda. Gigi
seri berbentuk seperti pahat, gigi taring berbentuk seperti pahat runcing, dan gigi
geraham berbentuk agak silindris dengan permukaan lebar dan datar berlekuk-
lekuk. Bentuk mahkota gigi pada gigi seri berkaitan dengan fungsinya untuk
memotong dan menggigit makanan. Gigi taring yang berbentuk seperti pahat
runcing untuk merobek makanan. Sedangkan gigi geraham dengan permukaan yang
lebar dan datar berlekuk-lekuk berfungsi untuk mengunyah makanan. Leher gigi
merupakan bagian gigi yang terlindung dalam gusi, sedangkan akar gigi merupakan
bagian gigi yang tertanam di dalam rahang, Bagian-bagian gigi
 Email gigi merupakan lapisan keras berwarna putih yang menutupi mahkota
gigi.
 Tulang gigi, tersusun atas zat dentin. Sumsum gigi (pulpa), merupakan rongga
gigi yang di dalamnya terdapat serabut saraf dan pembuluhpembuluh darah.
b) Lidah
Lidah berfungsi untuk mengaduk makanan di dalam rongga mulut dan membantu
mendorong makanan (proses penelanan). Selain itu, lidah juga berfungsi sebagai
alat pengecap yang dapat merasakan manis, asin, pahit, dan asam. Tiap rasa pada
zat yang masuk ke dalam rongga mulut akan direspon oleh lidah di tempat yang
berbeda-beda. Letak setiap rasa berbeda-beda, yaitu:
a) Rasa asin —–> lidah bagian tepi depan
b) Rasa manis —–> lidah bagian ujung
c) Rasa asam —–> lidah bagian samping
d) Rasa pahit —–> lidah bagian belakang / pangkal lidah
Lidah mempunyai reseptor khusus yang berkaitan dengan rangsangan kimia. Lidah
merupakan organ yang tersusun dari otot. Permukaan lidah dilapisi dengan lapisan
epitelium yang banyak mengandung kelenjar lendir, dan reseptor pengecap berupa
tunas pengecap. Tunas pengecap terdiri atas sekelompok sel sensori yang mempunyai
tonjolan seperti rambut yang disebut papilla. Kelenjar ludah menghasilkan ludah atau
air liur (saliva). Kelenjar ludah dalam rongga mulut ada 3 pasang, yaitu :
a) Kelenjar parotis, terletak di bawah telinga.
b) Kelenjar submandibularis, terletak di rahang bawah.
c) Kelenjar sublingualis, terletak di bawah lidah.
Kelenjar parotis menghasilkan ludah yang berbentuk cair. Kelenjar submandibularis
dan kelenjar sublingualis menghasilkan getah yang mengandung air dan lendir. Ludah
berfungsi untuk memudahkan penelanan makanan. Jadi, ludah berfungsi untuk
membasahi dan melumasi makanan sehingga mudah ditelan. Selain itu, ludah juga
melindungi selaput mulut terhadap panas, dingin, asam, dan basa. Di dalam ludah
terdapat enzim ptialin (amilase). Enzim ptialin berfungsi mengubah makanan dalam
mulut yang mengandung zat karbohidrat (amilum) menjadi gula sederhana (maltosa).
Maltosa mudah dicerna oleh organ pencernaan selanjutnya. Enzim ptialin bekerja
dengan baik pada pH antara 6,8 – 7 dan suhu 37oC.
2) Kerongkongan
Kerongkongan (esofagus) merupakan saluran penghubung antara rongga mulut dengan
lambung. Kerongkongan berfungsi sebagai jalan bagi makanan yang telah dikunyah
dari mulut menuju lambung. Jadi, pada kerongkongan tidak terjadi proses pencernaan.
Otot kerongkongan dapat berkontraksi secara bergelombang sehingga mendorong
makanan masuk ke dalam lambung. Gerakan kerongkongan ini disebut gerak
peristalsis. Gerak ini terjadi karena otot yang memanjang dan melingkari dinding
kerongkongan mengkerut secara bergantian. Jadi, gerak peristalsis merupakan gerakan
kembang kempis kerongkongan untuk mendorong makanan masuk ke dalam
lambung., Makanan berada di dalam kerongkongan hanya sekitar enam detik. Bagian
pangkal kerongkongan (faring) berotot lurik. Otot lurik pada kerongkongan bekerja
secara sadar menurut kehendak kita dalam proses menelan. Artinya, kita menelan jika
makanan telah dikunyah sesuai kehendak kita. Akan tetapi, sesudah proses menelan
hingga sebelum mengeluarkan feses, kerja otot-otot organ pencernaan selanjutnya
tidak menurut kehendak kita (tidak disadari).
3) Lambung
Lambung (ventrikulus) merupakan kantung besar yang terletak di sebelah kiri rongga
perut sebagai tempat terjadinya sejumlah proses pencernaan. Lambung terdiri dari tiga
bagian, yaitu bagian atas (kardiak), bagian tengah yang membulat (fundus), dan bagian
bawah (pilorus). Kardiak berdekatan dengan hati dan berhubungan dengan
kerongkongan. Pilorus berhubungan langsung dengan usus dua belas jari. Di bagian
ujung kardiak dan pilorus terdapat klep atau sfingter yang mengatur masuk dan
keluarnya makanan ke dan dari lambung. Dinding lambung terdiri dari otot yang
tersusun melingkar, memanjang, dan menyerong. Otot-otot tersebut menyebabkan
lambung berkontraksi, sehingga makanan teraduk dengan baik dan bercampur merata
dengan getah lambung. Hal ini menyebabkan makanan di dalam lambung berbentuk
seperti bubur. Dinding lambung mengandung sel-sel kelenjar yang berfungsi sebagai
kelenjar pencernaan yang menghasilkan getah lambung. Getah lambung mengandung
air lendir (musin), asam lambung, enzim renin, dan enzim pepsinogen. Getah lambung
bersifat asam karena banyak mengandung asam lambung. Asam lambung berfungsi
membunuh kuman penyakit atau bakteri yang masuk bersama makanan dan juga
berfungsi untuk mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin. Pepsin berfungsi memecah
protein menjadi pepton dan proteosa. Enzim renin berfungsi menggumpalkan protein
susu (kasein) yang terdapat dalam susu. Adanya enzim renin dan enzim pepsin
menunjukkan bahwa di dalam lambung terjadi proses pencernaan kimiawi. Selain
menghasilkan enzim pencernaan, dinding lambung juga menghasilkan hormon gastrin
yang berfungsi untuk pengeluaran (sekresi) getah lambung. Di dalam lambung terjadi
gerakan mengaduk. Gerakan mengaduk dimulai dari kardiak sampai di daerah pilorus.
Gerak mengaduk terjadi terus menerus baik pada saat lambung berisi makanan
maupun pada saat lambung kosong. Jika lambung berisi makanan, gerak mengaduk
lebih giat dibanding saat lambung dalam keadaan kosong. Mungkin kita pernah
merasakan perut terasa sakit dan berbunyi karena perut kita sedang kosong. Hal itu
disebabkan gerak mengaduk saat lambung kosong. Makanan umumnya bertahan tiga
sampat empat jam di dalam lambung. Makanan berserat bahkan dapat bertahan lebih
lama. Dari lambung, makanan sedikit demi sedikit keluar menuju usus dua belas jari
melalui sfingter pilorus.

4) Usus Halus
Usus halus (intestinum) merupakan tempat penyerapan sari makanan dan tempat
terjadinya proses pencernaan yang paling panjang. Usus halus terdiri dari :
 Usus dua belas jari (duodenum)
 Usus kosong (jejenum)
 Usus penyerap (ileum)
Di dalam usus halus terjadi proses pencernaan kimiawi dengan melibatkan berbagai
enzim pencernaan.. Pada dinding usus penyerap terdapat jonjot-jonjot usus yang
disebut vili. Vili berfungsi memperluas daerah penyerapan usus halus sehingga sari-
sari makanan dapat terserap lebih banyak dan cepat. Dinding vili banyak mengandung
kapiler darah dan kapiler limfe (pembuluh getah bening usus). Agar dapat mencapai
darah, sari-sari makanan harus menembus sel dinding usus halus yang selanjutnya
masuk pembuluh darah atau pembuluh limfe. Glukosa, asam amino, vitamin, dan
mineral setelah diserap oleh usus halus, melalui kapiler darah akan dibawa oleh darah
melalui pembuluh vena porta hepar ke hati. Selanjutnya, dari hati ke jantung kemudian
diedarkan ke seluruh tubuh. Asam lemak dan gliserol bersama empedu membentuk
suatu larutan yang disebut misel. Pada saat bersentuhan dengan sel vili usus halus,
gliserol dan asam lemak akan terserap. Selanjutnya asam lemak dan gliserol dibawa
oleh pembuluh getah bening usus (pembuluh kil), dan akhirnya masuk ke dalam
peredaran darah. Sedangkan garam empedu yang telah masuk ke darah menuju ke hati
untuk dibuat empedu kembali. Vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E, dan
K) diserap oleh usus halus dan diangkat melalui pembuluh getah bening. Selanjutnya,
vitamin-vitamin tersebut masuk ke sistem peredaran darah. Umumnya sari makanan
diserap saat mencapai akhir usus halus. Sisa makanan yang tidak diserap, secara
perlahan-lahan bergerak menuju usus besar.
5) Usus Besar
Makanan yang tidak dicerna di usus halus, misalnya selulosa, bersama dengan lendir
akan menuju ke usus besar menjadi feses. Di dalam usus besar terdapat bakteri
Escherichia coli. Bakteri ini membantu dalam proses pembusukan sisa makanan
menjadi feses. Selain membusukkan sisa makanan, bakteri E. coli juga menghasilkan
vitamin K. Vitamin K berperan penting dalam proses pembekuan darah. Sisa makanan
dalam usus besar masuk banyak mengandung air. Karena tubuh memerlukan air, maka
sebagian besar air diserap kembali ke usus besar. Penyerapan kembali air merupakan
fungsi penting dari usus besar. Usus besar terdiri dari bagian yang naik, yaitu mulai
dari usus buntu (apendiks), bagian mendatar, bagian menurun, dan berakhir pada anus.
Perjalanan makanan sampai di usus besar dapat mencapai antara empat sampai lima
jam. Namun, di usus besar makanan dapat disimpan sampai 24 jam. Di dalam usus
besar, feses di dorong secara teratur dan lambat oleh gerakan peristalsis menuju ke
rektum (poros usus). Gerakan peristalsis ini dikendalikan oleh otot polos (otot tak
sadar).
6) Anus
Merupakan lubang tempat pembuangan feses dari tubuh. Sebelum dibuang lewat anus,
feses ditampung terlebih dahulu pada bagian rectum. Apabila feses sudah siap dibuang
maka otot spinkter rectum mengatur pembukaan dan penutupan anus. Otot spinkter
yang menyusun rektum ada 2, yaitu otot polos dan otot lurik. Jadi, proses defekasi
(buang air besar) dilakukan dengan sadar, yaitu dengan adanya kontraksi otot dinding
perut yang diikuti dengan mengendurnya otot sfingter anus dan kontraksi kolon serta
rektum. Akibatnya feses dapat terdorong ke luar anus.

B. Kelenjar pencernaan
Kelenjar pencernaan berperan untuk menghasilkan berbagai enzim pencernaan.
Enzim-enzim yang dihasilkan oleh kelenjar pencernaan ini dibutuhkan untuk
membantu proses pencernaan makanan. Kelenjar pencernaan terdiri atas kelenjar ludah
(saliva), pankreas, dan hati yang berperan untuk menghasilkan enzim/getah
pencernaan sehingga lebih mudah diserap oleh tubuh. Kelenjar pencernaan pada
manusia terdiri dari :
1) Kelenjar ludah
Kelenjar ludah ialah kelenjar pencernaan yang pertama kali mencerna makanan
ketika makanan masuk ke dalam mulut. Kelenjar ludah menghasilkan enzim
ptialin yang berguna untuk mengubah zat tepung menjadi gula.
2) Kelenjar lambung
Kelenjar lambung ialah kelenjar pencernaan yang menghasilkan enzim asam
klorida, renin, pepsin. Enzim pada lambung dihasilkan oleh dinding lambung.
Asam klorida (HCL) dipengaruhi oleh hormon gastrin dan gerak refleks yang
muncul ketika makanan masuk ke dalam lambung. Berikut enzim yang diroduksi
oleh dinding lambung beserta fungsinya :
- Asam klorida (HCL) untuk membunuh kuman penyakit dan bakteri yang
masuk bersama makanan.
- Renin untuk mengendapkan protein susu pada air susu yang hanya terdapat
pada asi
- Pepsin untuk untuk mengubah protein menjadi pepton.
3) Kelenjar hati
Kelenjar hati ialah kelenjar pencernaan yang terletak pada rongga perut sebelah
kanan. Kelenjar hati ialah kelenjar pencernaan terbesar pada manusia yang
berwarna merah kecoklatan. Pada bagian depan hati terdapat kantung empedu
yang berguna untuk menampung cairan empedu sebelum disalurkan untuk
mencerna makanan. Empedu dibuat dari perombakan sel sel darah merah yang
telah mati atau rusak. Hati mampu memproduksi 0.5 liter cairan empedu setiap
harinya. Cairan empedu berguna untuk mengelmusikan lemak yaitu mengubah
ukuran lemak menjadi partikel partikel yang lebih kecil agar lebih mudah diserap
dan di edarkan oleh darah ke seluruh tubuh.
4) Kelenjar pancreas
Kelenjar pankreas ialah kelenjar pencernaan yang terletak di dalam rongga perut
dekat lambung dan usus halus. Pankreas menghasilkan enzim pencernaan yang
disalurkan ke dalam usus. Enzim yang dihasilkan oleh pankreas dipengaruhi oleh
hormon sekretin yang diproduksi oleh usus duabelas jari. Berikut enzim yang
dihasikan oleh pankreas beserta fungsinya :
- Amilase untuk mengubah amilum menjadi glukosa
- Lipase untuk mengubah lemak menjadi asam lemak dan mengubah
lemak menjadi gliserol.
- Tripsin untuk mengubah protein menjadi senyawa asam amino.
5) Kelenjar usus
Kelenjar usus pada manusia dibedakan menjadi usus duabelas jari dan usus
halus. Pada usus dua belas jari bermuara saluran getah pankreas dan saluran
empedu. Empedu dihasilkan oleh hati dan ditampung di dalam kantung empedu.
Selanjutnya, empedu dialirkan melalui saluran empedu ke usus dua belas jari.
Empedu mengandung garam-garam empedu dan zat warna empedu (bilirubin).
Garam empedu berfungsi mengemulsikan lemak. Zat warna empedu berwarna
kecoklatan, dan dihasilkan dengan cara merombak sel darah merah yang telah
tua di hati. Zat warna empedu memberikan ciri warna cokelat pada feses.

Anda mungkin juga menyukai